Anda di halaman 1dari 76

Klasifikasi Pondasi Dalam

Deep Foundations

Piles Drilled Shafts Other Types

Mandrel Auger Pressure Anchors


Timber Stell Concrete Composite
Driven Cast Injected
Shells Piles Footings
PONDASI TIANG
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksipondasi yang mampu menahan
gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.Pondasi tiang
pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal
tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja
diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara
keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara
pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan
sekitar.
Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan
harus menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang
menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 – 7 ton.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai
tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah
tidak lebih dari 2 cm.
Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :

Minipile (Ukuran Kecil)


Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat
rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:
Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.
Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.
1. Tiang penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang beban 25 – 30 ton.
2. Tiang penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 – 40 ton.
3. Tiang bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan 30 – 35 ton.
4. Tiang bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 – 50 ton.

Maxipile (Ukuran Besar)


Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini
digunakan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi. Bahkan
untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.
Kelebihan :
• Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
• Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
• Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
• Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih
tiang), daya dukungnya sangat kuat.
• Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.

Kekurangan :
• Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
• Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
• Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
• Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
PONDASI TIANG
BLOK HAMMER
PONDASI TIANG
PENYAMBUNGAN
PONDASI TIANG
VIBRO (PENGGETAR)
PONDASI TIANG
JACKING PILE
PENULANGAN
PONDASI TIANG
BOR
PENGEBORAN
PONDASI TIANG
BEARING PILE

Qu = Q b + Q s
Qu = Q s
FRICTION PILE

SKIN FRICTION
Q

SKIN FRICTION
Q

H
BEBERAPA JENIS PONDASI TIANG
BEBERAPA JENIS PENAMAPANG PONDASI TIANG BETON

Luas ujung, Ab  B 2
B Luas keliling, As  4 BL
L

Luas ujung, Ab  B 2
B
Luas keliling, As  4 BL L

1
Luas ujung, Ab  B 2
D 4
Luas keliling, As  BL

1
Luas ujung, Ab  Do
2

4 L
Do Di Luas keliling, As  BL
1

Luas ujung, Ab   Do  Di
4
2 2

L
Luas keliling, As  L Do  Di 
BEBERAPA JENIS PENAMAPANG PONDASI TIANG BAJA

BF

Luas ujung, Ab  BBF


Luas keliling, As  2 L B  BF  L
B
Luas ujung, Ab  Lihat tabel baja
Luas keliling, As  L 2 4t  2   BF  L

1 2
Luas ujung, Ab  Do
4
Luas keliling, As  BL L

Do Di
1
2
Luas ujung, Ab   Do  Di
4
2

L
Luas keliling, As  L Do  Di 
KONDISI PONDASI TIANG

Swelling
soil

Stable
soil

Tanah keras

Daerah
erosi
METODE PEMSANGAN PONDASI TIANG

Metode Kondisi tanah Efek


Drop hammer Sangat lunak-agak padat Height displacement
Jack-in Sangat lunak-agak padat Height displacement
Boor Pasir batuan padat Low displacement
Pit Pasir batuan padat Low displacement
Jetty Pasir krikil lepas Low displacement
Fibro Pasir lepas Low displacement
ESTIMASI PONDASI TIANG
Metode Meyerhof,1976
Qu  Q p  Qs
Qu
Q p  Ap q p
qp
Ap  luas penampang tiang
q p  cN c*  q' N q*
N c* , N q*  faktor kapasitas dukung tiang
QS
q'  tekanan vertikal efektif dari tanah
q'  ql
D
ql  50 N q* tan  (kN/m 2 )
L=Lb ql
ql  1000 N q* tan  (lb/ft 2 )
Q p  N c* cu Ap
untuk tanah lempung (φ  0)
 9cu Ap
q’ q’

QP
MENENTUKAN qp
PADA LAPISAN PASIR LEPAS
DIATAS LAPISAN PASIR PADAT

qp

Loose sand
L ql(l)

q p  q l  l 
q 
l d  q l  l  Lb
 q l  d
Lb 10 D
10D

ql(d) Dense sand


qp

(Lb/D)cr
L/D = Lb/D

qp = q l


q p kN / m 2  40 N  L
D
 400 N
dari nilai SPT
  L
q p lb / ft 2  800 N  8000 N
D
ESTIMASI PONDASI TIANG
Metode Vesic, 1977 Q p  Ap q p
q p  cN c*   0' N *
Qu  1  2K 0 
 0'  tekanan vertikal efektif dari tanah   
 3 
K 0  1  sin 
3 N q*
N 
*

QS

1  2 K 0 

N c*  N q*  1 cot  
D N q* 
4
 ln I rr  1    1  For   0 undrained condition 
L=Lb 3 2
N *  f  I rr 
I rr  indek penurunan kekakuan
Ir
 untuk pasir padat dan lempung jenuh
0 1 Ir
  0 (regangan volumetrik )  I rr  I r
I r  indek kekakuan
QP
Es Gs
 
21   s  c  q ' tan   c  q ' tan 
ESTIMASI PONDASI TIANG
Metode Janbu, 1976
Q p  Ap q p
q p  cN c*  q ' N q*


N  tan   1  tan 
*
q
2
 e
2
2 ' tan 

'  untuk lempung lunak 70 0
sampai pasir padat 105 0
 
N c*  N q*  1 cot 
30.14

Contoh : 18.401

'  90 0   30 0


N  tan 30  1  tan 30
*
q
2
 e
2
2 x 90 x tan 30

 18.401
N c*  18.401  1 cot 30
 30.14
qp = satuan kuat dukung ujung tiang
= ’v Nq < 1500kPa atau 150kg/cm2 Coyle & Castello (1981)
’v = tegangan vertikal efektif pada kedalaman z, yang
mempunyai nilai konstan setelah z > L’
Kuat dukung gesek Qs = p L f
Frictional Resitance, Qs
p = panjang keliling tiang
Qu L = kedalaman tiang pada nilai p dan f yang konstan
f = satuan tahanan gesek setiap kedalaman z
= K’v tang  < 107 kPa atau 1,08 kg/cm2
f

Tomlinson (1977)
K = koefisien tekanan tanah arah lateral
L’=15D ’v = tegangan vertikal efektif pada kedalaman z, yang
QS
mempunyai nilai konstan setelah z > L’
 = sudut gesek tanah-tiang

D Pile type K

Braja M Das (1995)


L Bored or jetted  K0=1-sin
Low-displ. Driven  K0=1-sin to 1.4(1-sin)

L High-displ. Driven  K0=1-sin to 1.8(1-sin)


fl
Kondisi tiang dan tanah /
Kulhawy (1983)

Pasir dan beton kasar (cetak insitu) 1


Pasir dan beton halus (pracetak) 0,8 – 1,0
Pasir dan baja kasar 0,7 – 0,9
Pasir dan baja halus (dicat dgn aspal) 0,5 – 0,7
Pasir dan kayu 0,8 – 0,9
Untuk high-displacement driven oleh Bhusan, 1962 direkomendasi
K tan  = 0.18 + 0,0065Dr dan K = 0,5 + 0,008Dr
dimana Dr = relative densety (%)
Untuk L’ secara konservatif diambil 15D
fav = 2N (kN/m2)  Meyerhof, 1976
N = nilai rata-rata SPT
Kuat gesek dalam Lempung
0,165
Frictional Resitance in clay, Qs

Lamdha ( ) Qu

f av    v'  2cu 
L  25m ’=17kN/m3
D  0,40m cu = 140kN/m2
 '  17kN / m 2 D=0,4
cu  140kN / m 2
L=25m
q'  17  25  425kN / m 2 L

0  425
 v'   212,5kN / m 2 QS
2
  0.165

f av    v'  2cu 
 0,165 212,5  2  140 
 81,2625kN / m 2
Qs  4  0.4  25  81,2625
 130,02kN
’=17kN/m3 8m A1=800kN/m 10m
Cu = 100kN/m2
A1=850kN/m
q1=170kN/m2
sat=21kN/m3 10m A2=1200kN/m
8m A2=1718,08kN/m
Cu = 120kN/m2
q2=259,52kN/m2

sat=22kN/m3 12m A3=1680kN/m 12m A3=3991,98kN/m


Cu = 140kN/m2
q3=405,8kN/m2

cu =(800+1200+1680)/30 ’ = (850+1718,08+3991,98)/30
= 122,67kN/m2 = 218,669kN/m2
Metode Alfa ( )
Qu
f  c u

L  25m
D  0.40m ’=17kN/m3
Cu = 140kN/m2
cu  140kN / m 2
D=0,4
  0.375
f av  cu L=25m
 0,375  140
0,375
 52,5kM / m 2
QS
Qs  4  0.4  25  52,5
 84kN
Metode Beta ( )

f   v'

L  25m
D  0.40m  =0,77

cu  140kN / m 2
 0  17  25 
 v'     212,5kN / m
2

 2 
  0.77
f  0,77  212,5  163,625kM / m 2
Qs  4  0.4  25  163,625
 6545kN
HASIL CPT
0 20 40 60 80 100
0 Vesic (1967)
1
f b  qc
2
Qb  Ab q c
3

4
q c  nilai rata - rata dari dasar tian g 8d
5 di atas dan 4d dibawah (Meyerhof, 1976)
6 q c ( atas)  q c (bawah)
qc 
7 2
8
f s  2q f (kg/cm 2 )(tiang beton)
Kedalaman, m

9
f s  q f (kg/cm 2 )(tiang baja)
10
8d
11 Meyerhof (1956)
12 qc
fs  (kg/cm 2 )  tiang beton, kayu
13 4d 200
14 pada tanah pasir
15 qc
16
fs  (kg/cm 2 )  tiang baja profil H
400
17
pada tanah pasir
18
Qu  Ab q c  As f s
19

20

Tahanan qonus, qc (kg/cm2)


HASIL SPT
N
Kedlm
N
,m
15 15 15 Meyerhof (1956)
0 0 0 0 0 Untuk pasir halus atau
1 3 7 7 14
2 3 6 8 14 tanah halus ada koreksi
3 3 7 8
N '  N  12  N  15
15
4 4 9 10 19
5 5 11 11 22
6 5 11 12 23 Meyerhof (1956)
7 5 11 11 22
8 2 4 6 10 Q u  4 N b Ab  0,02 N As  ton 
9 3 7 6 13
10 3 6 8 14 Ab , As dalam ft 2
f b  40 N b  ton/m 2 
11 4 8 10 18
12 4 9 10 19
13 4 9 10 19 8D
14 4 8 8 16
N b  nilai rata - rata dari dasar tian g 8d
15 6 12 14 26 di atas dan 4d dibawah
16 4 8 10 18 4D N b ( atas)  N b ( bawah)
17 3 7 7 14
18 6 12 14 26 Nb 
19 3 7 7 14
2
20 6 13 14 27 f s  0,2 N (tiang beton)  ton/m 2   10 ton/m 2 , 107 kN/m 2
22 6 12 12 24
24 4 8 8 16 f s  0,1N (tiang baja)  ton/m 2   ,5 kg/cm 2 , 53 kN/m 2
26 5 10 12 22
28 7 15 14 29 pada tanah pasir
30 5 11 11 22
32 5 11 12 23
Qu  Ab f b  As f s
34 6 13 12 25
36 5 10 12 22
38 7 14 15 29
40 6 13 12 25
HUBUNGAN N-SPT dengan 
Menurut Peck, Hanson dan Thornburn(1974)

Nilai , dapat didekati pula dengan


menggunakan Persamaan dari
Kishida, 1967
  20 N  15 0  Kishida ,1967
Permeabilitas tanah (Darcy, 1956)
k mm/det m/hr
Butiran kasar 10 100 864 8640
Kerikil halus 0.01 10 0.864 864
Pasir halus 0.0001 0.01 0.00864 0.864
Lanau padat 0.00001 0.0001 0.000864 0.00864
lempung berlanau 0.00000001 0.00001 8.64E-07 0.000864

Hubungan Dr,  hasil penyelidikan lapangan (Meyerhoff, 1956)


Kerapatan Nilai CPT
Nilai SPT Sudut gesek
Kondisi relatif (qc)(kg/cm2)
(N) ()
(Dr)
Sangat tidak padat < 0.2 <4 < 20 < 30
Tidak padat 0.2 – 0.4 4 – 10 20 – 40 30 – 35
Agak padat 0.4 – 0.6 10 – 30 40 – 120 35 – 40
Padat 0.6 – 0.8 30 – 50 120 – 200 40 – 45
Sangat padat > 0.8 > 50 > 200 > 45
Hubungan n, e, w,  (Terzaghi, 1947)
d b
Macam tanah n (%) e w (%) d (g/cm3) b (g/cm3)
(kN/m )
3
(kN/m3)
Pasir seragam, tidak padat 46 0.85 32 1.43 14.03 1.89 18.54
Pasir seragam, padat 24 0.51 19 1.75 17.17 2.09 20.50
Pasir berbutir campuran, tidak
40 0.67 25 1.59 15.60 1.99 19.52
padat
Pasir berbutir campuran, padat 30 0.43 16 1.86 18.25 2.16 21.19
Lempung lunak sedikit organik 66 1.9 70 1.58 15.50
Lempung lunak sangat organik 75 3 110 1.43 14.03

Ketinggian air kapiler (Hansbo, 1975)


Kondisi longgar Kondisi padat
Macam tanah
(m) (m)
Pasir kasar 0.03 – 0.12 0.04 – 0.15
Pasir sedang 0.12 – 0.50 0.35 – 1.10
Pasir halus 0.30 – 2.00 0.40 – 3.50
Lanau 1.50 – 10.0 2.50 – 12.0
Lempung > 10 > 10
LATERALLY LOADED
VERTICAL PILES
McNulty, 1956
mendefinisikan

a > 60cm
a < 60cm

Tiang ujung bebas Tiang ujung jepit


(free end pile) (fixed end pile)
McNulty, 1956
menyarankan
Beban lateral ijin pada tiang vertikal
Untuk defleksi maks. 6mm dan F = 3

Beban ijin lateral,


Tipe tiang Kepala Tipe tanah
tiang Lb Kg kN

Kayu Ujung bebas Pasir 1500 682 3


dia. 30cm
Lempung sedang 1500 682 3
Ujung jepit Pasir 4500 2045 9
Lempung sedang 4000 1818 8
Beton Ujung bebas Pasir 7000 3182 14
dia. 40cm atau jepit
Pasir halus 5500 2500 11
Lempung sedang 5000 2273 10
Perhitungan tahanan beban lateral ultimit
Dalam perhitungan ini perlu diketahui :
• Faktor kekakuan tiang
• Kompresibilitas tanah

Faktor kekakuan untuk modulus tanah kostan , R


EI
R4 dengan : K = khd =k1/1.5 = modulus tanah
K
k1 = modulus reaksi subgrade dari Terzaghi
= (tekanan plat/perpindahan horizontal)
E = modulus elastis tiang untuk bujur sangkar
1
I = momen inersia tiang I  B4
12
d = lebar atau diameter tiang untuk bundar
1
I D 4
Faktor kekakuan untuk modulus tanah tidak kostan , T 64

EI
T 5 dengan : K = nhz = modulus tanah
nh
kh = nhz /d
Nilai cu, k1 Terzaghi, 1955

Konsistensi Satuan Kaku Sangat Keras


kaku
Kohesi undrained (cu) kN/m2 100 - 200 200 – 400 > 400
kg/cm2 1–2 2–4 >4
k1 MN/m3 18 - 36 36 – 72 > 72
kg/cm3 1,8 – 3,6 3,6 – 7,2 > 7,2
k1 rekomendasi MN/m3 27 54 > 108
kg/cm3 2,7 5,4 > 10,8

Niliai nh untuk tanah granuler (c = 0)

Kerapatan relatif (Dr) Satuan Tak Sedang Padat


padat
Pasir kering atau lembab kN/m3 2425 7275 19400 Terzaghi
Pasir terendam air kN/m3 1386 4850 11779 Terzaghi
5300 16300 34000 Reese dkk
Nilai nh untuk tanah kohesif (Paulos dan Davis, 1980)

Tanah Referensi nh (kN/m3)

Lempung terkonsolidasi Reese dan Matlock (1956) 166-3518


normal lunak Davisson-Prakash (1963) 277-554
Lempung terkonsolidasi Peck dan Davisson (1962) 111-277
normal organik Davisson (1970) 111-831
Davisson (1970) 55
Gambut
Wilson dan Hilts (1967) 27,7-111
Loess Bowles (1968) 8033-11080

Kriteria tiang kaku dan tidak kaku (Tomlinson, 1977)

Tipe tiang Modulu tanah (K) bertambah Modulu tanah (K)


dengan kedalaman konstan
Kaku (ujung bebas) L ≤ 2T L ≤ 2R
Tidak kaku (ujung
bebas) L ≥ 4T L ≥ 3,5R
TIANG KAKU zx L
Hu  
z 0
pu .d .dz   p .d .dz
zx
u

zx L
H
e M = He M u  Hue   
z 0
pu .dz.dz   p .dz.dz
zx
u

P0
Jika distribusi tahanan t anah seragam seluruh panjang tiang,
maka p u  p 0  p L
Z X 1 H 
x   u  L 
2  pu d 
Mu Hue
L 
pu dL2 pu dL2
 1  Hu H u2 
  1  2  
 4  pu dL pu dL2 
2
Hu  2e   2e 
 1    1  1  
pu dL  L  L
PL
Jika distribusi tahanan t anah bervariasi secara linier
menurut kedalamannya,
ex
3 2
x  x  e p0  L2 e p L  p0 2 p L  p0
4   6      12 p 0 3  0
 L  L   L p L  p0  p L  p0 L p L  p0 p L  p0
2
Hu x  p   x  2 p   1  p 
   1  0     0    1  0 
p L dL  L   p L   L  p L   2  pL 
TIANG PANJANG
(Brinch Hansen, 1961) pu  p0 K q  cK c
H dengan : p0 = tekanan overburden vertikal
c = kohesi
Kq, Kc = faktor fungsi dari  dan z/d
e e

zf

x
Ujung jepit
L

Diagram tekanan Gaya lintang Momen

zx zL
L L
 
M  p u d  e  z    p u d e  z
z 0 n zx n
L L
 M   z 0 pu d n  e  z    z  x pu d n  e  z 
zx zL

e zf
e1 
2
z f  1,5m untuk tana h pasir atau lempung kaku
 3m atau 13 dari panjang tiang yang tertanam
untuk tana h lempung lunak

Jika x telah diperoleh, maka


L
Hu e  x    z 0 pu d
zx
 x  z    zz  Lx pu d L  z  x 
n n
TIANG PANJANG
(Broms, 1964)
Tahanan ultimit tiang yang terletak pada tanah kohesif atau lempung ( = 0) akan bertambah mulai
dari kedalaman 2cu sampai 8-12cu x diameter tiang:
For a free - head foundation :
SF .V  e  1,5B  0,5f 
Dmin   1,5B  f
2,25B.s u
SF .V
f 
9B.s u
M max  V  e  1,5B  0,5f 

Dmin  Kedalaman minimum


fondasi yang tebenam
SF  Faktor aman
B  Diameter fondasi
s u  Kuat geser tanah undrained
For a restrained - head foundation :
SF.V
Dmin   1,5B
9B.s u
M1  9s u Bf 1,5B  0,5f   2,25s u Bg 2  0
V 1,5B  0,5f 
M2 
2
g  Dmin  1,5B  f
SOAL

30,5 kN

90,9kN 955kNm

1,5B

f
su =175kPa Mmax

g
9suB

B = 1000mm 9suB
Diketahui :
B  1000mm Menghitung Dmin :
L N  30,5 kN M 955
L S  90,9 kN e   10,5m
V 90,9
M  955 kNm SF .V 3.90,9
f    0,17m
s u  175 kPa 9s u B 9.175.1
SF .V  e  1,5B  0,5f 
Dmin   1,5B  f
Menghitung Daya Dukung: 2.25B.s u
3.90,910,5  1,5.1  0,5.0,17 
q1e  N c* s u  9.175  1570kPa   1,5.1  0,17
2.25.1.175
12
Ae   0,785m 2  4,6m
4
q e Ae  1570.0,785  1230kN
1 Menghitung Mmax :
M max  V  e  1,5B  0,5f 
Untuk  SF  2,5  90,910,5  1,5.1  0,5.0.17 
 1100 kNm
Qu  2,5.30,5  76,2kN
SOAL

30,5 kN

90,9kN 955kNm

1,5B

f
su =175kPa Mmax

g
9suB

B = 1000 mm 9suB
Menghitung Dmin :
M 955
e   10,5m
V 90,9
SF .V 3.90,9
f    0,17m
9s u B 9.175.1
SF .V
Dmin   1,5B
9s u B
3.90,9
  1,5.1
9.175.1
 1,67m
Menghitung Mmax :

M1  9s u .B.f 1,5B  0,5f   2,25s u .B.g 2  0


 9.175.1.0.171,5.1  0,5.0,17   2,25.175.1.1,67  1,5.1  0,17 
 424,38375kNm
V 1,5B  0,5f 
M2 
2
90,91,5.1  0,5.0,17 
  72,03825kNm
2
M max  424,38375k Nm
Tahanan ultimit tiang yang terletak pada tanah nonkohesif atau granuler (c = 0) Broms
menggunakan :

For a free - head foundation :


0,5 BDmin
3
Kp
SF   SF  3
V  Dmin  e 
M max  V  e  0,67f 
SF.V
f  0,82
B.K p .
For a restrained - head foundation :
SF .V
Dmin 
1,5 BK p Dmin  Kedalaman minimum
 
M1  VD  0,5 BD 3 K p  0 fondasi yang tebenam
SF  Faktor aman
M 2  0,67VD
B  Diameter fondasi
PENURUNAN
Vesic, 1977
Akibat beban vertikal yangbekerja sebesar Qw , akan terjadi penuruanan sebesar :
s = s1 + s2 + s3
Dimana s1 = penurunan tiang pondasi
s2 = penurunan pada ujung pile
s3 = penurunan pada dinding tiang
Q  Q ws L q D  Qwp  D
 
s1 
wp

Ap E p
s2 
Es
wp
1   I
2
s wp
s3   
 pL  E s
1   s2 I ws

QwpC p L
s2  I ws  2  0,35
Dq p D
Qws C s
s3 
Lq p
 L
C s   0,93  0,16 C p
 D 
untuk   0,5 C p  0,02 C s  0,02

=0,5 =0,5 =0,67 Soil type Driven Bored pile


pile
Sand 0,02-0,04 0,09-0,18
Clay 0,02-0,03 0,03-0,06
Contoh
Pondasi tiang panjang 40 fit dipancang dalam tanah pasir, dengan penampang segi empat 12 in x 12 in.
Beban vertikal yang ditahan 80 kip, yang didukung oleh gesek dinding sebesar 54 kip.
Ep = 3 x 106 lb/in2, Es = 4500 lb/in2, dan μs = 0,3, berapa penurunan elastik yang terjadi

Qwp  Q ws L
s1 
Ap E p
  0,6
E p  3 x10 6 lb / in 2  3 x10 3 kip / in 2
Qwp  80  54  26kip
Ap  12 x12  144in 2
L  40 x12  480in

s1 
 26  (0,6)(54) 480
(144)(3 x10 3 )
 0,065in

s2  ?
s3  ?

s  0,065  0,358  0,287


 0,71in
Typical Factors of Safety for Design of Deep Foundations
for Downward Loads

Design Factor of Safety


Acceptable
Classification Very
Probability of Good Normal Poor
of Structure Poor
Failure Control Control Control
Control
Monumental 10-5 2,3 3,0 3,5 4,0
Permanent 10-4 2,0 2,5 2,8 3,5
Temporary 10-3 1,4 2,0 2,3 2,8
Expanded from Reese and O’Neill, 1989
Rumus Dinamik
Rumus dinamik digunakan untuk pendekatan perhitungan kekuatan/kapasitas dukung pondasi
tiang pancang tunggal, dengan data dari:
• Tipe dan spesifikasi alat pancang
• Jenis dan spesifikasi tiang pancang
• Data pemancangan (tinggi jatuh/ram stroke, panjang tiang tertanam, final set dan rebound, dsb)
• Koefisien empiris yang berbeda untuk tiap rumusan dinamik

Seluruh rumus dinamik merupakan rumus-rumus empiris, yang berarti mengandung konstanta-konstanta empiris
yang nilainya bergantung pada asumsi dan kondisi pada saat rumus tersebut dibuat dan dikembangkan dari hasil
pemantauan perhitungan dan percobaan yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu.

Sampai saat ini belum ada rumus dinamik yang merupakan rumus analitis murni yang bisa mendekati dan
konsisten dalam segala situasi dan kondisi pemancangan.

Beberapa rumus dinamik yang banyak dipakai :


Modified Engineering News Record (ENR) Formula
•Eytelwein Formula
•Modified Hiley Formula
•Gates Formula
•Pacific Coast Uniform Building Code (PCUBC) Formula

Beberapa manual atau spesifikasi alat pancang menyertakan rumus dinamik yang direkomendasikan untuk alat
yang bersangkutan, dapat dipakai dan dilakukan cross check dengan rumus-rumus lain.
Hitungan Daya Dukung dengan Kalendering
(Rumus Hiley)

Kapasitas daya dukung tiang pancang dapat diperkirakan dengan menggunakan


rumus dinamis (Hiley). Sebenarnya dalam hitungan kalendering bisa digunakan
rumus lain tapi rumus hiley lebih sering digunakan.
2WH W  N 2 P
R
SK W P
R = Kapasitas daya dukung batas (ton)
W = Berat palu atau ram (ton)
P = Berat tiang pancang (ton)
H = tinggi jatuh ram (cm)
S = Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (cm)
K = Rata-rata Rebound untuk 10 pukulan terakhir (cm)
N = Koefisien restitusi*
0,4-0,5 untuk palu besi cor, tiang beton tanpa helm
0,3-0,4 untuk palu kayu (landasan kayu)
0,25-0,3 untuk tiang kayu
Untuk menentukan berat ram bisa dilihat pada spesifikasi alat. Biasanya dituliskan berat piston
misalkan 2,5Ton atau 3,5 Ton. Sedangkan untuk mengetahui tinggi jatuh ram dengan cara
melihat ring yang tampak saat pemukulan dan mengkonversikan ke table dan mengetahui jenis
hammer yang dipakai misal K25 atau K35. Misalkan saat kalendering ring yang muncul E
sedangkan tipe hammer K25 maka tinggi jatuh ram adalah 2.197 mm = 219,7 cm.

Note : Ram stroke must not be allowed to excued the following amount in any circumstance.
(K13=2,850mm K25/K35/K45=3,00mm
Operation by max ram stroke should be limited to final set of the pile.
For continuous driving except at final penetration, ram stroke should not exceed 2,500 mm

Ram stroke, mm
K13 K25 K35 K45
O 1,195 1,067 1,048 1,173
A 1,729 1,742 1,716 1,775
B 1,804 1,862 1,866 1,950
C 1,962 1,992 2,016 2,125
D 2,026 2,097 2,066 2,195
E 2,118 2,197 2,166 2,295
F 2,297 2,266 2,395
G 2,695 3,097 2,966 2,955
H 2,787 3,197 3,066 3,055
Menentukan S dan K dari millimeter kalendering:

Dari grafik diambil yang 10 pukulan atas.


S dari 10 pukulan terakhir adalah 2cm.
jadi S = 2/10 = 0.2 cm.
Sedangkan reboundnya (K) ada 10.
Diambilkan rata-rata K. dari grafik terbaca K sekitar :
0.9cm.
Setelah itu daya dukung mendapatkan factor koreksi yaitu:

Efisiensi palu (ef)** :


ef = 0,8-0,9 untuk diesel hammer
ef = 0,7-0,9 untuk drop hammer
ef= 0,7-0,85 untuk single/double acting hammer

Faktor aman (SF)*** :


SF = 3 untuk permanen load
SF = 1 untuk temporary load

Jadi daya dukung yang dipakai:


Rpakai = ef.R.(1/SF)
W = Berat palu atau ram = 2 ton
P = Berat tiang pancang = 0,4x0,4x12x2,4=4,608 ton
H = tinggi jatuh ram = 100 cm
S = Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” = 0,2 cm
K = Rata-rata Rebound untuk 10 pukulan terakhir = 0,9 cm
N = Koefisien restitusi =0,45
R = Kapasitas daya dukung batas (ton)
2WH W  N 2 P
R
S K W P
( 2)( 2)(100) (2)  (0,45) 2 ( 4,608)

(0,2)( 0,9) ( 2)  ( 4,608)
 986,38687
ef  0,8
SF  3
R pakai  ef.R.(1/SF )
(0,8)( 986,38687)

3
263,036ton
PERALATAN PDA TEST
terdiri dari :
1. Pile Driving Analyzer ( PDA ),
2. Dua (2) strain transducer.
3. Dua (2) accelerometer
4. Kabel Penghubung.
CAse Pile Wave Analysis Program (CAPWAP®)
Adalah suatu program dengan metode yang memadukan persamaan gelombang dan
model tanah dengan metode pengukuran CASE (CASE METHODS) yang berfungsi
untuk menganalisa dan memperkirakan distribusi dan besarnya gaya perlawanan tanah
total disepanjang tiang berdasarkan modelisasi sistem tiang tanah dengan tampilan
grafik beban settlement.

Anda mungkin juga menyukai