Anda di halaman 1dari 7

MORTALITAS BAYI

Oleh Kelompok 5
Salsabilla Anjani / 101811133198
Diaz Faliha Adani / 101811133199
Hafidzoh Fatihatul Jannah/ 101811133200
Aimmatus Shofifah / 101811133203
Zahro salsabila / 101811133204
Nadya Cecilia Sianipar/ 101811133201
Rara Salsabillah/101811133206
• Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian
sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup.
• Mortalitas (kematian) adalah keadaan dimana manusia tidak
menampakkan tanda tanda kehidupan karena hilangnya nyawa
atau roh yang ada dalam tubuh. (utomo, 1985) menyebutkan
bahwa mortalitas adalah hilangnya tanda tanda kehidupan
seacra permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran
hidup. Penjelasasan diatas menunjukkan bahwa mortalitas bisa
terjadi bukan saat setelah kelahiran saja, tapi juga didalam
kandungan saat kandungan sudah diberi nyawa.
• Pengertian mortalitas :
• Lahir hidup : peristiwa keluarnya hasil konsepi dari rahim seorang
ibu secara lengkap tanpa memndang lamanya kehamilan dan
setelah pepisahan itu terjadi, hasil konsepsi bernafas dan
mempunyai tanda-tanda ekhidupan lainnya, seperti denyut
jantung, detak tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa
memandnag apakah tali puat sudah dipotong atau belum (LIVE
BIRTH) • Mati : keadaan menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup (DEATH) •
• Mortalitas bayi merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas
dan migrasi yang mempengaruhi jumlah, struktur dan komposisi penduduk suatu
daerah. Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat dilihat dari
(Iqbal Mubarak,Wahit, 2005) :
1. Umur harapan hidup (Life expectations) .
2. Angka kematian bayi (infant mortality) dan balita menurun .
3. Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badang 2500 gram atau
yang kurang yang dewasa ini adalah sekitar 14 % diharapkan akan turun menjadi
setinggitingginya 7% pada masa yang akan datang.
4. Angka kesakitan (Morbiditas). Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR) di
Indonesia masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan banyak Negara lain.
Tercatat pada tahun 1994 IMR di Indonesia yang mencapai 57 kematian per 1.000
kelahiran hidup turun menjadi 46 kematian per 1.000 kelahiran hidup di tahun
1997, dan kemudian turun lagi menjadi 35 kematian per 1.000 kelahiran di tahun
2002. Data tahun 2007, dari 1.000 kelahiran hidup, 34 bayi meninggal sebelum
usia 1 tahun.
• Kematian bayi di dalam rahim (intra uterin)
1) Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu.
2) Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada
umur kandungan 28 minggu.
3) Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai
waktu lahir
• Kematian bayi di luar rahim (extra uterin)
1) Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari
rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
2) Kematian bayi baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum berumur
satu bulan.
3) Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah
berumur satu bulan teetapi kurang dari satu tahun.
4) Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur
kurang dari satu tahun.
• Tabel faktor-faktor variabel kematian kematian bayi ini
didasarkan pada faktor-faktor eksogen dan endogen oleh
Mosley dan Chen (1984) dengan adanya beberapa
tambahan variabel. Beberapa faktor eksogen dan endogen
berdasarkan Mosley dan Chen adalah :
1. Faktor Ibu : umur ibu, umur perkawinan pertama, paritas
2. Faktor pencemaran lingkungan : perilaku merokok
3. Faktor pengendalian penyakit perorangan : imunisasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai