Rini Prastiwi
FENOL DAN ASAM FENOLAT
Senyawa fenol : aneka ragam senyawa yang berasal
dari tumbuhan, yang mempunyai ciri yang sama yaitu
cincin aromatik yang mengandung satu atau dua lebih
gugus hidroksil.
Beberapa contoh senyawa fenol diantaranya :
flavonoid (golongan terbesar), fenol monosiklik
sederhana, fenilpropanoid, kuinon serhana, beberapa
golongan bahan polimer diantaranya lignin, melanin,
tanin, kadang juga dijumpai fenolik pada protein,
alkaloid dan terpenoid.
Sifat senyawa fenol
Mudah larut dalam air
Berikatan dengan gula sebagai glikosida
Mampu membentuk komplek dengan protein melalui
ikatan hidrogen
Fenol sangat peka terhadap oksidasi enzim dan
mungkin hilang pada proses isolasi akibat kerja enzim
fenolase yang terdapat pada tumbuhan
Biasa terdapat dalam vokuola sel
Contoh senyawa fenol
Golongan terbesar flavonoid
Fenol monosiklik sederhana
Kuinon fenolik
Bahan polimer penting dalam tumbuhan ( lignin,
melanin, tanin)
Kadang satuan fenolik juga terdapat pada protein,
alkaloid dan terpenoid
Peranan golongan senyawa fenol
Lignin ( sebagai bahan pembangun sel)
Antosianin (pigmen bunga)
Flavonol ( pengaturan pengndalian tumbuh pada
tanaman kacang Pisum sativum)
Cara deteksi senyawa fenol
Di tambah larutan FeCL3 1% dalam air atau etanol
yang akan menimbulkan warna hijau, merah ungu,
biru atau hitam yang kuat
Atau dimodifikasi larutan FeCL3 1% dalam air dan
kalium heksasianoferat (III) 1% ( pada kromatogram
kertas)
Deteksi kromatogram berdasarkan warnanya atau
flouresensinya di bawah uv dan diperkuat atau
berubah dengan uap amonia (untuk senyawa
flavonoid)
Identifikasi analisis kuantitatif senyawa fenol dengan
menggunakan spektrofotomeri
Semua senyawa fenol merupakan senyawa aromatik
sehingga menunjukkan serapan kuat di daerah
spektrum UV
Menunjukkan pergeseran batokrom pada
spektrumnya bila ditambahkan basa
Senyawa fenol dan asam fenolat
hidrokuinon
• Resorsinol, orsinol dan floroglusol
• Katekol, pirogalol
• Asam p-hidroksibenzoat, asam
protokatekuat, asam vanilat
• Asam sirigat
• Asam salisilat, asam o-protokatekuat
• Asam isovanilat
Senyawa asam fenolat ada hubungannya dengan lignin
terikat sebagai ester atau terdapat pada daun di dalam
fraksi yang tak larut dalam etanol, atau mungkinterdapat
dalam fraksi yang larut dalam etanol yaitu sebagai glikosida
sederhana
Asam Ϸ-hidroksi benzoat, asam katekuat, asam vanilat dan
asam sirigat terdapat umum pada tumbuhana
angiospermae
Asam gentisat tersebar luas
Asam salisilat dan asam asam protokatekuat
penyebarannya lebuh terbatas khas pada Ericaceae
Asam galat terdapat pada tumbuhan berkayu, terikat
sebagai galotanin. Senyawa ini lazim terdapat dalam
ekstrak tumbuhanyang sudah dihidrolisis dalam suasana
asam.
Pemisahan dan identifikasi
senyawa fenol
Cara terbaik untuk identifikasi senyawa fenol sederhana
adalah dengan kromatografi lapis tipis (KLT)
Fenol di deteksi setelah hidrolisis jaringan tumbuhan
(segar atau kering) dalam suasana asam atau basa atau
setelah pemekatan ekstrak tumbuhan dalam etanol-air.
Hidrolisis dalam suasana asam dengan HCL 2M selama 30
menit larutan didinginkan dan disaring sebelum di
ekstraksi
Hidrolisis dalam suasana basa dengan NaOH 2 M pada
suhu kamar dalam lingkungan nitrogen, sebelum
diekstraksi harus di asamkan dulu
Pada kedua cara hidrolisis ini , fenol yang dibebaskan
diekstraksi dengan eter, kemudian ekstrak eter di cuci,
dikeringkan, diuapkan sampai kering
Sisa penguapan dilarutkan dalam eter kemudian di
kromatografi dua arah pada silika gel dengan
pengembang asam asetat-kloroform dan etil asetat-
benzen. Pada selulosa MN 300 dengan pengembang
benzen-metanol-asam asetat dan asam asetat-air.
Fenolat KLT Rf (x100) dalam Warna EtOH EtOh-NaOh
pengembang max max
1 2 3 4
Fenol sederhana Vanilin-HCL
Orsinol 19 62 46 67 Merah jambu biru 276,282 294
4-metilresorsinol 25 63 59 65 Merah bata 282 291
2-metilresorsinol 40 64 58 73 Merah jambu biru 275, 280 288
oH oH
oH OH
OH
Gallotannins Ellagitannins
Catechin
Tanin terkondensasi
Atau flavolan
Secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan
cara kondensasi katekin tunggal ( atau galokatekin)
yang membentuk senyawa dimer kemudian oligomer
yang lebih tinggi
Nama lain tanin terkondensasi adalah proantosianidin
karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa
ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus
dan dibebaskan monomer antosianidin
Kebanyakan proantosianidin adalah sianidin
Terkondensasi
sehingga tidak bisa
dihidrolisis
Berasal dari
proantosianidin
(molekul yang
membentuk
antosianidin jika
dipanaskan)
Komponen utama
penyusun tannin
terkondensasi adalah
• Flavan-3,4-diol
• Flavan-3-ol
Tanin terhidrolisis
kompleks ester dari
asam galat dengan
karbohidrat (umumnya
glukosa)
contoh gallotannin dan
ellagitannin
Ellagitannin
Biosintesis tanin
Tannin termasuk dalam golongan fenol. Semua
senyawa fenol baik primer maupun sekunder,
keduanya dibentuk melalui jalur asam sikimat
(skhimic acid pathway) yang biasa disebut juga sebagai
jalur fenilpropanoid (phenylpropanoid pathway). Jalur
ini juga merupakan jalur pembentukan senyawa
golongan fenol lain seperti isoflavon, kumarin, lignin,
dan asam amino aromatik (triptophan, fenilalanin,
dan tirosin).
Dua kelompok utama dari tannin adalah tannin
terhidrolisis dan tannin terkondensasi biasa disebut sebagai
proanthosianidin. Beberapa contoh bagaimana tannin
tersintesis adalah sebagai berikut :
Asam gallat terderivasi dari asam kuinat.
Ellagotannins terbentuk dari hexahydroxydiphenic acid
esters melalui proses oxidative coupling dengan
menggabungkan asam gallat dengan suatu inti D-glucose.
Oxidative coupling yang lebih lanjut akan membentuk
bentuk polimer tannin terhidrolisis.
Prekursor biosintesis proanthosianidin adalah
leucocyanidins (flavan-3,4-diol and flavan-4-ol)
Melalui autooksidasi, dengan ketidakhadiran panas akan
terbentuk anthocyanidin dan 3-deoxyanthocianidin,
dimana pada akhirnya akan berpolimerasi membentuk
proanthosianidin.
Jalur shikimat mengubah prekusor karbohidrat sederhana
yang merupakan hasil dari glikolisis dan jalur pentosa
phospat menjadi asam amino aromatic (Herrmann and
Weaver, 1999). Jalur asam shikimat hanya dijumpai pada
tumbuhan, fungi, dan bakteri tetapi tidak ada pada hewan.