Anda di halaman 1dari 17

Systemic Lupus

Erythematosus (SLE)
{ CASE STUDY KEPERAWATAN ANAK II
Kelompok 4
Dedi Iswari 1710913210006
Deta Indrayanti 1710913320008
Hidayati Fitri 1710913220015
Jumiati Nupus 1710913320013
Muhammad Yudha Anshari 1710913210018
Ni Wayan Devie PRS 1710913320025
Rahmi Ranita 1710913320013
Rosalinda Panda 1710913320036
Siti Rahmi 1710913320038
DEFINISI
 Systemic Lupus Erythematosus atau biasa disingkat SLE.
SLE menyebabkan peradangan di hampir seluruh organ
tubuh, seperti sendi, kulit, paru-paru, jantung, pembuluh
darah, ginjal, sistem saraf, dan sel-sel darah
PATOFISIOLOGI
Hal ini menimbulkan abnormalitas respons imun di dalam tubuh
yaitu:
 Sel T dan B menjadi autoreaktif

 Pembentukan sitokin yang berlebihan

 Hilangnya regulator kontrol pada sisitem imun, antara lain:

1) Hilangnya kemampuan membersihkan antigen di kompleks imun


maupun sitokin di dalam tubuh
2) Menurunnya kemampuan mengendalikan apoptosis
3) Hilangnya toleransi imun sel T mengenali molekul tubuh
sebagaiantigen karena adanya mimikri molekul
Manifestasi Klinis
tanda dan gejala khas dari penyakit lupus
yang mungkin bisa Anda amati dan
waspadai. Beberapa tanda dan gejala khas
SLE adalah:
a) Lemas, lesu, dan tidak bertenaga
b) Nyeri sendi dan bengkak atau kekakuan, biasanya di tangan,
pergelangan tangan dan lutut
c) Memiliki bintil merah pada bagian tubuh yang sering terkena
matahari, seperti wajah (pipi dan hidung)
d) Fenomena Raynaud membuat jari berubah warna dan
menjadi terasa sakit ketika terkena dingin
LANJUTAN
e) Sakit kepala
f) Rambut rontok
g) Pleurisy (radang selaput paru-paru), yang dapat membuat
bernapas terasa menyakitkan, disertai sesak napas
h) Bila ginjal terkena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi
dan gagal ginjal.
Klasifikasi
 Ada tiga jenis type lupus antara lain:

Cutaneous Lupus

Drug-induced Lupus

Discoid Lupus
Pemeriksaan Penunjang
 1. Pemeriksaan Laboraotorium
 Pemeriksaan Imunologi: Tes Antinuclear antibodies (ANA)
 Pemeriksaan Antibodi: Tes Anti ds-DNA)

 2. Tes Laboratorium Lain


 Tes laboratorium lainnya yang digunakan untuk menunjang
diagnosa serta untuk monitoring terapi pada penyakit SLE antara
lain adalah antiribosomal P, antikardiolipin, lupus antikoagulan,
Coombs test, anti-histon, marker reaksi inflamasi (Erythrocyte
Sedimentation Rate/ESR atau C-Reactive Protein/CRP), kadar
komplemen (C3, C4 dan CH50), Complete Blood Count (CBC),
urinalisis, serum kreatinin, tes fungsi hepar (SGOT dan SGPT) ,
dan kreatinin kinase.
Penatalaksanaan

 Obat Nonsteroid Anti-inflamasi (NSAID)


 Anti Malaria
 Kotrikostiroid
 Imunosupresan
 Obat topikal
KASUS
Pasien SW, perempuan, usia 13 tahun 10 bulan, datang ke IGD RSHAM
Medan pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 14.00 WIB dengan keluhan
utama riwayat kejang, dialami 2 hari sebelum masuk RS. Frekuensi
kejang 3 kali dalam 1 hari, lama kejang lebih dari 5 menit, jarak antara
setiap kejang 1 jam, kejang seluruh tubuh, saat kejang tangan dan kaki
menghentak-hentak, kedua mata terbelalak ke atas, setelah kejang
pasien sadar, kejang disertai demam. Riwayat demam dialami sejak 4
bulan yang lalu, demam bersifat naik turun, turun dengan obat penurun
panas. Bercak merah kehitaman pada kedua pipi dialami sejak 4 bulan
yang lalu, awalnya berupa bercak merah kecil, semakin lama semakin
lebar dan menghitam, tidak gatal dan nyeri. Nyeri sendi-sendi
pergelangan tangan dan lutut dialami sejak 4 bulan yang lalu, bersifat
hilang timbul, disertai pembengkakan dan merah pada sendi tersebut.
Pasien merasa sakit dan sulit berjalan sejak 1 bulan ini. Bercak-bercak
hitam di tangan dan kaki mulai timbul sejak 1 bulan yang lalu, bercak
menghitam dan terkelupas, tidak gatal dan nyeri. Pasien merasa silau
dan pusing jika terkena sinar matahariatau cahaya lampu yang terang
sejak 1 bulan ini. Sejak 2 bulan ini pasien tidak mendapat haid,
sebelumnya haid setiap bulan sejak usia 12 tahun, tetapi tidak teratur.
Rambut rontok tidak dijumpai. Buang air besar dan buang air kecil
kesan normal. Riwayat penyakit terdahulu: Pasien
Analisa Data

No Analisi Data Etiologi Problem

1. DS : - - Penyakit ditandai Hipertermia (00007)


DO : kejang disertai demam., kejang
Riwayat demam dialami
sejak 4 bulan yang lalu,
demam bersifat naik turun,
turun dengan obat penurun
panas.
2. DS: - Gangguan Imun Nyeri Kronis (00133)
DO: Nyeri sendi-sendi (systemic Lupus
pergelangan tangan dan Erythematosus)
lutut dialami sejak 4 bulan
yang lalu, bersifat hilang
timbul, disertai
pembengkakan dan merah
pada sendi tersebut.
3 DS : - Imunodefisiensi Kerusakan Integritas Kulit
DO: Bercak-bercak hitam di tangan (00046)
dan kaki mulai timbul sejak 1 bulan
yang lalu, bercak menghitam dan
terkelupas

4 DO : Pasien merasa silau dan pusing - Gejala terkait penyakit Gangguan Rasa Nyaman
jika terkena sinar matahariatau (00214)
cahaya lampu yang terang sejak
1 bulan ini.
DS :-
NO NOC NIC

1 Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam - perawatan demam


diharapkan hipertemianya normal kembali a.pantau suhu dan tanda-tanda vital
dengan kreteria hasil dan indikator: b.monitor warna kulit dan suhu
-Termoregulasi c.berikan obat atau cairan lv(misalnya antiperetik)
a.peningkatan suhu kulit dari 4(ringan) menjadi -pantau komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan
5(tidak ada) demam serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam
b.hipertermia 2 (cukup berat)menjadi 5(tidak misalnya kejang)
ada)

2 Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam -Manajemen nyeri


diharapkan nyeri normal kembali dengan a.lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
kreteria hasil dan indikator: lokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,intesitas atau
-kontrol nyeri beratnya nyeri dan factor pencetus
a.mengenali kapan nyeri terjadi dari 4(sering b. pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan dngan
menunjukkan) menjadi 1(tidak pernah pemantauan yang ketat
menujukkan)
b. menggunakan analgesic yang
direkomendasikan dari 1 (tidak pernah
menujukkan menjadi 5 secara konsisten
menujukkan).
3 Setelah dilakukan tindakan selama 4 hari -Pengecekan kulit
diharapkan kerusakan integritas kulit normal a. periksa kulit dan selaput lender terkait dengan
kembali dengan kreteria hasil dan indikator: adanya kemerahan,kehangatan ekstrim,edema atau
-integritas jaringan:kulit dan membrane mukosa drainase
a.intergritas kulit 1(sangat terganggu)menjadi b. gunakan alat pengkajian untuk mengindentikasi
5(tidak terganggu) pasien yang berisiko mengalami kerusakan kulit
b.lesi pada kulit 1(berat)menjadi 5(tidak ada) misalnya skala braden)
b.pengelupasan kulit 1(berat)menjadi 5(tidak c. monitor warna dan suhu kulit
ada) d. monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet

4 Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam - Manajemen ligkungan: Kenyamanan


diharapkan gangguan rasa nyaman normal a.sediakan lingkungan yng aman dan bersih
kembali dengan kreteria hasil dan indikator: b.sesuaikan suhu ruangan yang paling menyamankan
-status kenyamanan:lingkungan individu,jika memungkinkan
a.pencahayaan ruangan dari 1(terganggu menjadi c.sesuaikan pencahayaan untuk memenuhi kebutuhan
5 (tidak terganggu) kegiatan individu,hindari cahaya langsung pada mata.
d.hindari paparan dan aliran udara yang tidak perlu,
terlalu panas maupun dingin.
Kesimpulan

 Systemic Lupus Erythematosus atau biasa disingkat SLE adalah salah


satu jenis penyakit lupus yang paling banyak terjadi di dunia. Adapun
tanda dan gejala khas SLE adalah: Lemas, lesu, dan tidak bertenaga
 Nyeri sendi dan bengkak atau kekakuan, biasanya di tangan, pergelangan
tangan dan lutut
 Memiliki bintil merah pada bagian tubuh yang sering terkena matahari, seperti
wajah (pipi dan hidung)
 Fenomena Raynaud membuat jari berubah warna dan menjadi terasa sakit
ketika terkena dingin
 Sakit kepala
 Rambut rontok
 Pleurisy (radang selaput paru-paru), yang dapat membuat bernapas terasa
menyakitkan, disertai sesak napas
 Bila ginjal terkena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.
 Selanjutnya ada 3 jenis type penyakit SLE antara lain: Cutaneous
Lupus, Discoid Lupus, dan Drug-induced Lupus. Pemeriksan
penunjang untuk menegakkan diagnosa pada pasien SLE yaitu:
pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan imunologi,
pemeriksaan antibiotik dan lain sebagainya
Saran

 Penulis menulis makalah ini agar


mahasiswa keperawatan mampu
memahami masalah penyakit SLE dan
bisa mengatasi tanda gejala dari SLE.
Bagi pembaca diharapkan juga memberi
krikti dan saran untuk perbaikan
makalah kami selanjutnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai