R= 33.46%
5 dari 6 indikator di propinsi tersebut mencapai target (3 Provin
76 – 100 % Kab/ Kota (5 Propinsi)
Seluruh indikator di propinsi tsb mencapai target (4
Provinsi)
DISTRIBUSI REALISASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KAB/ KOTA YG DISTRIBUSI REALISASI 6 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
MEMENUHI KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN TH 2016 KESEHATAN LINGKUNGAN TH 2016
JU M LA H KKS (target 100 % Jumlah
KA B / KO T A kab/kota di pripinsi tsb TTU Sehat TPM Sehat Limbah Medis PKAM (target indikator
YG PROVINSI STBM (target min 20 %)
NO PR O V I N SI JU M LA H KA B / KO T A % menyelenggarakan (target min 30 %) (target min 8 %) (target min 10 %) min 30 %) yang
M EM EN U HI
KU A LI T A S KKS) terpenuhi
KESLI N G
1 ACEH 22.62 26.09 66.67 6.21 9.09 5.83 33.33
A C EH 23
2 SUMATERA UTARA 18.45 51.52 49.65 14.51 4.84 6.14 33.33
1 0 0 .0 0
SU M A T ER A U T A R A 33 3 SUMATERA BARAT 45.09 100.00 61.09 33.05 50.00 41.00 100
2 2 6 .0 6
SU M A T ER A B A R A T 19
4 RIAU 61.36 91.67 69.70 15.89 27.78 20.74 66.67
3 17 8 9 .4 7
R IA U 12
5 JAMBI 35.10 100.00 64.46 19.27 23.68 21.64 83.33
4 9 75. 0 0
JA M B I 11
6 SUMATERA SELATAN 42.83 82.35 84.46 5.01 2.99 6.04 33.33
5 9 8 1. 8 2
6 SU M A T ER A SELA T A N 17 2 11. 76
7 BENGKULU 35.00 80.00 86.76 23.49 0.00 35.86 66.67
7
B EN G KU LU 10
5 50 . 0 0
8 LAMPUNG 41.17 60.00 1.41 3.79 74.67 6.96 33.33
8 LA M PU N G 15 1 6 .6 7 9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 81.89 100.00 88.53 16.80 15.38 30.79 100
9 KEPU LA U A N B A N G KA B ELI T U N G 7 4 57. 14 10 KEPULAUAN RIAU 37.82 71.43 45.85 9.02 10.71 10.71 66.67
KEPU LA U A N R I A U 7
10 3 4 2 .8 6 11 DKI JAKARTA 9.74 100.00 82.62 5.44 21.47 6.00 50
11 D KI JA KA R T A 6 3 50 . 0 0
12 JAWA BARAT 40.45 96.30 71.81 14.71 16.62 13.48 66.67
12 JA W A B A R A T 27 18 6 6 .6 7
13 JA W A T EN G A H 35 10 2 8 . 57
13 JAWA TENGAH 60.88 100.00 2.98 8.27 6.83 15.05 50
14
D I Y O G Y A KA R T A 5
5 10 0 . 0 0
14 DI YOGYAKARTA 96.35 100.00 74.25 14.85 62.67 31.54 100
15
JA W A T I M U R 38
6 15. 79
15 JAWA TIMUR 68.22 100.00 21.47 19.14 1.34 8.59 50
16
B A N T EN 8
5 6 2 . 50
16 BANTEN 54.22 75.00 80.01 8.48 47.42 10.09 66.67
17 B A LI 9 5 55. 56 17 BALI 55.59 100.00 75.79 5.72 50.88 2.79 66.67
18 N U SA T EN G G A R A B A R A T 10 8 8 0 .0 0 18 NUSA TENGGARA BARAT 95.07 100.00 83.68 19.52 26.09 18.07 83.33
19
N U SA T EN G G A R A T I M U R 22
2 9 .0 9 19 NUSA TENGGARA TIMUR 68.28 31.82 67.79 24.16 0.00 12.81 50
20
KA LI M A N T A N B A R A T 14
3 2 1. 4 3 20 KALIMANTAN BARAT 27.13 57.14 62.50 11.42 2.22 13.22 50
KA LI M A N T A N T EN G A H 14
21 6 4 2 .8 6 21 KALIMANTAN TENGAH 47.16 14.29 75.47 18.39 23.81 18.37 66.67
KA LI M A N T A N SELA T A N 13
22 5 3 8 .4 6 22 KALIMANTAN SELATAN 52.04 76.92 69.14 11.77 16.22 17.39 66.67
KA LI M A N T A N T I M U R 10
23 2 2 0 .0 0
23 KALIMANTAN TIMUR 20.43 90.00 77.33 10.44 28.26 14.21 66.67
KA LI M A N T A N U T A R A 5
24 2 4 0 .0 0 24 KALIMANTAN UTARA 13.36 80.00 89.47 33.68 57.14 25.93 50
25 SU LA W ESI U T A R A 15 5 3 3 .3 3
SU LA W ESI T EN G A H 13
25 SULAWESI UTARA 7.88 86.67 75.97 16.49 2.70 24.52 33.33
26 7 53 . 8 5
SU LA W ESI SELA T A N 24 26 SULAWESI TENGAH 35.13 46.15 83.03 17.29 0.00 20.04 50
27 14 58 . 3 3
28 SU LA W ESI T EN G G A R A 17 2 11. 76 27 SULAWESI SELATAN 51.94 100.00 82.65 12.08 19.28 11.46 83.33
29
G O R O N T A LO 6
6 10 0 . 0 0 28 SULAWESI TENGGARA 29.24 52.94 81.17 7.53 12.90 13.67 50
30
SU LA W ESI B A R A T 6
4 6 6 .6 7
29 GORONTALO 45.07 100.00 67.39 19.05 46.15 42.38 100
31
M A LU KU 11
0 0 .0 0
30 SULAWESI BARAT 65.02 66.67 41.79 23.00 0.00 39.33 66.67
32 M A LU KU U T A R A 10 2 2 0 .0 0 31 MALUKU 13.38 27.27 58.93 3.75 7.41 0.00 16.67
PA PU A B A R A T 13
33 0 0 .0 0 32 MALUKU UTARA 19.68 20.00 7.90 27.73 15.00 33.03 50
PA PU A 29
34 0 0 .0 0 33 PAPUA BARAT 20.80 0.00 32.56 14.83 0.00 7.79 50
JU M LA H 514 172 3 3 .4 6 34 PAPUA 7.05 3.45 66.23 0.00 0.00 0.00 16.67
PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Indonesia
Sehat
SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT Kab/Kota PENYEHATAN PANGAN
Sehat (TPM, HIGIENE SANITASI PANGAN,
KANTIN SEKOLAH/INSTITUSI , SENTRA
PERCEPATAN & PEMBANGUNAN SARANA Kecamatan JAJANAN SEHAT)
SANITASI , PENGAMANAN AIR MINUM, Sehat
PENILAIAN KUALITAS AIR, IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAERAH2 SULI Desa/Ke
l Sehat
Keluarga
Sehat PENYEHATAN UDARA
PENGAMANAN LIMBAH TANAH & KAWASAN
dan RADIASI FASYANKES, TTU, PASAR SEHAT,
PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH , SEKOLAH , GREEN OFFICE,
FASKES, LIMBAH B3 DAN LOGAM BERAT, KAB/KOTA SEHAT (min. 2 tatanan),
PEMETAAN RADIASI PENGION DAN NON PELABUHAN/BANDARA SEHAT,
PENGION KEDARURATAN KESLING
Sumber : APBN PUSAT, DEKON,
APBD, DAK, CSR PEDULI/SWASTA
6
ALOKASI PAGU 2017
BELANJA
KEGIATAN BELANJA BARANG TOTAL ANGGARAN Pusat Dekon
MODAL
KESEHATAN LINGKUNGAN 220.113.790.000 0 220.113.790.000
a. Pusat 156.279.186.000 0 156.279.186,000
1) Rupiah Murni 152.279.186.000 0 152.279.186.000 29
2) Hibah 4.000.000.000 0 4.000.000.000 % 71
b. Dekonsentrasi 63.834.604.000 0 63.834.604.000 %
180,000,000,000
Rencana Penarikan Dana Pusat
160,000,000,000 1.2
140,000,000,000
1
120,000,000,000
100,000,000,000 0.8
Persentase
Rencana Penarikan Dana Dekon Sosialisasi
80,000,000,000
Orientasi (mg Kel.Masyaraka
60,000,000,000 0.6
ke 1 April sd t & Institusi
40,000,000,000 (Mg ke 1 Junil
0.4Mg ke 1 July sd Mg ke 1
20,000,000,000 Sept)
- 0.2
Ags Sep
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Okt Nov Des
t t 0
Ma Ma No
RPD 430 6,6 9,8 52, 114 128 146 150 152 153 154 156 Jan Feb Apr Jun Jul Aug Sep Oct Dec
r y v
% 0.28 4.25 6.31 33.3 73.4 82.3 93.5 96.5 97.3 98.2 99.0 100. RPD Dekon Kesling 11% 30% 50% 75% 89% 94% 97%100%
KONSEP KEGIATAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN TERINTEGRASI TAHUN 2017
PUSAT
30%
10%
20%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
0%
DKI Jakarta 93%
Bali
91%
Kalimantan Utara
Kepulauan Riau
85% 84%
Kalimantan Timur
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
78% 77% 77%
Riau
Jawa Tengah
74% 74%
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Utara
Sumatera Utara
72% 72% 72% 71%
INDONESIA
70.3
Papua Barat
Kalimantan Barat
Kep. Bangka Belitung
Banten
Jawa Barat
69% 68% 68% 68% 67%
Sumatera Barat
Gorontalo
Sumatera Selatan
Maluku
67% 66% 65% 65%
Jambi
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
dan Akses Air Minum Layak (2015)
Aceh
63% 63% 62% 61% 61%
Maluku Utara
60%
Kalimantan Tengah
Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi
Lampung
57% 55%
Sulawesi Barat
54%
Papua
51%
Bengkulu
41%
20%
60%
10%
30%
40%
50%
70%
80%
90%
0%
DI Yogyakarta
100% 99,61%
Bali
88%
Jawa Tengah
Sulawesi Selatan
Riau
82% 81% 80%
Bengkulu
Sulawesi Utara
77% 76%
Dki Jakarta
74%
Jawa Barat
Kalimantan Timur
Sumatera Selatan
Kepulauan Riau
69% 68% 68%
INDONESIA
68.00%
Banten
Kalimantan Selatan
Sulawesi Barat
65% 65% 64%
Sulawesi Tengah
63%
Layak berdasarkan Provinsi
Gorontalo
Aceh
Kalimantan Tengah
Maluku
57% 57% 56% 56%
Sumatera Utara
55%
Persentase Rumah Tangga yang Akses Sanitasi
Maluku Utara
Kalimantan Barat
51% 50%
Kalimantan Utara
47,80%
Papua Barat
22%
Papua
16%
PENYEHATAN SANITASI MELALUI
PERCEPATAN DESA STBM
Seluruh Total Desa
Indonesia : 82.038 Artinya : Masih 73.758
Desa dikejar untuk
menjadi desa ODF sd
Target 2019 Harus Ter
capai ?????
12
PENDEKATAN STBM dan PENDEKATAN KELUARGA
12 INDIKATOR KELUARGA
SEHAT
JALAN MENUJU UNIVERSAL ACCESS 100 – 0 – 100
TAHUN 2019
Sinergi Lintas Sektor dan Lintas Program
GERAKAN
SEJUTA
Menciptakan Ketersediaan JAMBAN
kebutuhan sarana TNI AD
masyarakat sanitasi
Pendekatan Data
Pemicuan
sosial, akses
Pendekatan Wirausaha jamban
• Dinkes : agama
budaya
Sanitasi Teknologi
PL, Promkes, gizi, Tepat • Puskesmas
KesgaA • Tokoh Guna
• Dinkes
• Bapermas •Kanwil masyarakat
• APPSANI
• TP PKK Agama • Media • CSR
• Dinas PU
• Dharma Wanita •Tokoh agama (jurnalis) • Lembaga • BTKL
• Pramuka •MUI • Dinas Keuangan • Puslitbang
• TP UKS Pariwisata • BAZIS/BAZNAS • Univ./PT
•Eco RI
• Dinas Pendidikan (Masjid dsb) AKKOPSI
APEKSI Kebijakan/Peraturan
APPKASI Pemerintah, Pemda (Propinsi, Kab/kota, Desa/Kel.)
Kegiatan STBM Tingkat Desa
NO MENU JENIS KEGIATAN TUJUAN Sasaran
AKTIFITAS
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat melakukan analisa terhadap
CLTS/PEMICUAN
kebiasaan BABS yang masih mereka lakukan serta membangkitkan kesadaran
PROGRAM PAMSIMAS III Masyarakat yang
1 Monev Sanitarian masyarakat untuk berubah perilaku stop buang air besar sembarangan melalui
KESEHATAN UNTUK masih BABS
upaya menumbuhkan rasa malu dan rasa jijik untuk buang air besar sembarangan
PETUGAS
sehingga merasa membutuhkan terhadap sarana sanitasi (jamban)
KESLING/SANITARIAN
Melaksanakan pendampingan di desa dalam penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
IDENTIFIKASI MASALAH
(RKM) agar rencana kerja kegiatan (RRK) kesehatan yang di usukan mempunyai
(IMAS) DI DESA PROGRAM
daya ungkit yang besar terhadap pencapaian KPI Pamsimas Kesehatan serta
2 PAMSIMAS III KESEHATAN Monev Sanitarian Masyarakat
pendanaan yang cukup di bidang Kesehatan dalam menjaga perilaku hidup bersih
UNTUK PETUGAS
dan sehat, stop buang air besar sembarangan (SBS) sehingga terwujud dusun/desa
KESLING/SANITARIAN
SBS
Membangun Ulang Komitmen masyarakat yaitu meningkatkan kembali motivasi
MONITORING PASCA
masyarakat untuk melaksanakan rencana kegiatan yang sudah masyarakat susun
PEMICUAN PROGRAM
pada saat memberikan komitmen di kegiatan pemicuan sebelumnya untuk mencapai
3 PAMSIMAS III KESEHATAN Monev Sanitarian Masyarakat
Stop BABS. Juga “Memberikan energi” bagi masyarakat yang sedang dalam masa
UNTUK PETUGAS
perubahan di bidang sanitasinya, yaitu menjaga kesinambungan perubahan perilaku
KESLING/SANITARIAN
buang air besar agar tidak kembali ke kebiasaan BAB yang lama di tempat terbuka.
Menyediakan kebutuhan untuk pembuatan dan pemutakhiran/update peta sanitasi
Alat dan Bahan dan pencatatannya pada Buku Kader, sehingga : (i) Perubahan perilaku BABS
PEMBUATAN DAN Natural
Pembuatan Peta masyarakat dapat terpantau secara rutin dan tercatat, (ii) Update data oleh
4 UPDATE PETA SANITASI & Leader/Kader
Sanitasi dan Buku sanitarian melalui sms gateway dapat dilakukan secara rutin dan valid dengan
BOOK KADER Desa
Kader jaminan data yangn terpercaya dan (iii) Sebagai alat untuk tim verifikasi pada saat
desa akan mengajukan diri untuk menytakan sudah bebas dari BABS
Kegiatan STBM Tingkat Desa
NO MENU JENIS KEGIATAN TUJUAN Sasaran
VERIFIKASI SBS UNTUK Untuk melakukan verifikasi desa yang telah claim
8 Penilaian Tim Verifikasi
PETUGAS VERIFIKASI sebagai Desa SBS
PELAKSANAAN STBM
30.000 desa lama dibina sampai SBS
47.547 desa baru sd Tahun 2019 (ODF)
Sanitarian Sanitarian
Sanitarian Sanitarian Melakukan Memfasilitasi
Melakukan Memfasilitasi Monitoring Pasca Wirausaha
Pemicuan Team Leader Pemicuan Sanitasi
Masyarakat Sanitarian
Tersusunnya Rencana melakukan Melakukan
Kerja Masyarakat untuk Pembangunan Verifikasi SBS
Implementasi 5 Pilar Jamban Sehat (ODF)
STBM
PROSES PEMICUAN
Data diakses dari web STBM tanggal 7 Maret 2017, pukul 09.00 WIB dan diolah oleh Sekretariat STBM
Grafik Jumlah Desa
Yang Memiliki Capaian Akses Sanitasi 90 %
s/d 7 Maret 2017
Data diakses dari web STBM tanggal 7 Maret 2017, pukul 09.00 WIB dan diolah oleh Sekretariat STBM
PERAN INSTANSI DALAM PENYEHATAN KUALITAS
AIR MINUM DAN SANITASI
KemenPUPR
KemenKes
PDAM
KemenLHK
Instalasi Pengolahan
KemenKes
Air
KemenESDM
KemenPUPR Jaringan SANITASI
Kemen KemenKes
SANITASI Perpipaan
Perindustrian
Rumah
Sumber Air Bukan Tangga SANITASI
Jaringan SANITASI
SANITASI
Perpipaan 5 PILAR
KemenKes STBM
BPOM
HIPPAMS/BPSPAMS
23
Peran
Peraturan Bersama
MENTERI DALAM NEGERI
dan
MENTERI KESEHATAN
Bottom up approach
Sinergitas Lintas Sektor yang Mengusulkan
Kabupaten/Kota Sehat
Kementerian Kementerian
9 Tatanan Kab./Kota Sehat: Perdagangan
PU
1. Pemukiman, Sarana & Prasarana
Umum (WAJIB)
2. Sarana Lalu Lintas Tertib dan Kementerian
Kementerian Pelayanan Transportasi
ESDM Pariwisata
3. Pertambangan Sehat
4. Hutan Sehat
5. Industri dan Perkantoran Sehat
Kementerian 6. Pariwisata Sehat Kementerian
Sosial 7. Ketahanan Pangan dan Gizi Perhubungan
8. Kehidupan Masyarakat Sehat
Mandiri (WAJIB)
9. Kehidupan Sosial Yang Sehat Kementerian
Kementerian
Lingkungan
Kesehatan
Hidup dan
Kementeria Kehutanan
Kementerian Kementerian
n Dalam Pendidikan
Negeri Pertanian
Kab/Kota yang Menerima Penghargaan
Swasti Saba
Tahun 2005-2015
UU no 7 Tahun 2014 PP RI 66 tahun
tentang Perdagangan
2014 tentang
Kesehatan Lingkungan
PERATURAN BERSAMA
MENTERI DALAM NEGERI &
MENTERI KESEHATAN
Nomor : 34 tahun 2005
KABUPATEN/ Nomor : 138/2005
KOTA
SEHAT
PASAR KEPMENKES 519/2008
TENTANG PEDOMAN
SEHAT PENYELENGGARAAN
PASAR SEHAT
SE Menkes No. 2216/2011 ttg
pasar sehat percontohan
30
Sejak 2008 telah diatur dalam Kepmenkes
No. 519/2008
TUJUAN PASAR SEHAT
Terwujudnya pasar yang bersih, aman,
nyaman dan sehat melalui kemandirian
komunitas pasar
Tujuan Khusus
268
CAKUPAN 2300
(11,6%)
Memilah Pilah-Olah
Limbah
Tidak
5% Tidak
Ya 36%
95%
Ya
Mengolah Limbah 64%
Tidak
36%
Ya
Sumber: eMONEV Pengelolaan Limbah Medis, Dit KL
64%
RS YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN
82.98% LM SESUAI STANDARD
68.57%
66.67%
• 11,6% RS mengelola limbah (dari 10% target)
• 268 RS mengelola limbah (dari 230 target)
• 14 Provinsi mengelola limbah di atas rata-rata
nasional
38.46% • 10 Provinsi belum mengelola limbah
26.42%
26.35%
25.00%
21.74%
21.28%
17.86%
16.67%
13.75%
13.33%
11.76%
11.65%
8.00%
7.14%
5.41%
4.17%
3.77%
2.50%
2.20%
1.33%
1.29%
1.08%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
Nusa…
Nusa…
Kepulauan…
Sulawesi…
Sulawesi…
Sulawesi…
Kalimantan…
Kalimantan…
Kalimantan…
Kalimantan…
Kalimantan…
Sumatera…
Sumatera…
Sumatera…
Yogyakarta
Jawa Barat
Aceh
Riau
Lampung
Jambi
Jawa Tengah
Banten
Maluku
Jawa Timur
Jakarta
Bali
Kepulauan Riau
Bengkulu
Maluku Utara
Papua
Sulawesi Barat
Gorontalo
Indonesia
Papua Barat
Sulawesi Utara
Sumber: eMONEV Pengelolaan Limbah Medis, Dit KL
Program Prioritas: Penguatan Preventif Promotif
“Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”
Rancangan Inpres GERMAS
RKP 2017* 1. Peningkatan aktivitas RKP 2018
fisik
• Diluncurkan oleh Menteri Kesehatan RI pada acara Advokasi Horizontal Learning di Semarang, 30
Mei 2016
• Sesuai dengan jenisnya, dapat diakses oleh Masyarakat Umum, Dinkes Provinsi, Dinkes Kab & Kota
dan Sanitarian Puskesmas
P1. PERSIAPAN
DATA/INFORMASI
TENAGA PASIEN/KELUARGANYA
KESLING
•identifikasi prilaku/kebiasaan
•identifikasi kondisi kualitas kesehatan
khusus lingkungan;
•dugaan penyebab
•saran dan rencana tindak lanjut.
SLOGAN KONSELING
• SATU TUJU
Salam, Sambut
Tanyakan
Uraikan
Bantu
Jelaskan
Ulangi
SA = Salam, Sambut:
a. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
c. Tunjukkan sikap ramah.
PUSKESMAS : ______________________
KECAMATAN : ______________________
No. Reg:
Pekerjaan : ________________
Alamat : ___________________________________________________
: Desa _________________________
55
MATERI II
Inspeksi Kesehatan
Lingkungan
Pengambilan
Sampel Air
Eksternal :
Dinkes Pengujian
Kab/Kota & KKP Kualitas Air
Analisis Hasil
Internal : Pemeriksaan
Penyelenggara Lab
Air Minum
Rekomendasi
Konsep Pengawasan Kualitas Air Minum
dalam Permenkes No.736 Tahun 2010
Definisi Operasional
IKK Pengawasan Kualitas Air Minum
Depot Air Minum
(Permenkes 492/2010)
Persentase
Perpipaan : sarana air minum yang Sarana air minum
= PDAM/BPAM/PT diawasi kualitas hasil komunal bukan jaringan
yang terdaftar di produksinya secara perpipaan
PERPAMSI eksternal oleh Dinkes
Kab/Kota dan KKP yg (SGL, sumur pompa
(Permenkes 492/2010) dibuktikan dgn hasil tangan, sumur bor dengan
pemeriksaan kualitas air pompa, mata air, mobil
minum untuk parameter tangki / terminal air, PMA,
= Sarana Air Minum fisika, kimia dan PAH)
Perpipaan non PDAM mikrobiologi dalam tahun (Permenkes 416/1990)
(Permenkes 416/1990) berjalan.
IKK Pengawasan Kualitas Air
60
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR POMPA TANGAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah lantai di sekeliling sumur pompa tangan tidak kedap air dan lebar minimal 1m ?
2 Apakah tidak ada saluran pembuangan air yang baik?
3 Apakah sumur pompa tangan tidak mempunyai pagar dan atau rusak?
4 Apakah ditemukan dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang rapat/lepas
sehingga memungkinkan ada rembesan air ke dalam sumur ?
5 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan jarak
≤ 10m ?
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR BOR DENGAN POMPA
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR. Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan
radius ≤ 10m?
2 Apakah sumur bor tidak tertutup dan tidak diplester (kedap air)?
3 Apakah reservoir/bak penampung tidak tertutup dan tidak diplester ( ada potensi terjadinya
pencemaran)?
4 Apakah ada kebocoran pada pipa distribusi?
5 Apakah reservoir/bak penampung dikuras lebih dari 3 bulan sekali?
6 Reservoir karatan atau berlumut
7 Tidak ada pemberian desinfektan air minum secara berkala pada reservoir/bak penampung
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
MOBIL TANGKI/TERMINAL AIR
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah bak/tangki tidak tertutup?
2 Apakah bak/ tangki bagian atas ada retakan atau kebocoran?
3 Apakah di atas bak/ tangki kotor, banyak debu dan berlumut?
4 Apakah slang penyalur dalam kondisi kotor?
5 Apakah kran air dan terminal air bocor atau rusak ?
6 Apakah dalam tangki atau bak terdapat endapan/lumut ?
7 Tangki mobil dikuras lebih dari 1 bulan sekali
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERLINDUNGAN MATA AIR
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah bangunan pelindung mata air tertutup?
2 Apakah ada kerusakan pada dinding bangunan pelindung mata air?
3 Apakah pipa peluapan dipasang tidak dipasang pelindung vektor/binatang?
4 Apakah tidak ada pagar/pelindung di sekeliling mata air?
5 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah)
dengan jarak ≤ 10m ?
6 Apakah ada aktivitas yang berpotensi mencemari mata air ?
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERPIPAAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah ada titik-titik kebocoran pada sistem pipa distribusi?
2 Apakah reservoir/bak penampung air tidak memenuhi syarat (tidak tertutup, ada
kebocoran/retak)?
3 Apakah ada endapan atau lumut pada reservoar/bak penampung?
4 Apakah terjadi bencana seperti gempa, banjir/banjir bandang setelah penanaman pipa?
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERPIPAAN NON PDAM
(SARANA AIR MINUM PERPIPAAN NON PERUSAHAAN AIR MINUM/KOMUNAL)
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah sumber air yang didistribusikan tidak terlindung dari pencemaran?
2 Apakah tidak ada pengolahan (filtrasi dan atau disinfeksi) sebelum air didistribusikan?
3 Apakah ada kebocoran pada sistem distribusi sehingga berisiko menimbulkan pencemaran?
4 Apakah reservoir tidak terlindung dari pencemaran)
5 Apakah terjadi bencana seperti gempa setelah penanaman pipa
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi :
Puskesmas
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal :
Kunjungan
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh
2 Berbau
3 Berasa
4 Berwarna
Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah atap kotor ?
2 Apakah talang air kotor?
3 Apakah tidak ada saringan pada lubang pengisian?
4 Apakah lubang pemeriksaan (man hole) tidak tertutup rapat ?
5 Apakah bangunan tidak kedap air atau retak ?
6 Apakah pipa peluap tidak ditutup dengan kain kasa ?
7 Apakah ada kran bocor ?
8 Apakah bak penampung dikuras lebih dari 1 bulan sekali
9 Apakah bak penampungan berlumut
10 Apakah tidak dilakukan desinfeksi
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
Upaya upaya peningkatan
kualitas air minum
1. Dilaksanakan RPAM
2. Memanfaatkan TTG (Desinfeksi, aerasi,
filtrasi, Sodis, dll
3. Peningkatan perilaku dlm pengelolaan air
minum
Apa yang dilakukan oleh
Rencana Pengamanan Air (RPAM)? :
Sumber Pengolahan
Mengurangi/meng
2 hilangkan
pencemaran
1 dengan
Meminimkan kontaminasi
pada sumber air pengolahan
Mencegah
pencemaran kembali
3
pada waktu Sistem pendistribusian
penyimpanan, dan perilaku konsumen
distribusi &
pengunaan sehari-hari
Tahap 5 : penyusunan
Tahap 3 : Identifikasi
rencana monitoring dan
potensi bahaya dan
verifikasi pelaksanaan
RPAM kejadian berbahaya
Tahap 4 : Identifikasi
tindakan perbaikan
dan penyusunan
rencana perbaikan
STBM..???
Pendekatan perubahan
perilaku higiene sanitasi
melalui kegiatan
pemicuan
Kepmenkes RI No.
852/tahun 2008 tentang
strategi nasional STBM
DITINGKATKAN
Permenkes RI No. 3
tahun 2014 tentang
STBM : Pemicuan dan
pendampingan pasca
pemicuan
KONSEP DASAR STBM
Masyarakat sebagai
pemimpin,
Tidak
menggurui/memaksa
Totalitas seluruh
komponen
KOMPONEN DAN STRATEGI STBM
Demand :
CLTS/pemberdayaan masyarakat,
promosi perubahan perilaku
Enabling Supply :
Wirausaha sanitasi,
Environment : Pengembangan TTG/Opsi
Peraturan/kebijakan, sarana sanitasi,
Capacity building Fundrising (mikro kredit,
Monev dll)
Berbagi pembelajaran
Masyarakat sudah
mempraktekkan
SANITASI perilaku Hygienes
TOTAL sanitasi secara
permanen
Tangga Perubahan
Perilaku Visi STBM • Terjadinya peningkatan kualitas
sarana sanitasi.
Improved • Terjadinya perubahan perilaku
+ hygienes lainnya di masyarakat.
Perilaku • Adanya upaya pamasaran dan
Hygienes promosi sanitasi.
lainnya • Adanya pemantauan dan
evaluasi
77
Definisi Operasional Target
IKK Desa yang Melaksanakan STBM IKK Desa yang Melaksanakan STBM
Tahapan Pemicuan :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Proses Pemicuan
3. Tahap Pasca Pemicuan
Tahapan Pemicuan
Tahapan Persiapan :
1. Survei Lokasi (Identifikasi baseline data sanitasi)
2. Penentuan Komunitas
3. Penentuan Tim Pemicu (Persiapan Diri
Pemicu/Fasilitator/sanitarian)
4. Penentuan Waktu dan Tempat Sasaran
5. Penyiapan Alat Bantu (Bahan Lokal/tepung terigu, tali rapiah,
kertas plano, tepung terigu, spidol, kertas HVS, air mineral
gelas)
6. Advokasi Toma dan Toga (Koordinasi dengan aparat desa
setempat )
Tahapan Proses Pemicuan
Tahapan Proses Pemicuan :
1. Perkenalan dan Bina Suasana
2. Maksud dan Tujuan
3. Identifikasi Bahasa Lokal (penyebutan BABS dan penyebutan
Tinja)
4. Pemetaan
5. Hitung Tinja
6. Alur Penularan Penyakit
7. Transect Walk
8. Kontaminasi Air
9. Titik Pemicuan (Menggunakan Elemen Pemicuan)
10. Kontrak Sosial
11. Komitmen Kapan Semua Terbebas dari BABS
12. Membentuk Komite/ Natural Leader
13. RTL
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN
BERI
TIDAK TERPICU RASA MALU TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU TAKUT SAKIT TERPICU
APLAUS
2. PP 101 tahun 2014 PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Pasal 3 ayat 1 “setiap orang yang menghasilkan
limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya”
3. Tata cara dan persyaratan teknis dalam pengelolaan limbah B3 (padat) tertuang dalam Permen LHK No. 56 tahun 2015
tentang Tata cara dan Persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengamanan Limbah Padat Medis
Kategori
Limbah Medis
SUMBER DAN TIMBULAN
Puskesmas
Laporan Nasional Rifaskes
7,5 gr/pasien/hari (PATH,
2011
2004)
• 64,6% Puskesmas
melaksanakan pemisahan
limbah medis dan non medis.
• 26,8% Puskesmas
melaksanakan penanganan
limbah medis dengan
incenerator
• 44,5% Puskesmas memiliki
SPAL (Sistem Pembuangan
Air Limbah)
Pengurangan
• Pengurangan pada sumber • Pengunaan kembali (reuse)
- Menganti thermometer mercuri digital Sebelum digunakan kembali,
harus diberi perlakuan sesuai
ketentuan.
-Menerapkan sistem
-pertama masuk • Daur ulang (recycling)
pertama keluar dalam Beberapa material yang bisa
penggunaan produk atau didaur ulang seperti: bahan
bahan kimia. organic, plastic, kertas, kaca dan
-Memastikan tanggal logam yang tidak terkontaminasi.
kadaluarsa produk saat
diantar oleh pemasok
Pemilahan dan Pewadahan
• Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap sumber/
ruangan ditempatkan wadah yang sesuai dengan
limbah yang dihasilkan.
• Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah
dan diberikan kantong plastik sesuai warna.
• Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat
dilakukan tindakan. Setelah menyuntik, suntik
langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa
menutup kembali.
• Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter
atau needle destroyer untuk memisahkan siringe
dengan spoitnya.
Wadah dan APD
Contoh wadah Cara berpakaian petugas pengelola
limbah medis
Wadah limbah infeksius
2. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin. Pengangkutan
yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan kendaraan roda
3, sesuai ketentuan yang berlaku. Troli pengumpul
Penyimpanan Sementara
Disimpan di fasilitas penyimpanan limbah B3 yang
berijin
Disimpan menggunankan wadah sesuai kelompok
limbah
Penggunaan warna dan symbol pada kemasan/wadah
sesuai dengan karakteristik limbah B3
Lama penyimpanan limbah:
1. 2 hari, pada temperature lebih besar dari 0 derajat
Celcius
2. 90 hari, pada temperature sama dengan atau lebih
kecil dari 0 derajat celcius.
Untuk limbah bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, atau
sisa kemasan yang dihasilkan sebesar 50 kg per hari
atau lebih disimpan paling lama 90 hari, Sisa kemasan
yang dihasilkan sebesar kurang dari 50 kg per hari
disimpan paling lama 180 hari.
93
Pengolahan Akhir
Pengolahan termal: Pengolahan non bisa juga menggunakan needle cutter atau
insenerator needle destroyer untuk mengurangi risiko
termal : autoclaf
Pengolahan termal untuk tertusuk dan volume limbah infeksius.
limbah infeksius, benda Harganya
tajam. Jarum yang sudah dipatahkan/
cenderung lebih dihancurkan bisa dimasukan dalam needle
mahal. pit dan di taburi garam.
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Fasilitas Penguburan Limbah
Benda Tajam dan Patologis
Sketsa fasilitas penguburan limbah Sketsa fasilitas penguburan Limbah Sketsa fasilitas penguburan limbah
benda tajam (needle pit) benda tajam dengan dimensi berukuran patologis dengan dimensi ukuran 1,8 m x
1,8 m x 1m x 1m (satu koma delapan 1m x 1m (satu koma delapan meter kali
meter kali satu meter kali satu meter) satu meter kali satu meter).
Pengolahan limbah padat
non medis
• Limbah padat non medis (sampah): limbah dapur, botol
dan kaleng bekas, kertas dan karton bekas serta limbah
yang tidak masuk dalam kategori limbah medis
• Penanganan Sampah
1. Adanya pemilahan antara sampah medis dan
nonmedis
2. Menyediakan tempat sampah medis dan non-medis
dalam jumlah yang cukup
3. Sampah tidak berserakan
4. Tempat sampah bertutup dan dilapisi kantong plastik sesuai jenis sampah
5. Sampah diangkut dari ruangan minimal sekali sehari atau setelah tempat sampah ¾ penuh
6. Frekuensi pengangkutan sampah non medis dari TPS ke TPA minimal satu kali sehari
7. Tersedia tempat penampungan sementara dan alat angkut khusus ke TPS.
Prinsip-prinsip
dalam pengamanan sampah:
o Reduce:
mengurangi pemakaian kantong plastik
Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
Membeli produk atau barang yang tahan lama, dll.
o Reuse
Memanfaatkan lembaran yang kosong pada kestas yang sudah digunakan
Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
o Recycle
Sampah organik dijadikan kompos
Sampah anorganik dikumpulkan untuk didaur ulang (diberikan kepada pengumpul)
Pengamanan Limbah Cair
• Limbah cair sebelum di buang ke badan air
harus dilakukan pengelolaan terlebih dahulu
sampai memenuhi baku mutu air limbah
(sesuai ketentuan)
• Baku mutu air limbah di fasyankes
mengikuti Permen LHK No.68 Tahun 2016
tentang Baku mutu air limbah domestik
• Pengelolaan limbah cair adalah proses
penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
termasuk pengawasan, pencatatan dan
pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
• Tangki Septik
• Proses Lumpur aktif
• Proses “extended aeration”
• Proses “rotating biological contractor”
• Proses filter anerobic
• Proses anerobic-aerobic
Proses “extended aeration”
Media lingkungan dapat menjadi media penularan penyakit dan cedera, sehingga perlu
dikelola melalui upaya penyehatan, pengamanan , dan pengendalian
PP 66/2014 tentang Kesling
Tempat dan fasilitas umum adalah lokasi, sarana,
dan prasarana antara lain:
a. fasilitas kesehatan;
b. fasilitas pendidikan;
c. tempat ibadah;
d. hotel;
e. rumah makan dan usaha lain yang sejenis;
f. sarana olahraga;
g. sarana transportasi darat, laut, udara, dan kereta
api;
h. stasiun dan terminal;
i. pasar dan pusat perbelanjaan;
j. pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas
darat negara; dan
k. tempat dan fasilitas umum lainnya
PENGAWASAN & PEMBINAAN
TEMPAT DAN FASILITAS UMUM
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Terlaksananya Pengawasan kesehatan • Teridentifikasinya faktor
lingkungan (INSPEKSI KL di TFU untuk risiko lingkungan di TFU.
mewujudkan TFU yang bersih, nyaman, • Teridentifikasinya faktor
dan sehat. risiko perilaku di TFU
• Adanya Rekomendasi &
Tindak Lanjut
• Terwujudnya TFU yang
bersih, nyaman, dan sehat
Inspeksi Kesehatan Lingkungan /
IKL (PMK 13 / 2015)
Pengamatan
Fisik Media Uji
Lingkungan Laboratorium
Dilakukan
dengan cara
Pengukuran
Analisis Risiko
Media
Lingkungan di Kesehatan
Tempat Lingkungan
PELAKSANAAN PENGAWASAN
LOKUS PELAKSANA
Pasar Dinas Kesehatan Kab/Kota
Objek Wisata Puskesmas
Hotel Puskesmas
Sekolah Puskesmas
Pontren Puskesmas
Terminal Puskesmas
Lapas Puskesmas
Rumah Sehat Kader, Puskesmas
Frekuensi pemantauan
DESA / KELURAHAN
SEHAT KECAMATAN KAB/KOTA PROP INDONESIA
KELUARGA SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT
SEHAT
122
Kabupaten Kota Sehat
merupakan suatu kondisi
kabupaten/kota yang bersih,
nyaman, aman dan sehat
Foto: Dokumentasi Verifikasi Lapangan di Desa Pinilih
Kab. Minahasa Utara
untuk dihuni penduduk, yang
dicapai melalui
terselenggaranya penerapan
beberapa tatanan dengan
kegiatan yang terintegrasi yang
disepakati masyarakat dan
pemerintah daerah
3.kawasan pertambangan sehat Kawasan Tanpa Rokok, Narkoba & Minuman Keras
1) Perilaku hidup bersih dan sehat
4.kawasan hutan sehat 2) Tempat-tempat umum INDIKATOR KELUARGA SEHAT
Penurunan Stress dan Keselamatan Berkendara
3) Permukiman, perumahan dan
5.kawasan industri dan perkantoran bangunan sehat Keluarga mengikuti KB
4) Penyediaan air bersih
Ibu Bersalin di Faskes
sehat 5) Kesehatan dan keselamatan kerja,
pencegahan kecelakaan Bayi mendapat imunisasi lengkap
6.kawasan pariwisata sehat 6)
7)
Kesehatan keluarga, reproduksi, KB
Pembinaan kesehatan jiwa Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 Bulan
7.Ketahanan pangan dan gizi 8)
masyarakat dan pola asuh anak
Kesehatan olah raga Pertumbuhan Balita di pantau tiap bulan
9) Program anti tembakau
8.kehidupan masyarakat sehat yang 10) Immunisasi
Penderita TB Paru berobat sesuai standar
11) Pelayanan pengobatan dan Penderita Hypertensi berobat teratur
mandiri perawatan
12) Pemberantasan Malaria Gangguan jiwa berat diobati dan tidak ditelantarkan
9.kehidupan sosial yang sehat 13) Pemberantasan penyakit DBD
14) Pemberantasan TB Paru Tidak ada anggota keluarga yang merokok
15) Pemberantasan Diare
16) Pencegahan penyakit degeratif Keluarga memiliki/memakai air bersih
17) Gizi
18) JPKM (jaringan pengaman kesehatan Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
masyarakat)/ JKN Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
Peraturan Bersama
MENTERI DALAM NEGERI
dan
MENTERI KESEHATAN
TIM PEMBINA
PROPINSI
PROVINSI
TUJUAN.
SASARAN,
KEBIJAKAN
DAN TIM PEMBINA
KABUPATEN/ KAB/KOTA
STRATEGI
KOTA
FORUM
KAB/KOTA SEHAT
PERENCANAAN FORUM
KECAMATAN
PELAKSANAAN KOMUNIKASI KEC
KLASIFIKASI DAN
KRITERIA
PENILAIAN
PEMBINAAN
DESA KELOMPOK KERJA
DAN PENDANAAN
KELURAHAN
127
TIM PEMBINA & FORUM KKS
• TIM PEMBINA • FORUM KOTA/KAB
SEHAT
– Keterlibatan
LS/instansi terkait – Keterlibat masyarakat/ ormas/ PKK
sebagai pembina sebagai fasilitator UKBM
– Ketua sebaiknya – Ketua lembaga /organisasi masy
– Sebaiknya seluruh masyarakat
BAPPEDA didampingi terlibat, minimal tahu
Dinkes – Upayakan KKS milik masyarakat
dan tempat Sekretariat ada di masy
– Sebaiknya instansi sehingga tdk ada kesenjangan
yang terlibat sbg tim
pembina
– Upayakan KKS milik
semua sektor sebagai
pembina, bukan hanya
tanggung jwb Dinas
Kesehatan
PENGHARGAAN SWASTISABA
KABUPATEN/KOTA SEHAT
Regulasi > Penghargaan Kab/Kota Sehat
PASAL 1
(5) Swastisaba adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat melalui Bupati/Walikota atas keberhasilan dalam
menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat.
PASAL 10
(1) Kabupaten/Kota Sehat diberikan penghargaan Swastisaba;
(2) Penghargaan Swastisaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi
a. Padapa untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
pemantapan.
b. Wiwerda untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
Pembinaan.
c. Wistara untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
PERATURAN BERSAMA Pengembangan.
MENTERI DALAM NEGERI
DAN MENTERI KESEHATAN PASAL 11
(1) Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat dilaksanakan setiap 2 tahun
Nomor 34 tahun 2005 dan
sekali;
Nomor:1138/Menkes/PB/VIII/
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh
2005
Pemerintah pada bulan November dalam rangka peringatan Hari
Kesehatan Nasional.
PENYELENGGARAAN
PASAR SEHAT
132
Sejak 2008 telah diatur dalam Kepmenkes
No. 519/2008
PASAR SEHAT
Kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman dan
sehat oleh masyarakat secara mandiri
Tujuan Khusus
Tersedianya pasar dengan infrastruktur yang
memenuhi persyaratan kesehatan
Pengembangan
pasar secara
Kemendag komprehensif Pengembangan
pasar secara Kemendagri
dan holistik Revitalisasi Pasar Desa komprehensif
dan holistik
Revitalisasi Pasar eceran Non
Berkolaborasi Pasar Desa, pasar induk
bersama
Kemendag
Kemen Pengembangan Revitalisasi Pasar Daerah
Des&PDT pasar secara Tertinggal dan perbatasan
komprehensif
dan holistik Pengembangan
pasar secara
Revitalisasi Pasar khusus Ikan komprehensif Kemen KP
dan holistik
Kemenkes Higienitas
Revitalisasi Pasar khusus
Ternak/bunga Pengembangan
pasar secara
komprehensif Kementan
Revitalisasi Pasar penunjang dan holistik
Kemen Pengembangan
pasar secara
parEkraf komprehensif
Pengembangan Desa Wisata
dan holistik
Kemen PU,
Infrastruktur & Kemenhub,
pendampingan
KemenLHK Penanaman pohon di lingkungan pasar,
pemanfaatan material ramah konstruksi fisik di PLN, PDAM
lingkungan daerah (PU)
50 Pasar yang telah di Revitalisasi Tahun 2015
dan yang akan dilakukan Pembinaan Nasional Terpadu, menjadi
Target RKP Kemenkes 2017
NO PASAR Kab./Kota Provinsi
1 Pasar Karang Endah Kab. Muara Enim Sumatera Selatan
2 Pasar Pasar Atas Kab. Rejang Lebong Bengkulu
3 Pasar Tambarangan Kab. Tapin Kalimantan Selatan
4 Pasar Terpadu Kab. Aceh Utara Aceh
5 Pasar Ranomeeto Kab. Konawe Selatan Sulawesi Tenggara
6 Pasar Erasa Kab. Pangkep Sulawesi Selatan
7 Pasar Palimanan Kab. Cirebon Jawa Barat
8 Pasar Cikalong Kulon Kab. Cianjur Jawa Barat
9 Pasar Unit II Kab. Tulang Bawang Lampung
10 Pasar Amahami Kota Bima NTB
11 Pasar Buah Lhokseumawe Kota Lhokseumawe Aceh
12 Pasar Tanjung Sari Kab. Cilacap Jawa Tengah
13 Pasar Krendetan Kab. Purworejo Jawa TEngah
14 Pasar Tirtayasa Kab. Serang Banten
15 Pasar Nimbokrang Kab. Jayapura Papua
16 Pasar Tente Kab. Bima NTB
17 Pasar Gamalama Kota Ternate Maluku Utara
18 Pasar Sentral WuaWua Kota Kendari Sulawesi Tenggara
19 Pasar Nyanggelan Kota Denpasar Bali
20 Pasar 23 Maret Kota Kotamobogu Sulawesi Utara
21 Pasar Nguter Kab. Sukoharjo Jawa TEngah
22 Pasar Seruni Kab. Kebumen Jawa Tengah
23 Pasar Butta Selewangan Kab. Maros Sulawesi Selatan
24 Pasar Tadoha Mapaccing Kab. Bombana Sulawesi Tenggara
25 Pasar Datahu Isimu Lama Kab. Gorontalo Gorontalo
50 Pasar yang telah di Revitalisasi Tahun 2015
dan yang akan dilakukan Pembinaan Nasional Terpadu, menjadi
Target RKP Kemenkes 2017
26 Pasar Sentral Sarmi Kab. Sarmi Papua
27 Pasar Bantayang Kab. Mamuju Utara Sulawesi Barat
28 Pasar Sayur Langsa Kota Langsa Aceh
29 Pasar Wameo Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara
30 Pasar Passo Kota Ambon Maluku
31 Pasar Marisa Kab. Pohuwatu Gorontalo
32 Pasar Dulonpokpok Kab. Sabu Rajua NTT
33 Pasar Balige Kab. Toba Samosir Sumatera Utara
34 Pasar Setia Jaya Kab. Aceh Barat Daya Aceh
35 Pasar Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan
36 Pasar Lambaro Kab. Aceh Besar Aceh
37 Pasar Awampone Kab. Bone Sulawesi Selatan
38 Pasar Napuru Kab. Sabu Rajua NTT
39 Pasar Bula Kab. Seram Bagian Timur Maluku
40 Pasar Akalemo Kab. Halmahera Barat Maluku Utara
41 Pasar Lasoani Kota Palu Sulawesi Tengah
42 Pasar Ampana Kab. Tojo Una-Una Sulawesi Tengah
43 Pasar Wamlana Kab. Buru Maluku
44 Pasar Valentine Kota Ambon Maluku
45 Pasar Aek Kanopan Kab. Labuan Batu Utara Sumatera Utara
46 Pasar 10 Ulu Kota Palembang Sumatera Selatan
47 Pasar Tilamutu Kab. Boalemo Goronatlo
48 Pasar Wage Kota Blitar Jawa Timur
49 Pasar Kragilan Kab. Serang Banten
50 Pasar Sidoharjo Kab. Lamongan Jawa Timur
PENYELENGGARAAN PASAR
SEHAT
A. Pengorganisasian
(Kelembagaan)
1. Pusat Tim Pembina Pusat
2. Provinsi Tim Pembina Provinsi
3. Kab/Kota Tim Pembina Kab/Kota
4. Puskesmas/Kecamatan Tim
Inti Pokja Pasar Sehat
lanjuta
n
B. LANGKAH-LANGKAH
PENYELENGGARAAN PROGRAM PASAR SEHAT
1. Advokasi & Sosialisasi
2. Peningkatan Kapasitas
3. Analisis situasi
4. Prioritas Rencana Kerja
5. Implementasi Rencana Kerja
6. Pembinaan dan Pengawasan
7. Mekanisme pelaporan
PERSYARATAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN PASAR
(KEPMENKES No. 519 Tahun 2008)
143
CONTOH ZONING
Contoh kondisi pasar yang belum
memenuhi persyaratan
Contoh ventilasi
ruangan dalam Pasar
yang tidak memadai
(ventilasi < 20% dari
luas lantai)
Lantai, dinding,
dan langit-langit
kotor
Sarana CTPS
rusak/tidak
berfungsi
Saluran Air
Kotor
tersumbat
CONTOH KONDISI PASAR YANG
MEMENUHI PERSYARATAN
Ventilasi
pencahayaan
SPAL Toilet
Sirkulasi Udara
Pencahayaan
Sarana pangan jajanan adalah tempat pangan jajanan disiapkan, dipajang, dan
disajikan untuk dijual pada umum dengan menggunakan gerobakm meja,
keranjang, kursi, kendaraan dengan atau tanpa roda atau dengan sarana lain yang
sesuai.
Kantin adalah Sentra pangan jajanan adalah tempat bagi sekumpulan usaha
pangan jajanan yang dikelola oleh pemerintah daerah/swasta.
SASARAN PENGELOLAAN MAKANAN
IRTP DAM
HK.03.1.23.04.12.2205 Permenkes RI 43
Tahun 2012
Tahun 2014
Makanan Jajanan
Rumah makan
Kepmenkes RI 942 Tahun
2003 Permenkes RI 1098 Tahun 2003
Eksternal
MEKANISME MONITORING & EVALUASI HIGIENE SANITASI PANGAN E MONEV HSP
NO PERAN KEGIATAN
5. Penyusunan pelaporan dan penyampaian infrmasi kegiatan kepada pusat hasil 1,2,3,4
kepada Pusat
4. Pusat 1. Memverifikasi data TPM atas laporan propinsi dan kabupaten/kota = e Monev HSP
2. Fasilitasi dan Advokasi Propinsi dan Kabupaten Kota dalam sinergi pelaksanaan
kegiatan pembinaan dan pengendalian kegiatan HSP 2015-2019 yang terstandar.
Pengusaha KADINKES
mengajukan
KAB/KOTA/
TIM TIDAK
LENGKAP
permohonan
kepada Kadinkes KKP IKL
Kab/Kota/ KKP
TIDAK LENGKAP
BAIK
BAIK,
Kembali ke DIPROSES
pengusaha
Penerbitan
Pemeriksaan
Lapangan IKL
Sertifikat
Laik Sehat
HASIL:
Pengusaha - UJI FISIK
menerima KESLING
Laik Sehat - UJI LAB.
Pasal 2
(1) Setiap DAM wajib :
a. menjamin Air Minum yg dihasilkan memenuhi standar baku mutu atau
persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan yang berlaku
b. memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air (minimal tempat,
peralatan dan penjamah DAM)
(2) Unt menjamin Air Minum memenuhi standar baku mutu/persy kualitas Air Minum
sbgmn dimaksud pd ayat (1) huruf a, DAM wajib melaksanakan tata laksana
pengawasan kualitas Air Minum sesuai ketentuan peraturan Per –UU-an
Persyaratan Higiene Sanitasi
1.Tempat
Bebas dari pencemaran lingkungan
Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan
Lantai kedap air, rata, tdk licin, tdk retak
Dinding kedap air, rata, halus, tdk retak, mudah dibersihkan dan
berwarna terang
Atap &langit-langit kuat, tdk mjd sarang tikus,
Pintu kuat dan berfungsi dengan baik
Pencahayaan cukup
Ventilasi cukup
Bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit
2. Peralatan
Semua peralatan mulai dari pipa, tandon air, filter, mikrofilter ,pompa air
s.d. pencucian/ pembilasan terbuat dari bahan tara pangan (food grade)
Mikrofilter dan desinfektor tdk kedaluarsa
Tandon air baku tertutup dan terlindung dr sinar matahari langsung
Wadah/galon sblm diisi bagian dalam hrs disikat dan dibilas terlebih
dahulu minimal selama 10 detik, bagian luar di lap bersih
Wadah/galon setelah diisi langsung diberikan kpd konsumen, tdk boleh
disimpan pd DAM lebih dari 1 x 24 jam
3. Penjamah
Sehat dan tdk menderita penyakit menular
serta tidak carier (pembawa penyakit menular)
Pada saat melayani konsumen :
- Berperilaku higienies dan sanitair setiap melayani konsumen
- Mencuci tangan dgn air mengalir dan sabun
- Menggunakan pakaian kerja yg bersih dan
rapi
- Tidak merokok , tidak mengorek telinga,
tdk mengorek gigi,tdk menggaruk kepala, tdk menggaruk kulit, dsb
Setiap DAM harus memiliki
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM
VVIP FCT
INTERVENSI KEGIATAN
UNTUK KAB/ KOTA :
• PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT BAGI TPM YANG SUDAH EMMENUHI SYARAT
UNTUK PUSKESMAS :
• MELAKUKAN IKL TPM DIWILAYAH KERJA
Laporan
Umpan Balik
DINAS KESEHATAN GUBERNUR
PROVINSI Instruksi
Pengawasan
TFU, TPM,
PKAM
Mekanisme Pelaporan
TFU, TPM, PKAM
KEPALA
DAERAH
Rekomendasi
PERSYARATAN
/Saran tindak Masyarakat
KESEHATAN (TFU,
lanjut TPM, PKAM)
TMS MS
Ketik
kesling.kesmas.kemkes.go.id
Terdapat
2 menu
yaitu
Pantau
Data dan
Berita
Klik tombol
“Pantau Data”
utk
mendapatkan
info mengenai
data kesling
Mengklik tombol
grafik utk Mengklik tombol
melihat grafik ini utk
mengurutkan
Jika mengklik
salah satu
provinsi/ kab
pada peta
nasional maka
tampilan peta
mengikuti
wilayah yg dipilih
beserta grafiknya
Jika ingin
melihat peta
nasional maka
klik tombol
“tampilkan
seluruh
Indonesia”
Link untuk emonev yang
ada di Dit. Kesling
Klik tombol
“Berita” utk
mendapatkan
info mengenai
berita kesling
SISTEM INFORMASI
MONEV PKAM
Aplikasi
dapat
Sistem
diakses
Informasi
melalui
berbasiskan
desktop dan
Web
perangkat
Feature mobile
Authentikasi
untuk akses
Laporan
web dan
(Pdf dan MS
input data
Excel)
(User
Privileges)
Puskesmas
• Dashboard
• Register Sarana Air Minum (SAM)
• Inspeksi Sarana Air Minum
• Laporan
Dinkes Kabupaten
User • Dashboard
• Hasil Uji Air dari Sarana Air Minum
Access • Laporan
Ketik e-
monev.com
pada address
bar
Roll Out – Application Standar Layout
1 2
Header
Aplikasi
User
Profile
Side 3
Menu
Main
Layout
Footer 4
Aplikasi
5
Roll Out – Guest / Public Dashboard
Dashboard
Nasional, ,
Provinsi,
Kabupaten
berdasarkan
Filter
Daftar User
Login
Roll Out – Daftar
Pilih Group
Kembali ke
dashboard
Data Wilayah
Puskesmas
Monev PKAM
Laporan
Pengaturan
Roll Out – Kemenkes Dashboard
Dashboard
Data Dasar
PKAM
Puskesmas
Monev PKAM
Laporan
Roll Out – Kemenkes – Data Dasar PKAM
Puskesmas
Monev PKAM
Laporan
Roll Out – Wewenang Kabupaten - Puskesmas
Kode
Puskesmas
Pusdatin
Nama
Puskesmas =
Kecamatan
atau Kelurahan
Entry
Parameter
yang diuji
Roll Out – Wewenang Kabupaten – Anggaran
Dukungan
Anggaran dari
APBD
APBN, APBD
1, APDB 2,
DAK
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Petugas
Petugas
Puskemas
bisa lebih dari
1
Nama Petugas
akan dipilih
saat Inspeksi
Sarana
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Sarana
Sarana Air Minum
tanggung jawab
Puskesmas
Tipe
Individual NIK
wajib
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Inspeksi Sarana Air Minum
Untuk Tipe PAM
agar ditentukan
titik Inspeksi
Persentase
Resiko
menentukan
Rekomendasi
Roll Out – Wewenang Puskesmas – Hasil Uji Air
Hanya untuk
Puskesmas yang
memiliki WTK
Roll Out – Wewenang Puskesmas – Anggaran Puskesmas
Dukungan
Anggaran dari
APBD
Detail ada
pada Level
Puskesmas
SISTEM INFORMASI
MONEV PENGELOLAAN
LIMBAH RUMAH SAKIT
1. Buka web browser
(utamakan ‘Google
Chrome’ untuk
kestabilan penggunaan,
serta kompatibilitas
laman situs)
2. Masukan alamat
http://kesling.kesmas.ke
mkes.go.id/limbahfasya
nkes
3. Klik Pengelolaan limbah
medis (PLM)
Cara Mendaftar
1. Bagian diakses pada menu ‘Daftar’ di
halaman ‘Beranda’. Dengan
mengakses fitur tersebut, akan
muncul tampilan di layar seperti
ditunjukkan oleh gambar berikut.
2. Seusai pengguna baru mendaftar,
admin laman situs harus
menyetujui terlebih dahulu sebelum
akun baru tersebut diaktifkan.
3. Setelah mendapat persetujuan dari
admin laman situs, pengguna baru Pihak yang dapat mendaftar adalah
dapat masuk ke laman situs dengan
perwakilan RS, perwakilan Dinas
mengakses fitur ‘Masuk’ di bagian
kanan atas saat masuk ke alamat Kesehatan Provinsi, ataupun dari
laman situs. Kabupaten/Kota.
Mengisi Form
1. Tujuan dari formulir ini
adalah sebagai
pendataan rutin
keadaan rumah sakit
tersebut.
2. Pertanyaan dari
formulir terdiri
beberapa pertanyaan
dalam bentuk pilihan
ataupun isian sesuai
kebutuhan dari masing-
masing pertanyaan.
Rekap Kab/kota Instrumen elektronik
SISTEM INFORMASI
MONEV TPM
• Sebelum dapat menggunakan aplikasi, pengguna
diharuskan melakukan login terlebih dahulu di
halaman portal
• http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/tpm
E - Monev HSP :
Untuk dapat memasukkan data dasar TPM, pengguna dapat
meng-klik tautan TPM yang terdapat di halaman utama,
maka akan muncul halaman sebagai berikut :
• Klik tautan untuk menambah data TPM yang baru
PERMASALAHAN :
IKL Sertifikat Hasil
- JARINGAN INTERNET DI Penjamah
Inspeksi Sanitasi Uji fisik Kesling
DAERAH TERBATAS Makanan Laboratorium
- Sosialasi belum
terlaksana secara
keseluruhan
-adanya pemekaran
puskesmas sehingga
belum registrasi dari
pusdatin
- sdm bergati LAIK SEHAT
- keterbatasan teknologi,
sarana dan prasarana
SISTEM INFORMASI
MONEV KLB
• Aplikasi KLB masih dalam proses penyempurnaan
• Aplikasi e-monev KLB dapat dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota
• Sebelum dapat menggunakan aplikasi, pengguna diharuskan
melakukan login terlebih dahulu di halaman portal (sama dengan
portal E-Monev HSP) dengan akun (username dan password yang
sama)
• http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/tpm
• Masuk ke halaman awal kemudian pilih E-Monev
KLB
• Masukan username dan password yang sudah
diberikan oleh administrator
• Untuk memasukkan data KLB melalui menu List
KLB kemudian dapat di input sesuai pertanyaan
yang tersedia
SISTEM INFORMASI
MONEV KKS
Manual Aplikasi
KKS
3 Tahapan Pekerjaan Dalam KKS
A. Registrasi Dari Kabupaten
B. Verifikasi Tingkat Provinsi
C. Verifikasi Pusat
Registrasi Kabupaten
User kabupaten
melakukan login
Halaman Utama Setelah Login
Tampilan Setelah Klik Data KKS
Klik Button
KESMAS M
A
UKBM
S
PUSAT PROV KAB/KOTA PUSK
Y
UKBM A
R
UKBM A
K
PENDEKATAN INSTITUSI
A
T
GERMAS
Landasan Kebijakan:
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
3. PP No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
4. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (khususnya Pembagian Urusan)
5. Permendagri No. 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2017
6. Prioritas Nasional RPJMN 2015-2019
7. Prioritas Nasional RKP Tahun 2017
277
DAK NON FISIK
TUJUAN
1. Dukungan 2. Dukungan
dana untuk upaya kes
pembangunan Promotif PUSKESMAS
DINKES
kes di daerah preventif KAB/KOTA
DAN UPT
4. Dukungan
3. Dukungan pencapaian
pencapaian SPM puskesmas dan RSUD
kab/Kota RSUD
terakreditasi
5. Dukungan pelaksanaan
manajemen pengelolaan obat dan
vaksin di instalasi Farmasi
Kab/Kota SASARAN
278
KEBIJAKAN OPERASIONAL UMUM
1. PEMDA tetap berkewajiban mengalokasikan dana untuk
kesehatan sebesar 10 % dari APBD
2. DAK bidang Kesehatan bukan dana Utama untuk
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah
3. Dinkes Provinsi sebagai koordinator dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monev DAK bidang
Kesehatan
4. Tidak Boleh Duplikasi
5. Kegiatan mengacu pada JUKNIS 2017 dengan prioritas
kegiatan di sesuaikan kondisi daerah masing masing
279
KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK NON FISIK
1. Dukungan manajemen SATKER SKPD Dinkes kab/Kota atau Puskesmas BLUD
maksimal 5% ( BOK Pusk, BOK Fasyankes rujukan UKM kab/kota dan
jampersal)
2. BOK untuk meningkatkan kinerja dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
3. BOK utamanya untuk Dukungan biaya operasional UKM
4. Jampersal untuk mendekatkan akses Ibu Hamil, Bersalin dan nifas dan
dukungan biaya persalinan bagi yang miskin, tidak mampu dan tidak memiliki
jaminan kesehatan
5. Penetapan Alokasi BOK Puskesmas dan Jampersal oleh Kepala Dinas Kab/Kota
6. Biaya Distribusi Obat dan BMHP untuk menjamin ketersediaan dalam jumlah
cukup
7. Akreditasi Puskesmas dan RS untuk pemenuhan target nasional
280
KONSEP DASAR JUKNIS BOK TAHUN 2017
• BOK tahun 2017 Merupakan kelanjutan dari tahun 2016
yang tertuang dalam Permenkes No 82/2015 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan serta Sarana dan Prasarana Penunjang
Subbidang Sarpras Kesehatan
• Terdapat Perluasan ruang lingkup.
281
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
TUJUAN
1. Peningkatan
2. Dukungan
akses promotif
manajemen untuk
dan preventif
menunjang kinerja
diluar gedung
4. Menyelenggarakan
3. Pemberdayaan Kerjasama lintas
sector dalam
masyarakat mendukung program
kesehatan
5. Penguatan
fungsi rujukan
UKM sekunder di
kab/kota
282
KEBIJAKAN OPERASIONAL
4.
1. Sebagai 2. Untuk 3.
Mendukung
dana Peningkata Dukungan
peningkata
bantuan n kinerja biaya
n akses
operasional PKM, operasional
yankes
BUKAN KAB/KOTA, peningkata
melalui
DANA BALKESMA n
Nusantara
UTAMA S jangkauan
Sehat
7. Sinergi
5. 6. 8.
dengan
Mendukun Dukungan Ketentuan
sumber
g pelaksanaa lanjutan
dana
kelanjutan n dapat
lainnya,
program Pendekatan diatur
tidak
STBM keluarga daerah
duplikasi
283
RINCIAN PENGALOKASIAN
1. Besaran alokasi untuk dinas kesehatan kab/kota sebagai fasilitas UKM
sekunder sesuai lampiran JUKNIS
2. Besaran alokasi balai kesehatan masyarakat sebesar Rp 200 juta/per
balai/tahun (bila ada)
3. Besaran alokasi dana BOK Puskesmas sesuai lampiran sebelum dibagi ke setiap
Puskesmas terlebih dahulu dialokasikan untuk :
1) Nusantara sehat sebesar Rp 200 juta/NS/tahun
2) Pemicuan desa STBM sebesar Rp 7,5 juta/desa/tahun
4. Alokasi dana bok puskesmas total setelah dikurangi untuk Nusantara
Sehat dan desa STBM dibagi untuk semua puskesmas secara
proporsional
5. Khusus untuk puskesmas dengan program Nusantara Sehat dan desa STBM
maka besaran alokasi dana BOK pusk hasil perhitungan pada point 3 ditambah
dengan alokasi Nusantara Sehat dan atau desa STBM 284
PENGGUNAAN DI PUSKESMAS
1. UKM esensial dan UKM pengembangan termasuk pendukung
kegiatan, pemberdayaan masyarakat, dan kerjasama lintas
sektor serta manajemen Puskesmas termasuk administrasi;
2. Percepatan pencapaian keluarga sehat melalui pendekatan
keluarga
3. Pelaksanaan Fungsi manajemen Puskesmas (P1,P2 dan P3 )
4. UKM yang dilaksanakan oleh Tim Nusantara Sehat
Pelayanan kesehatan keluar gedung;
5. Kegiatan untuk mewujudkan desa STBM; dan
6. Pengangkatan tenaga kontrak promosi kesehatan di 285
KETENTUAN KEGIATAN
DESA STBM
• ALOKASI YANG DIPERHITUNGKAN DALAM ALOKASI ADALAH
DESA YANG SUDAH DITETAPKAN JUMLAHNYA 5.000 DESA
• APABILA ADA PENAMBAHAN DESA DIPERBOLEHKAN DENGAN
MENGGUNAKAN DANA YANG TERSEDIA DISTIAP PUSKESMAS
• BESARAN SETIAP DESA DALAM PENETAPAN ALOKASI RP
7.500.000/DESA TETAPI DALAM PELAKSANAAN DPT
DISESUAIKAN DISETIAP DAERAH
• JENIS KEGIATAN DISESUAIKAN DENGAN PEDOMAN
PENGEMBANGAN STBM
286
PENGGUNAAN DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
288
KETENTUAN OPERASIONAL
• MENJADI SATU KESATUAN
• TIDAK EKSKLUSIVE
• SESUAI KEBUTUHAN
• TIDAK ADA PAGU KHUSUS
289
PEMANFAATAN UNTUK STBM
• SESUAI KEBUTUHAN STBM DISETIAP
TINGKATAN
• SESUAI DENGAN JENIS KEGIATAN YANG
DITETAPKAN OLEH PROGRAM STBM
290
PEMANFAATAN
1. Transport
2. Perjalanan 3. Belanja
lokal bagi
dinas PNS dan bahan pakai
nakes, lintas
Non PNS habis
sektor, kader
4. Belanja
5. Belanja 6. Belanja BOLEH
bahan/materia
cetak & makanan &
l promotif
penggandaan minuman
& preventif
7.
Penyelenggara 8. Honorarium
n pertemuan, PNS dan Non
rapat & PNS
sosialisasi
291
PEMANFAATAN
DAK Non Fisik tidak boleh untuk:
1. Belanja tidak
3. Kuratif &
langsung (Gaji dan 2. Belanja modal
rehabilitatif
tunjangan)
292
LANGKA-LANGKAH
PEMANFAATAN UNTUK STBM
• MENGUSULKAN DALAM RKA PUSKESMAS , DINAS
KES KAB MELIPUTI:
– KEGIATAN DAN KODE REKENING
– VOLUME
– UNITCOST
• MENGAWAL DALAM PEMBAHASAN RAPBD
• MENCERMATI DPA APA SDH SESUAI DENGAN RKA
• PERTANGGUNGJAWABAN
293
Alat Kesling
Sanitarian Kit Alur usulan daerah
untuk Puskesmas utk pengadaan
Pengadaan pusat:
melalui:
1. Pusat
2. DAK Fisik Kab/Kota
Cetakan jamban (khusus
untuk Puskesmas sanitarian kit
puskesmas, Provinsi
dasar PMK…
Kit Kesling Pusat
Untuk Kab/Kota
INFORMASI LEBIH LANJUT???
Hubungi: