Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS NOVEL

XII IPA 1
Bryan Daud/8
Dien Manarul/
Josh Alevsan/
Jeremya/
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
Persamaan :
-Alur = Maju
-Sudut pandang = Orang ketiga serba tahu
-Latar suasana = Tenang dan sepi

Perbedaan :
-Tema > Ronggeng Dukuh Paruh = Sosial
> Gadis Pantai = Agama
-Latar tempat, waktu
-Penokohan
-Gaya bahasa
-Amanat
DATA NOVEL
- Karya Pramoedya Ananta Toer, terbit
tahun 1987
- Cetakan ke-7 terbit pada September
2011
- Cerita mengikuti kisah dari Gadis Pantai
- Cerita menggambarkan situasi
feodalisme di daerah Jawa
ANALISIS INTRINSIK
Tokoh:
Gadis Pantai
Bapak Gadis Pantai
Emak Gadis Pantai
Bendoro atau Majikan
Alur:
Alur yang digunakan adalah alur maju

Latar:
Waktu: Subuh
Tempat : Kamar Mandi
Suasana: Tenang
ANALISIS INTRINSIK
Sudut Pandang :
Orang ketiga serba tahu

Tema:
Ibadah pertama Gadis Pantai

Gaya Bahasa:
Bahasa yang digunakan adalah bahasa
camputan antara Bahasa Indonesia pada
zaman dahulu dam bahasa kata “mas
nganten” , “sahaya”, dan “bendoro”
• Pencitraan rabaan
“Ingin ia rasai dengan tangannya betapa lunak
kulitnya, seperti ia menggemasi si adik kecil yang
dulu.” Kebahasaan
• Majas Metafora
“Pikirannya melayang ke laut, pada kawan-kawan
Novel
sepermainanya,…”
• Dialog
“Kau senang di sini?”
“Kau suka pakaian sutera?”
“Mandi, Mas Nganten.”
“Air suci sebelum sembahyang, Mas Nganten.”
Pandangan Penulis
Sosial
01
Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah
ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan
antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka,
adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh
Paruk

02 Keagamaan
Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan
karena warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek
moyang dan hal-hal animisme lainnya

Budaya
03
Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti:
menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada
nenek moyang

Anda mungkin juga menyukai