Anda di halaman 1dari 50

FENOLIK

TIM DOSEN FITOKIMIA-UHAMKA 2022


Sub CPMK:
Mampu menjelaskan pembagian,
alur biosintesa, sifat fisikokimia,
sumber serta cara isolasi dan
analisis senyawa fenol
QS. Ar-rad: 29

ٍ ‫ت طُ ْو ٰبى لَهُ ْم َو ُحس ُْن َم ٰا‬


‫ب‬ ّ ٰ ‫اَلَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬

“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,


mereka mendapat kebahagiaan dan
tempat kembali yang baik”.
FENOL

 Definisi
: mempunyai ciri terdiri atas cincin
aromatik yang mengandung satu atau lebih
gugus hidroksil.

 Gugus hidroksil lebih dari 2 disebut polifenol

 Pada umumnya, semua tumbuhan memiliki


senyawa fenol.
Biosintesis

Kegiatan pembentukkan senyawa


dalam jasad hidup

Jalur biosintesis

Urut-urutan terbentuknya suatu senyawa


hasil suatu prekursor

A B C D X
1. Lurus sederhana/linier
Jalur
Biosintesis pep
Asam sikimat asam khorismat

2. Konvergen

Ornitin putresin pirolin tropin

fenilalanin hiosiamin

3. Kisi-kisi

Asam shikimat Asam sinamat

dihidroshikimat Asam galat tanin

Asam protokatekoat
4. Jalur bercabang

Asam shikimat

Asam khorismat

Asam antranilat Asam prefenat

Triptofan Asam fenilpiruvat p-OH fenil


pirufat

Fenilalanin
Tirosin
Jalur metabolisme

Metabolit primer Metabolit sekunder

Jalur biosintesis tertentu Jalur biosintesis


tidak pasti
JALUR METABOLISME DALAM TUMBUHAN

JALUR ASETAT JALUR SHIKIMAT

asam lemak dan poliketida Asam amino aromatik


dan fenilpropanoid

JALUR MEVALONAT ASAM AMINO

Terpenoid dan steroid Alkaloid


Biosintesis Senyawa Fenol/fenolat

Asam
amino
Ciri-ciri

~ Memiliki cincin aromatik


~ Memiliki gugus hidroksil 1 – 2
~ Larut dalam air (biasanya bentuk glikosida)
~ Biasanya terdapat dalam vakuola
~ Umumnya terdapat pada semua tumbuhan

Guna : antiseptik, astringen, analgetik


FENOL
SEDERHA
NA

ASAM
FLAVONOID
FENOLAT

TURUNAN
FENOLIK
FENIL
LIGNIN
PROPANOID

FENIL
TANIN
PROPENA
SIFAT UMUM
Pada tumbuhan, fenol seringkali terdapat dalam bentuk
glikosidanya (terikat dengan gula)

Berikatan dengan protein membentuk ikatan kompleks


(melalui ikatan H)

Adanya cahaya dan udara  warna fenol perlahan jadi


gelap
Fenol sangat peka terhadap oksidasi enzim dan mungkin
hilang pada proses isolasi akibat kerja enzim fenolase yang
terdapat pada tumbuhan

Beberapa bersifat toksik terhadap serangga/hama

Hanani, 2015
Fungsi

Pembangun dinding sel


(lignin)
Pigmen bunga
(antosianin)
Hormon pertumbuhan
(auksin)
Pertahanan terhadap
serangga

Pelindung radiasi UV
Aktivitas
Peran bagi tumbuhan
farmakologi
Pembangun dinding sel
(cth: Lignin)
Antioksidan

Pigmen bunga
(cth: antosianin)

faktor pertahanan
terhadap serangga
(cth: flavonoid)

Pelindung dari
radiasi UV
FENOL dan FENOLAT
Fenol
Sederhana
Asam Fenolat
Definisi : senyawa
fenol yang terdiri
atas cincin
aromatis dengan gugus Ester (tidak
larut dalam
hidroksil etanol
dan karboksilat

Glikosida Bentuk
(larut dalam asam Amida
etanol) fenolat

Bebas
(sangat
jarang)
Sifat
+Dengan protein  kompleks
(menghambat kerja enzim)

Peka terhadap enzim oksidase (fenolase)


(kemungkinan hilang waktu isolasi)

Dengan basa membentuk garam


yang larut dalam air

Memiliki serapan kuat pada sinar uv


(karena merupakan senyawa aromatik)
Penambahan basa terjadi pergeseran batokrom
Theae Folia
PENYEBARAN (Daun Teh)

Uncariae Gambiris
Folium (Gambir)

Psidii Guajavae Folium


(Daun Jambu Biji)

Arecae Catechu Semen


(Biji Pinang)

Garcinia Mangostanae Pericarpium


(Kulit Buah Manggis)
Kelompok utama
asam fenolat

Asam Asam hidroksi sinamat


hidroksibenzoat • Asam ferulat
• Asam galat • Asam kafeat
• Asam vanilat • Asam p-kumarik
• Asam siringat • Asam sinapik
• Asam salisilat

Stalikas, CD. Extraction, separation, and detection


methods for phenolic acids and flavonoids. J. Sep. Sci.
2007, 30, 3268 – 3295
Fenil propanoid
 Fenil propanoid merupakan senyawa fenol
alam yang mempunyai cincin aromatik dengan
rantai samping terdiri atas 3 karbon
 Pengelompokkan berdasarkan terbentuknya:
1. Fenil propanoid sederhana (cth: asam
hidroksisinamat)
2. Kumarin (lakton asam o-hidroksisinamat)
3. Lignan (suatu dimer fenilpropana)
Contoh senyawa
kumarin

(Solanum tuberosum)
Hieracium pilosella

(Melilotus officinalis)
Fenil
propena eugenol
 Merupakan senyawa fenol yang tersusun atas cincin
aromatis dan rantai samping dengan ikatan tak jenuh.
 Berperan penting dalam bau dan citarasa tumbuhan
 Terdapat dalam fraksi minyak atsiri jaringan tumbuhan
bersama-sama dengan terpena atsiri.
 Fenilpropena larut dalam lemak, sehingga dapat
dideteksi dalam ekstrak eter.
 Beberapa contoh senyawa fenilpropena yaitu : eugenol
(dalam minyak cengkeh), anetol (dalam minyak adas),
miristin (dalam pala)
Lignin
 Ditemukan sebagai fenolik penyusun dinding sel

 Tidak larut dalam air

 Bentuknya kompleks
PERSIAPAN EKSTRAKSI FENOLIK

Suasana asam: HCl 2M


selama 30-60 menit

Hidrolisis
glikosida fenolik

Suasana basa: NaOH 2M


Reaksi enzimatik pada suhu kamar dalam
(cth: pectinases, lingkungan nitrogen selama
cellulases, and amylases) 4 jam, lalu diasamkan lagi
sblm ekstraksi
EKSTRAKSI FENOLIK
Ekstraksi senyawa fenolik dipengaruhi oleh:

1. Matriks sampel dan ukuran partikel

2. Sifat kimia dan komponen fenolik pada sampel tanaman


• (struktur molekul, polaritas, konsentrasi, jumlah cincin aromatis
dan gugus hidroksil)
3. Keberadaan senyawa pengganggu (protein, KH, lipid,
terpena, klorofil, dll.)
• dapat dihilangkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik
non-polar seperti: diklorometan, kloroform, heksana, benzena.
4. Pelarut pengekstraksi
4

5. Waktu dan suhu


6. Rasio bahan : pelarut
.
EKSTRAKSI FENOLIK (lanjutan)

 Pelarut yang umum digunakan untuk


mengektraksi senyawa fenolik  alkohol
(metanol, etanol, propanol), aseton,
kloroform, dietil eter, and etil asetat.
 Bentuk glikosida fenolik larut dalam air.
 Bentuk glikosida fenolik yang sudah
dihidrolisis  fenolik bebas  ekstraksi
dengan eter.
HCl 2M (30

SIMPLISIA
menit)
Eks asam /
NaOH2M (4 jam)
basa

Eter
Pemisahan
Fenol Eks. Eter

Uapkan
Silika gel: As. asetat /CHCl 10%
Etil asetat /benzen 45% Residu
Selulosa MN 300: Asam asetat-air 6%
Benz –MeOH- As.asetat (45:8:4) KK /
KLT
Simplisia
EKSTRAKSI ASAM
H20 panas
FENOLAT

AMPAS AIR
Asam pH 3 RESIDU
Eter (Asam folat)

Na2SO4 anh
Air ETER uapkan
Na2CO3
20% ETER

ETER
AIR
Asam pH 3
Eter
Air
EKSTRAKSI FENOLIK (lanjutan)

Konvensional
Metode
ekstraksi
fenolik
Modern
EKSTRAKSI FENOLIK (lanjutan)

 Ekstraksi Konvensional
1. Soxhlet, 2. Refluks, 3. Maserasi

Keunggulan Kekurangan

Sederhana Penggunaan pelarut organik


dalam jumlah besar
Peralatan relatif
murah
Waktu ekstraksi lama

Menghasilkan Terganggu dan dapat rusak oleh


Khoddami A. et al., kadar fenolik yang factor internal dan eksternal
Techniques for Analysis tinggi seperti: cahaya, suhu, udara,
of Plant Phenolic dan reaksi enzimatik
Compounds. Molecules
2013, 18, 2328-2375
EKSTRAKSI FENOLIK
(lanjutan)
 Ekstraksi Modern
 ultrasound-assisted extraction (UAE),
 microwave-assisted extraction (MAE),
 supercritical fluid extraction (SFE),
 ultrasound-microwave-assisted extraction (UMAE),
 sub-critical water extraction (SCWE),
 high hydrostatic pressure processing (HHPP)
 accelerated solvent extraction (ASE)

Khoddami A. et al., Techniques for Analysis of Plant


Phenolic Compounds. Molecules 2013, 18, 2328-
2375
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK

Cong-Cong,XU., et al. Advances in extraction and analysis of phenolic


compounds from plant materials. Chinese Journal of Natural Medicines 2017,
15(10): 07210731
PEMISAHAN/FRAKSINASI FENOL
1. KROMATOGRAFI KOLOM (KK)
 Typically-utilized column sorbents are RP-C18 [75],
Toyopearl [76,77], LH-20 [76,77] and to a less extent
polyamide resin. Sephadex LH-20 column
chromatography for isolation of proanthocyanidins.
 Ethanol, methanol, acetone, and water and their
combinations are commonly used as eluents.

2. Preparative-scale HPLC

3. Countercurrent Chromatography (CCC)


IDENTIFIKASI
1. REAKSI WARNA
 Larutan FeCl3 1% /air atau etanol  timbul warna
hijau, merah ungu, biru atau hitam yang kuat.
 Folin-ciocalteu, panaskan sebentar  timbul warna
biru (kelompok hidrokuinon/katekol) Dapat
digunak
 Vanilin-HCl pekat  pink s/d merah bata
an utk
(resorsinol)
pereaksi
 Vanilin-H2SO4 pekat deteksi
 Gibbs (2,6-diklorokuinon-kloromida 2% dalam pada
kloroform)  dapat digunakan untuk membedakan KLT
asam vanilat (merah muda) dan isovanilat (biru)
 Uap amonia  biru s/d kelabu
IDENTIFIKASI / KUALITATIF (LANJUTAN)
2. KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI KERTAS (KKt)
KLT (benzen-As.asetat-air =6:7:3 ; As asetat –air 15%)
GC
Senyawa fenol perlu diubah jadi senyawa turunan
trimetilsilil/asetat  agar mudah menguap
HPLC
Campuran asam fenolat dan aldehida fenolik dapat dipisahkan dengan
kolom C-18 (non polar) dan fase gerak (polar) = air:methanol:asam asetat
(12:6:1) dan air:asam asetat:n-butanol (342:1:14)

3. SPEKTROFOTOMETRI
Memiliki inti aromatis  serapan di daerah UV (<300 nm), jika
ditambah basa terjadi pergeseran batokromik
KUANTITATIF
 Fenolik total dapat diukur dengan metode kolorimetri
dengan menggunakan spektrofotometer.

 umum adalah Folin-Ciocalteu (asam phosphomolybdat /


phosphor Pereaksitungstat)  kompleks biru yg diukur pada
sekitar 760 nm. Pembanding asam galat.

 Kadar fenolik dilaporkan setara dengan asam galat.

 Kelemahan: pereaksi tsb tidak bereaksi spesifik hanya pada


senyawa fenolik, tetapi juga pada asam askorbat, amina
aromatis, dan gula.
Penentuan Kadar

Metode : Folin Ciocalteu


Standar : Asam galat
Cara : spektrofotometer :
+ Pereaksi FC
+ Na2CO3
Incubasi
 ukur pada 756-760 nm
Isolasi senyawa fenolik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

 Senyawa fenolik cenderung untuk berpolimerisasi


dalam proses yang melibatkan pemanasan
 Bentuk glikosida tidak tahan terhadap pengaruh
pengasaman dan pemanasan
 Cenderung untuk membentuk ikatan yang kuat
dengan gugus silanol dari fase diam silika
 Bentuk glikosida memberikan sifat kelarutan tinggi
pada pelarut polar
Pharmacogn J. 2020; 12(6): 1311-1316
Research Article

Total Phenolic Content and Antioxidant Activity of Different


Extracts of Cordia sebestena L. Leaves

Ni Putu Ermi Hikmawanti, Endang Hanani, Yuni Sapitri, Wulan Ningrum


ABSTRACT
Background: Cordia sebestena L. (Boraginaceae) wildly planted in Jakarta,
Indonesia. The secondary metabolites of plants have biological and pharmacological
activities, such as antioxidant. The antioxidant activity of plants might be due to their
phenolic compounds. Objective: To determine the total phenolic content and
evaluate the antioxidant activity of C. sebestena leaves extracts (n-hexane,
dichloromethane, ethyl acetate, and 70% ethanol). Materials and Methods: The
total phenolic content was determined using spectrophotometric methods with a
Folin-Ciocalteu reagent. The antioxidant activity of the extracts was determined by its
ability to inhibit DPPH radicals through IC50values (ppm). Results: The highest total
phenolic content (167.61 ± 0.56 mg GAE/g) and best antioxidant activity (31.41 ppm)
were found in 70% ethanol extract of C. sebestena compared to other extracts (ethyl
acetate > dichloromethane > n-hexane). Conclusion: The C. sebestena leaves have
a good potential as a source of natural antioxidant, and further research, is
recommended to evaluate the antioxidant activity using another method.
Key words: Boraginaceae, Cordia sebestena, DPPH, Folin-Ciocalteu.
Determination of total phenolics content
Total phenolic content (TPC) was measured by colorimetry according to the
Folin-Ciocalteu method using gallic acid as the standard. Samples (300 µL)
were mixed vigorously with 1.5 mL of the FolinCiocalteu reagent (diluted
Ten times). After 3 min, 1.2 mL of sodium Ciocalteu reagent (diluted ten
times). After 3 min, 1.2 mL of sodium carbonate solution (7,5%) was added
to the mixture. The mixed solution was then immediately diluted to the
required volume (10 mL) with distilled water. The reaction mixture was
incubated at room temperature (25 C) for 30 min. The absorbance was
measured at 760 nm with a spectrophotometer UV-Vis (UV-1601 Series,
Shimadzu, Kyoto, Japan). Gallic acid solution with concentration ranging
from18-60 ppm was used for calibration. A dose-response linear regression
was generated by using the gallic acid standard absorbance. The total
phenolic content was expressed as gallic acid equivalent (mg of GAE/g of
extract). The estimation was performed in triplicate, and the results were
expressed as mean ± SD
 
Pustaka

1. Harborne J. (1998). A Guide to Modern


Techniques of Plant Analysis. Phytochemical
Methods. Chapman and Hall London

2. Hanani E. Analisis Fitokimia 2015, Penerbit EGC


Jakarta
Terima kasih
KONTRAK PERKULIAHAN 
I. IDENTITAS MATA KULIAH
a. Nama mata Kuliah FITOKIMIA ll
b. Beban sks : …2… sks
c. Semester/kelas : V / 5F
d. Tahun Akademik : Ganjil 2022/2023
e. Program Studi : Farmasi
f. Status mata Kuliah : (Wajib / Pilihan) *
g. Nama Dosen :Endang Hanani.
h. NIDN/NIDK/NIP : ………………………………………………. 
I. DESKRIPSI MATA KULIAH : Sesuai RPS 
II. TUJUAN PEMBELAJARAN: Sesuai RPS
III. MATERI PEMBELAJARAN: Sesuai RPS
I. STRATEGI PERKULIAHAN & KRITERIA PENILAIAN

Kuliah diberikan kepada mahasiswa regular Sarjana Farmasi yang mengambil


mata kuliah ini.

a. Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 14 minggu dan 2 pertemuan untuk ujian


(UTS dan UAS)
b. Lama Pembelajaran :
i) Proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas:
kegiatan proses belajar 50 (lima puluh) menit per minggu per semester;
kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester; dan kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester.
ii) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses
Pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri atas:
kegiatan proses belajar 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan
kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.
i) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses
pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik
lapangan, praktik kerja, Penelitian, perancangan, atau pengembangan,
pelatihan militer, pertukaran pelajar, magang, wirausaha, dan/atau Pengabdian
kepada Masyarakat, 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.
a. Metode perkuliahan adalah kombinasi antara ceramah, diskusi, presentasi,
dan latihan soal 

I. EVALUASI

Nilai akhir (NA) adalah nilai kumulatif dari nilai :

a. Keaktifan 0-10 %
b. Tugas 20-25 %
c. Ujian Tengah Semester (UTS) 20-35 %
d. Ujian Akhir Semester (UAS) 40-50%
Nilai untuk menetapkan huruf mutu A, B, C, D, atau E ditentukan berdasarkan
nilai rataan dan standard deviasi dengan menggunakan sebaran normal.
I. TATA TERTIB MAHASISWA
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada akademik online dan Forlap Dikti.
b. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan minimal 75 persen.
c. Toleransi keterlambatan masuk perkuliahan ≤ 15 menit.
d. Berbusana rapih, dan menggunakan sepatu, tidak diperkenankan
menggunakan kaos oblong, berpakaian ketat, dan menngunakan alat
komunikasi selama perkuliahan berlangsung, pada saat kuliah daring
mahasiswa wajib mengaktifkan video selama perkuliahan
e. Selalu berperilaku dan berkata sopan santun, menjunjung tinggi nilai-nilai Al
Quran dan Sunah.
f. Jujur dalam perkataan dan perbuatan, jika diketahui melakukan kecurangan
selama perkuliahan dan ujian, maka nilai akhir akan mendapatkan E (tidak
lulus).
I. PERUBAHAN DAN KETENTUAN
Ketentuan dalam kontrak bersifat mengikat, perubahan dapat
dilakukan melalui kesepakatan antara dosen pengajar dan
mahasiswa, dengan persetujuan Ketua Program Studi Farmasi.

Jakarta, 3 Oktober 2022

Tanda tangan Mahasiswa Tanda tangan Dosen

 
………………………… ………………………………

Anda mungkin juga menyukai