Anda di halaman 1dari 14

INSTRUMEN PENILAIAN DAN BUKTI EMPIRIS

TERHADAP PRAKTEK TATA KELOLA DI


INDONESIA DAN ASEAN

Kelompok 3 :

1. Ayunita Fitri Wahyuni (5211161036)


2. Amalia Rahmahdani (5211161037)
3. Sofi Nur Alfiyah (5211161038)
Penilaian Utama terhadap tata kelola:

1 Reports on the Observance of Standards and Codes (ROSC)

2 Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA)

3 ASEAN Corporate Governance Scorecard


Reports on the Observance of Standards and Codes (ROSC)

The Word Bank danThe Monetary Fund (IMF) bekerjasa


ma dalam melakukan penilaian atas penerapan Prinsip-pr
insip Tata Kelola Perusahaan yang disusun oleh Organisa
tion for Economic Co-operation and Development(OECD)
Hasil penilaian dilaporkan dalam bentuk Reports on the O
bservance of Standards and Codes (ROSC).
Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA)

CLSA merupakan asosiasi broker dan grup investasi bersa


ma-sama dengan the Asian Corporate Governance Associ
ation secara periodik menerbitkan Corportate Governance
Watch yang merupakan survei atas praktik tata kelola di As
ia sejak 2002. Dalam CGWatch, CLSA menilai tata kelola p
erusahaan di beberapa negara di Asia Pasifik, pada tahun
2012 Indonesia mendapatkan nilai cukup baik dalam aspek
akuntansi dan auditing, namun masih memerlukan perbaik
an dalam aspek lainnya. Dari 12 negara dinilai Indonesia m
enepati urutan terbawah.
ASEAN Corporate Governance Scorecard

ASEAN CG Scorecard diperkenalkan sebagai suatu alat untu


k memeringkat kinerja tata kelola perusahaan publik dan terb
uka di ASEAN. Inisiatif ASEAN CGS berasal dari ASEAN Ca
pital Market Forum (ACMF) yang merupakan kupulan regulat
or pasar modal dari negara-negara anggota ASEAN. Scoreca
rd ini dikembangkan pada tahun 2011 dan bertujuan untuk m
engukur dan meningkatkan efektivitas dari implementasi prin
sip-prinsip tata kelola perusahaan. Indonedia bersama denga
n 5 negara anggota ACMF lainnya (Malaysia, Philippines, Sin
gapore, Thailand and Vietnam) adalah negara-negara yang
mengembangkan scorecard tersebut dan menggunakannya
untuk menilai praktik CG Perusahaan-perusahaan terbuka de
ngan kapitalisasi pasar besar di masing-masing negara.
PENILAIAN TATA KELOLA KORPORAT
INDONESIA OLEH BANK DUNIA (ROSC)
Latar Belakang
Metodologi Penelitian
Struktur Instrumen
Pencapaian
Hambatan
Penilaian
Langkah kedepan
PENILAIAN TATA KELOLA KORPORAT
INDONESIA OLEH BANK DUNIA (ROSC)

Latar Belakang Mengidentifikasi kelemahan yang


dapat menyebabkan kerentanan
ekonomi dan keuangan suatu
negara.

Penilaian distandarisasi dan


dilakukan secara sistematis dan
memasukkan rekomendasii
kebijakan dan country action plan

Fokus pada tata kelola


perusahaan yang terdaftar di
bursa efek dan bersifat sukarela.
Metodologi Peneletian
Diskusi teknis dengan
Bapepam-LK, BI,
DepKeu, Komite
Nasional Governance ,
Kemeneg BUMN, ISX,
KADIN, KSEI,
Departemen IICD sebagai mitra lokal Temuan dalam laporan
Perdagangan, Asosiasi Bank Dunia. &Detailed Country
Reksa Dana Indonesia, Assessment (DCA).
Asosiasi Emiten
Indonesia, Asosiasi
Notaris, perwakilan
perusahaan, bank, dan
pelaku pasar.
Struktur Instrumen

Pertanyaan disusun menurut 6 Bab Prinsip OECD

Dalam setiap Prinsip ada 3 bagian:


Pencapaian
Bapepam-LK mendorong penerapan berbagai
peraturan untuk memberi perlindungan yang lebih
baik bagi investor.

Profesionalisme dewan komisaris dan direksi serta


tingkat pengungkapan informasi perusahaan
meningkat.

Laporan relatif tepat waktu dan lengkap.

Dewan komisaris lebih profesional, memiliki anggota


independen dan mengikuti pelatihan tentang tugas
mereka dan bidang lainnya
Hambatan
Dewan komisaris belum melaksanakan fungsi penting yang
disyaratkan.
Pemegang saham minoritas berpengaruh sedikit pada
pemilihan dewan komisaris.

PPAJP memiliki sumber daya yang terbatas.

Pengungkapan kepemilikan ultimat akhir dan kontrol kurang.

Hak pemegang saham lemah untuk mengusulkan agenda


atau bertanya dalam RUPS.

Perubahan peraturan take overs .

Pengungkapan CG bersifat sukarela.

Pemegang saham jarang menggunakan hak ganti rugi.


Langkah Kedepan
• Rekomendasi Bank Dunia:

1. Regulasi pengungkapan kepemilikan saham dan non keuangan lainnya.


2. Mewajibkan hak kunci pemegang saham dalam peraturan perusahaan.
3. Membuat komisaris independen dan komite audit lebih efektif.
4. Amandemen hukum perusahaan untuk melindungi pemegang saham.
5. Memperluas kekuasaan anggota dewan dalam hukum perusahaan dan CGCG.
6. Perusahaan wajib mengungkapkan kepatuhan mereka terhadap CGCG.
7. Suara lebih besar bagi pemegang saham minoritas pada pemilihan dewan.
8. Peningkatan kemampuan Bapepam-LK untuk mengawasi pengungkapan perusahaan.
9. Pelatihan dewan dan media.

•Meninjau penawaran tender, aturan delisting, peran PPAJP, pengawasan akuntansi & uditi
ng.
•Analisis mendalam mengenai tata kelola BUMN.
PENILAIAN BERDASARKAN ASEAN CG
SCORECARD DARI ASEAN CAPITAL MARKET
FORUM
ASEAN CG Scorecard adalah suatu instrumen penilaian praktik CG perusahaan
terbuka dan didasarkan pada informasi publik perusahaan yang mudah diakse
s dan dipahami.
1. Penilaian dilakukan terhadap 100 perusahaan publik di masing-masing neg
ara berdasarkan nilai kapitalisasi pasar.
2. Instrumen penilaian mengacu pada prinsip-prinsip CG yang dikembangkan
oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Prinsi
p-prinsip tersebut dijabarkan secara komprehensif ke dalam 219 pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai