Anda di halaman 1dari 75

MANAJEMEN RISIKO PADA

PENYELENGGARAAN UKM
DI PUSKESMAS

SUHARTONO,SKM, M.Epid.
DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP AUDIT INTERNAL DAN TINJAUAN
MANAJEMEN
YANG DISELENGGARAKAN DINKES. GORONTALO UTARA
APRIL 2018
UKM ESENSIAL
• Data UKM Esensial, yaitu:
– a) Promosi Kesehatan;
– b) Kesehatan Lingkungan;
– c) Pelayanan Gizi KIA-KB;
– d) Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular;
– e) Surveilans dan Sentinel SKDR; dan
– f) Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular.
UKM PENGEMBANGAN
• Data UKM Pengembangan, antara lain:
• a) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS);
• b) Kesehatan Jiwa;
• c) Kesehatan Gigi Masyarakat;
• d) Kesehatan Tradisional dan Komplementer;
• e) Kesehatan Olahraga;
• f) Kesehatan Kerja;
• g) Kesehatan Indera;
• h) Kesehatan Lanjut Usia; dan/atau
• i) Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
Puskesmas.
MINIMALISASI RISIKO PELAKSANAAN KEGIATAN
TERHADAP LINGKUNGAN (kriteria 5.1.5)
• POKOK PIKIRAN :
• 1. PELAKSANAAN KEGIATAN UKM PUSKESMAS DAPAT
MENIMBULKAN RISIKO TERHADAP LINGKUNGAN.
• 2. RISIKO TERHADAP LINGKUNGAN PERLU DIIDENTIFIKASI
OLEH PENANGGUNG JAWAB DAN PELAKSANA UNTUK
MENGUPAYAKAN LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN DAN
MINIMALISASI RISIKO PELAKSANAAN KEGIATAN TERHADAP
LINGKUNGAN.
• 3. YANG TERMASUK RISIKO TERHADAP LINGKUNGAN
ADALAH GANGGUAN TERHADAP KONDISI FISIK, SEPERTI
KEBISINGAN, SUHU, KELEMBABAN,PENCAHAYAAN,
CUACA, BAHAN BERACUN BERBAHAYA, LIMBAH MEDIS,
SAMPAH INFEKSIUS.
Persiapan dan Identifikasi risiko
• Persiapan merupakan : Tahapan dimana fasyankes
menentukan tujuan, sdm, sumber daya finansial, ruang
lingkup, metode yang akan digunakan dan waktu
pelaksanaan manajemen risiko.
• Identifikasi risiko merupakan upaya untuk
mengidentifikasi bahaya yang ada ditempat kerja,
populasi berisiko, rute pajanan bahaya serta
konsekuensi yang mungkin timbul akibat pajanan
bahaya tersebut. Identifikasi risiko umumnya dilakukan
berdasarkan uraian detail dari masing-masing tahapan
kegiatan.
Analisis risiko
• Analisis risiko merupakan proses menilai apakah risiko
dapat diterima atau tidak.
• Terdapat 3 jenis metode dalam analisis risiko;
– Metode kualitatif : tingkat risiko dinilai dengan skala deskriptif
menggunakan formulir analisis risiko sederhana namun
komprehensif.
– Metode semi kuantitiatif : menggunakan skala dalam bentuk
angka untuk menilai tingkat risiko, Risiko digambarkan sebagai
fungsi dari probablitias/kemungkinan terjadinya dampak (P) dan
konsekuensi /dampak (K).
– Metode kuantitatif : melakukan uji yang lebih detail untuk
menentukan tingkat probabilitas/kemungkinan dan
konsekuensi. Dalam toksikologi dalam bentik dose-response,
pajanan komina, modelling/prediksi kejadian berdasarkan
kejadian yang pernah ada.
Evaluasi risiko
• Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan
antara hasil analisis risiko dengan pengendalian yang
telah diimplementasikan.

• Dalam tahap ini diputuskan apakah pengendalian yang


ada telah mencukupi atau perlu dilakukan pengendalian
tambahan. Rekomendasi pengendalian tambahan
merupakan output dari tahap evaluasi risiko.
Pengendalian risiko
• Pengendalian risiko merupakan tahap akhir dari
manajemen risiko.
• Bila tingkat risiko belum dapat diterima maka
risiko harus dikendalikan sampai tingkat risiko
yang dapat diterima/tidak memiliki dampak
kesehatan dan keselamatan pekerja.
• Metode pengendalian dapat diterapkan sesuai
hierarki : dengan efektifitas paling rendah ke
paling tinggi 12345.
1. APD2.Administratif3.pengendalian teknik 
4.substitusi5.Eliminasi.
Identifikasi risiko
FMEA – KEGIATAN IMUNISASI
• Gambarkan alur proses
- Tidak dilakukan perawatan
Kulkas
Pemeliharaan Rusak.
kulkas/cold harian, mingguan, bulanan,
- Suhu kulkas tidak dikontrol.
chain
- Tidak teliti menghitung jumlah. Vaksin
Penerimaan
- Tidak memperhatikan Batch, Expired, vial monitor. kurang
Vaksin - Tidak mengisi kartu stok.

Penyimpanan - Suhu kulkas tidak dikontrol/dicatat pagi-sore Vaksin


Vaksin - Pengaturan letak vaksin kurang diperhatikan rusak.

Pengambilan - Vaksin diambil tidak sesuai jumlah Vaksin


Vaksin sasaran terbuang
percuma
Meletakkan - Vaksin terpapar sinar matahari
vaksin Vaksin rusak

- Tidak menyiapkan anti anaphylactic


Penyuntikan shock,
Vaksin - Salah letak suntikan/kedalaman suntikan KIPI
Analisis risiko metode kualitatif
• Tujuan analisis risiko untuk menilai tingkat risiko rendah/sedang/tinggi
sebelum atau sesudah adanya pengendalian
• Tingkat risiko dinilai dengan menggunakan skala deskriptif saja.
• Contoh :

Dampak/ Efek pada pekerja


konsekuensi
Sakit/cedera yang hanya membutuhkan p3k dan tidak
Ringan mengganggu proses kerja.

Gangguan kesehatan dan keselamatan yang lebih


Sedang serius dan membutuhkan penanganan medis seperti
alergi dermatitis dan menyebabkan pekerja absen.

Gangguan kesehatan dan keselamatan yang sangat


Berat serius, kemungkinan terjadi cacat permanen hingga
kematian.
DAMPAK / KEPARAHAN
MATRIKS RISIKO
RINGAN SEDANG BERAT
TIDAK MUNGKIN RISIKO RENDAH RISIKO RENDAH RISIKO TINGGI
(PROBABILITAS)
KEMUNGINAN

MUNGKIN RISIKO RENDAH RISIKO SEDANG RISIKO TINGGI


SANGAT MUNGKIN RISIKO SEDANG RISIKO TINGGI RISIKO TINGGI

SKALA TINGKAT RISIKO

TINGKAT DESKRIPSI PENGENDALIAN


RISIKO
RISIKO RENDAH ADA KEMUNGKINAN RENDAH BAHWA CEDERA PRIORITAS 3
ATAU GANGGUAN KES. MINOR TERJADI SAAT INI,
DAMPAK KESEHATAN RINGAN SAMPAI SEDANG
RISIKO SEDANG KEPARAHAN DARI CEDERA DAN GANGGUAN PRIORITAS 2
KESEHATAN TERGOLONG SERIUS MESKIPUN
PROBABILITAS KEJADIAN RENDAH
RISIKO TINGGI KEMUNGKINAN BESAR TERJADI GANGGUAN PRIORITAS 1
KESEHATAN DAN CEDERA YANG MODERATE,
SERIUS ATAU BAHKAN KEMATIAN.
METODE SEMI KUANTITATIF
Kategori dampak/konsekuensi

KATEGORI DAMPAK / KEPARAHAN


1 TIDAK ADA DAMPAK
2 MEMBUTUHKAN P3K
3 MEMBUTUHKAN PERAWATAN MEDIS
4 MENYEBABKAN CACAT PERMANEN
5 MENYEBABKAN KEMATIAN

Kategori kemungkinan / probabilitas


KATEGORI KEMUNGKINAN / PROBABILITAS
1= SANGAT JARANG TERJADI SEKALI DALAM 5 TAHUN
2= JARANG TERJADI SEKALI DALAM 2-5 TAHUN
3= MUNGKIN TERJADI SEKALI DALAM 1-2 TAHUN
4= SERING TERJADI BEBERAPA KALI DALAM SETAHUN
5= SANGAT SERING TERJADI DALAM HITUNGAN MINGGU ATAU BULAN.
MATRIKS RISIKO
DAMPAK / KONSEKUENSI
X 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
KEMUNGKINAN /

2 2 4 6 8 10
PROBABILITAS

3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25

TINGKAT RISIKO

DAMPAK X KEMUNGKINAN TINGKAT RISIKO KETERANGAN WARNA


1-3 RENDAH
4-6 SEDANG
8-12 BERMAKNA
15-25 TINGGI
METODE KUANTITATIF

• DALAM ANALISIS KUANTITATIF DILAKUKAN


PENGUKURAN PAJANAN BAHAYA DENGAN
MENGGUNAKAN BERBAGAI MACAM INSTRUMEN
DAN DIBANDINGKAN DENGAN NILAI STANDAR
YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN BERLAKU.
• CONTOH : PENGUKURAN PENCAHAYAAN
(ILUMINASI), RADIASI, BAHAN KIMIA,
MIKROORGANISME  BILA HASIL PENGUKURAN
TIDAK SESUAI DENGAN STANDAR MAKA
DIPERLUKAN TINDAKAN PENGENDALIAN.
Kerugian yang mungkin terjadi
pada
suatu satuan waktu atau kegiatan.
Manajemen risiko

Proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,


meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara
menyeluruh
Lingkup program manajemen risiko
(McCaffrey & Hagg-Rickert,2003)
Patient care related risks

Contoh: pasien mengalami salah pemberian obat,


dioperasi salah sisi, diberi antibiotika ketika tidak
Clinical staff related risks

Contoh
dokter tertular infeksi dari pasien, perawat tertusuk
Non clinical staff related risk

Contoh: petugas laundry tertular infeksi dari linen yang


dicuci, petugas cleaning service tertusuk jarum dsb
Facility related risks

Contoh: pasien tertimpa tabung oksigen yang tanpa


pengaman, limbah infeksius tidakdikelola dengan baik ,
Financial risks

Contoh: pasien tidak bayar, klaim tidak dibayar,


dsb
Other risks

risiko di luar 5 risiko yang sudah dibahas: ambulans


mengalami kecelakaan, dsb
Multi-Causal
Theory
“Swiss Cheese”
diagram
(Reason, 1991)
Lingkup risk analysis

–What can happen


–When it could
happen
–Factors associated
with the occurrence
Proses manajemen risiko
Initiate
Quality Risk Management Process

Risk Assessment

Risk Identification • What might go wrong or


Risk Analysis
has gone wrong?
RISK COMMUNICATION

Risk Evaluation
• What is likelihood or
unacceptable
probability?

Risk Management t ools


Risk o mmun ication

Risk Control

Risk Reduction
• What are the
consequences (severity)?
Risk Acceptance
• What is the level of risk?
Output / Result of the
Quality Risk Management Process
Any mitigating factors?
Risk Review

Review Events
Proses manajemen risiko

Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Proses manajemen risiko

Manajemen Risiko
Pelayanan Imunisasi
Kajian risiko
(risk assessment)
Identifikasi risiko
Pada pelayanan Imunisasi Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Tahapan melakukan FMEA
Apakah FMEA
• Suatu alat manajemen
risiko untuk mengkaji
suatu prosedur secara
rinci, dan mengenali
model-model adanya
kegagalan / kesalahan
pada suatu prosedur,
melakukan penilaian
terhadap tiap model
kesalahan/ kegagalan,
dengan mencari
penyebab terjadinya,
mengenali akibat dari
kegagalan/ kesalahan,
dan mencari solusi
dengan melakukan
Prosedur
Prosedur yang sudah
yang ada FMEA diperbaiki
sekarang yang
minimal dari
kesalahan
Failure modes

• all the components, systems, processes and functions


that could potentially fail to meet the required
level of quality or reliability.
• The team should not only be able to describe the
effects of the failure, but also the possible causes.
Memilih proses untuk dianalisis dengan
FMEA
selecting a process that is known to be
problem- prone or potentially risky.
• Failure mode: Apa saja yang bisa salah
• Severity : Seberapa membahayakan akibatnya
• Occurrence : Seberapa sering kemungkinan terjadinya
• Detectability : Seberapa sulit untuk dideteksi
• Akibat : apa akibatnya ?
• Sebab: apa penyebabnya ?
Langkah-langkah
 Bentuk tim FMEA: orang-orang yang terlibat
dalam suatu proses
 Tetapkan tujuan, keterbatasan, dan jadual tim
 Tetapkan peran dari tiap anggota tim
 Gambarkan alur proses yang ada sekarang
 Kenalilah Failure modes pada proses tersebut
 Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
 Kenalilah apa akibat dari adanya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
Gambarkan alur proses
FMEA – KEGIATAN FOGGING
• Gambarkan alur proses 1.Orang
Keracunan.
Menyiapkan - Insektisida tumpah 2.Lingk.
tercemar
insektisida - Kulit terkena insektisida

Mencampur Serangga
- Konsentrasi campuran tidak tepat resisten
insektisida
- Campuran tidak homogen
dengan solar
1.Keracunan
- Tidak menggunakan APD 2.Swingfog
Menghidupkan
tak hidup
mesin swing fog - Baterai tidak dikontrol

1. Luka bakar
Mengangkat - Tidak perhatikan moncong mesin 2.Kejatuhan
mesin swing fog - Tidak perhatikan tali pengikat mesin mesin

- Tidak pakai masker, sarung tangan, Keracuna


Melakukan
baju ketelpak, helm n
pengasapan
- Pengasapan dilaksanakan sendiri
FMEA – PENIMBANGAN BALITA
• Gambarkan alur proses
Menyiapkan tali
gantungan -
dacin Timbangan
Menguji jatuh
- Tidak melakukan uji kekuatan tali menimpa
kekuatan tali
pengikat anak
penggantung

Memasang/ - Tidak memasang penahan bandul


menggantung Terbentur
dacin
dacin dacin

Memasang
sarung timbangan

1. Salah
Melakukan - Tidak menyetel titik nol / timbang
penimbangan keseimbangan 2. Anak
- Penimbangan dilakukan sendiri. jatuh
FMEA – PEMERIKSAAN TB MIKROSKOPIS
• Gambarkan alur proses
Mengumpulkan - Identitas di wadah
dahak kurang jelas tulisannya.
Memoles
- Pemolesan terlalu tebal atau
dahak pada
terlalu tipis
kaca slide

Melakukan fixasi - Fixasi terlalu lama/panas. Sampel


dahak
rusak
Melakukan
- Reagensia kedaluwarsa
pengecatan
1.Mengobati
orang tak sakit.
Melakukan 2.Tidak
pembacaan - Pembacaan salah / error rate tinggi mengobati
BTA orang sakit
Menyerahkan - Penyerahan hasil terlambat / tidak
hasil sesuai jadwal
pembacaan.
FMEA – KEGIATAN PENYULUHAN
• Gambarkan alur proses
Menyiapkan - Pemberitahuan Sasaran
jadwal mendadak tak
penyuluhan - Jadwal dirubah datang
Menyiapkan
bahan
penyuluhan

Sebagian
Menyiapkan
- Ruangan terlalu sempit. sasaran
tempat
pulang

- Tidak ada listrik Penyuluh


Menyiapkan AVA - AVA rusak an tak
- Brosur, leaflet salah cetak, tidak jelas. efektif

Melakukan Hasil
- Tidak mengevaluasi pemahaman
penyuluhan tidak
peserta.
diketahui
FMEA – KEGIATAN IMUNISASI
• Gambarkan alur proses
- Tidak dilakukan perawatan
Kulkas
Pemeliharaan Rusak.
kulkas/cold harian, mingguan, bulanan,
- Suhu kulkas tidak dikontrol.
chain
- Tidak teliti menghitung jumlah. Vaksin
Penerimaan
- Tidak memperhatikan Batch, Expired, vial monitor. kurang
Vaksin - Tidak mengisi kartu stok.

Penyimpanan - Suhu kulkas tidak dikontrol/dicatat pagi-sore Vaksin


Vaksin - Pengaturan letak vaksin kurang diperhatikan rusak.

Pengambilan - Vaksin diambil tidak sesuai jumlah Vaksin


Vaksin sasaran terbuang
percuma
Meletakkan - Vaksin terpapar sinar matahari
vaksin Vaksin rusak

- Tidak menyiapkan anti anaphylactic


Penyuntikan shock,
Vaksin - Salah letak suntikan/kedalaman suntikan KIPI
Langkah-langkah….
 Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan:
 Sering tidaknya terjadi (occurrence): (O)
 1 : tidak pernah, 10 sangat sering

 Kegawatannya (severity): (S)


 1 : tidak gawat, 10 sangat gawat

 Kemudahan untuk terdeteksi (detectability): (D)


 1 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi

 Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkalikan: O x S x D


 Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
 Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)
 Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
 Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
 Hitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi perbaikan
• Lakukan analisis sebab dan akibat untuk tiap failure
mode

No Failure modes Sebab Akibat


 Hitung O, S, D, dan RPN
No Failure Sebab Akibat O S D RPN
modes
1 Kulkas Kurang Vaksin 4 2 8 64
rusak pemeliharaa rusak
n
2 Vaksin Tidak IP vaksin 4 2 6 48
kurang cermat rendah
menghitung
3 KIPI Salah Abses 2 9 5 90
menyuntik /SHOCK
4 Vaksin Tidak Rugi biaya 5 3 5 75
terbuang cermat pengadaan
percuma menghitung vaksin
sasaran
Occurence Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Kemungkinan Kesalahan terjadi paling tidak sekali sehari atau hampir
terjadinya dapat setiap saat
dipastikan
9 Hampir tidak dapat Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi setiap 3
dihindarkan sampai 4 hari
8 Kemungkinan terjadi Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak
7 sangat tingggi seminggu sekali

6 Kemungkinan terjadi Kesalahan terjadi sekali sebulan


5 tinggi sedang

4 Kemungkinan terjadi Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tiap tiga bulan
3 sedang
2 Kemungkinan terjadi Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali
rendah setahun
1 Kemungkinan terjadi Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada
amat sangat rendah yang ingat kapan terakhir terjadi
Severity Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian pelanggan dan
berbahaya kerusakan sistem tanpa tanda-tanda yang mendahului
9 Sangat berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera berat/permanen pada
8 pelanggan atau gangguan serius pada sistem yang dapat
menghentikan pelayanan dengan adanya tanda yang mendahului
7 Berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan sampai sedang
dengan tingkat ketidak puasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau
menyebabkan ganggung sistem yang membutuhkan perbaikan berat
atau kerja ulang yang signifikan
6 Berbahaya sedang Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan sedikit ketidak
5 puasan pelanggan dan/atau menimbulkan masalah besar pada sistem
4 Berbahaya ringan Kesalahan menyebakan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi
3 sampai sedang dirasakan mengganggu oleh pelanggan dan/atau menyebabkan
masalah ringan pada sistem yang dapat diatasi dengan modifikasi
ringan

2 Berbahaya ringan Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan pelanggan tidak menyadari
adanya masalah tetapi berpotensi menimbulkan cedera ringan atau
tidak berakibat pada sistem
1 Tidak berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak berdampak pada
sistem
Detection Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Tidak ada peluang Tidak ada mekanisme untuk mengetahui adanya kesalahan
untuk diketahui
9 Sangat sulit Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi yang
8 diketahui menyeluruh, tidak feasible dan tidak segera dapat
dilakukan
7 Sulit diketahui Kesalahana dapat diketahui dengan inspeksi manual atau
6 tidak ada proses yang baku untuk mengetahui, sehingga
ketahuan karena kebetulan
Berpeluang sedang Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak
5 untuk diketahui otomatis atau dilakukan secara sampling
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi tidak
3 untuk diketahui otomatis
2 Berpeluang sangat Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang otomatis
tinggi untuk
diketahui
1 Hampir dipastikan Ada proses otomatis yang akan menhentikan proses untuk
untuk diketahui mencegah kesalahan
• Lakukan analisis dengan Pareto, hitung cut-off
point:
– Urutkan failure modes dg RPN tertinggi ke terendah
– Hitung kumulatif dan persentase kumulatif
– Pada RPN yang mendekati 80% tetapkan sbg cut off point

No Failure modes RPN Kumulatif % kumulatif


MENETAPKAN PRIORITAS

No Failure RPN Kumulatif %


modes kumulatif
1 KIPI 90 90 32.97 %
2 Vaksin 75 165 60.44 %
terbuang
3 Kulkas rusak 64 229 82.67 %
4 Vaksin kurang 48 277 100
FAILURE MODE YANG MENJADI PRIORITAS
N Failure modes RPN Kumulatif % SOLUSI INDIKATOR
o kumulatif KEBERHASILAN

1 KIPI 90 90 32.97 % PERBAIKI PENYUNTIKAN


TATA BENAR
LAKSANA
IMUNISASI
2 Vaksin 75 165 60.44 % PEMETAAN SELURUH
terbuang SASARAN SASARAN
IMUNISASI IMUNISASI
HADIR
3 Kulkas rusak 64 229 82.67 % PERAWATA JADWAL
N KULKAS PERAWATAN
SESUAI SOP DILAKSANAKAN
4 Vaksin kurang 48 277 100
CONTOH REGISTER RISIKO

Modus- Penyeba Akibatny Kemung Tingkat Kemuda Risk Solusi Indikator


modus b a kinan kepataha han Priority untuk
kegagala terjadiny terjadiny n (S= dideteksi Number( menguku
n/kesala a a ( O= Severity) (D= RPN) r
han Occurre Detectab RPN = keberhasi
nce) ility) OxSxD lan dari
solusi
Menetapkan “cut off point”dengan Pareto

• 1. Urutkan failure mode dengan nilai RPN dari


yang tertinggi ke yang terendah
• 2. Hitung kumulatif untuk tiap failure mode
• 3. Hitung persentase kumulatif
• 4. Perhatikan nilai kumulatif sampai dengan 80
%, maka pada nilai kumulatif 80 % tersebut kita
tetapkan sebagai “cut off point”
Contoh
Modus RPN Kumulatif Persentase
kegagalan/k Kumulatif
esalahan
Modus 1 320 320 26,4 %

Modus 4 270 590 48,7 %


Modus 3 240 830 68,6 %

Modus 2 160 990 81,8 % Cut off: 160


Modus 6 100 1090 90,1 %
Modus 5 80 1170 96,7 %
Modul 7 40 1210 100 %

Jadi yang harus ditindak lanjuti dengan solusi adalah: modus 1, 4, 3, 2


Panduan untuk membuat solusi
• Apa safeguard/barier/pelindung yang perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan
• Jika suatu kesalahan akan berakibat timbulnya kesalahan yang lain,
bagaimana mencegah agar tidak timbul kesalahan yang lain
• Apa yang perlu kita ubah agar kesalahan tidak akan terjadi lagi di
masa mendatang
• Jika kesalahan tersebut terjadi, solusi apa yang bisa kita lakukan
• Jika terjadi kesalahan bagaimana kita bisa secara cepat menindak
lanjuti agar tidak mencederai pasien
• Jika pasien cedera akibat kesalahan tsb, solusi apa yang perlu
dilakukan
Prosedur
Prosedur yang sudah
yang ada FMEA diperbaiki
sekarang yang
minimal dari
kesalahan
supplement
Keselamatan kerja perkantoran…(1)
• Prosedur kerja yang aman di kantor dalam rangka
melaksanakan persyaratan keselamatan kerja perkantoran:
• 1. Berlari di kantor harus dilarang.
• 2. Permukaan lantai harus yang tidak licin atau yang
menyebabkan pekerja terpleset/tergelincir.
• 3. Semua yang berjalan di lorong kantor dan di tangga
diatur berada sebelah kiri.
• 4. Karyawan yang membawa tumpukan barang yang cukup
tinggi atau berat harus menggunakan troli dan tidak boleh
naik melalui tangga tapi menggunakan lift barang bila
tersedia.
• 5. Tangga tidak boleh menjadi area untuk menyimpan
barang, berkumpul, dan segala aktivitas yang dapat
menghambat lalu lalang.
Keselamatan kerja perkantoran...(2)
• 6. Bahaya jatuh dapat dicegah melalui
kerumahtanggaan kantor yang baik, cairan tumpah
harus segera dibersihkan dan potongan benda yang
terlepas dan pecahan kaca harus segera diambil.

• 7. Bahaya tersandung dapat diminimalkan dengan


segera mengganti ubin rusak dan karpet usang.

• 8. Lemari arsip bisa menjadi penyebab utama


kecelakaan dan harus digunakan dengan benar.
• 9. Kenakan pelindung jari untuk menghindar
pemotongan kertas.
Keselamatan kerja perkantoran...(2)
• 10. Hindarkan kebiasaan yang tidak aman termasuk:
– a. menyimpan pensil dengan ujung runcingnya ke
atas;
– b. menempatkan gunting atau pisau dengan ujung
runcing kearah pengguna;
– c. menggunakan pemotong kertas tanpa penjaga
yang tepat, dan
– d. menempatkan objek kaca di meja atau tepi
meja.
• 11. Menggunakan listrik dengan aman
INDIKATOR KESEHATAN LINGKUNGAN
( Vektor )
• Standar dalam Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit:
• a. Indeks lalat maksimal 8 ekor/fly gril (100x100
cm) dalam pengukuran 30 menit.
• b. Indeks kecoa maksimal 2 ekor/plate (20x20 m)
dalam pengukuran 24 jam.
• c. Indeks nyamuk Aedes Aegypti : container
Indeks tidak melebihi dari 5 %.
• d. Indeks tikus harus 0.
pencahayaan
• Aspek lingkungan kerja, pencahayaan pada pagi dan
siang hari dapat mempergunakan cahaya matahari,
efisien pemakaian lampu wajib dilakukan,
pengendalian dan pengaturan cahaya agar tidak
mengganggu kegiatan kerja, harmonisasi penggunaan
pencahayaan alami dan penerangan lampu harus
dilakukan, pemadaman lampu bila pada saat tidak
diperlukan dan penggunaan power/watt lampu
seefisien mungkin.

• Tidak dianjurkan menggunakan mercury vapor lamp


utk ruang perkantoran.
Persyaratan pencahayaan sesuai peruntukan
ruang kerja (pmk.48 tahun 2016)
Peruntukan ruang Minimal pencahayaan
Ruang kerja 300 lux
Ruang gambar 750 lux
Resepsionis 300 lux
Ruang arsip 150 lux
Ruang rapat 300 lux
Ruang makan 250 lux
Koridor/lobi 100 lux
Standar kebisingan
peruntukan kebisingan
Ruang kantor 55-65 dBA
(umum/terbuka)
Ruang kantor (pribadi) 50-55 dBA
Ruang umum dan kantin 65-75 dBA
Ruang pertemuan dan rapat 65-70 dBA
EVALUASI RISIKO
• Evaluasi risiko dilakukan dalam rangka membandingkan
tingkat risiko yang telah dihitung dengan upaya
pengendalian yang telah dilakukan.
• Bila masih ada sisa risiko maka perlu diterapkan
pengendalian lanjutan.
• Tahap ini juga digunakan untuk menilai efektifitas
pengendalian.
• Hasil evaluasi risiko :
– Gambaran tentang sisa risiko yang ada
– Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu
ditanggulangi.
– Masukan/informasi untuk pertimbangan penerapan
pengendalian lanjutan.
ANALISIS RISIKO METODE SEMI KUANTITATIF
Kategori dampak/konsekuensi
KATEGORI DAMPAK / KEPARAHAN
1 TIDAK ADA DAMPAK
2 MEMBUTUHKAN P3K
3 MEMBUTUHKAN PERAWATAN MEDIS
4 MENYEBABKAN CACAT PERMANEN
5 MENYEBABKAN KEMATIAN

Kategori kemungkinan / probabilitas


KATEGORI KEMUNGKINAN / PROBABILITAS
1= SANGAT JARANG TERJADI SEKALI DALAM 5 TAHUN
2= JARANG TERJADI SEKALI DALAM 2-5 TAHUN
3= MUNGKIN TERJADI SEKALI DALAM 1-2 TAHUN
4= SERING TERJADI BEBERAPA KALI DALAM SETAHUN
5= SANGAT SERING TERJADI DALAM HITUNGAN MINGGU ATAU BULAN.
Matriks risiko (pmk.48 tahun 2016)
DAMPAK / KONSEKUENSI
X 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
KEMUNGKINAN /

2 2 4 6 8 10
PROBABILITAS

3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25

DAMPAK x KEMUNGKINAN TINGKAT RISIKO KETERANGAN WARNA


1-3 RENDAH
4-6 SEDANG
8-12 BERMAKNA
15-25 TINGGI
Evaluasi dan prioritas pengendalian risiko
dengan metode analisis risiko semikuantitatif
Nilai Kategori Kategori Prioritas Jadwal waktu pengendalian
risiko Nilai risiko tingkat risiko pengendalian
1-3 Rendah Dapat diterima Prioritas 4 Membutuhkan pengendalian
dalam waktu 1 tahun
4-6 Sedang Prioritas 3 Membutuhkan pengendalian
dalam waktu 6 bulan
moderat
8-12 Bermakna Prioritas 2 Membutuhkan pengendalian
dalam waktu 3 bulan
15-25 Tinggi Penting Prioritas 1 Membutuhkan pengendalian
segera maksimal dalam waktu
1 bulan.
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
• Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode
sebagai berikut:
• a. pengamatan fisik media lingkungan;
• b. pengukuran media lingkungan di tempat;
• c. uji laboratorium; dan/atau
• d. analisis risiko kesehatan lingkungan.

• Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan terhadap media


air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta
vektor dan binatang pembawa penyakit. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada pedoman pengawasan
kualitas media lingkungan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN
• Analisis risiko kesehatan lingkungan merupakan
pendekatan dengan mengkaji secara mendalam untuk
mengenal, memahami dan memprediksi kondisi dan
karakterisktik lingkungan yang berpotensi terhadap
timbulnya risiko kesehatan, dengan mengembangkan
tata laksana terhadap sumber perubahan media
lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak
kesehatan yang terjadi.

• Analisis risiko kesehatan lingkungan juga dilakukan


untuk mencermati besarnya risiko yang dimulai dengan
mendiskripsikan masalah kesehatan lingkungan yang
telah dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada
kesehatan manusia yang berkaitan dengan masalah
kesehatan lingkungan yang bersangkutan.
Menganalisis risiko kesehatan lingkungan
• Analisis risiko kesehatan lingkungan dilakukan melalui:
• a) Identifikasi bahaya
Mengenal dampak buruk kesehatan yang disebabkan oleh pemajanan suatu
bahan dan memastikan mutu serta kekuatan bukti yang mendukungnya.
• b) Evaluasi dosis respon
Melihat daya racun yang terkandung dalam suatu bahan atau untuk
menjelaskan bagaimana suatu kondisi pemajanan (cara, dosis, frekuensi, dan
durasi) oleh suatu bahan yang berdampak terhadap kesehatan.
• c) Pengukuran pemajanan
Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya pemajanan pada manusia oleh
suatu bahan melalui semua jalur dan menghasilkan perkiraan pemajanan.
• d) Penetapan Risiko.
Mengintegrasikan daya racun dan pemajanan kedalam “perkiraan batas
atas” risiko kesehatan yang terkandung dalam suatu bahan.
• Hasil analisis risiko kesehatan lingkungan ditindaklanjuti dengan komunikasi
risiko dan pengelolaan risiko dalam rencana tindak lanjut yang berupa Intervensi
Kesehatan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai