Anda di halaman 1dari 20

MASALAH KEBIDANAN

DI KOMUNITAS
Puri Kresnawati, SST
STRUKTUR MATERI :
1. AKI dan AKB
2. Kehamilan Remaja
3. Unsafe Abortion
4. BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah)
5. Tingkat Kesuburan
6. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Non
Kesehatan
7. PMS (Penyakit Menular Seksual)
8. Perilaku Sosial dan Sosial Budaya yang
Bepengaruh Pada Pelayanan Kebidanan
Komunitas
Objek Prilaku Siswa
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai kematian ibu dan bayi
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai kehamilan remaja
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai unsafe abortion
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai BBLR
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai tingkat kesuburan
Mahasiswa mampu menjelaskan pertolongan persalinan oleh tenaga
non kesehatan
Mahasiswa mampu menjelaskan perilaku sosial dan sosial budaya
yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas
1. AKI DAN AKB
Angka Kematian Ibu (AKI) menduduki nomor 3 tertinggi
di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara
Berdasarkan data dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia ( SDKI ) tahun 2007, banyaknya AKI
berjumlah 228/100 ribu kelahiran. Dan angka
kematian bayi (AKB) 34/100 ribu kelahiran
Target nasional tahun 2015 adalah, AKI 102/100 ribu
kelhairdan. Sementara untuk AKB diharapkan dapat
terus ditekan menjadi 32/100 ribu kelahiran.
Dalam pemantauan program kesehatan ibu,
sekarang ini digunakan indikator cakupan.
Yaitu :
1. Cakupan layanan antenatal (K1 untuk akses
dan K4 untuk kelengkapan layanan antenatal),
2. cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
dan cakupan kunjungan neonatus/nifas.
Safe Motherhood
Melalui Program Safe Motherhood,
pemerintah berupaya menurunkan AKI dan
AKB. Yang didalamnya terdiri dari pelayanan :
1. Keluarga berencana
2. Pelayanan antenatal
3. Persalinan yang aman
4. Pelayanan obstetri esensial
Kematian Bayi
Kematian bayi yang ada dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Kematian bayi endogen
Adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan.
b. Kematian eksogen
Adalah kematian bayi yang terjadi setelah
usia satu bulan sampai menejalang usia satu
tahun
2. KEHAMILAN REMAJA
Menurut WHO masa ramaja
dimulai pada usia 12 sampai
dengan 24 tahun.
Unwanted pregnancy atau yang
dikenal dengan kehamilan yang
tidak diinginkan merupakan
suatu kondisi dimana pasangan
tidak mengkehendaki adanya
proses kelahiran dari suatu
kehamilan.
Kehamilan ini bisa diakibatkan
karena perilaku
seksual/hubungan seksual yang
disengaja atau tidak disengaja.
Faktor penyebabnya : Pencegahan :
1. Ketidak tahuan tentang 1. Tidak melakukan
perilaku seksual yang hubungan seksual
dapat menyebabkan sebelum menikah
kehamillan
2. Memanfaatkan waktu
2. Kehamilan karena
luang dengan
kasus pemerkosaan
melakukan kegiatan
3. Persoalan ekonomi
yang positif
3. Hindari kegiatan yang
menimbulkan dorongan
seksual
Akibat yang ditimbulkan dari unwanted
pregnancy :
Bila kehamialan
dipertahankan :
1. Resiko fisik
2. Resiko psikis atau psikologis
3. Resiko sosial
4. Resiko ekonomi

Bila tidak dipertahankan :


Banyak remaja yang
melakukan aborsi secara
ilegal
Penanganan khusus yang dapat dilakukan
oleh bidan adalah :
1. Bersikap bersahabat dengan remaja
2. Memberikan konseling pada remaja dan
keluarganya
3. Memberikan jalan keluar yang terbaik
dengan memberi alternatif penyelesaian
masalah
3. UNSAFE ABORTION
Adalah aborsi yang tidak aman.
Yaitu penghentian kehamilan yang dilakukan
oleh orang yang tidak terlatih atau
berkompeten dan menggunakan sarana yang
tidak memadai, sehingga menimbulkan
banyak komplikasi sampai kematian
4. BBLR (BAYI BERAT BADAN LAHIR
RENDAH)
BBLR adalah bayi baru lahir
dengan berat badan kurang
dari 2500 gram.
Dan dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
1. Berat bayi lahir rendah
(BBLR) berat lahir 1500-2500
gram
2. Bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR), berat lahir
<1500 gram
3. Bayi berat lahir ekstrem
rendah (BBLER), berat lahir
<1000 gram
Penanganan yang dapat bidan lakukan adalah
:
1. Mempertahankan suhu dengan ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat
3. Pengawasan nutrisi/ASI
4. Penimbangan ketat
5. TINGKAT KESUBURAN
Upaya yang dapat dilakukan oleh bidan untuk
mengatasi permasalahan tingkat kesuburan di
masyarakat adalah :
1.Melakukan analisis situasi tentang demografi
dan program KB
2.Memberikan pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi (KB-KR)
3.Melakukan kemitraan dengan petugas keluarga
berencana (PKB) dan kader
4.Melakukan komunikasi informasi dan edukasi
dengan tujuan membentuk keluarga PEDULI
(Perhatian, Dukungan, dan Lindungan)
6. PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH
TENAGA NON KESEHATAN
1. Penyebab dari masalah ini adalah :
2. Otonomi daerah sangat bervariasi,
3. Sarana yang tersedia belum sesuai standar,
4. Belum semua petugas kesehatan kompeten,
5. Sistem rujukan belum berjalan baik,
6. Belum semua kabupaten/kota melaksanakan
audit maternal neonatal (AMP) non-medis,
7. Belum semua desa mempunyai tenaga
bidan
Upaya yang dapat dilakukan
bidan dalam hal ini adalah :
1. Menggalang kemitraan
dengan masyarakat, tokoh
masyarakat, terutama
dukun
2. Melaksanakan Program
Perencanaan Persalinan
berbasis masyarakat
3. Melakukan pendampingan
warga dan kader untuk
pemetaan ibu hamil,
terutami ibu dengan resti.
7. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
PMS merupakan salah satu infeksi saluran
reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui
hubungin kelamin.
Yang termasuk dalam PMS adalah gonorhoe,
sifilis, kondiloma akuminata, herpes genital,
dan HIV/AIDS
8. PERILAKU SOSIAL DAN SOSIAL BUDAYA YANG
BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN
KOMUNITAS
Beberapa perilaku dan aspek sosial budaya yang
mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas
diantaranya adalah :
Health believe,
Tradisi yang diberlakukan secara turun-menurun
Life style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Health seeking behavior
Salah satu bentuk sosial budaya yang
mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu
dibawa ke pelayanna kesehatan, dan cukup
membeli obat di warung atau dukun

Anda mungkin juga menyukai