MENUR
Oleh :
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )
24 Desember 2010
1. Disease entity
2. DSM IV/ICD X : F 10 – F 19. Mental and
Behavioral Disorders due to Substance use /
Penyalahgunaan Gangguan Mental dan Perilaku akibat Peng
adalah
Napza gunaan Zat Psikoaktif
3. Termasuk Chronic Relapsing Disease
4. Penegakan diagnosis bukan hal yang mu
dah, oleh karena itu dokter perlu dibekali
dengan suatu keterampilan wawancara.
• Akhir2 ini pemakaian via suntikan /Intra Venous Drug Use ( IDU )
menimbulkan masalah besar akibat dampak yang ditimbulkan dari
perilaku tersebut
FAKTOR
NAPZA
FAKTOR FAKTOR
INDIVIDU LINGKUNGAN
FAKTOR RISIKO TINGGI / FAKTOR KONTRIBUTIF :
F. INDIVIDU dan F. LINGKUNGAN
• F. INDIVIDU :
– Rasa ingin tahu
– Tidak tegas terhadap tawaran
– LOW SELF-ESTEEM /Citra diri (Pelajaran, Pergaulan , Penampilan, Status
sosek )
– LOW SELF-CONFIDENCE (Menghadapi tugas )
– Cepat jenuh
– Pemberontak
– Pernyataan diri dewasa
– Identitas diri kabur
– Depresif, Cemas, Hiperkinetik
– Kepribadian Dissosial
– Penghargaan sosial yang kurang
– Sebagai lambang keperkasaan / modern
– Kurang menghayati ajaran agama
• Mudah didapat
• Komunikasi Ortu – Anak tak efektif
• Hubungan ayah – ibu yang kurang harmonis
• Keluarga pemakai
• Teman pemakai
• Tekanan teman sebaya
• Ancaman fisik teman / pengedar
• Lingkungan sekolah yang tidak tertib
• Lingkungan sekolah kurang fasilitas utk penyaluran minat / bakat siswa.
EXPERIMENTAL USE
SOCIAL /
RECREATIONAL USE
SITUATIONAL USE
DEPENDENT USE
Putus zat
TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYALAHGUNAAN
NAPZA : ( 1 )
a. BB turun drastis
b. Mata cekung dan merah, muka pucat, bibir
kehitaman
FISIK c. Tangan banyak luka bekas sayatan / suntikan,
perub. warna kulit dibekas luka.
d. BAB dan BAK kurang lancar
e. Sembelit / sakit perut tanpa alasan jelas
• Mudah kecewa
• Tidak sabaran
• Suka menentang aturan
• Suka mengambil risiko berlebihan
• Cepat bosan
• Penyimpangan psikoseksual ( Karena proses identifikasi tak baik )
• Perilaku menyimpang – usia dini
• Perilaku anti sosial – usia dini
• Keterbelakangan mental taraf perbatasan
Urine toksikologi,
Pemeriksaan
lab dan
penunjang : Kultur darah arteri dan
vena
LFT, RFT,
AMFETA
GANJA MIN
OPIOIDA
ALKOHOL
SEDATIF-
HIPNOTIKA
KOKAIN
1. Demand Reduction
2. Harm Reduction
3. Supply Control / Control Reduction
• Reduksi suplai
• Peran Instansi Hukum : polisi, peraturan2, UU, Bea cukai, Sistem
Supply peradilan
Reduction
Buprenor Levasetilmeta
Naltrekson Metadon dol (LAAM)
Terapi Pemeliharaan phine
, ,
Chronic
Hasil Bukan tanpa Relapsing Lamban
hasil sulit
disembuhkan
Dominannya peran
Supply Reduction
Tak mampu Dampak buruk : kasus2
atasi masalah
Hep’C, HIV/AIDS meningkat
Napza
Berkurangnya peran
Demand Reduction
Angka kematian
akibat Napza
semakin meningkat
17 Maret
2009 terbit
surat edaran Penyalahguna Napza harus di T/ dan
dari MA dirawat di unit Terapi & Rehabilitasi
(SEMA), termasuk RSJ.
UU RI
No 35 Pengguna Narkotika perlu di Terapi &
2009 ttg Rehabilitasi
Narkotika
Sejak
Januari RSJ Mengaktifkan kembali unit pera
2010 Menur watan penyalaguna Napza
( Ruang Puri Mitra ) disamping
poli PTRM
Subunit T & R :
merupakan TC yang
Subunit PTRM : Tujuan Hospitally Base tujuan
Harm Reduction Demand Reduction
Fase
Fase Rehabilitasi
Detoksifikasi
(6 bulan )
( 2-3 minggu )
Suatu zat sintetik dari morfin, ditemukan di Jerman pada saat perang dunia
II, sebagai obat penghilang rasa sakit ( pain killer )
Bersifat long-acting
Dapat menyebabkan kecanduan tapi tidak seburuk dari Heroin.
Dapat menyebabkan keadaan putus zat, walaupun lebih panjang dari Heroin tapi
tidak lebih berat.
Sifat “ high “ yg ditimbulkan berbeda dengan Heroin
Sugestinya tidak sebesar yang ditimbulkan Heroin
Sejak tahun 1964 mulai digunakan untuk membantu para pengguna Heroin dalam
program yg disebut Program Terapi Rumatan Metadon / PTRM (Methadone
Maintenance Treatment)
Di Indonesia mulai dilaksanakan pada tahun 2003 di Jakarta dan Bali
Tujuan
PTRM :
Meningkatkan status kesehatan krn selalu
berhub dgn fasilitas kesehatan
Menurunkan
Menurunkan transmisi biaya hidup
“ blood borne infection “
Proses pengel. racun dr tubuh. Pecandu > nyaman saat withdrawal / putus zat
Lama wkt detoks.utk tiap pecandu dan jenis Napza berbeda, biasanya + 2 – 3 mgg
Dilak. dgn tanpa obat ( Cold Turkey ) / dgn obat2an tujuan T/ Simptomatis.
Observasi kasus2 Dual Diagnosis ( sering ) dan penyakit2 penyerta
Dilaksanakan oleh Psikiater, Dokter, Perawat, Psikolog, Pekerja Sosial.
TC RSJ
Kombinasi
Menur
Psikoterapi, Konseling, NA ( belum
dilaksanakan secara konsisten ) dan
Religius setiap hari ( 30 % ).
KEKURANGAN.
Dibuat-buat, karena Peer Counselor : Bersif. Ko
dipaksa, tidak jujur mando, Instruksi, hukuman
MODUL ??
Tersedianya fasilitas2
Psikiater, Neurolog,
seperti laboratorium,
Kardiolog, Dermato Terjaminnya
apotik, elektromedik
log, Pulmonolog, asupan gizi yang
untuk radiologi, fisioterapi,
AhliTHT, Dr.Umum diperlukan
pemeriksaan ECG,
EEG/Brain mapping
Stigma RSJ -> Setiap petugas msh melekat kuat “arogansi pro
fesi“ : Psikiater, dokter, perawat, psikolog, peker
Marketing ?
ja sosial dll.