Anda di halaman 1dari 57

MENGENAL INSTALASI NAPZA RSJ

MENUR

Oleh :
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )
24 Desember 2010
1. Disease entity
2. DSM IV/ICD X : F 10 – F 19. Mental and
Behavioral Disorders due to Substance use /
Penyalahgunaan Gangguan Mental dan Perilaku akibat Peng
adalah
Napza gunaan Zat Psikoaktif
3. Termasuk Chronic Relapsing Disease
4. Penegakan diagnosis bukan hal yang mu
dah, oleh karena itu dokter perlu dibekali
dengan suatu keterampilan wawancara.

Perubahan perilaku akibat zat terhadap SSP


Perilaku tersebut tidak dapat diterima oleh
Penyalahgunaan budaya manapun
Napza Menyoroti Terdapat hendaya fungsi sosial dan pekerjaan
Tak mampu mengendalikan/menghentikan
penggunaan zat tsb
Sering timbul Sindroma Putus Zat

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 2


Sikap pos.,
Sikap mental petugas penuh perhat.,
Beberapa hal terima Px apa
penting yang adanya
menjadi
perhatian
Sikap mental Tidak
ada judgement
M’hina, m’kritik,
petugas
m’ejek,
m’salahkan
Berempati

Jangan bersikap lebih


tahu / sok tahu tentang
Napza di muka Px
Sadari yang
dihadapi masalah
kompleks

Ketergantungan zat, Komorbiditas, Komplik. Fisik /


psikik,
Ciri/Ggg Kepribadian, Sikon keluarga, Keprib. Keluarga

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 3


Cara penegakan diagnosis :

• Penegakan D/ Sulit, ok. Sifat manipulatif Px


• Px dan keluarga tertutup dan menghindar bicara jujur  perlu keterampilan khusus
dari pewawancara
• Karena tertutup, anamnesis dilakukan secara tidak langsung :
1. Apakah ada yg bisa dibantu ?
2. Apakah ada masalah dgn guru,ortu, isteri/suami, pacar, teman ?
3. Apakah sering tidak betah di rumah ?
4. Apakah kesulitan belajar, di tempat kerja ?
5. Apakah kesulitan tidur, konsenterasi ?
6. Apakah sering mengalami stres, sedih, gelisah ?
7. Apakah merokok /pernah merokok dan berapa batang ?
8. Apakah peminum ? Minuman beralkohol ? Dicampur obat lain ?
9. Berapa jumlah minuman beralkohol dalam seminggu ? Sampai mabuk ?
10. Apakah menggunakan pil, obat terlarang lain utk tidur, depresi, gelisah ?
11. Apakah menggunakan obat lebih dosis yg dianjurkan dokter ?
12. Sering minum obat tanpa R/ dokter ?

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 4


Anamnesis mencakup :
• Riwayat penyalahgunaan zat
– Zat yg pernah dipakai, kapan mulai pakai, jumlah, dosis, frekwensi,
cara pakai, riwayat intoksikasi/withdrawal, alasan/tujuan pakai, kapan
terakhir pakai dan dosis, keluhan pasien dlm kaitannya dgn penggunaan
zat
• Keadaan / taraf fungsi sosial pasien
– Riwayat pendidikan/pekerjaan, riwayat kriminal, keadaan keluarga,
aktivitas sosial
• Evaluasi psikologis
– Riwayat gejala ggg afektif, ide bunuh diri, tindak kekerasan,
kemampuan kendali impuls, perilaku selama wawancara, riwayat ggg
psikiatris lalu
• Evaluasi fungsi seksual
– Perlu pembinaan hubungan Px – dokter terlebih dahulu

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 5


Batasan dan Pengertian-pengertian :
• NAPZA :
– Singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya.
• NARKOTIKA :
– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis
yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan
ketergantungan. terdapat Gol.I,II,III pada UU RI No.22 1997 ttg Narkotika. 
UU RI No 35 2009
• PSIKOTROPIKA :
– zat /obat alami/sintetis bukan narkotika, berkhasiat Psikoaktif mempengaruhi
fungsi mental dan perilaku terdapat Gol.I, II, III, dan IV pada UU RI No. 5
1997 ttg Psikotropika (Gol I. Narkotika pd UU RI No.35 2009)
• ZAT ADIKTIF LAINNYA :
– Bahan lain bukan Narkotika atau Psikotropika yg penggunaannnya dapat
menimbulkan ketergantungan.
• PSIKOAKTIF :
– Adalah khasiat dari NAPZA yg menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 6


• PENYALAHGUNAAN :
– Penggunaan NAPZA tanpa indikasi medis dan pengawasan dokter sehingga
dapat menimbulkan ketergantungan
• TOLERANSI :
– Peningkatan dosis utk mendapatkan pengaruh yg sama sbg akibat dari
penggunaan yg lama dan terus mwenerus
• KETERGANTUNGAN :
– Keadaan dimana Px memerlukan jumlah NAPZA yg semakin bertambah ( tole
ransi ), shg bila jumlah dikurangi /diberhentikan akan timbul gwjala putus zat
• KETERGANTUNGAN FISIK :
– Adaptasi neurobiologis tubuh utk menghadirkan NAPZA yg ditandai dgn
gejala awal putus zat
• KETERGANTUNGAN PSIKIS :
– Pola perilaku yg sangat kuat utk menyalahgunakan NAPZA agar memperoleh
efek ttt.
• INTOKSIKASI :
– Kondisi akibat langsung dari penyalahgunaan NAPZA dimana terjadi
perubahan fungsi kesadaran, kognitif, persepsi, perasaan dan perilaku

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 7


• GEJALA PUTUS ZAT :
– Adalah gejala2 dengan aneka bentuk keparahan yg dusebbkan penghentian atau
pengurangan zat.
• OVERDOSIS :
 Adalah keadaan fisik yg gawat akibat penyalahgunaan NAPZA yg ditandai
dengan adanyaperubahan faal tubuh spt kesadaran menurun, tekanan darah
menurun, dan depresi pernafasan
• KOMPLIKASI MEDIK :
– Komplikasi yang terjadu pada berbagai sistem tubuh akibat penggunaan
NAPZA
• KOMORBIDITAS PSIKIATRI :
– Keadaan dimana pasien disatu pihak mengalami gangguan penyalahgunaan
NAPZA dan dilain pihak mengidap gangguan Psikiatri
• DUAL DIAGNOSIS :
– Adalah suatu istilah klinis disebut juga Diagnosis Ganda pada pasien
ketergantungan NAPZA dan terdapat ber-sama2 dgn ggg psikiatri lain secara
independen

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 8


• DETOKSIFIKASI :
– Suatu proses dimana seorang individu yg ketergantungan fisik thdp zat
psikoaktif ( opioida ) , dilakukan pelepasan zat psikoaktif tersebut secara tiba2
atau secara sedikit demi sedikit.
• OPIAT : Adalah ramuan yg mengandung atau turunan Opium.
• OPIOID : Narkotika sintetik yg mempunyai aktivitas menyerupai Opiat .
• REHABILITASI MEDIK :
– Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu melalui
pendekatan medis, agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan
dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin
• REHABILITASI PSIKOLOGIS :
– Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu mll
pendekatan psikologis agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita
ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin
• REHABILITASI SOSIAL :
– Adalah suatu proses kegiatan pelayanan rehabilitasi mell pendekatan sosial
agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai
kemampuan fungsional seoptimal mungkin

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 9


NAPZA : Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
• Yang termasuk Napza :
– Heroin : bentuk bubuk, umumnya disuntik
– Shabu : berupa bubuk kristal, umumnya dihisap dgn alat
disebut “ bong “
– Ekstasi : berupa pil, ditelan, biasanya di klab2 malam.
– Ganja : berupa daun kering dilinting untuk dihisap
– Kokain : berupa bubuk putih, biasanya disuntik, penggu
naan bisa tunggal / dicampur
– Benzodiazepine : berupa pil penenang, ditelan
– Pil koplo : berbagai jenis pil yg digunakan tanpa tujuan me
dis yg jelas seperti artane, antimo, somadril dll

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 10


NAPZA : Cont ...
• Cara pemakaian :
– Snorting : dihirup mll lubang hidung
– Dragon : dihisap dgn mulut mll gulungan kertas/plastik diatas
– aluminium foil yg diuapkan
– Puff : dimasukkan dlm rokok tembakau
– Per oral
– Menyuntik secara IV atau Subcutan

• Akhir2 ini pemakaian via suntikan /Intra Venous Drug Use ( IDU )
menimbulkan masalah besar akibat dampak yang ditimbulkan dari
perilaku tersebut

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 11


Narkotika :

• UU RI No.22 1997 tentang Narkotika  Saat ini sudah direvisi menjadi


UU RI No. 35 2009 tentang Narkotika, terdiri atas 3 gol. termasuk
– Tanaman Ganja,
– Opioida
– Psikotropika Gol. I dan II pada UU RI No. 5 1997 tentang Psikotropika
• Gol. Opioida merupakan Turunan Opium dan zat sintetisnya :
– Morfin,
– Diasetilmorfin / Diamorfin ( Heroin, smack, horse, Putaw, PT ),
– Metadon,
– Pethidin,
– Kodein,
– Hidromorfin ( Dilaudid),
– Meperidin ( Demerol ) dll
• Heroin adalah jenis Opioida yg tersering disalahgunakan.

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 12


PERMASALAHAN PENYALAHGUNAAN/KETER
GANTUNGAN ZAT

• Dimensi Keamanan Nasional


• Dimensi Sosial
• Dimensi Kultural
• Dimensi Hukum
• Dimensi Ekonomi
• Dimensi Kesehatan
• Dimensi Pendidikan

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 13


Merusak kesehatan Jiwa dan Jasmani

Merusak SSP/otak, dan infeksi organ :


Jantung, Paru, Hati, Usus dll

Dimensi Mengganggu Pertumbuhan / perkembang


Kesehat an normal anak dan remaja

Penularan HIV, Hepatitis C

Merusak sistem reproduksi : Kematian akibat OD, komplikasi


produksi sperma, hormon jantung, Hep.C , AIDS , penyakit
testosteron, kerusakan paru.
kromosom dll.

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 14


PENYEBAB PENYALAHGUNA NAPZA

FAKTOR
NAPZA

FAKTOR FAKTOR
INDIVIDU LINGKUNGAN
 FAKTOR RISIKO TINGGI / FAKTOR KONTRIBUTIF :
F. INDIVIDU dan F. LINGKUNGAN

• F. INDIVIDU :
– Rasa ingin tahu
– Tidak tegas terhadap tawaran
– LOW SELF-ESTEEM /Citra diri (Pelajaran, Pergaulan , Penampilan, Status
sosek )
– LOW SELF-CONFIDENCE (Menghadapi tugas )
– Cepat jenuh
– Pemberontak
– Pernyataan diri dewasa
– Identitas diri kabur
– Depresif, Cemas, Hiperkinetik
– Kepribadian Dissosial
– Penghargaan sosial yang kurang
– Sebagai lambang keperkasaan / modern
– Kurang menghayati ajaran agama

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 16


• F. LINGKUNGAN

• Mudah didapat
• Komunikasi Ortu – Anak tak efektif
• Hubungan ayah – ibu yang kurang harmonis
• Keluarga pemakai
• Teman pemakai
• Tekanan teman sebaya
• Ancaman fisik teman / pengedar
• Lingkungan sekolah yang tidak tertib
• Lingkungan sekolah kurang fasilitas utk penyaluran minat / bakat siswa.

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 17


TINGKAT PEMAKAIAN
NAPZA

EXPERIMENTAL USE

SOCIAL /
RECREATIONAL USE

SITUATIONAL USE

Pola Penggunaan ABUSE Toleransi


Patologik

DEPENDENT USE
Putus zat
TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYALAHGUNAAN
NAPZA : ( 1 )

a. BB turun drastis
b. Mata cekung dan merah, muka pucat, bibir
kehitaman
FISIK c. Tangan banyak luka bekas sayatan / suntikan,
perub. warna kulit dibekas luka.
d. BAB dan BAK kurang lancar
e. Sembelit / sakit perut tanpa alasan jelas

a. Sangat sensitif / cepat bosan


EMOSI b. Mudah tersinggung dan membangkang
c. Emosi naik turun, bicara kasar atau suka memukul
anggota keluarga
d. Gelisah, tak sabaran / instan
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 19
TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYALAHGUNAAN
NAPZA : ( 2 )
• PERILAKU
– Malas, tak bertanggung jawab terhadap tugas rutin
– Tak peduli dan jauh dari keluarga
– Kebutuhan uang meningkat
– Pergi tanpa pamit dgn orang tak dikenal , pulang lewat tengah malam
– Mencuri/menggadaikan barang2 berharga dari rumah/kantor dll
– Menyendiri di kamar, gudang ruang yang gelap, tempat2 sepi lain
– Takut air  Tidak mandi
– Batuk pilek kronis (Saat putus zat )
– Manipulatif menjadi anak manis , berbohong dengan janji2
– Sering menguap
– Jantung berdebar, air mata berlebih, keringatan, mimpi buruk, nyeri
kepala dan sendi2

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 20


CIRI – CIRI REMAJA RISIKO TINGGI :

• Mudah kecewa
• Tidak sabaran
• Suka menentang aturan
• Suka mengambil risiko berlebihan
• Cepat bosan
• Penyimpangan psikoseksual ( Karena proses identifikasi tak baik )
• Perilaku menyimpang – usia dini
• Perilaku anti sosial – usia dini
• Keterbelakangan mental taraf perbatasan

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 21


PROGNOSIS TERGANTUNG :

Faktor mudah / Hubungan antar


Lingkungan personal
tidaknya NAPZA Faktor kepribadian
pergaulan dalam
didapat keluarga

Hindarkan pengambilan kesimpulan hanya terpaku pada suatu


pendekatan saja

PENDEKATAN Hindarkan penggunaan satu model untuk semua pasien , jangan


MEDIKO-
PSIKO- bertahan hanya untuk kepentingan medis saja
SOSIAL :

Pasien diajak diskusi tentang pendekatan apa yang akan dilakukan

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 22


KOMORBIDITAS
Jantung : , Emboli paru sepsis bronchitis, bron
 Opioid : chiektasi, emfisema, edema pa
Endocarditis

Lain2 : Koma, obstipasi, ggg Menstruasi, HIV/AIDS,


impoten, malnutrisi. Hep ’C

 Ganja : Bronkhitis, imunitas seluler menurun

Ulserasi/perforasi septum nasi, aritmia, anemia,


 Kokain : malnutrisi dll.

Amfetamin : Perdarahan intrakranial, aritmia, malnutrisi, anemia

Gastritis, perlemakan hati, sirosis hepatis,


Alkohol : kanker saluran cerna, kardiomiopati, cacat bawaan

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 23


Komorbiditas Medik

Darah Urine lengkap,

Urine toksikologi,
Pemeriksaan
lab dan
penunjang : Kultur darah arteri dan
vena

LFT, RFT,

ELISA, Heptitis B dan C


(inf .consent ),

RO, Echocardiografi, ECG,


EEG, Brain mapping dll.
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 24
Komorbiditas psikiatrik
Ggg.Psikiatrik yang sering :
• Skizofrenia ( agitasi dan paranoia )
• Mania ( kemarahan dan paranoid )
• Psikosis depresi (ide bunuh diri atau orang lain/anggota
keluarga)
• Retardasi mental
• Gangguan kepribadian ( borderline dan dis-sosial )
• Conduct disorders pada anak-anak karena hilangnya
pengendalian impuls
Komorbiditas yang umum adalah bila penyalagunaan 2 atau
lebih zat, biasanya alkohol dan zat lain, Zat lebih kuat dan lebih
berbahaya memp. Angka komorb > tinggi ( Opium, Kokain )

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 25


ILICIT SUBSTANCE :

AMFETA
GANJA MIN
OPIOIDA

ALKOHOL

SEDATIF-
HIPNOTIKA

KOKAIN

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 26


Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN)
• Meningkatnya penyalahguna serta ketergantungan Napza
sudah sangat memprihatinkan
• Upaya penanggulangannya bukan tidak pernah dilakukan.
Sejak tahun 1990an telah dilakukan pendekatan melalui
program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan ,
Peredaran Gelap Narkoba ( P4GN) yaitu melalui :

1. Demand Reduction
2. Harm Reduction
3. Supply Control / Control Reduction

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 27


STRATEGI PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA ( P4GN )

• Reduksi suplai
• Peran Instansi Hukum : polisi, peraturan2, UU, Bea cukai, Sistem
Supply peradilan
Reduction

• Reduksi Permintaan : secara medik dan non medik seperti :


• Informasi/Edukasi
Demand • Terapi Detoksifikasi
Reduction • Terapi Pemeliharaan
• Rehabilitasi dan Resosialisasi

• Reduksi Dampak buruk


• Informasi/Edukasi
• Pemberian substitusi Buprenorphine dan Program Terapi Rumatan
Harm Metadon ( PTRM )
reduction • Distribusi Jarum suntik steril
• Sosialisasi penggunaan Kondom

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 28


Populer
Demand Reduction 1995-2003

Cold turkey Substitusi, Ultra rapid dll


Terapi Detoksifikasi

Buprenor Levasetilmeta
Naltrekson Metadon dol (LAAM)
Terapi Pemeliharaan phine
, ,

Psiko TC model lakhar BNN


Konseling Lido
terapi
Rehabilitasi dan
Resosialisasi Narcotic Anonymous / TR berbasis RSJ
12 step

Chronic
Hasil Bukan tanpa Relapsing  Lamban
hasil sulit
disembuhkan

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 29


Dominan Pengedar, bandar,
Supply Peran Polri, 2000 - 2009 pemakai
Reduction Depkumham ditangkapi

Kapasitas Lapas terbatas hampir semua lapas


dipenuhi oleh tahanan penyalahguna Napza

Fasilitas dan kondisi umum lapas kurang


memadai/memprihatinkan : SDM, pengetahuan dan
keterampilan yg kurang
Penyalahguna Napza bukan seorang Masalah Lapas
kriminal, ICD WHO =“disease entity“
Lapas tidak memiliki fasilitas medik yg
memadai

Menjadi “ tempat transaksi “ barang haram


tersebut

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 30


Pemakai semakin
meningkat
jumlahnya

Dominannya peran
Supply Reduction
Tak mampu Dampak buruk : kasus2
atasi masalah
Hep’C, HIV/AIDS meningkat
Napza
Berkurangnya peran
Demand Reduction
Angka kematian
akibat Napza
semakin meningkat

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 31


Kematian
•Dampak Angka akibat
buruk HIV/AIDS AIDS >>
mengka >>
watirkan

–HIV/AIDS, Hepatitis B dan C,


Dampak –Tuberculosis paru, Edema paru,
buruk IDU –Endocarditis, Emboli, Sepsis,
–Tromboflebitis, Osteomielitis
– dan lain2 t.u bagi Penasun

Upaya Harm Reduction


cukup realistis

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 32


Latar Belakang :
• Prevalensi dan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia yang semakin meningkat
ini, ternyata diakibatkan :
– Pengguna Narkotik Suntik ( Penasun ) sbg penyumbang terbesar
– Perilaku seks bebas
• Terjadi pada
– Kalangan pecandu
– Pasangannya ( bukan pemakai dan berperilaku seks bebas )
– Anak-anak mereka ( bukan pemakai dan berperilaku seks bebas )
• Cara penularan :
– Intravenous Drugs User ( IDU ) : 52,6 %
– Heteroseksual 38,7 %
– Homoseksual 4,7 %

• Untuk menekan inciden penyebaran HIV/AIDS via suntikan


 Perlu merubah perilaku menyuntik ke penggunaan secara oral.

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


Orientasi pada pendekatan Demand
Disamping itu Saat ini : Reduction perlu diaktifkan kembali

17 Maret
2009 terbit
surat edaran Penyalahguna Napza harus di T/ dan
dari MA dirawat di unit Terapi & Rehabilitasi
(SEMA), termasuk RSJ.

UU RI
No 35 Pengguna Narkotika perlu di Terapi &
2009 ttg Rehabilitasi
Narkotika

BNN sdh menyikapi trend perubahan ini


dgn pelatihan2 bagi petugas2 RSJ, Lapas
LSM2 yg akan bertugas di Unit Pelaksana
Teknis (UPT) TR (Terapi & Rehabilitasi)
Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 34
Kenyataan :

Adiksi zat: st Kep.MenKes


Adiksi Napza RI No 486 /
merup. Feno jenis Penyakit /
disease entity. MENKES
mena Biologis /SK/2007 :
dlm ICD X digo
yg memerlukan 10% TT RSJ
longkan dlm
T/ farmakologi Mental and pemerintah di
dan perilaku. Behavioral peruntukan Px
RSJ disorder due to penyalahguna
Psychoactive Napza
Substance Use

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 35


Penanganan
Detoksifikasi,
Intoksikasi

Tempat paling ideal


RSJ
untuk OSC ( One Stop Rehabilitasi
Center ) T & R

After Care/ Overdosis


Relaps
Prevention.

Sejak
Januari RSJ Mengaktifkan kembali unit pera
2010 Menur watan penyalaguna Napza
( Ruang Puri Mitra ) disamping
poli PTRM

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 36


INSTALASI NAPZA RSJ MENUR

Subunit T & R :
merupakan TC yang
Subunit PTRM : Tujuan Hospitally Base tujuan
Harm Reduction Demand Reduction

Fase
Fase Rehabilitasi
Detoksifikasi
(6 bulan )
( 2-3 minggu )

Fase Orientasi : 2 minggu


Substitusi METADON.
Poli buka setiap hari (termsk Fase Primary treatment ( termsk fase
hari libur dan Minggu / Sabtu ). pre re-entery ) (5 – 6 bulan )
Soft opening pada tgl 27 Januari
2010 Fase Re-entery  BNP / Dinas Sosial ??
Fase After care  Dinas Sosial ??

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 37


Harm Reduction
WHO menetapkan :
• Dua jenis terapi substitusi yg merupakan terapi esensial pada
ketergantungan Opioid adalah :
– Terapi substitusi dengan menggunakan Metadon
– Terapi substitusi dgn menggunakan Buprenorphine
• Sifat kedua jenis zat ini :
– Penggunaan secara oral, tidak disuntikkan
– Masa kerja panjang
– Tidak toksik, aman digunakan jangka panjang
• Buprenorphine adalah partial agonis Opioid
– Masa kerja lebih panjang 24- 36 jam
– Aman, efek samping kecil
– Tapi telah disalahgunakan dgn cara disuntikkan.

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


Metadon

Suatu zat sintetik dari morfin, ditemukan di Jerman pada saat perang dunia
II, sebagai obat penghilang rasa sakit ( pain killer )
Bersifat long-acting
Dapat menyebabkan kecanduan tapi tidak seburuk dari Heroin.
Dapat menyebabkan keadaan putus zat, walaupun lebih panjang dari Heroin tapi
tidak lebih berat.
Sifat “ high “ yg ditimbulkan berbeda dengan Heroin
Sugestinya tidak sebesar yang ditimbulkan Heroin
Sejak tahun 1964 mulai digunakan untuk membantu para pengguna Heroin dalam
program yg disebut Program Terapi Rumatan Metadon / PTRM (Methadone
Maintenance Treatment)
Di Indonesia mulai dilaksanakan pada tahun 2003 di Jakarta dan Bali

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


Program Terapi Rumatan Metadon ( PTRM )

Keuntungan menggunakan Metadon Kerugian menggunakan Metadon


Teratur Masih bisa disalahgunakan
Masa kerja panjang Tidak semua pengguna dapat langsung
ikut program
Tidak mahal Terdapat kriteria inklusif dan eksklusif
Legal Harus datang setiap hari

Digunakan secara oral Terikat, tidak bebas bepergian atau


berlibur

Dapat diikuti dengan konseling,


perawatan medis, dan pertolongan lain

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


Program Terapi Rumatan Metadon ( PTRM ) RSJ M

Menurunkan angka Px HIV/AIDS  Menurunkan


angka kematian yg diakibatkannya
( Harm Reduction )

Mengurangi Menurunkan aktivitas


ilicit drugs ilegal

Tujuan
PTRM :
Meningkatkan status kesehatan krn selalu
berhub dgn fasilitas kesehatan

Menurunkan
Menurunkan transmisi biaya hidup
“ blood borne infection “

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )


I. PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON ( PTRM ) RSJ
MENUR
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Tersedia dokter ahli : Psikiatri, Stigma. Rumah sakit Jiwa. tempat org
Spes.THT, Paru, Syaraf, Gigi, Jantung sakit jiwa/”gila”,  terpisah/tak
dll dicampur
Terdpt UGD memberi yan24 Jam non Biaya pengobatan  Jamkesmas/da
stop
Terdapat Laboratorium Lokasi : Dekat sekolah  high risk
groups. Dekat pasar  banyak orang
berlalu lalang.
Terdapat Apotik Ramai / banyak pengunjung / keluarga
px, terutama pada saat jam kerja
Terdapat klinik VCT Masyarakat tidak semua paham tentang
Narkotika, sering timbul salah paham
SDM (Dokter, Perawat, Apoteker,
Psikolog) telah dilatihtersertifikasi
Pembiayaan bisa melalui
Jamkesmas/Jamkesda Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 42
Komponen dalam Program Terapi Metadon RSJ M :

Pemberian Metadon dan dosis : • T/ simptomatis: keluh.fisik


R/ dr. dari hasil observasi dan pe • Pemantauan fisik / kesehat.
Farmakologi meriksaan setiap kali kunjungan. • Sistem Rujukan dan Lab

Klien wajib menimbang


BB, Tensi, Nadi setiap X
Dokter dan perawat wajib memantau kunjungan
setiap hari.

Psikoterapi termasuk brief Pertemuan Keluarga


psikoterapi, MI/MET, CBT : / Family Gathering :
oleh Psikiater setiap hari oleh Tim PTRM
Non Farmakologi
Konseling : Konseling Adiksi, Me
tadon, Keluarga, Kelompok, Kepa
tuhan minum obat, VCT  oleh Sponsorship :
konsel.adiksi Psikolog(Case Find LSM
ing) dan Psikiater setiap hari
Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )
Kegiatan Penunjang lainnya
Pembentukan MMC (Menur Metadon Nopember 2010
Club )
Diskusi, sharing antara anggota MMC sudah beberapa kali

Penyuluhan dan Seminar sudah beberapa kali


Terapi Rekreasional belum terlaksana
Terapi Musik belum terlaksana
Terapi Vokasional belum terlaksana
Outbound Spiritual belum terlaksana
Talkshow : belum terlaksana
Kegiatan KIE ( Cerdas Cermat ) belum terlaksana

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 44


II. THERAPEUTIC COMMUNITY ( TC ) RSJ MENUR

Fase Detoksifikasi Fase Rehabilitasi :


( 2-3 minggu ) Residential Program

Program awal sebelum pecandu memulai program pemulihan

Proses pengel. racun dr tubuh.  Pecandu > nyaman saat withdrawal / putus zat

Lama wkt detoks.utk tiap pecandu dan jenis Napza berbeda, biasanya + 2 – 3 mgg

Dilak. dgn tanpa obat ( Cold Turkey ) / dgn obat2an tujuan T/ Simptomatis.
Observasi kasus2 Dual Diagnosis ( sering ) dan penyakit2 penyerta
Dilaksanakan oleh Psikiater, Dokter, Perawat, Psikolog, Pekerja Sosial.

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 45


Program Rawat Inap / Residential Program
Sekumpulan orang yg memp. masalah yg sama,
TC ( Therapy berkumpul saling membantu dan mendorong
Community ) / satu sama lain untuk mengatasi masalahnya dan
Terapi adalah melakukan suatu perubahan dalam hidupnya
Komunitas
dengan filosofi Man Help Man to Help
Himself.

TC dari T & R lakhar BNN Lido ( 70 % )

TC RSJ
Kombinasi
Menur
Psikoterapi, Konseling, NA ( belum
dilaksanakan secara konsisten ) dan
Religius setiap hari ( 30 % ).

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 46


T & R lakhar
BNN Lido
Pembelajaran Belajar B.Inggris
penget. ttg Napza
Kognitif
KELEBIHAN Setiap hari penuh Mbiasakan cara
Belajar Disi aktiv. program tak hidup yg > teratur
plin, mengalah nganggur / boring ADL mandiri

Tidak menyentuh afeksinya/Empati, hanya kognisinya

KEKURANGAN.
Dibuat-buat, karena Peer Counselor : Bersif. Ko
dipaksa, tidak jujur mando, Instruksi, hukuman

Perilaku menurut, disiplin, jujur, toleransi bersifat


sementara

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 47


IDEAL ?

Perlu komb.dgn unsur2 yg TR lakhar BNN Lido


mbangkitkan Insight , Afek Kombinasi dgn
si/Empati, Motivasi Internal Psikoterapi (CBT,
Guilty Feeling, Nilai2, Etika MI/MET), Konseling
Mengolah Emosi dll NA, Religius dll.

MODUL ??

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 48


4 struktur Therapeutic Community :
Behavior management / shaping Perilaku diolah kembali agar sesuai dgn batasan
( adjustment ) normal masyarakat

Emotional/psychological (develop Mengembangkan stabilitas emosi dan psikologis


ment )

Spiritual&Intellectual Meningkatkan Intelektualitas dan aspek spiritualitas


(enhancement)
Vocational / survival skills Mengembangkan kemampuan utk menjalani hidup di
masy. dalam asapek sosial, p’didikan, p’kerjaan

5 pilar Therapeutic Community :


Family milleu concept Konsep Lingkungan sbg faktor penunjang
Peer pressure Tekanan sebaya yg positif sbg pemicu perub.
Therapeutic sessions Pembinaan emosional/psikol.dan nalar/kogni
tif memberi fungsi terapeutik
Religious / spiritual sessions Agama dan penerapannya dalam hub.nya
dgn diri sendiri,dgn lingk. Serta kepada
Tuhan
Role modelling Menjadi
Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )panutan,
dalam segi negatif dan 49
positif, harus dipilah
Program Rawat Inap / Residential Program

Berkenalan dgn bbrp istilah, peraturan, filo


sofi, proses, terminologi
Primary Fase 2
Penilaian dgn assessment pendidikan
Program mgg–1bln
vocational, psikologi
( 6 bulan ) (Orientasi)

Fokus klinis membantu perkembangan


ketergantungan di staff

Fokus pada perilaku,


disiplin pribadi, pola Perkembangan
Fase bulan historis
ke II – bulan tujuan dan nilai
ke VI ( Pri pendidikan,
mary Treat sosial, pre-
ment ) vocational,
Mulai memperlihat kepribadian
kan inisiatif kerja, grup,
antar pribadi, keluarga
Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 50
Program yang belum terlaksana di TC RSJ Menur

Fase Pre Re-Entery Relapse Center Program


( 1 – 2 bulan )

Fase Re-entry/ Peer in Fase Aftercare


training ( 6 bulan ) ( 6 s/d 12 bulan )

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 51


Program yang belum terlaksana di TC RSJ Menur

Penyatuan kembali kedalam tendensi


hidup keluarga, vocational, pendidikan,
sosial.
Fase Pre Re-
Entery ( 1 –
2 bulan ) Masalah Hubungan sosial
keluarga Dll.

Residen yg melanggar Golden Rules TC (no sex, no


drug, no violence) selama proses pemulihan, di tempat
Relapse kan di Relapse center.Kegiatan: berupa konseling indi
vidu / kelompok,CBT, meditasi, konfrontasi, behaviour
Center
correction dan encounter group
Program

Residen diarahkan utk dpt menentukan langkah/tujuan


membuat rencana yg dpt membantunya dlm menjalani
kehidupannya ( action plan, recovery plan )
Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 52
Program yang belum terlaksana di TC RSJ Menur

Residen boleh memilih mengikuti program ini


dan dapat melanjutkan dengan mengikuti pro
Fase Re-entry/ Peer in gram peer in training untuk menjadi seorang
training ( 6 bulan ) Peer Consulor ataupun mengikuti program
pelatihan untuk menjadi konselor VCT

Program pasca pemulihan bagi mantan


residen yang menjalani hidup diluar dan
Fase Aftercare ( 6 difasilitasi oleh Peer Counsulor
s/d 12 bulan ) Program didukung o semua staf profesional
OSC T&R Unit Napza RSJ Menur (rencana)

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 53


Keuntungan TR berbasis Rumah Sakit Jiwa Menur :

Tersedianya tenaga Terjaminnya


medis, para medis yang Tersedianya fasilitas kebersihan
senantiasa memonitor Klinik VCT lingkungan
kesehatan residen

Tersedianya fasilitas2
Psikiater, Neurolog,
seperti laboratorium,
Kardiolog, Dermato Terjaminnya
apotik, elektromedik
log, Pulmonolog, asupan gizi yang
untuk radiologi, fisioterapi,
AhliTHT, Dr.Umum diperlukan
pemeriksaan ECG,
EEG/Brain mapping

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 54


Hambatan / Kerugian TR Berbasis RS :

Stigma RSJ -> Setiap petugas msh melekat kuat “arogansi pro
fesi“ : Psikiater, dokter, perawat, psikolog, peker
Marketing ?
ja sosial dll.

Rambu2/peraturan2 keRS Ruang TC (Puri Mitra) sebagian msh dipinjam


an ( Etic and Legal aspect )
oleh Instal. Rawat Inap dan Instal. Pengadaan.
membatasi aksesibilitas
kegiatan
kurang kondusif untuk kegiatan TR

Petugas diluar Instal. Npz Ruangan dan tempat


belum semua mengerti Masalah Peer
tidur terkesan “menye Counselor  perlu
mslh Napza dan model ramkan “ bagi residen
TR yg sedang diterapkan adaptasi
 perlu sosialisasi >>

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 55


Contoh Primary Daily Schedule : hari Senin

04.30-05.00 Prayer time 13,15-15.00 Tidur siang

05.00-06.00 Sleep backmorning exercise 15.00-15.30 Prayer time

06.00-06.30 Wash up 15.30-16.00 Function rumah, kmr mandi

06.30-07.00 Function kmr &follow up personal 16.00-17.00 Encounter group


thing
07.00-07.30 Breakfast 17.00-17.45 Recreation hour : TV, Snack,

07.30-07.45 Nicotine break 17.45-18.00 Wash up

07.45-08.00 Periksa kmr,person.thing,tempat 18.00-19.00 Prayer time


tidur
08.00-09.00 Morning meeting 19.00-19.30 Dinner time

09.00-10.00 Function rumah 19.30-19.45 Nicotine break

10.00-12.00 Free n easy : dr. Visite, 19.45-20.45 Evening wrap up


psikiater/psikolog, snack, nonton TV
12.00-12.30 Prayer time 20.45-21.00 Nicotine break

12.30-13.00 Lunch 21.30 Closing house & curfew

13,00-13.15 Nicotine break 21.30-23.30 (Saturday night activity &curfew)

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 56


SEKIAN
TERIMA KASIH

Dr.Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) 57

Anda mungkin juga menyukai