Anda di halaman 1dari 13

MAHDALENA SY. PAKAYA, S.FARM.,M.SI.

,APT
FITOMEDISIN

PENDAHULUAN
FITOMEDISIN

Fitomedisin adalah penggunaan


bagian tumbuhan untuk tujuan
pencegahan dan pengobatan
penyakit
TUMBUHAN OBAT INDONESIA
 Indonesia merupakan sumber
keanekaragaman hayati terbesar di
dunia setelah Brazil
 Sekitar 25.000 hingga 30.000 tumbuhan
berbunga tumbuh di Indonesia
 10% diantaranya diestimasi memiliki nilai
pengobatan dan secara luas digunakan
sebagai bahan obat tradisional
Apa yang anda
ketahui mengenai
OBAT TRADISIONAL????
 Obat Tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan
sarian (galenika) atau campuran dari
bahan tersebut, yang secara turun
temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
Bentuk Sediaan Obat
Tradisional
 Obat tradisional tersedia dalam berbagai
bentuk yang dapat diminum atau
ditempelkan pada permukaan pada
permukaan kulit. Tetapi tidak tersedia
dalam bentuk suntikan atau aerosol.
 Dalam bentuk sediaan obat- obat
tradisional ini dapat berbentuk serbuk
yang menyerupai bentuk sediaan obat
modren, kapsul, tablet, larutan, ataupun
pil (BPHN, 1993).
 Obat herbal didefinisikan sebagai bahan
baku atau sediaan yang berasal dari
tumbuhan yang memiliki efek terapi atau
efek lain yang bermanfaat bagi
kesehatan manusia; komposisinya dapat
berupa bahan mentah atau bahan yang
telah mengalami proses lebih lanjut yang
berasal dari satu jenis tumbuhan atau
lebih. (WHO, 2005; 2000).
PERBEDAAN
HERBAL, HERBA,
HERBARIUM???
Pengetahuan tentang herbal,
meliputi :
Fitokimia
Fitofarmasi
Fitofarmakologi
Fitoterapi
Karakteristik Obat Herbal
Efek farmakologis lemah
Untuk penyakit keparahan
ringan atau untuk
pemeliharaan kesehatan
Onset lama
Satu hal yang tidak boleh
terlupakan bahwa regulasi
obat herbal Indonesia
melarang adanya
penambahan Bahan Kimia
Obat (BKO) pada segala jenis
obat herbal.
 Sebagai contoh misalnya : penambahan
furosemid (obat diuretika, antihipertensi)
ke dalam jamu darah tinggi;
penambahan diazepam (sedatif-hipnotik)
ke dalam jamu penenang; penambahan
deksametason (kortikosteroid),
fenilbutazon (analgesik-antiinlamasi) dan
antalgin (analgesik, antipiretik,
antiinflamasi) ke dalam jamu pegal linu
atau rematik; penambahan teofilin
(bronkodilator) dan kofein (stimulansia) ke
dalam jamu sesak nafas; dan lain
sebagainya (Badan POM, 2003; 2001).

Anda mungkin juga menyukai