DI KOMUNITAS
ZELNA YUNI A.A
• Kematian ibu dan bayi
• Kehamilan remaja
• Unsafe abortion
• Angka kejadian BBLR
• Tingkat kesuburan PUS
• Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
• Infeksi Menular Seksual (IMS) pada masyarakat
• Perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas.
KEMATIAN IBU DAN BAYI
• Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama
masa kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh
setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat
oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh
kecelakaan atau incidental (faktor kebetulan)
• AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari
target yang diharapkan. Sedangkan untuk target SDGs AKI
yaitu sebesar 70/100.000 KH.
Angka kematian ibu dikatakan masih tinggi karena
:
• Jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil hingga
6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan tinggi.
• Angka kematian ibu tinggi adalah angka kematian yang
melebihi dari angka target nasional. berdasarkan data Sensus
Penduduk 2020, angka kematian ibu melahirkan mencapai 189
per 100 ribu kelahiran hidup
• Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar
kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan,
dan mencerminkan besarnya masalah kesehatan.
• Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat
setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia
tepat 1 tahun. Adapun kematian bayi tercatat mencapai
16,85 per 1.000 kelahiran hidup. “Jadi, dari 1.000 kelahiran
hidup bayi-bayi itu, yang tidak akan mencapai usia satu
tahun sekitar 17 orang
• Adapun target AKB pada SDG’s 2030 sebesar
12/1000 kelahiran hidup.
• Berdasarkan data dari Maternal Perinatal Death Notification
(MPDN), sistem pencatatan kematian ibu Kementerian
Kesehatan, jumlah kematian ibu pada tahun 2022 mencapai
4.005 dan di tahun 2023 meningkat menjadi 4.129. Sementara
itu, untuk kematian bayi pada 2022 sebanyak 20.882 dan pada
tahun 2023 tercatat 29.945.
Penyebab kematian bayi meliputi
• Membiarkan tumbuh kembang janin sampai lahir, sekelipun tanpa ayah yang
jelas dan selanjutnya menjadi tanggung jawab Negara. Pasangan dinikahkan
sehingga bayi yang lahir mempunyai keluarga yang sah.
• Di lingkungan Negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak
perempuan memeliharanya sebagai anak secara lazim.
• Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai Teknik sehingga
keselamatan remaja dapat terjamin untuk menyongsong kehidupan normal
sebagaimana mestinya.
• Undang-undang kesehatan yang mengatur gugur kandungan secara legal, yaitu
nomor 23 tahun 1992.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Istilah premature telah diganti menjadi berat badan lahir rendah (BBLR) oleh WHO
sejak 1960, hal ini karena tidak semua bayi dengan berat badan <2500 gram adalah
bayi premature. Pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970) dibuat
keseragaman definisi, yaitu sebagai berikut :
• Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.
• Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37-42 minggu (259-293 hari).
• Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (>294
hari)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram. Menurut
Depkes RI (1996), bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram
atau kurang tanpa memperhatikan usia kehamilan.
Penanganan bayi berat lahir rendah meliputi hal-hal berikut :