Anda di halaman 1dari 294

ORIENTASI TERPADU KESEHATAN LINGKUNGAN

BAGI PETUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN


DI KABUPATEN/KOTA DAN PUSKESMAS
KEBIJAKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
INDIKATOR KINERJA NO INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 KET
KESEHATAN KESEHATAN T R T R T T T
LINGKUNGAN TAHUN LINGKUNGAN
2015 – 2019 1 Jumlah desa/kelurahan 25000 26.417 30000 33.927 35000 40000 45000 Renstra,
RPJMN 2015-2019 (3) yang melaksanakan RKP,Renja
1. Desa/Kel STBM (kumulatif) KL, IKK
melaksanakan STBM 2 Persentase sarana air 30% 43,58 % 35% 16.02 % 40% 45% 50% Renstra,
2. TTU Memenuhi Syarat minum yang dilakukan (5.218
(101.972 RKP,Renja
3. % Sarana Ar Minum yg
pengawasan SAM) KL, IKK
di lakukan sarana)
Pengawasan
3 Jumlah Tempat-Tempat 50% 61.44 % 52% 52,64% 54% 56% 58% Renstra,
RKP 2016 (3) Dan RKP
Umum (TTU) yang (91.293 (77.267 (78.225 (135.49 (140.512 (145.530 RKP,Renja
2017 ( 5 ) )
Memenuhi Syarat TTU) dari TTU) 4) ) KL, IKK
1. Desa/Kel
Kesehatan Lingkungan 148.590)
melaksanakan
(Puskesmas, SD/SMP)
STBM
4 Jumlah Pasar yg 0 0 0 0 1000 1500 2000 RKP
2. TTU Memenuhi
memenuhi syarat
Syarat
kesehatan yg dilakukan
3. % Sarana Ar
pengawasan
Minum yg di
5 Persentase TPM yang 8 10,39 % 14% 13.66% 20% 26% 32% RKP,
lakukan
dilakukan pengawasan (11.607 (11.324) Renstra,
Pengawasan
TPM) TPM) IKK
4. Pasar Sehat
6 Jumlah Kab/Kota Yg 346 346 356 350 366 376 386 Renstra,
5. TPM Yang
Melaksanakan Tatanan dari Kab/Kota (98,31% Kab/Ko Kab/Kot Kab/Kota IKK
dilakukan
Kawasan Sehat 514 ) -ta a
Pengawasan
RENSTRA 7 INDIKATOR 7 Persentase RS yang 10% 11,13 % 15% (378 17.98% 21 % 28 % 36 % Renstra,
(1,2,3,5,6,7 ) + Kab/Kota melakukan Pengelolaan (256 RS) RS dari (453 RS) IKK
memenuhi kualitas kesling Limbah Medis sesuai 2520 RS)
PETA REALISASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PETA REALISASI 6 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
KAB/ KOTA YG MEMENUHI KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TH 2016 TH 2016

0 – 25 % Kab/Kota (13 Propinsi) 1 dari 6 indikator di propinsi tersebut mencapai target (2


Provinsi)

2 dari 6 indikator di propinsi tersebut mencapai target (5


IKU 2016 Provinsi)
26 – 50 % Kab/Kota (8 Propinsi)
Ditjen 3 dari 6 indikator di propinsi tersebut mencapai target (10
Kesmas Provinsi)
51 – 75 % Kab/ Kota (8 Propinsi) T=25%, 4 dari 6 indikator di propinsi tersebut mencapai target (10 Provin

R= 33.46%
5 dari 6 indikator di propinsi tersebut mencapai target (3 Provin
76 – 100 % Kab/ Kota (5 Propinsi)
Seluruh indikator di propinsi tsb mencapai target (4
Provinsi)
DISTRIBUSI REALISASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KAB/ KOTA YG DISTRIBUSI REALISASI 6 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
MEMENUHI KUALITAS KESEHATAN LINGKUNGAN TH 2016 KESEHATAN LINGKUNGAN TH 2016
JU M LA H KKS (target 100 % Jumlah
KA B / KO T A kab/kota di pripinsi tsb TTU Sehat TPM Sehat Limbah Medis PKAM (target indikator
YG PROVINSI STBM (target min 20 %)
NO PR O V I N SI JU M LA H KA B / KO T A % menyelenggarakan (target min 30 %) (target min 8 %) (target min 10 %) min 30 %) yang
M EM EN U HI
KU A LI T A S KKS) terpenuhi
KESLI N G
1 ACEH 22.62 26.09 66.67 6.21 9.09 5.83 33.33
A C EH 23
2 SUMATERA UTARA 18.45 51.52 49.65 14.51 4.84 6.14 33.33
1 0 0 .0 0
SU M A T ER A U T A R A 33 3 SUMATERA BARAT 45.09 100.00 61.09 33.05 50.00 41.00 100
2 2 6 .0 6
SU M A T ER A B A R A T 19
4 RIAU 61.36 91.67 69.70 15.89 27.78 20.74 66.67
3 17 8 9 .4 7
R IA U 12
5 JAMBI 35.10 100.00 64.46 19.27 23.68 21.64 83.33
4 9 75. 0 0
JA M B I 11
6 SUMATERA SELATAN 42.83 82.35 84.46 5.01 2.99 6.04 33.33
5 9 8 1. 8 2
6 SU M A T ER A SELA T A N 17 2 11. 76
7 BENGKULU 35.00 80.00 86.76 23.49 0.00 35.86 66.67
7
B EN G KU LU 10
5 50 . 0 0
8 LAMPUNG 41.17 60.00 1.41 3.79 74.67 6.96 33.33
8 LA M PU N G 15 1 6 .6 7 9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 81.89 100.00 88.53 16.80 15.38 30.79 100
9 KEPU LA U A N B A N G KA B ELI T U N G 7 4 57. 14 10 KEPULAUAN RIAU 37.82 71.43 45.85 9.02 10.71 10.71 66.67
KEPU LA U A N R I A U 7
10 3 4 2 .8 6 11 DKI JAKARTA 9.74 100.00 82.62 5.44 21.47 6.00 50
11 D KI JA KA R T A 6 3 50 . 0 0
12 JAWA BARAT 40.45 96.30 71.81 14.71 16.62 13.48 66.67
12 JA W A B A R A T 27 18 6 6 .6 7

13 JA W A T EN G A H 35 10 2 8 . 57
13 JAWA TENGAH 60.88 100.00 2.98 8.27 6.83 15.05 50
14
D I Y O G Y A KA R T A 5
5 10 0 . 0 0
14 DI YOGYAKARTA 96.35 100.00 74.25 14.85 62.67 31.54 100
15
JA W A T I M U R 38
6 15. 79
15 JAWA TIMUR 68.22 100.00 21.47 19.14 1.34 8.59 50
16
B A N T EN 8
5 6 2 . 50
16 BANTEN 54.22 75.00 80.01 8.48 47.42 10.09 66.67
17 B A LI 9 5 55. 56 17 BALI 55.59 100.00 75.79 5.72 50.88 2.79 66.67
18 N U SA T EN G G A R A B A R A T 10 8 8 0 .0 0 18 NUSA TENGGARA BARAT 95.07 100.00 83.68 19.52 26.09 18.07 83.33
19
N U SA T EN G G A R A T I M U R 22
2 9 .0 9 19 NUSA TENGGARA TIMUR 68.28 31.82 67.79 24.16 0.00 12.81 50
20
KA LI M A N T A N B A R A T 14
3 2 1. 4 3 20 KALIMANTAN BARAT 27.13 57.14 62.50 11.42 2.22 13.22 50
KA LI M A N T A N T EN G A H 14
21 6 4 2 .8 6 21 KALIMANTAN TENGAH 47.16 14.29 75.47 18.39 23.81 18.37 66.67
KA LI M A N T A N SELA T A N 13
22 5 3 8 .4 6 22 KALIMANTAN SELATAN 52.04 76.92 69.14 11.77 16.22 17.39 66.67
KA LI M A N T A N T I M U R 10
23 2 2 0 .0 0
23 KALIMANTAN TIMUR 20.43 90.00 77.33 10.44 28.26 14.21 66.67
KA LI M A N T A N U T A R A 5
24 2 4 0 .0 0 24 KALIMANTAN UTARA 13.36 80.00 89.47 33.68 57.14 25.93 50
25 SU LA W ESI U T A R A 15 5 3 3 .3 3
SU LA W ESI T EN G A H 13
25 SULAWESI UTARA 7.88 86.67 75.97 16.49 2.70 24.52 33.33
26 7 53 . 8 5
SU LA W ESI SELA T A N 24 26 SULAWESI TENGAH 35.13 46.15 83.03 17.29 0.00 20.04 50
27 14 58 . 3 3
28 SU LA W ESI T EN G G A R A 17 2 11. 76 27 SULAWESI SELATAN 51.94 100.00 82.65 12.08 19.28 11.46 83.33
29
G O R O N T A LO 6
6 10 0 . 0 0 28 SULAWESI TENGGARA 29.24 52.94 81.17 7.53 12.90 13.67 50
30
SU LA W ESI B A R A T 6
4 6 6 .6 7
29 GORONTALO 45.07 100.00 67.39 19.05 46.15 42.38 100
31
M A LU KU 11
0 0 .0 0
30 SULAWESI BARAT 65.02 66.67 41.79 23.00 0.00 39.33 66.67
32 M A LU KU U T A R A 10 2 2 0 .0 0 31 MALUKU 13.38 27.27 58.93 3.75 7.41 0.00 16.67
PA PU A B A R A T 13
33 0 0 .0 0 32 MALUKU UTARA 19.68 20.00 7.90 27.73 15.00 33.03 50
PA PU A 29
34 0 0 .0 0 33 PAPUA BARAT 20.80 0.00 32.56 14.83 0.00 7.79 50
JU M LA H 514 172 3 3 .4 6 34 PAPUA 7.05 3.45 66.23 0.00 0.00 0.00 16.67
PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Indonesia
Sehat
SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT Kab/Kota PENYEHATAN PANGAN
Sehat (TPM, HIGIENE SANITASI PANGAN,
KANTIN SEKOLAH/INSTITUSI , SENTRA
PERCEPATAN & PEMBANGUNAN SARANA Kecamatan JAJANAN SEHAT)
SANITASI , PENGAMANAN AIR MINUM, Sehat
PENILAIAN KUALITAS AIR, IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAERAH2 SULI Desa/Ke
l Sehat

Keluarga
Sehat PENYEHATAN UDARA
PENGAMANAN LIMBAH TANAH & KAWASAN
dan RADIASI FASYANKES, TTU, PASAR SEHAT,
PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH , SEKOLAH , GREEN OFFICE,
FASKES, LIMBAH B3 DAN LOGAM BERAT, KAB/KOTA SEHAT (min. 2 tatanan),
PEMETAAN RADIASI PENGION DAN NON PELABUHAN/BANDARA SEHAT,
PENGION KEDARURATAN KESLING
Sumber : APBN PUSAT, DEKON,
APBD, DAK, CSR PEDULI/SWASTA
6
ALOKASI PAGU 2017
BELANJA
KEGIATAN BELANJA BARANG TOTAL ANGGARAN Pusat Dekon
MODAL
KESEHATAN LINGKUNGAN 220.113.790.000 0 220.113.790.000
a. Pusat 156.279.186.000 0 156.279.186,000
1) Rupiah Murni 152.279.186.000 0 152.279.186.000 29
2) Hibah 4.000.000.000 0 4.000.000.000 % 71
b. Dekonsentrasi 63.834.604.000 0 63.834.604.000 %
180,000,000,000
Rencana Penarikan Dana Pusat
160,000,000,000 1.2
140,000,000,000
1
120,000,000,000
100,000,000,000 0.8

Persentase
Rencana Penarikan Dana Dekon Sosialisasi
80,000,000,000
Orientasi (mg Kel.Masyaraka
60,000,000,000 0.6
ke 1 April sd t & Institusi
40,000,000,000 (Mg ke 1 Junil
0.4Mg ke 1 July sd Mg ke 1
20,000,000,000 Sept)
- 0.2
Ags Sep
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Okt Nov Des
t t 0
Ma Ma No
RPD 430 6,6 9,8 52, 114 128 146 150 152 153 154 156 Jan Feb Apr Jun Jul Aug Sep Oct Dec
r y v
% 0.28 4.25 6.31 33.3 73.4 82.3 93.5 96.5 97.3 98.2 99.0 100. RPD Dekon Kesling 11% 30% 50% 75% 89% 94% 97%100%
KONSEP KEGIATAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN TERINTEGRASI TAHUN 2017
PUSAT

U/ Kab Kota &


• Pedoman Penyelenggaraan Kesling bagi PUSAT Puskesmas
Dinkes Kab/Kota dan Prop. DEKON
sesuai usulan
• Pedoman Pemetaan Kerentanan akibat daerah &
perubahan iklim di Bid Kes. Kontinuitas Lap
• Panduan Praktis 5 Pilar STBM berbasis RT + da prioritas
• Draf Permenkes Pangan Siap Saji Sasaran
• Modul TOT HSP SDM
• 1109 Sanitarian Kit Utk
• Panduan Teknologi Tepat Guna Air Minum
Sanitasi Bagi Masyarakat (Katalog Opsi) Puskesmas
•Sosialisasi & Advokasi
• Revie Permenkes 736 •Rapat Koordinasi/Jejaring
• Kesling Kit Kab/Kota
• Buku saku jafung Sanitarian •Orientasi Kesehatan
(63 Dinkes 63
• RPMK TFU Lingkungan Kab/Kota)
• Juknis Tatanan Kab/Kota Sehat •Bimbingan Teknis • 1141 Cetakan Jamban
• Draf NA standar Baku Mutu Kesling & •Monitoring & Evaluasi (+ U/ Puskesmas
Persyaratan Kes. Media Udara Penyediaan Tenaga STBM)
• Draf NA standar Baku Mutu Kesling &
Persyaratan Kes. Media Tanah
SD
1. Draf Permenkes dan Pedoman 12 Pt PEMANTAUAN
2. Bintek dan Monev Pendampingan 34 Prop d 514
Kab Kota
100%

30%

10%
20%
40%
50%
60%
70%
80%
90%

0%
DKI Jakarta 93%

Bali
91%

Kalimantan Utara
Kepulauan Riau
85% 84%

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015


DI Yogyakarta
81%

Kalimantan Timur
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
78% 77% 77%

Riau
Jawa Tengah
74% 74%

Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Utara
Sumatera Utara
72% 72% 72% 71%

INDONESIA
70.3

Papua Barat
Kalimantan Barat
Kep. Bangka Belitung
Banten
Jawa Barat
69% 68% 68% 68% 67%

Sumatera Barat
Gorontalo
Sumatera Selatan
Maluku
67% 66% 65% 65%

Jambi
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
dan Akses Air Minum Layak (2015)

Aceh
63% 63% 62% 61% 61%

Maluku Utara
60%

Kalimantan Tengah
Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi

Lampung
57% 55%

Sulawesi Barat
54%

Papua
51%

Bengkulu
41%
20%
60%

10%
30%
40%
50%
70%
80%
90%

0%
DI Yogyakarta
100% 99,61%

Bali
88%

Kep. Bangka Belitung


Jawa Timur
Lampung
84% 83% 82%

Jawa Tengah
Sulawesi Selatan
Riau
82% 81% 80%

Nusa Tenggara Barat


Nusa Tenggara Timur
Jambi
79% 79% 78%

Bengkulu
Sulawesi Utara
77% 76%

Dki Jakarta
74%

Jawa Barat

Sumber: Kemenkes RI, www.stbm-indonesia.org/monev ; 5 Maret 2017; 19.00 WIB


Sumatera Barat
Sulawesi Tenggara
71% 70% 70%

Kalimantan Timur
Sumatera Selatan
Kepulauan Riau
69% 68% 68%

INDONESIA
68.00%

Banten
Kalimantan Selatan
Sulawesi Barat
65% 65% 64%

Sulawesi Tengah
63%
Layak berdasarkan Provinsi

Gorontalo
Aceh
Kalimantan Tengah
Maluku
57% 57% 56% 56%

Sumatera Utara
55%
Persentase Rumah Tangga yang Akses Sanitasi

Maluku Utara
Kalimantan Barat
51% 50%

Kalimantan Utara
47,80%

Papua Barat
22%

Papua
16%
PENYEHATAN SANITASI MELALUI
PERCEPATAN DESA STBM
Seluruh Total Desa
Indonesia : 82.038 Artinya : Masih 73.758
Desa dikejar untuk
menjadi desa ODF sd
Target 2019 Harus Ter
capai ?????

AKSI Yang Harus di TL:


1. Komitmen Pemerintah
Daerah dan
Mensinergikan
seluruh kapasitas LP,
CAPAIAN DESA MELAKSANAKAN
LS & Komponen
STBM per tgl 9 Maret 2017 :34.491
Masyarakat untuk
menggerakkan
Yang Harus Diselesaikan sampai
percepatan Akses
dengan Tahun 2019 adalah Seluruh
Sanitasi Yang Layak
Desa Melaksanakan STBM : 47.547
2. Pemanfaatan Dana
Desa.
DAK Non Fisik
Optimalkan
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan (termasuk
STUNTING) yang berkaitan dgn sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi


higiene melalui peningkatan demand & supply

Pilar 1: Pilar 2: Pilar 3: Pilar 5:


Stop BABS CTPS (Cuci Pilar 4: Pengelolaan
PAMM-RT
(Buang Air Pengelolaan Limbah Cair
Besar
Tangan (Pengelolaan Air
Minum dan Sampah Rumah
Sembarangan) Pakai Makanan Rumah Tangga
Sabun) Rumah Tangga)
Tangga

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan institusi kepada masyarakat (enabling environment)

12
PENDEKATAN STBM dan PENDEKATAN KELUARGA
12 INDIKATOR KELUARGA
SEHAT
JALAN MENUJU UNIVERSAL ACCESS 100 – 0 – 100
TAHUN 2019
Sinergi Lintas Sektor dan Lintas Program
GERAKAN
SEJUTA
Menciptakan Ketersediaan JAMBAN
kebutuhan sarana TNI AD
masyarakat sanitasi

Pendekatan Data
Pemicuan
sosial, akses
Pendekatan Wirausaha jamban
• Dinkes : agama
budaya
Sanitasi Teknologi
PL, Promkes, gizi, Tepat • Puskesmas
KesgaA • Tokoh Guna
• Dinkes
• Bapermas •Kanwil masyarakat
• APPSANI
• TP PKK Agama • Media • CSR
• Dinas PU
• Dharma Wanita •Tokoh agama (jurnalis) • Lembaga • BTKL
• Pramuka •MUI • Dinas Keuangan • Puslitbang
• TP UKS Pariwisata • BAZIS/BAZNAS • Univ./PT
•Eco RI
• Dinas Pendidikan (Masjid dsb) AKKOPSI

APEKSI Kebijakan/Peraturan
APPKASI Pemerintah, Pemda (Propinsi, Kab/kota, Desa/Kel.)
Kegiatan STBM Tingkat Desa
NO MENU JENIS KEGIATAN TUJUAN Sasaran
AKTIFITAS
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat melakukan analisa terhadap
CLTS/PEMICUAN
kebiasaan BABS yang masih mereka lakukan serta membangkitkan kesadaran
PROGRAM PAMSIMAS III Masyarakat yang
1 Monev Sanitarian masyarakat untuk berubah perilaku stop buang air besar sembarangan melalui
KESEHATAN UNTUK masih BABS
upaya menumbuhkan rasa malu dan rasa jijik untuk buang air besar sembarangan
PETUGAS
sehingga merasa membutuhkan terhadap sarana sanitasi (jamban)
KESLING/SANITARIAN
Melaksanakan pendampingan di desa dalam penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
IDENTIFIKASI MASALAH
(RKM) agar rencana kerja kegiatan (RRK) kesehatan yang di usukan mempunyai
(IMAS) DI DESA PROGRAM
daya ungkit yang besar terhadap pencapaian KPI Pamsimas Kesehatan serta
2 PAMSIMAS III KESEHATAN Monev Sanitarian Masyarakat
pendanaan yang cukup di bidang Kesehatan dalam menjaga perilaku hidup bersih
UNTUK PETUGAS
dan sehat, stop buang air besar sembarangan (SBS) sehingga terwujud dusun/desa
KESLING/SANITARIAN
SBS
Membangun Ulang Komitmen masyarakat yaitu meningkatkan kembali motivasi
MONITORING PASCA
masyarakat untuk melaksanakan rencana kegiatan yang sudah masyarakat susun
PEMICUAN PROGRAM
pada saat memberikan komitmen di kegiatan pemicuan sebelumnya untuk mencapai
3 PAMSIMAS III KESEHATAN Monev Sanitarian Masyarakat
Stop BABS. Juga “Memberikan energi” bagi masyarakat yang sedang dalam masa
UNTUK PETUGAS
perubahan di bidang sanitasinya, yaitu menjaga kesinambungan perubahan perilaku
KESLING/SANITARIAN
buang air besar agar tidak kembali ke kebiasaan BAB yang lama di tempat terbuka.
Menyediakan kebutuhan untuk pembuatan dan pemutakhiran/update peta sanitasi
Alat dan Bahan dan pencatatannya pada Buku Kader, sehingga : (i) Perubahan perilaku BABS
PEMBUATAN DAN Natural
Pembuatan Peta masyarakat dapat terpantau secara rutin dan tercatat, (ii) Update data oleh
4 UPDATE PETA SANITASI & Leader/Kader
Sanitasi dan Buku sanitarian melalui sms gateway dapat dilakukan secara rutin dan valid dengan
BOOK KADER Desa
Kader jaminan data yangn terpercaya dan (iii) Sebagai alat untuk tim verifikasi pada saat
desa akan mengajukan diri untuk menytakan sudah bebas dari BABS
Kegiatan STBM Tingkat Desa
NO MENU JENIS KEGIATAN TUJUAN Sasaran

Melakukan promosi/kampanye agar masyarakat


KAMPANYE CTPS PROGRAM
berprilaku hidup bersih dan sehat dengan cara
PAMSIMAS III KESEHATAN
5 Monev Sanitarian membangun perilaku masyarakat untuk Masyarakat
UNTUK PETUGAS
mempraktekkan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
KESLING/SANITARIAN
(CTPS) dan peduli terhadap kebutuhan sanitasi
Melakukan kampanye penyadaran (sosialisasi program
kegiatan PHBS, CTPS dan SBS) tentang hygiene dan
KAMPANYE HS SEKOLAH
sanitasi di komunitas (masyarakat) sekolah untuk
6 PROGRAM PAMSIMAS III Monev Sanitarian Siswa Sekolah Dasar
membangun dan menguatkan perilaku hidup bersih dan
KESEHATAN
sehat serta memiliki kepedulian terhadap kebutuhan
sanitasi di lingkungan sekolah
SURVEILANS KUALITAS AIR Memastikan kualitas air yang akan digunakan sebagai
PROGRAM PAMSIMAS III air baku dari sarana yang akan dibangun memenuhi Sarana Air Minum yang
Monev Sanitarian dan
7 KESEHATAN UNTUK syarat kesehatan serta memastikan kualitas air dari akan dibangun dan
Biaya Labolatorium
PETUGAS sarana yang sudah dibangun menghasilkan air yang sudah dibangun
KESLING/SANITARIAN layak dan memenuhi syarat kesehatan

VERIFIKASI SBS UNTUK Untuk melakukan verifikasi desa yang telah claim
8 Penilaian Tim Verifikasi
PETUGAS VERIFIKASI sebagai Desa SBS
PELAKSANAAN STBM
30.000 desa lama dibina sampai SBS
47.547 desa baru sd Tahun 2019 (ODF)

Sanitarian Sanitarian
Sanitarian Sanitarian Melakukan Memfasilitasi
Melakukan Memfasilitasi Monitoring Pasca Wirausaha
Pemicuan Team Leader Pemicuan Sanitasi

Masyarakat Sanitarian
Tersusunnya Rencana melakukan Melakukan
Kerja Masyarakat untuk Pembangunan Verifikasi SBS
Implementasi 5 Pilar Jamban Sehat (ODF)
STBM
PROSES PEMICUAN

Perkenalan dan penekanan tidak Transect / melihat tempat Pemetaan


membawa subsidi kebiasaan
BAB masyarakat

Komite menyusun strategi Analisa bersama


Monitoring Paska Pemicuan bersama masyarakat masyarakat
untuk menghentikan BAB sembarangan
Grafik Jumlah Desa ODF Indonesia
s/d 7 Maret 2017

Data diakses dari web STBM tanggal 7 Maret 2017, pukul 09.00 WIB dan diolah oleh Sekretariat STBM
Grafik Jumlah Desa
Yang Memiliki Capaian Akses Sanitasi 90 %
s/d 7 Maret 2017

Data diakses dari web STBM tanggal 7 Maret 2017, pukul 09.00 WIB dan diolah oleh Sekretariat STBM
PERAN INSTANSI DALAM PENYEHATAN KUALITAS
AIR MINUM DAN SANITASI

 KemenPUPR
 KemenKes
 PDAM
 KemenLHK
Instalasi Pengolahan
 KemenKes
Air
 KemenESDM
 KemenPUPR Jaringan SANITASI
 Kemen  KemenKes
SANITASI Perpipaan
Perindustrian

Rumah
Sumber Air Bukan Tangga SANITASI
Jaringan SANITASI
SANITASI
Perpipaan 5 PILAR
 KemenKes STBM
 BPOM
 HIPPAMS/BPSPAMS
23
Peran

Puskesmas Kabupaten/kota Dinkes


Provinsi

• Inspeksi • Pemeriksaan • Pembinaan


Kesehatan sampel • Pengawasan
Lingkungan • Analisa data
• Pengambilan • Publikasi
sampel • Pembinaan
• Pemeriksaan • Pengawasan
sampel
3

Peraturan Bersama
MENTERI DALAM NEGERI
dan
MENTERI KESEHATAN

Nomor 34 tahun 2005 dan


Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005
Tentang Pedoman
Penyelenggaraan
Kabupaten/Kota Sehat
Kabupaten Kota Sehat
merupakan suatu kondisi
kabupaten/kota yang bersih,
Foto: Dokumentasi Verifikasi Lapangan di Desa Pinilih nyaman, aman dan sehat
Kab. Minahasa Utara
untuk dihuni penduduk, yang
dicapai melalui
terselenggaranya penerapan
beberapa tatanan dengan
kegiatan yang terintegrasi
yang disepakati masyarakat
dan pemerintah daerah
Foto: Dokumentasi Verifikasi Lapangan di Bank Sampah DKPP
Kota Balikpapan
Top down support

Foto : Dokumentasi Verifikasi Lapangan Rumah


Singgah Barak Semampir Kota Kediri

Bottom up approach
Sinergitas Lintas Sektor yang Mengusulkan
Kabupaten/Kota Sehat

Kementerian Kementerian
9 Tatanan Kab./Kota Sehat: Perdagangan
PU
1. Pemukiman, Sarana & Prasarana
Umum (WAJIB)
2. Sarana Lalu Lintas Tertib dan Kementerian
Kementerian Pelayanan Transportasi
ESDM Pariwisata
3. Pertambangan Sehat
4. Hutan Sehat
5. Industri dan Perkantoran Sehat
Kementerian 6. Pariwisata Sehat Kementerian
Sosial 7. Ketahanan Pangan dan Gizi Perhubungan
8. Kehidupan Masyarakat Sehat
Mandiri (WAJIB)
9. Kehidupan Sosial Yang Sehat Kementerian
Kementerian
Lingkungan
Kesehatan
Hidup dan
Kementeria Kehutanan
Kementerian Kementerian
n Dalam Pendidikan
Negeri Pertanian
Kab/Kota yang Menerima Penghargaan
Swasti Saba
Tahun 2005-2015
UU no 7 Tahun 2014 PP RI 66 tahun
tentang Perdagangan
2014 tentang
Kesehatan Lingkungan

PERATURAN BERSAMA
MENTERI DALAM NEGERI &
MENTERI KESEHATAN
Nomor : 34 tahun 2005
KABUPATEN/ Nomor : 138/2005
KOTA
SEHAT
PASAR KEPMENKES 519/2008
TENTANG PEDOMAN
SEHAT PENYELENGGARAAN
PASAR SEHAT
SE Menkes No. 2216/2011 ttg
pasar sehat percontohan

30
Sejak 2008 telah diatur dalam Kepmenkes
No. 519/2008
TUJUAN PASAR SEHAT
Terwujudnya pasar yang bersih, aman,
nyaman dan sehat melalui kemandirian
komunitas pasar
Tujuan Khusus

Tersedianya pasar dengan infrastruktur yang memenuhi


persyaratan kesehatan

Terselenggaranya pengelolaan pasar yang


memenuhi persyaratan kesehatan dan
berkesinambungan
Terwujudnya perilaku pedagang, pengelola dan
pengunjung untuk hidup bersih, sehat dan higienis
PENGAMANAN LIMBAH DAN RADIASI

1. Pengamanan Limbah Medis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan  Fokus


masih di RS
2. Analisis Resiko Di daerah Yang Radiasi Alamiahnya Tinggi
3. Adaptasi Perubahan Iklim: Pemetaan Daerah Rentan Perubahan Iklim.
Advokasi serta Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat
4. Anggota Tim Penilai AMDAL bidang Kesehatan Masyarakat
5. Respon Cepat Kasus Pencemaran Lingkungan dan Dampak Kesehatan 
Kasus Merkuri (PESK), Kasus Danau Maninjau, Vaksin Palsu.
6. Megembangkan Kemampuan Kompetensi Petugas dalam ADKL
INDIKATOR
Data
NO IKK 2015 2016 2017 2018 2019
Dasar

RS yang melakukan pengelolaan 10 15 21


1 5 28 36
limbah medis sesuai STANDAR (%) (230) (345) (438)

268
CAKUPAN 2300
(11,6%)

Pengelolaan limbah medis sesuai standard


RS yang dimaksud adalah RS adalah minimal melakukan pemilahan
limbah (antara limbah medis dan non-medis)
yang terdaftar di Kementerian & pengolahan limbah secara mandiri (on
Kesehatan Republik Indonesia. site) atau bekerja sama dengan pihak yang
memiliki izin (off site).
Rumah Sakit Yang Melaksanakan Pengelolaan Limbah Medis
Sesuai Standar Tahun 2015 (dari data yg masuk 421 RS)

Memilah Pilah-Olah
Limbah
Tidak
5% Tidak
Ya 36%
95%
Ya
Mengolah Limbah 64%

Tidak
36%
Ya
Sumber: eMONEV Pengelolaan Limbah Medis, Dit KL
64%
RS YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN
82.98% LM SESUAI STANDARD

68.57%
66.67%
• 11,6% RS mengelola limbah (dari 10% target)
• 268 RS mengelola limbah (dari 230 target)
• 14 Provinsi mengelola limbah di atas rata-rata
nasional
38.46% • 10 Provinsi belum mengelola limbah

26.42%
26.35%
25.00%
21.74%
21.28%
17.86%
16.67%
13.75%
13.33%
11.76%
11.65%
8.00%
7.14%
5.41%
4.17%
3.77%
2.50%
2.20%
1.33%
1.29%
1.08%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%

Nusa…
Nusa…
Kepulauan…

Sulawesi…

Sulawesi…
Sulawesi…
Kalimantan…
Kalimantan…

Kalimantan…

Kalimantan…
Kalimantan…
Sumatera…

Sumatera…

Sumatera…
Yogyakarta

Jawa Barat
Aceh
Riau
Lampung

Jambi

Jawa Tengah
Banten

Maluku

Jawa Timur
Jakarta
Bali

Kepulauan Riau

Bengkulu
Maluku Utara

Papua

Sulawesi Barat
Gorontalo

Indonesia

Papua Barat
Sulawesi Utara
Sumber: eMONEV Pengelolaan Limbah Medis, Dit KL
Program Prioritas: Penguatan Preventif Promotif
“Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”
Rancangan Inpres GERMAS
RKP 2017* 1. Peningkatan aktivitas RKP 2018
fisik

Advokasi 2. Peningkatan perilaku PROYEK PRIORITAS


Regulasi hidup sehat Peningka NASIONAL
Gerakan tanLingk
Masyarakat 3. Penyediaan pangan 1. Peningkatan Kualitas
Penurunan Hidup Sehat sehat dan percepatan ungan Lingkungan Hidup
Kampan
Stress dan
ye Hidup perbaikan gizi Sehat
Keselamatan Sehat
Berkendara Sehat 4. Peningkatan pencegahan
dan deteksi dini penyakit
5. Peningkatan kualitas 3
Percepatan lingkungan Penguatan
Kawasan
Pelaksanaan Preventif
Konsums6. Peningkatan edukasi
Tanpa
Rokok Preventif Promotif
Narkoba Promotif i Pangan hidup sehat “Gerakan
dan “Gerakan Sehat
Minuman Masyarakat Masyarakat
Keras Sehat” Peningkata Hidup Sehat” Peningkat
n an
Konsumsi pemaham
Pangan an Hidup
Aktifitas
Fisik dan Sehat Sehat
Konektivitas
Lingkung
Antarmoda an Sehat
Transportasi Pencegaha PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS NASIONAL
n Penyakit
dan NASIONAL 1. Kampanye Hidup Sehat
Deteksi
Dini
1. Peningkatan Konsumsi
Pangan Sehat
*Rancangan Inpres Germas mencakup ruang lingkup kegiatan yang lebih luas
STBM Smart
• Fakta:
– Sistem M&E STBM berbasis Web dan SMS diluncurkan pada Rakornas STBM pertama, 2011.
– Sistem M&E STBM berbasis Web dan SMS telah dilaksanakan oleh 508 Kabupaten dan Kota dari 34
Provinsi*.
– Jumlah data ter-entry 75.674 Desa & Kelurahan atau 95% dari total Desa & Kelurahan di Indonesia*.

• Aplikasi monitoring dan evaluasi STBM berbasis smartphone

• Diluncurkan oleh Menteri Kesehatan RI pada acara Advokasi Horizontal Learning di Semarang, 30
Mei 2016

• Sesuai dengan jenisnya, dapat diakses oleh Masyarakat Umum, Dinkes Provinsi, Dinkes Kab & Kota
dan Sanitarian Puskesmas

*) Sumber: www.stbm-indonesia.org/monev ; 4 Januari 2017; 16:05 WIB


Aplikasi STBM Smart
Berbasis Android Berbasis iOS
Tindak lanjut
• Menyatukan Persepsi dan rencana aksi dalam percepatan Implementasi
Perencanaan  Pelaksanaan dan  Pelaporan kegiatan pusat-daerah sampai
dengan ujung tombak Puskesmas harus terdokumentasi dengan baik melalui Web
Pelaporan Data Kesehatan Lingkungan terpusat di
www.kesling.kesmas.kemkes.go.id

• Pusat mendukung daerah melalui: Peningkatan Kapasitas Teknis dan Peningkatan


Pengawasan Kesling yang Terstandar sampai dengan Puskesmas.
• Evaluasi Hasil dan Sosialisasi kepada SKPD dan Mitra lainnya untuk ditingkatkan
• Praktik Baik Keberhasilan Daerah Untuk menjadi pemicu bagi daerah lain agar
dapat diimplementasikan dalam rangka percepatan capaian kab/kota sehat.
MATERI I
KONSELING KESEHATAN LINGKUNGAN
KONSELING
Hubungan komunikasi antara Tenaga
Kesehatan Lingkungan dengan Pasien, yang
bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
ALUR KONSELING
• Pendaftaran pasien
• Pemeriksaan di Poli
• Jika diagnosa penyakit berbasis lingkungan
maka harus mendapatkan pelayanan konseling
• Dilaksanakan konseling di ruang pelayanan
kesehatan lingkungan/ promkes
• Hasil dicatat di Kartu Status Kesehatan
Lingkungan Pasien
LANGKAH-LANGKAH KONSELING

P1. PERSIAPAN

menyiapkan tempat yang


aman, nyaman dan tenang;

menyiapkan daftar pertanyaan untuk


mendapatkan informasi yang dibutuhkan;

menyiapkan media informasi dan alat


peraga bila diperlukan seperti poster,
lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat,
jamban sehat, dan lain-lain) serta alat
peraga lainnya
P2. PELAKSANAAN

DATA/INFORMASI
TENAGA PASIEN/KELUARGANYA
KESLING

umum •data individu/keluarga dan


•data lingkungan

•identifikasi prilaku/kebiasaan
•identifikasi kondisi kualitas kesehatan
khusus lingkungan;
•dugaan penyebab
•saran dan rencana tindak lanjut.
SLOGAN KONSELING
• SATU TUJU
Salam, Sambut
Tanyakan
Uraikan
Bantu
Jelaskan
Ulangi
SA = Salam, Sambut:
a. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
c. Tunjukkan sikap ramah.

d. Perkenalkan diri dan tugas Anda.


e. Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga
kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien.
f. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
T - tanyakan :

a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan


masalahnya pada Anda.
b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong
mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.
U-Uraikan :

Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda


menganggap perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya,
keadaan dan kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam
menguraikan anda bisa menggunakan media Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami
TU – Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya
dengan berbagai kemungkinan yang bisa
dipilihnya untuk memperbaiki
keadaannya atau mengatasi masalahnya.
J - Jelaskan :

Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi


permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif
serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang
mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut
U - Ulangi:

Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan


diingatnya. Yakinkan bahwa anda selalu bersedia
membantunya. Kalau Pasien memerlukan percakapan
lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya
TINDAK LANJUT KONSELING OLEH TENAGA KESLING

• Membuat kesepakatan untuk rencana kunjungan


IKL;
• menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi
Kesehatan Lingkungan sesuai hasil Konseling; dan
• menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA .......................

PUSKESMAS : ______________________

KECAMATAN : ______________________

KARTU STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN

No. Reg:

Nama pasien/klien : _________________ Nama KK : _____________________

Umur : ____________________ ( hari/bulan/tahun)

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)

Pekerjaan : ________________

Alamat : ___________________________________________________

: Dusun ___________________ RT/RW ___________________

: Desa _________________________

Golongan : Umum/Askes/ lain-lain : ____________________

Konseling Inspeksi Kesehatan Lingkungan Intervensi Keterangan


Tanggal
Kondisi/masalah Saran/rekomendasi Tanggal Hasil

55
MATERI II

PENYEHATAN AIR DAN SANITASI DASAR


Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Permenkes No. 736/Menkes/Per/VI/2010

Inspeksi Kesehatan
Lingkungan

Pengambilan
Sampel Air
Eksternal :
Dinkes Pengujian
Kab/Kota & KKP Kualitas Air
Analisis Hasil
Internal : Pemeriksaan
Penyelenggara Lab
Air Minum
Rekomendasi
Konsep Pengawasan Kualitas Air Minum
dalam Permenkes No.736 Tahun 2010
Definisi Operasional
IKK Pengawasan Kualitas Air Minum
Depot Air Minum
(Permenkes 492/2010)

Persentase
Perpipaan : sarana air minum yang Sarana air minum
= PDAM/BPAM/PT diawasi kualitas hasil komunal bukan jaringan
yang terdaftar di produksinya secara perpipaan
PERPAMSI eksternal oleh Dinkes
Kab/Kota dan KKP yg (SGL, sumur pompa
(Permenkes 492/2010) dibuktikan dgn hasil tangan, sumur bor dengan
pemeriksaan kualitas air pompa, mata air, mobil
minum untuk parameter tangki / terminal air, PMA,
= Sarana Air Minum fisika, kimia dan PAH)
Perpipaan non PDAM mikrobiologi dalam tahun (Permenkes 416/1990)
(Permenkes 416/1990) berjalan.
IKK Pengawasan Kualitas Air
60
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

• Terdiri dari: 8 Instrumen SGL, sumur


pompa tangan, sumur bor dengan
pompa, mata air, mobil tangki / terminal
air, PMA, PAH)
(Permenkes 416/1990) dan depot
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR GALI
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah sumur gali tidak mempunyai cincin kedap air minimal 3 meter dari permukaan tanah ?
2 Apakah sumur gali tidak memiliki bibir sumur ± 80 cm dan tidak retak ?
3 Apakah lantai di sekeliling sumur gali tidak kedap air dan lebar kurang dari 1m ?
4 Apakah tidak ada saluran pembuangan air yang baik?
5 Apakah tali dan ember pada sumur gali diletakan di lantai sumur, sehingga ada kemungkinan
mencemari air sumur?
6 Apakah sumur gali tidak mempunyai penutup sehingga kotoran bisa masuk ke dalam sumur?
7 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan jarak
≤ 10 m?
8 Tidak dilengkapi pagar peklindung
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR POMPA TANGAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau “Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah lantai di sekeliling sumur pompa tangan tidak kedap air dan lebar minimal 1m ?
2 Apakah tidak ada saluran pembuangan air yang baik?
3 Apakah sumur pompa tangan tidak mempunyai pagar dan atau rusak?
4 Apakah ditemukan dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai kurang rapat/lepas
sehingga memungkinkan ada rembesan air ke dalam sumur ?
5 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan jarak
≤ 10m ?

JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
SUMUR BOR DENGAN POMPA
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR. Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah) dengan
radius ≤ 10m?
2 Apakah sumur bor tidak tertutup dan tidak diplester (kedap air)?
3 Apakah reservoir/bak penampung tidak tertutup dan tidak diplester ( ada potensi terjadinya
pencemaran)?
4 Apakah ada kebocoran pada pipa distribusi?
5 Apakah reservoir/bak penampung dikuras lebih dari 3 bulan sekali?
6 Reservoir karatan atau berlumut
7 Tidak ada pemberian desinfektan air minum secara berkala pada reservoir/bak penampung

JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................

……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
MOBIL TANGKI/TERMINAL AIR
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah bak/tangki tidak tertutup?
2 Apakah bak/ tangki bagian atas ada retakan atau kebocoran?
3 Apakah di atas bak/ tangki kotor, banyak debu dan berlumut?
4 Apakah slang penyalur dalam kondisi kotor?
5 Apakah kran air dan terminal air bocor atau rusak ?
6 Apakah dalam tangki atau bak terdapat endapan/lumut ?
7 Tangki mobil dikuras lebih dari 1 bulan sekali
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERLINDUNGAN MATA AIR
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah bangunan pelindung mata air tertutup?
2 Apakah ada kerusakan pada dinding bangunan pelindung mata air?
3 Apakah pipa peluapan dipasang tidak dipasang pelindung vektor/binatang?
4 Apakah tidak ada pagar/pelindung di sekeliling mata air?
5 Apakah ada sumber pencemaran (resapan septic tank, kotoran hewan, sampah, limbah)
dengan jarak ≤ 10m ?
6 Apakah ada aktivitas yang berpotensi mencemari mata air ?
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERPIPAAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah ada titik-titik kebocoran pada sistem pipa distribusi?
2 Apakah reservoir/bak penampung air tidak memenuhi syarat (tidak tertutup, ada
kebocoran/retak)?
3 Apakah ada endapan atau lumut pada reservoar/bak penampung?
4 Apakah terjadi bencana seperti gempa, banjir/banjir bandang setelah penanaman pipa?
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%

D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PERPIPAAN NON PDAM
(SARANA AIR MINUM PERPIPAAN NON PERUSAHAAN AIR MINUM/KOMUNAL)
A. DATA UMUM
1 Lokasi Puskesmas :
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal Kunjungan :
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh :
2 Berbau :
3 Berasa :
4 Berwarna :
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah sumber air yang didistribusikan tidak terlindung dari pencemaran?
2 Apakah tidak ada pengolahan (filtrasi dan atau disinfeksi) sebelum air didistribusikan?
3 Apakah ada kebocoran pada sistem distribusi sehingga berisiko menimbulkan pencemaran?
4 Apakah reservoir tidak terlindung dari pencemaran)
5 Apakah terjadi bencana seperti gempa setelah penanaman pipa
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%

D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
A. DATA UMUM
1 Lokasi :
Puskesmas
2 Desa :
3 Kode Sarana :
4 Pemilik Sarana :
5 Alamat :
6 Tanggal :
Kunjungan
B. KUALITAS FISIK AIR Ya Tidak
1 Keruh
2 Berbau
3 Berasa
4 Berwarna
 Hasil berdasarkan (pengamatan/pengujian) Beri tanda ( √ ) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”
 Bila hasil pengamatan salah satu parameter atau lebih kualitas fisik air memenuhi
jawaban “Ya”, maka masuk kategori AT.
C. DATA KHUSUS PENILAIAN RISIKO Ya Tidak
1 Apakah atap kotor ?
2 Apakah talang air kotor?
3 Apakah tidak ada saringan pada lubang pengisian?
4 Apakah lubang pemeriksaan (man hole) tidak tertutup rapat ?
5 Apakah bangunan tidak kedap air atau retak ?
6 Apakah pipa peluap tidak ditutup dengan kain kasa ?
7 Apakah ada kran bocor ?
8 Apakah bak penampung dikuras lebih dari 1 bulan sekali
9 Apakah bak penampungan berlumut
10 Apakah tidak dilakukan desinfeksi
JUMLAH
Risiko Kontaminasi :
Risiko Amat Tinggi (AT), bila jumlah jawaban " Ya" > 75%
Risiko Tinggi (T), bila jumlah jawaban " Ya" 51 – 75%
Risiko Sedang (S), bila jumlah jawaban " Ya" 25 – 50%
Risiko Rendah (R) , bila jumlah jawaban " Ya" < 25%
D. REKOMENDASI
...........................................
...........................................
……………….., ……………20..
Mengetahui, Petugas IKL
Pengelola/Penanggungjawab Sarana

(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )
Upaya upaya peningkatan
kualitas air minum
1. Dilaksanakan RPAM
2. Memanfaatkan TTG (Desinfeksi, aerasi,
filtrasi, Sodis, dll
3. Peningkatan perilaku dlm pengelolaan air
minum
Apa yang dilakukan oleh
Rencana Pengamanan Air (RPAM)? :
Sumber Pengolahan
Mengurangi/meng
2 hilangkan
pencemaran
1 dengan
Meminimkan kontaminasi
pada sumber air pengolahan

Mencegah
pencemaran kembali
3
pada waktu Sistem pendistribusian
penyimpanan, dan perilaku konsumen
distribusi &
pengunaan sehari-hari

Line sketches: Shaw at WEDC


RPAM Komunal
Tahap 1 :
Membentuk tim
RPAM

Tahap 6 : Pendokumentasian, Tahap 2 : Gambaran


kaji ulang dan pengembangan
semua aspek pelaksanaan sistem penyediaan air
RPAM minum masyarakat

Tahap 5 : penyusunan
Tahap 3 : Identifikasi
rencana monitoring dan
potensi bahaya dan
verifikasi pelaksanaan
RPAM kejadian berbahaya

Tahap 4 : Identifikasi
tindakan perbaikan
dan penyusunan
rencana perbaikan
STBM..???

Pendekatan perubahan
perilaku higiene sanitasi
melalui kegiatan
pemicuan

Kepmenkes RI No.
852/tahun 2008 tentang
strategi nasional STBM
DITINGKATKAN

Permenkes RI No. 3
tahun 2014 tentang
STBM : Pemicuan dan
pendampingan pasca
pemicuan
KONSEP DASAR STBM

Sanitasi Total Berbasis Penyelenggaraan STBM bertujuan


Masyarakat adalah pendekatan untuk mewujudkan perilaku
untuk mengubah perilaku higienis masyarakat yang higienis dan
dan saniter melalui pemberdayaan saniter secara mandiri dalam
masyarakat dengan cara pemicuan rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya
Tanpa Subsidi, untuk
sarana individual

Masyarakat sebagai
pemimpin,

Tidak
menggurui/memaksa

Totalitas seluruh
komponen
KOMPONEN DAN STRATEGI STBM

Demand :
CLTS/pemberdayaan masyarakat,
promosi perubahan perilaku

Enabling Supply :
Wirausaha sanitasi,
Environment : Pengembangan TTG/Opsi
Peraturan/kebijakan, sarana sanitasi,
Capacity building Fundrising (mikro kredit,
Monev dll)
Berbagi pembelajaran
Masyarakat sudah
mempraktekkan
SANITASI perilaku Hygienes
TOTAL sanitasi secara
permanen
Tangga Perubahan
Perilaku Visi STBM • Terjadinya peningkatan kualitas
sarana sanitasi.
Improved • Terjadinya perubahan perilaku
+ hygienes lainnya di masyarakat.
Perilaku • Adanya upaya pamasaran dan
Hygienes promosi sanitasi.
lainnya • Adanya pemantauan dan
evaluasi

• 100 % masyarakat sudah


berubah perilakunya dengan
status ODF (terverifikasi).
• Adanya rencana untuk
ODF merubah perilaku Hygienes
lainnya.
• Adanya aturan dari
masyarakat untuk menjaga
status ODF
• Adanya proses pemicuan • Adanya pemantauan dan
• Adanya Komite/”Natural verifikasi secara berkala
leaders”
OD • Adanya Rencana Aksi
• Adanya pemantauan terus
menerus
• Tersedianya supply

77
Definisi Operasional Target
IKK Desa yang Melaksanakan STBM IKK Desa yang Melaksanakan STBM

• Jumlah desa atau kelurahan yang


terverifikasi sebagai desa
melaksanakan STBM
• Desa/kelurahan yang memenuhi Tahun
kriteria: 2019
Tahun
– Telah dilakukan pemicuan 2018 • 45.000
Tahun
STBM 2017 • 40.000
Tahun
– Telah memiliki natural 2016 • 35.000
Tahun
leader
2015 • 30.000
– Telah memiliki rencana • 25.000
kerja masyarakat (RKM)
Tahapan Pemicuan

Tahapan Pemicuan :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Proses Pemicuan
3. Tahap Pasca Pemicuan
Tahapan Pemicuan
Tahapan Persiapan :
1. Survei Lokasi (Identifikasi baseline data sanitasi)
2. Penentuan Komunitas
3. Penentuan Tim Pemicu (Persiapan Diri
Pemicu/Fasilitator/sanitarian)
4. Penentuan Waktu dan Tempat Sasaran
5. Penyiapan Alat Bantu (Bahan Lokal/tepung terigu, tali rapiah,
kertas plano, tepung terigu, spidol, kertas HVS, air mineral
gelas)
6. Advokasi Toma dan Toga (Koordinasi dengan aparat desa
setempat )
Tahapan Proses Pemicuan
Tahapan Proses Pemicuan :
1. Perkenalan dan Bina Suasana
2. Maksud dan Tujuan
3. Identifikasi Bahasa Lokal (penyebutan BABS dan penyebutan
Tinja)
4. Pemetaan
5. Hitung Tinja
6. Alur Penularan Penyakit
7. Transect Walk
8. Kontaminasi Air
9. Titik Pemicuan (Menggunakan Elemen Pemicuan)
10. Kontrak Sosial
11. Komitmen Kapan Semua Terbebas dari BABS
12. Membentuk Komite/ Natural Leader
13. RTL
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN

BERI
TIDAK TERPICU RASA MALU TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS

BERI
TIDAK TERPICU TAKUT SAKIT TERPICU
APLAUS

TIDAK TERPICU TAKUT DOSA TERPICU BERI


APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU HARGA DIRI TERPICU
APLAUS
PEMICUAN SELESAI /
FASILITASI
TRANSECT WALK PEMICUAN SELESAI
PASCA PEMICUAN
Tahap Pasca Pemicuan
Tahap Pasca Pemicuan :
1. Monitoring dan Evaluasi Hasil Pemicuan sampai Desa tersebut
SBS.
2. Verifikasi Desa SBS
3. Deklarasi Desa SBS
4. Pendampingan desa pasca SBS desa (minimal 2 tahun u/ keg.
Peningkatan Kualitas Sarana dan Pemeliharaan Perilaku)
MATERI III

PENGAMANAN LIMBAH DAN RADIASI


Pengamanan Limbah
Pengertian dan Dasar Hukum
Pengamanan limbah Fasyankes :
1. Pengamanan limbah Padat
a. Pengamanan limbah padat medis
b. Pengamanan limbah padat non medis
2. Pengamanan limbah cair

Dasar hukum terkait pengamanan limbah:


1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 163 ayat 3 “Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair
b. limbah padat
c. limbah gas
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah
e. radiasi sinar pengion dan non pengion

2. PP 101 tahun 2014 PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Pasal 3 ayat 1 “setiap orang yang menghasilkan
limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya”
3. Tata cara dan persyaratan teknis dalam pengelolaan limbah B3 (padat) tertuang dalam Permen LHK No. 56 tahun 2015
tentang Tata cara dan Persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengamanan Limbah Padat Medis

Kategori
Limbah Medis
SUMBER DAN TIMBULAN
Puskesmas
Laporan Nasional Rifaskes
7,5 gr/pasien/hari (PATH,
2011
2004)
• 64,6% Puskesmas
melaksanakan pemisahan
limbah medis dan non medis.
• 26,8% Puskesmas
melaksanakan penanganan
limbah medis dengan
incenerator
• 44,5% Puskesmas memiliki
SPAL (Sistem Pembuangan
Air Limbah)
Pengurangan
• Pengurangan pada sumber • Pengunaan kembali (reuse)
- Menganti thermometer mercuri digital Sebelum digunakan kembali,
harus diberi perlakuan sesuai
ketentuan.

-Menerapkan sistem
-pertama masuk • Daur ulang (recycling)
pertama keluar dalam Beberapa material yang bisa
penggunaan produk atau didaur ulang seperti: bahan
bahan kimia. organic, plastic, kertas, kaca dan
-Memastikan tanggal logam yang tidak terkontaminasi.
kadaluarsa produk saat
diantar oleh pemasok
Pemilahan dan Pewadahan
• Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap sumber/
ruangan ditempatkan wadah yang sesuai dengan
limbah yang dihasilkan.
• Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah
dan diberikan kantong plastik sesuai warna.
• Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat
dilakukan tindakan. Setelah menyuntik, suntik
langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa
menutup kembali.
• Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter
atau needle destroyer untuk memisahkan siringe
dengan spoitnya.
Wadah dan APD
Contoh wadah Cara berpakaian petugas pengelola
limbah medis
Wadah limbah infeksius

Wadah limbah benda tajam


Pengangkutan
1. Pengangkutan Internal
• Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai kebutuhan.
• Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera dilakukan
pengantian kantong/wadah.
• Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
• Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/penekanan pada saat
pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk
• Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci” atau
menggunakan selotipe/sejenisnya. Troli pengumpul

2. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin. Pengangkutan
yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan kendaraan roda
3, sesuai ketentuan yang berlaku. Troli pengumpul
Penyimpanan Sementara
 Disimpan di fasilitas penyimpanan limbah B3 yang
berijin
 Disimpan menggunankan wadah sesuai kelompok
limbah
 Penggunaan warna dan symbol pada kemasan/wadah
sesuai dengan karakteristik limbah B3
 Lama penyimpanan limbah:
1. 2 hari, pada temperature lebih besar dari 0 derajat
Celcius
2. 90 hari, pada temperature sama dengan atau lebih
kecil dari 0 derajat celcius.
 Untuk limbah bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, atau
sisa kemasan yang dihasilkan sebesar 50 kg per hari
atau lebih disimpan paling lama 90 hari, Sisa kemasan
yang dihasilkan sebesar kurang dari 50 kg per hari
disimpan paling lama 180 hari.
93
Pengolahan Akhir
Pengolahan termal: Pengolahan non bisa juga menggunakan needle cutter atau
insenerator needle destroyer untuk mengurangi risiko
termal : autoclaf
Pengolahan termal untuk tertusuk dan volume limbah infeksius.
limbah infeksius, benda Harganya
tajam. Jarum yang sudah dipatahkan/
cenderung lebih dihancurkan bisa dimasukan dalam needle
mahal. pit dan di taburi garam.
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Fasilitas Penguburan Limbah
Benda Tajam dan Patologis
Sketsa fasilitas penguburan limbah Sketsa fasilitas penguburan Limbah Sketsa fasilitas penguburan limbah
benda tajam (needle pit) benda tajam dengan dimensi berukuran patologis dengan dimensi ukuran 1,8 m x
1,8 m x 1m x 1m (satu koma delapan 1m x 1m (satu koma delapan meter kali
meter kali satu meter kali satu meter) satu meter kali satu meter).
Pengolahan limbah padat
non medis
• Limbah padat non medis (sampah): limbah dapur, botol
dan kaleng bekas, kertas dan karton bekas serta limbah
yang tidak masuk dalam kategori limbah medis
• Penanganan Sampah
1. Adanya pemilahan antara sampah medis dan
nonmedis
2. Menyediakan tempat sampah medis dan non-medis
dalam jumlah yang cukup
3. Sampah tidak berserakan
4. Tempat sampah bertutup dan dilapisi kantong plastik sesuai jenis sampah
5. Sampah diangkut dari ruangan minimal sekali sehari atau setelah tempat sampah ¾ penuh
6. Frekuensi pengangkutan sampah non medis dari TPS ke TPA minimal satu kali sehari
7. Tersedia tempat penampungan sementara dan alat angkut khusus ke TPS.
Prinsip-prinsip
dalam pengamanan sampah:
o Reduce:
 mengurangi pemakaian kantong plastik
 Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
 Membeli produk atau barang yang tahan lama, dll.
o Reuse
 Memanfaatkan lembaran yang kosong pada kestas yang sudah digunakan
 Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
o Recycle
 Sampah organik dijadikan kompos
 Sampah anorganik dikumpulkan untuk didaur ulang (diberikan kepada pengumpul)
Pengamanan Limbah Cair
• Limbah cair sebelum di buang ke badan air
harus dilakukan pengelolaan terlebih dahulu
sampai memenuhi baku mutu air limbah
(sesuai ketentuan)
• Baku mutu air limbah di fasyankes
mengikuti Permen LHK No.68 Tahun 2016
tentang Baku mutu air limbah domestik
• Pengelolaan limbah cair adalah proses
penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
termasuk pengawasan, pencatatan dan
pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
• Tangki Septik
• Proses Lumpur aktif
• Proses “extended aeration”
• Proses “rotating biological contractor”
• Proses filter anerobic
• Proses anerobic-aerobic
Proses “extended aeration”

Proses “rotating biological contractor” Proses anerobic-aerobic


Pengamanan Radiasi
Dasar Hukum Pengamanan Radiasi
1. Kepmenkes No. 1217 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi
Tujuan: melakukan pencegahan, pengamanan dan penanggulangan dari paparan radiasi
alami maupun buatan dalam bentuk radiasi pengion dan non pengion, sesuai dengan cara-
cara yang telah ditetapkan”
Sasaran: masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kegiatan: kajian epidemiologi dan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)

2. Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi Non Pengion Terhadap Kesehatan (2013)


Pengamanan dampak radiasi non pengion yang berasal dari instalasi transmisi tenaga
listrik (SUTT/ SUTET), peralatan pemanfaat tenaga listrik (dibatasi pada pengering
rambut, oven microwave, pencukur listrik, mesin penyedot debu, fluorescent lamp,
komputer, televisi), dan telekomunikasi seluler (BTS dan ponsel).
Pengertian dan Jenis Radiasi
Radiasi didefinisikan sebagai energi yang terpancar dari materi dalam bentuk partikel atau gelombang.
a. Radiasi Pengion :
 Partikel: alfa, beta, neutron dan proton
 Foton
 Radiasi alam
b. Radiasi Non Pengion :
Radiasi pengion adalah radiasi yang jika menumbuk atau menabrak sesuatu maka akan muncul partikel bermuatan listrik
yang disebut ion (ionisasi).
instalasi transmisi tenaga listrik (SUTT/ SUTET), peralatan pemanfaat tenaga listrik (dibatasi pada pengering rambut, oven
microwave, pencukur listrik, mesin penyedot debu, fluorescent lamp, komputer, televisi), dan telekomunikasi seluler (BTS
dan ponsel).
Tugas Pusat, Provinsi, Kab/Kota,
Puskesmas dalam Pengamanan
Radiasi Non Pengion
Upaya Pengamanan Radiasi di Lingkungan (1)
a. Radiasi Pengion
 Tidak tidur di lantai tanpa alas.
 Tidak merokok di dalam rumah.
 Selalu membuka jendela setiap hari.
 Memperbaiki dinding atau lantai yang retak.
 Menampung air dalam wadah untuk keperluan sehari-hari.
 Menambah luas ventilasi rumah dengan memastikan minimal luas ventilasi 10% dari
luas lantai.
 Tidak menggunakan bahan bangunan dengan radioaktivitas tinggi di dalam
rumah/bangunan.
 Bila membangun rumah baru, disarankan untuk membangun jenis rumah panggung
dan terbuat dari bahan-bahan yang kadar radionuklida alamnya rendah.
 Bila memperbaiki rumah, disarankan agar di bawah lantai perlu diberi bambu yang
sudah dihilangkan buku-bukunya sehingga gas radon dan thoron dapat mengalir
melalui bambu-bambu tersebut.
Upaya Pengamanan Radiasi di Lingkungan (2)
MATERI IV

PENYEHATAN UDARA, TANAH, DAN


KAWASAN/PASAR SEHAT
TTU dalam PP No. 66/2014
• TTU terdapat dalam pasal 8 ayat (1) dan (2) yang menunjukkan lokus dengan istilah “tempat
dan fasilitas umum”
• Tempat dan fasilitas umum yang memenuhi standar baku mutu media lingkungan, terdiri dari:
• Standar baku mutu setiap media lingkungan diuraikan pada pasal 9 sd. pasal 24.
• Air • Pangan
• Udara • Sarana dan bangunan
• Tanah • Vektor dan binatang
pembawa penyakit

Media lingkungan dapat menjadi media penularan penyakit dan cedera, sehingga perlu
dikelola melalui upaya penyehatan, pengamanan , dan pengendalian
PP 66/2014 tentang Kesling
Tempat dan fasilitas umum adalah lokasi, sarana,
dan prasarana antara lain:
a. fasilitas kesehatan;
b. fasilitas pendidikan;
c. tempat ibadah;
d. hotel;
e. rumah makan dan usaha lain yang sejenis;
f. sarana olahraga;
g. sarana transportasi darat, laut, udara, dan kereta
api;
h. stasiun dan terminal;
i. pasar dan pusat perbelanjaan;
j. pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas
darat negara; dan
k. tempat dan fasilitas umum lainnya
PENGAWASAN & PEMBINAAN
TEMPAT DAN FASILITAS UMUM
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Terlaksananya Pengawasan kesehatan • Teridentifikasinya faktor
lingkungan (INSPEKSI KL di TFU untuk risiko lingkungan di TFU.
mewujudkan TFU yang bersih, nyaman, • Teridentifikasinya faktor
dan sehat. risiko perilaku di TFU
• Adanya Rekomendasi &
Tindak Lanjut
• Terwujudnya TFU yang
bersih, nyaman, dan sehat
Inspeksi Kesehatan Lingkungan /
IKL (PMK 13 / 2015)

Pengamatan
Fisik Media Uji
Lingkungan Laboratorium
Dilakukan
dengan cara

Pengukuran
Analisis Risiko
Media
Lingkungan di Kesehatan
Tempat Lingkungan
PELAKSANAAN PENGAWASAN
LOKUS PELAKSANA
Pasar Dinas Kesehatan Kab/Kota
Objek Wisata Puskesmas
Hotel Puskesmas
Sekolah Puskesmas
Pontren Puskesmas
Terminal Puskesmas
Lapas Puskesmas
Rumah Sehat Kader, Puskesmas
Frekuensi pemantauan

Pemantauan terhadap tempat


dan fasilitas umum oleh tim
terkait dilakukan minimal
satu kali dalam satu tahun.
Pembiayaan

• Masing-masing stakeholder sesuai dengan TUPOKSI


• Pengawasan :
• External : SKPD terkait
• Internal : Penyelanggara (hotel, rumah makan, terminal ,
pelabuhan, dll)
• Untuk biaya perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
yang sehat dan pemeriksaan sampel serta dalam rangka surat
keterangan laik sehat dan sertifikasi menjadi tanggung jawab
penyelenggara.
PENYEHATAN KAWASAN
HEALTHY CITY DI BERBAGAI DUNIA
MENUJU INDONESIA SEHAT

DESA / KELURAHAN
SEHAT KECAMATAN KAB/KOTA PROP INDONESIA
KELUARGA SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT
SEHAT

122
Kabupaten Kota Sehat
merupakan suatu kondisi
kabupaten/kota yang bersih,
nyaman, aman dan sehat
Foto: Dokumentasi Verifikasi Lapangan di Desa Pinilih
Kab. Minahasa Utara
untuk dihuni penduduk, yang
dicapai melalui
terselenggaranya penerapan
beberapa tatanan dengan
kegiatan yang terintegrasi yang
disepakati masyarakat dan
pemerintah daerah

Foto: Dokumentasi Verifikasi Lapangan di Bank Sampah DKPP


Kota Balikpapan
SINKRONISASI KKS, GERMAS DAN KELUARGA SEHAT
1) Udara bersih; INDIKATOR GERMAS
2) Air sungai bersih;
TATANAN DALAM KAB/KOTA 3) Penyediaan air bersih individu
dan umum; Advokasi Regulasi Gerakan Masy Hidup Sehat
4) Pembuangan Air Limbah
SEHAT: domestik;
Kampanye Hidup Sehat
5) Pengelolaan Sampah;
1.kawasan permukiman, sarana dan 6)
7)
Perumahan dan permukiman;
Pertamanan dan hutan kota;
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini
prasarana umum 8)
9)
Sekolah;
Pasar;
Konsumsi Pangan Sehat
10) Sarana olah raga; Lingkungan Sehat
2.kawasan sarana lalu lintas tertib 11) tempat bermain anak
dan pelayanan transportasi 12) Penataan sektor Aktifitas Fisik & Konektifitas Antarmoda Transportasi
informal/pedagang kaki5

3.kawasan pertambangan sehat Kawasan Tanpa Rokok, Narkoba & Minuman Keras
1) Perilaku hidup bersih dan sehat
4.kawasan hutan sehat 2) Tempat-tempat umum INDIKATOR KELUARGA SEHAT
Penurunan Stress dan Keselamatan Berkendara
3) Permukiman, perumahan dan
5.kawasan industri dan perkantoran bangunan sehat Keluarga mengikuti KB
4) Penyediaan air bersih
Ibu Bersalin di Faskes
sehat 5) Kesehatan dan keselamatan kerja,
pencegahan kecelakaan Bayi mendapat imunisasi lengkap
6.kawasan pariwisata sehat 6)
7)
Kesehatan keluarga, reproduksi, KB
Pembinaan kesehatan jiwa Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 Bulan
7.Ketahanan pangan dan gizi 8)
masyarakat dan pola asuh anak
Kesehatan olah raga Pertumbuhan Balita di pantau tiap bulan
9) Program anti tembakau
8.kehidupan masyarakat sehat yang 10) Immunisasi
Penderita TB Paru berobat sesuai standar
11) Pelayanan pengobatan dan Penderita Hypertensi berobat teratur
mandiri perawatan
12) Pemberantasan Malaria Gangguan jiwa berat diobati dan tidak ditelantarkan
9.kehidupan sosial yang sehat 13) Pemberantasan penyakit DBD
14) Pemberantasan TB Paru Tidak ada anggota keluarga yang merokok
15) Pemberantasan Diare
16) Pencegahan penyakit degeratif Keluarga memiliki/memakai air bersih
17) Gizi
18) JPKM (jaringan pengaman kesehatan Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
masyarakat)/ JKN Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
Peraturan Bersama
MENTERI DALAM NEGERI
dan
MENTERI KESEHATAN

Nomor 34 tahun 2005 dan


Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005
Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota
Sehat
STRATEGI
1. Melibatkan semua potensi
2. Sosialisasi dan Advokasi
3. Mengembangkan kegiatan sesuai visi dan misi
4. Sister City / kerja sama antar kota
5. Mengembangkan informasi dan promosi
6. Meningkatkan potensi ekonomi
7. Menjalin kerja sama dengan forum daerah lain
126
KELEMBAGAAN KAB/KOTA SEHAT
TIM
PUSAT
PEMBINA PUSAT

TIM PEMBINA
PROPINSI
PROVINSI
TUJUAN.
SASARAN,
KEBIJAKAN
DAN TIM PEMBINA
KABUPATEN/ KAB/KOTA
STRATEGI
KOTA
FORUM
KAB/KOTA SEHAT

PERENCANAAN FORUM
KECAMATAN
PELAKSANAAN KOMUNIKASI KEC
KLASIFIKASI DAN
KRITERIA
PENILAIAN
PEMBINAAN
DESA KELOMPOK KERJA
DAN PENDANAAN
KELURAHAN
127
TIM PEMBINA & FORUM KKS
• TIM PEMBINA • FORUM KOTA/KAB
SEHAT
– Keterlibatan
LS/instansi terkait – Keterlibat masyarakat/ ormas/ PKK
sebagai pembina sebagai fasilitator  UKBM
– Ketua sebaiknya – Ketua lembaga /organisasi masy
– Sebaiknya seluruh masyarakat
BAPPEDA didampingi terlibat, minimal tahu
Dinkes – Upayakan KKS milik masyarakat
dan tempat Sekretariat ada di masy
– Sebaiknya instansi sehingga tdk ada kesenjangan
yang terlibat sbg tim
pembina
– Upayakan KKS milik
semua sektor sebagai
pembina, bukan hanya
tanggung jwb Dinas
Kesehatan
PENGHARGAAN SWASTISABA
KABUPATEN/KOTA SEHAT
Regulasi > Penghargaan Kab/Kota Sehat
PASAL 1
(5) Swastisaba adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat melalui Bupati/Walikota atas keberhasilan dalam
menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat.

PASAL 10
(1) Kabupaten/Kota Sehat diberikan penghargaan Swastisaba;
(2) Penghargaan Swastisaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi
a. Padapa untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
pemantapan.
b. Wiwerda untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
Pembinaan.
c. Wistara untuk Kab/Kota Sehat Kualifikasi
PERATURAN BERSAMA Pengembangan.
MENTERI DALAM NEGERI
DAN MENTERI KESEHATAN PASAL 11
(1) Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat dilaksanakan setiap 2 tahun
Nomor 34 tahun 2005 dan
sekali;
Nomor:1138/Menkes/PB/VIII/
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh
2005
Pemerintah pada bulan November dalam rangka peringatan Hari
Kesehatan Nasional.
PENYELENGGARAAN
PASAR SEHAT

132
Sejak 2008 telah diatur dalam Kepmenkes
No. 519/2008
PASAR SEHAT
Kondisi pasar yang bersih, aman, nyaman dan
sehat oleh masyarakat secara mandiri

• Tersedia infrastruktur yang memenuhi persyaratan


kesehatan
• Pengelolaan yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan berkesinambungan
• Perilaku pedagang, pengelola, pekerja,
pengunjung dan komunitas lainnya untuk hidup
bersih, sehat dan higienis
PRINSIP PASAR SEHAT
Menyediakan pangan yang aman dan bergizi sejak
produksi hingga konsumsi
Memberdayakan produsen, pemasok, pedagang dan
konsumen
Mendorong kerja sama antar pemasok,pedagang,
pemerintah dan konsumen
TUJUAN PASAR SEHAT
Terwujudnya pasar yang bersih, aman, nyaman
dan sehat melalui kemandirian komunitas pasar

Tujuan Khusus
Tersedianya pasar dengan infrastruktur yang
memenuhi persyaratan kesehatan

Terselenggaranya pengelolaan pasar yang memenuhi


persyaratan kesehatan dan berkesinambungan

Terwujudnya perilaku pedagang, pengelola dan


pengunjung untuk hidup bersih, sehat dan higienis
Pengembangan Pasar Rakyat
Kerjasama Antar Instansi Pemerintah
Akses Sumber dana
KemenkopUKM

Pengembangan
pasar secara
Kemendag komprehensif Pengembangan
pasar secara Kemendagri
dan holistik Revitalisasi Pasar Desa komprehensif
dan holistik
Revitalisasi Pasar eceran Non
Berkolaborasi Pasar Desa, pasar induk
bersama
Kemendag
Kemen Pengembangan Revitalisasi Pasar Daerah
Des&PDT pasar secara Tertinggal dan perbatasan
komprehensif
dan holistik Pengembangan
pasar secara
Revitalisasi Pasar khusus Ikan komprehensif Kemen KP
dan holistik
Kemenkes Higienitas
Revitalisasi Pasar khusus
Ternak/bunga Pengembangan
pasar secara
komprehensif Kementan
Revitalisasi Pasar penunjang dan holistik

Kemen Pengembangan
pasar secara
parEkraf komprehensif
Pengembangan Desa Wisata
dan holistik
Kemen PU,
Infrastruktur & Kemenhub,
pendampingan
KemenLHK Penanaman pohon di lingkungan pasar,
pemanfaatan material ramah konstruksi fisik di PLN, PDAM
lingkungan daerah (PU)
50 Pasar yang telah di Revitalisasi Tahun 2015
dan yang akan dilakukan Pembinaan Nasional Terpadu, menjadi
Target RKP Kemenkes 2017
NO PASAR Kab./Kota Provinsi
1 Pasar Karang Endah Kab. Muara Enim Sumatera Selatan
2 Pasar Pasar Atas Kab. Rejang Lebong Bengkulu
3 Pasar Tambarangan Kab. Tapin Kalimantan Selatan
4 Pasar Terpadu Kab. Aceh Utara Aceh
5 Pasar Ranomeeto Kab. Konawe Selatan Sulawesi Tenggara
6 Pasar Erasa Kab. Pangkep Sulawesi Selatan
7 Pasar Palimanan Kab. Cirebon Jawa Barat
8 Pasar Cikalong Kulon Kab. Cianjur Jawa Barat
9 Pasar Unit II Kab. Tulang Bawang Lampung
10 Pasar Amahami Kota Bima NTB
11 Pasar Buah Lhokseumawe Kota Lhokseumawe Aceh
12 Pasar Tanjung Sari Kab. Cilacap Jawa Tengah
13 Pasar Krendetan Kab. Purworejo Jawa TEngah
14 Pasar Tirtayasa Kab. Serang Banten
15 Pasar Nimbokrang Kab. Jayapura Papua
16 Pasar Tente Kab. Bima NTB
17 Pasar Gamalama Kota Ternate Maluku Utara
18 Pasar Sentral WuaWua Kota Kendari Sulawesi Tenggara
19 Pasar Nyanggelan Kota Denpasar Bali
20 Pasar 23 Maret Kota Kotamobogu Sulawesi Utara
21 Pasar Nguter Kab. Sukoharjo Jawa TEngah
22 Pasar Seruni Kab. Kebumen Jawa Tengah
23 Pasar Butta Selewangan Kab. Maros Sulawesi Selatan
24 Pasar Tadoha Mapaccing Kab. Bombana Sulawesi Tenggara
25 Pasar Datahu Isimu Lama Kab. Gorontalo Gorontalo
50 Pasar yang telah di Revitalisasi Tahun 2015
dan yang akan dilakukan Pembinaan Nasional Terpadu, menjadi
Target RKP Kemenkes 2017
26 Pasar Sentral Sarmi Kab. Sarmi Papua
27 Pasar Bantayang Kab. Mamuju Utara Sulawesi Barat
28 Pasar Sayur Langsa Kota Langsa Aceh
29 Pasar Wameo Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara
30 Pasar Passo Kota Ambon Maluku
31 Pasar Marisa Kab. Pohuwatu Gorontalo
32 Pasar Dulonpokpok Kab. Sabu Rajua NTT
33 Pasar Balige Kab. Toba Samosir Sumatera Utara
34 Pasar Setia Jaya Kab. Aceh Barat Daya Aceh
35 Pasar Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan
36 Pasar Lambaro Kab. Aceh Besar Aceh
37 Pasar Awampone Kab. Bone Sulawesi Selatan
38 Pasar Napuru Kab. Sabu Rajua NTT
39 Pasar Bula Kab. Seram Bagian Timur Maluku
40 Pasar Akalemo Kab. Halmahera Barat Maluku Utara
41 Pasar Lasoani Kota Palu Sulawesi Tengah
42 Pasar Ampana Kab. Tojo Una-Una Sulawesi Tengah
43 Pasar Wamlana Kab. Buru Maluku
44 Pasar Valentine Kota Ambon Maluku
45 Pasar Aek Kanopan Kab. Labuan Batu Utara Sumatera Utara
46 Pasar 10 Ulu Kota Palembang Sumatera Selatan
47 Pasar Tilamutu Kab. Boalemo Goronatlo
48 Pasar Wage Kota Blitar Jawa Timur
49 Pasar Kragilan Kab. Serang Banten
50 Pasar Sidoharjo Kab. Lamongan Jawa Timur
PENYELENGGARAAN PASAR
SEHAT
A. Pengorganisasian
(Kelembagaan)
1. Pusat  Tim Pembina Pusat
2. Provinsi  Tim Pembina Provinsi
3. Kab/Kota  Tim Pembina Kab/Kota
4. Puskesmas/Kecamatan  Tim
Inti Pokja Pasar Sehat
lanjuta
n

B. LANGKAH-LANGKAH
PENYELENGGARAAN PROGRAM PASAR SEHAT
1. Advokasi & Sosialisasi
2. Peningkatan Kapasitas
3. Analisis situasi
4. Prioritas Rencana Kerja
5. Implementasi Rencana Kerja
6. Pembinaan dan Pengawasan
7. Mekanisme pelaporan
PERSYARATAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN PASAR
(KEPMENKES No. 519 Tahun 2008)

143
CONTOH ZONING
Contoh kondisi pasar yang belum
memenuhi persyaratan

Contoh ventilasi
ruangan dalam Pasar
yang tidak memadai
(ventilasi < 20% dari
luas lantai)

Lantai, dinding,
dan langit-langit
kotor
Sarana CTPS
rusak/tidak
berfungsi

Saluran Air
Kotor
tersumbat
CONTOH KONDISI PASAR YANG
MEMENUHI PERSYARATAN

Ventilasi

pencahayaan

SPAL Toilet
Sirkulasi Udara
Pencahayaan

Saluran air kotor Saluran Air Bersih


Mekanikal & Electrical
Bangunan lapak/los
MATERI V

PENGELOLAAN PENYEHATAN PANGAN


YANG TERSTANDAR
Definisi Operasional
• Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang
memenuhi syarat kesehatan :
TPM yang memenuhi persyaratam hygiene sanitasi yang
dibuktikan dengan sertifikat laik hygiene sanitasi

TPM adalah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) siap saji


yang terdiri dari Rumah Makan/ restoran, jasa boga, depot air
minum, sentra makanan jajananan dan kantin sekolah
Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha
atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha.

Restoran adalah tempat pengelolaan pangan yang meliputi proses pembuatan,


penyimpanan, penyajian dan penjualan pangan bagi umum di tempat usaha atau
tempat lain yang bersifat komersial. (termasuk kafe)
Rumah makan adalah tempat pengelolaan pangan yang meliputi penyimpanan,
penyajian dan penjualan pangan bagi umum di tempat usaha atau tempat lain
yang bersifat komersial.
Rumah makan adalah tempat pengelolaan pangan yang meliputi penyimpanan,
penyajian dan penjualan pangan bagi umum di tempat usaha atau tempat lain
yang bersifat komersial.
IRTP Adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal
dengan peralatan pengolahan makan manual hingga semi otomatis.

Sarana pangan jajanan adalah tempat pangan jajanan disiapkan, dipajang, dan
disajikan untuk dijual pada umum dengan menggunakan gerobakm meja,
keranjang, kursi, kendaraan dengan atau tanpa roda atau dengan sarana lain yang
sesuai.

Kantin adalah Sentra pangan jajanan adalah tempat bagi sekumpulan usaha
pangan jajanan yang dikelola oleh pemerintah daerah/swasta.
SASARAN PENGELOLAAN MAKANAN
IRTP DAM
HK.03.1.23.04.12.2205 Permenkes RI 43
Tahun 2012
Tahun 2014
Makanan Jajanan
Rumah makan
Kepmenkes RI 942 Tahun
2003 Permenkes RI 1098 Tahun 2003

Pengelolaan Pangan Rumah


Tangga/Sekolah Restoran
Kepmenkes RI 942 Tahun Permenkes RI 1098 Tahun
2003 2003

Kantin/Sentra Makanan Jajanan TPM Jasaboga


Kepmenkes RI 942 Tahun 2003 Permenkes RI 1096 Tahun
2011
PENGAWASAN
Internal
• Puskesmas
• Dinkes • Penjamah
Kabupaten/Kota

Eksternal
MEKANISME MONITORING & EVALUASI HIGIENE SANITASI PANGAN  E MONEV HSP
NO PERAN KEGIATAN

I Puskesmas 1. Pemetaan data (pencatatan, penginputan dalam


sistim)
2. Pembinaan teknis melalui proses Inspeksi Sanitasi TPM

3. Penetapan katagori TPM MS dan TMS

4. TPM memiliki katagori MS dilanjutkan dengan pengambilan uji kualitas sampel


pangan (untuk dapat dikoordinasikan dengan kab/kota)

5. Laporkan hasil 1,2,3,4 kepada kabupaten/kota (TW I sd


TW IV)
2 Kabupaten/Kota 1. Memverifikasi data TPM yang memiliki katagori MS
untuk dilaksanakan percepatan sertifikasi Laik HS
2. Advokasi kepada pengusaha atas katagori TPM MS unt
segera diusulkan penerbitan sertifikasi Laik HS 
Pemenuhan persyaratan administrasi dan Teknis
3. Penerbitan sertifikat laik HS

4. Kegiatan lainnya : Pelatihan bagi pengusahan dan penjamah makanan,


Pengambilan sampel makanan, uji petik, Pelatihan teknis kepada Sanitarian
Puskesmas, Jejaring kerja Lintas sektor terkait (atas hasil kegiatan pembinaan
dan Pengawasan

5. Laporan Kegiatan (TW 1 sd 4) ke propinsi dan Pusat


NO PERAN KEGIATAN

3 Propinsi 1. Pelaksanaan fasilitasi kabupaten/kota dalam


pembinaan dan pengawasan TPM yang terstandar
2. Verifikasi atas penginputan data Kabupaten/kota
dalam optimalisasi fungsi MONEV HSP.
3. Advokasi kepada pengambil kebijakan di Kabupaten/kota
dalam percepatan target TPM memenuhi syarat kesehatan (seluruh TPM sehat
bersertifikat laik HS)

4. Sosialisasi dalam implementasi Permenkes KLB keracunan pangan no.2

5. Penyusunan pelaporan dan penyampaian infrmasi kegiatan kepada pusat hasil 1,2,3,4
kepada Pusat
4. Pusat 1. Memverifikasi data TPM atas laporan propinsi dan kabupaten/kota = e Monev HSP

2. Fasilitasi dan Advokasi Propinsi dan Kabupaten Kota dalam sinergi pelaksanaan
kegiatan pembinaan dan pengendalian kegiatan HSP 2015-2019 yang terstandar.

3. Penyusunan NSPK , penggandaan, distribusi dan sosialisasi

4. Penyediaan sumber daya/sarana prasarana (bersifat


stimulan.
Tata Cara Memperoleh Sertifikat Laik
Higiene Sanitasi
RUMAH MAKAN,RESTORAN,DEPOT AIR MINUM, JASA
BOGA, IRTP
• Pemilik/pengusaha mengajukan permohonan kepada
Sudinkes Kota/Kab. Administrasi dgn melampirkan
Persyaratan Administrasi
• Penunjukkan Tim Pemeriksa
• Penilaian Persyaratan Teknis
a. IKL Memenuhi Syarat
b. Hasil pemeriksaan Laboratorium
c. Sertifikat/Surat Keterangan penjamah makanan
• Perusahaan yg telah memenuhi persyaratan penilaian akan
diberikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
PENETAPAN TINGKAT MUTU

Skore untuk penetapan tingkat mutu hygiene


sanitasi rumah makan dan restoran sbg berikut :
a. Tingkat mutu C dgn skore : 700 – 800
b. Tingkat mutu B dgn skore : 801 – 900
c. Tingkat mutu A dgn skore : 901 – 1000
Diberikan tanda plakad tingkat mutu sebagai berikut
a. Tingkat mutu A dengan latar belakang
putih dan huruf biru.
b. Tingkat mutu B dengan latar belakang
cream dan huruf hijau.
c. Tingkat mutu C dengan latar belakang
hijau dan huruf putih.

Plakad tingkat mutu spt contoh di bawah ini.


Penggolongan Jasaboga
a. Jasaboga gol A 1 (produksi + 100 porsi )
- Menggunakan dapur rumah tangga
- Dikelola oleh keluarga

b. Jasaboga gol A2 ( produksi > 100 – 500 porsi)


- Menggunakan dapur rumah tangga
- Mempekerjakan tenaga kerja

c. Jasaboga gol A3 (produksi >500 porsi)


- Menggunakan dapur khusus
- Mempekerjakan tenaga kerja
Penggolongan Jasaboga
d. Jasaboga golongan B melayani :
Asrama jemaah haji, asrama transito, asrama lainnya, industri,
pabrik, pengeboran lepas pantai, angkutan umum dalam
negeri selain pesawat udara dan fasilitas pelayanan kesehatan.
- menggunakan dapur khusus
- mempekerjakan pekerja
e. Jasaboga golongan C melayani :
Angkutan umum international dan pesawat udara.
- menggunakan dapur khusus
- mempekerjakan pekerja
Alur Proses
Penerbitan Laik HS

Pengusaha KADINKES
mengajukan
KAB/KOTA/
TIM TIDAK
LENGKAP
permohonan
kepada Kadinkes KKP IKL
Kab/Kota/ KKP

TIDAK LENGKAP
BAIK
BAIK,
Kembali ke DIPROSES
pengusaha

Penerbitan
Pemeriksaan
Lapangan IKL
Sertifikat
Laik Sehat

HASIL:
Pengusaha - UJI FISIK
menerima KESLING
Laik Sehat - UJI LAB.
Pasal 2
(1) Setiap DAM wajib :
a. menjamin Air Minum yg dihasilkan memenuhi standar baku mutu atau
persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan yang berlaku
b. memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air (minimal tempat,
peralatan dan penjamah DAM)
(2) Unt menjamin Air Minum memenuhi standar baku mutu/persy kualitas Air Minum
sbgmn dimaksud pd ayat (1) huruf a, DAM wajib melaksanakan tata laksana
pengawasan kualitas Air Minum sesuai ketentuan peraturan Per –UU-an
Persyaratan Higiene Sanitasi

1.Tempat
 Bebas dari pencemaran lingkungan
 Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan
 Lantai kedap air, rata, tdk licin, tdk retak
 Dinding kedap air, rata, halus, tdk retak, mudah dibersihkan dan
berwarna terang
 Atap &langit-langit kuat, tdk mjd sarang tikus,
 Pintu kuat dan berfungsi dengan baik
 Pencahayaan cukup
 Ventilasi cukup
 Bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit
2. Peralatan
 Semua peralatan mulai dari pipa, tandon air, filter, mikrofilter ,pompa air
s.d. pencucian/ pembilasan terbuat dari bahan tara pangan (food grade)
 Mikrofilter dan desinfektor tdk kedaluarsa
 Tandon air baku tertutup dan terlindung dr sinar matahari langsung
 Wadah/galon sblm diisi bagian dalam hrs disikat dan dibilas terlebih
dahulu minimal selama 10 detik, bagian luar di lap bersih
 Wadah/galon setelah diisi langsung diberikan kpd konsumen, tdk boleh
disimpan pd DAM lebih dari 1 x 24 jam
3. Penjamah
 Sehat dan tdk menderita penyakit menular
serta tidak carier (pembawa penyakit menular)
 Pada saat melayani konsumen :
- Berperilaku higienies dan sanitair setiap melayani konsumen
- Mencuci tangan dgn air mengalir dan sabun
- Menggunakan pakaian kerja yg bersih dan
rapi
- Tidak merokok , tidak mengorek telinga,
tdk mengorek gigi,tdk menggaruk kepala, tdk menggaruk kulit, dsb
Setiap DAM harus memiliki
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM

Izin Usaha sesuai ketentuan


peraturan perundang-undangan
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM
dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota

Berlaku untuk 1 (satu) tempat usaha DAM


GRAFIK DISTRIBUSI ALAT PEMERIKSAAN SAMPEL MAKANAN DAN
MINUMAN 15
36 DISTRIBUSI VVIP KIT 2014 _________________________ 15
3
33 PAPUA BARAT 3
4
31 MALUKU_________________________ 1
2
29 GORONTALO 2
1 5
27 SULAWESI SELATAN 1 6
1
25 SULAWESI UTARA 1 3
23 KALIMANTAN TIMUR 4
3
21 KALIMANTAN TENGAH 1 3
3
19 NUSA TENGGARA TIMUR 1 7
3
17 BALI_____________________________ 4
1 3
15 JAWA TIMUR 1 18
4
13 JAWA TENGAH 1 18
1 19
11 DKI JAKARTA 6
6
09 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1 4
1 8
07 BENGKULU 4
5
05 JAMBI_______________________ 5
8
03 SUMATERA BARAT 9
4
01 ACEH______________________ 7
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

VVIP FCT
INTERVENSI KEGIATAN
UNTUK KAB/ KOTA :
• PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT BAGI TPM YANG SUDAH EMMENUHI SYARAT

• MELAKUKAN PELATIHAN PENJAMAH MAKANAN BAGI TPM DI WILAYAH KERJA

• MELAKUKAN ORIENTASI DEPOT AIR MINUM

• MELAKUKAN E-MONEV TPM

• MELAKUKAN E-MONEV KLB

UNTUK PUSKESMAS :
• MELAKUKAN IKL TPM DIWILAYAH KERJA

• MELAKUKAN PEMBINAAN BAGI TPM YANG BELUM MEMENYUHI SYARAT

• MELAKUKAN E-MONEV KLB

• MELAKUKAN INPUT E-MONEV TPM DI WILAYAH KERJA


Media Penyehatan Pangan di
Sekolah
KANTIN SEKOLAH SEHAT
KUMPULAN IKL
PENYEHATAN
PANGAN
MATERI VI

MONITORING DAN EVALUASI KESLING


SISTEM MONEV
DIRJEN KESMAS
Cq. Direktur KL

Laporan
Umpan Balik
DINAS KESEHATAN GUBERNUR
PROVINSI Instruksi
Pengawasan

SEKTOR DINAS KESEHATAN BUPATI /


TERKAIT KAB/KOTA WALIKOTA

TFU, TPM,
PKAM
Mekanisme Pelaporan
TFU, TPM, PKAM
KEPALA
DAERAH

Rekomendasi
PERSYARATAN
/Saran tindak Masyarakat
KESEHATAN (TFU,
lanjut TPM, PKAM)

TMS MS

• Dinas Kesehatan TFU,


TPM,
• Stakeholder PKAM
SISTEM INFORMASI
DASHBOARD KESLING
Buka Browser

Ketik
kesling.kesmas.kemkes.go.id
Terdapat
2 menu
yaitu
Pantau
Data dan
Berita
Klik tombol
“Pantau Data”
utk
mendapatkan
info mengenai
data kesling
Mengklik tombol
grafik utk Mengklik tombol
melihat grafik ini utk
mengurutkan
Jika mengklik
salah satu
provinsi/ kab
pada peta
nasional maka
tampilan peta
mengikuti
wilayah yg dipilih
beserta grafiknya
Jika ingin
melihat peta
nasional maka
klik tombol
“tampilkan
seluruh
Indonesia”
Link untuk emonev yang
ada di Dit. Kesling

Klik tombol
“Berita” utk
mendapatkan
info mengenai
berita kesling
SISTEM INFORMASI
MONEV PKAM
Aplikasi
dapat
Sistem
diakses
Informasi
melalui
berbasiskan
desktop dan
Web
perangkat
Feature mobile

Authentikasi
untuk akses
Laporan
web dan
(Pdf dan MS
input data
Excel)
(User
Privileges)
Puskesmas
• Dashboard
• Register Sarana Air Minum (SAM)
• Inspeksi Sarana Air Minum
• Laporan
Dinkes Kabupaten
User • Dashboard
• Hasil Uji Air dari Sarana Air Minum
Access • Laporan

Kemenkes / Dinkes Provinsi


• Dashboard
• Laporan
Roll Out – Getting Started
Buka Aplikasi
browser

Ketik e-
monev.com
pada address
bar
Roll Out – Application Standar Layout
1 2
Header
Aplikasi

User
Profile

Side 3
Menu

Main
Layout

Footer 4
Aplikasi

5
Roll Out – Guest / Public Dashboard
Dashboard
Nasional, ,
Provinsi,
Kabupaten
berdasarkan
Filter

Daftar User

Login
Roll Out – Daftar
Pilih Group

Pilih Wilayah atau


nama akses

Isi data user

secara default user yang sudah didaftarkan masih


non aktif. Admin Monev PKAM akan melakukan
verifikasi data dan mengaktifkan user.
Roll Out – Daftar
Ketikan User name
& Password

Kembali ke
dashboard

Daftar user baru

Password dapat dirubah dalam menu


profil setelah melakukan login.
Roll Out – Admin Dashboard
Dashboard

Data Wilayah

Data Dasar PKAM

Puskesmas

Monev PKAM

Laporan

Pengaturan
Roll Out – Kemenkes Dashboard
Dashboard

Data Dasar
PKAM

Puskesmas

Monev PKAM

Laporan
Roll Out – Kemenkes – Data Dasar PKAM

Kepemilikan Parameter Uji Jenis Sarana Air


Sarana Kualitas Air Minum
•Komunal Wajib Jaringan
• Mikrobiologi Perpipaan
•Individu • Kimiawi • Perusahaan Air Minum
•Pemerintah • Fisik
Bukan Jaringan
• Kimia Anorganik
Perpipaan
Tambahan
• Sumur Gali
• Perlindungan Mata Air
• Sumur Bor (Pompa)
• Terminal Air
• Penampungan Air Hujan
• Mobil Tangki Air
Depot Air Minum
Roll Out – Provinsi, Kabupaten, Puskemas Dashboard
Dashboard

Puskesmas

Monev PKAM

Laporan
Roll Out – Wewenang Kabupaten - Puskesmas
Kode
Puskesmas
Pusdatin

Nama
Puskesmas =
Kecamatan
atau Kelurahan

Water tes Kit


untuk Proses
UJI Air
Roll Out – Wewenang Kabupaten – Hasil Uji Air
Entry Hasil Uji
Air dari
Laboratium
Kabupaten
Entry
Berdasarkan
proses
inspeksi

Entry
Parameter
yang diuji
Roll Out – Wewenang Kabupaten – Anggaran
Dukungan
Anggaran dari
APBD

APBN, APBD
1, APDB 2,
DAK
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Petugas
Petugas
Puskemas
bisa lebih dari
1
Nama Petugas
akan dipilih
saat Inspeksi
Sarana
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Sarana
Sarana Air Minum
tanggung jawab
Puskesmas

Kode & Nama


Otomatis
tergenerate

Tipe
Individual NIK
wajib
Roll Out – Wewenang Puskesmas - Inspeksi Sarana Air Minum
Untuk Tipe PAM
agar ditentukan
titik Inspeksi

Persentase
Resiko
menentukan
Rekomendasi
Roll Out – Wewenang Puskesmas – Hasil Uji Air

Hanya untuk
Puskesmas yang
memiliki WTK
Roll Out – Wewenang Puskesmas – Anggaran Puskesmas
Dukungan
Anggaran dari
APBD

BOK, KAPITASI JKN,


Anggaran Lain
Roll Out – Laporan Pengawasan Kualitas Air
Metode Drill
Down

Detail ada
pada Level
Puskesmas
SISTEM INFORMASI
MONEV PENGELOLAAN
LIMBAH RUMAH SAKIT
1. Buka web browser
(utamakan ‘Google
Chrome’ untuk
kestabilan penggunaan,
serta kompatibilitas
laman situs)
2. Masukan alamat
http://kesling.kesmas.ke
mkes.go.id/limbahfasya
nkes
3. Klik Pengelolaan limbah
medis (PLM)
Cara Mendaftar
1. Bagian diakses pada menu ‘Daftar’ di
halaman ‘Beranda’. Dengan
mengakses fitur tersebut, akan
muncul tampilan di layar seperti
ditunjukkan oleh gambar berikut.
2. Seusai pengguna baru mendaftar,
admin laman situs harus
menyetujui terlebih dahulu sebelum
akun baru tersebut diaktifkan.
3. Setelah mendapat persetujuan dari
admin laman situs, pengguna baru Pihak yang dapat mendaftar adalah
dapat masuk ke laman situs dengan
perwakilan RS, perwakilan Dinas
mengakses fitur ‘Masuk’ di bagian
kanan atas saat masuk ke alamat Kesehatan Provinsi, ataupun dari
laman situs. Kabupaten/Kota.
Mengisi Form
1. Tujuan dari formulir ini
adalah sebagai
pendataan rutin
keadaan rumah sakit
tersebut.
2. Pertanyaan dari
formulir terdiri
beberapa pertanyaan
dalam bentuk pilihan
ataupun isian sesuai
kebutuhan dari masing-
masing pertanyaan.
Rekap Kab/kota Instrumen elektronik
SISTEM INFORMASI
MONEV TPM
• Sebelum dapat menggunakan aplikasi, pengguna
diharuskan melakukan login terlebih dahulu di
halaman portal
• http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/tpm
E - Monev HSP :
Untuk dapat memasukkan data dasar TPM, pengguna dapat
meng-klik tautan TPM yang terdapat di halaman utama,
maka akan muncul halaman sebagai berikut :
• Klik tautan untuk menambah data TPM yang baru
PERMASALAHAN :
IKL Sertifikat Hasil
- JARINGAN INTERNET DI Penjamah
Inspeksi Sanitasi Uji fisik Kesling
DAERAH TERBATAS Makanan Laboratorium
- Sosialasi belum
terlaksana secara
keseluruhan
-adanya pemekaran
puskesmas sehingga
belum registrasi dari
pusdatin
- sdm bergati LAIK SEHAT
- keterbatasan teknologi,
sarana dan prasarana
SISTEM INFORMASI
MONEV KLB
• Aplikasi KLB masih dalam proses penyempurnaan
• Aplikasi e-monev KLB dapat dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota
• Sebelum dapat menggunakan aplikasi, pengguna diharuskan
melakukan login terlebih dahulu di halaman portal (sama dengan
portal E-Monev HSP) dengan akun (username dan password yang
sama)
• http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/tpm
• Masuk ke halaman awal kemudian pilih E-Monev
KLB
• Masukan username dan password yang sudah
diberikan oleh administrator
• Untuk memasukkan data KLB melalui menu List
KLB kemudian dapat di input sesuai pertanyaan
yang tersedia
SISTEM INFORMASI
MONEV KKS
Manual Aplikasi
KKS
3 Tahapan Pekerjaan Dalam KKS
A. Registrasi Dari Kabupaten
B. Verifikasi Tingkat Provinsi
C. Verifikasi Pusat
Registrasi Kabupaten

User kabupaten
melakukan login
Halaman Utama Setelah Login
Tampilan Setelah Klik Data KKS

Klik Button berikut untuk memulai mendaftarkan Kabupaten


Bekasi
User dapat mengisi data from
sesuai dengan kondisi di
Lapangan.

Klik Button

Untuk menyimpan Registrasi KK


Memenuhi kelengkapan data

Klik Button mengisi kelengkapan data regristrasi


kabupaten
Mengisi kelengkapan data
kelembagaan (Form 1A)
Gunakan button
berikut untuk
menentukan score
yang di berikan

Klik Button untuk menyimpan nilai score yang di


berikan
Klik Button untuk upload dokumen dari
computer lokal
Nilai sudah layak yang
mencakup 85.19 %

Klik button untuk menyimpan score nilai yang telah di


berikan
Finalisasi

Jika pengguna Kabupaten/Kota sudah selesai mengisi penilaian


semua Tatanan yang diikuti, Klik FINALISASI agar dapat terkirim
dan dinilai oleh Pengguna Team Verifikasi Provinsi
Finalisasi
MATERI VII

PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN


TINDAK LANJUT
INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
NO KEGIATAN KESEHATAN KET
KESEHATAN LINGKUNGAN T R T R T T T
LINGKUNGAN TAHUN Jumlah desa/kelurahan Renstra,
2015 – 2019 1 yang melaksanakan STBM 25000 26.417 30000 33.927 35000 40000 45000 RKP,Renja
RPJMN 2015-2019 (kumulatif) KL, IKK
1. Desa/Kel
melaksanakan STBM Persentase sarana air 43,58 % 16.02% Renstra,
2. TTU Memenuhi minum yang dilakukan 30% (101.972 35% (5.218 40% 45% 50% RKP,Renja
2
pengawasan sarana) sarana) KL, IKK
Syarat
3. % Sarana Ar Minum Jumlah Tempat-Tempat
yg di lakukan Umum (TTU) yang 61.44 %
52%
52,64%
(77.267 54% 56% 58% Renstra,
Pengawasan 3 Memenuhi Syarat 50% (91.293
dari
(78.225
(135.494) (140.512) (145.530) RKP,Renja
RKP 2016 dan Kesehatan Lingkungan TTU) TTU)
148.590) KL, IKK
RKP 2017 (Puskesmas, SD/SMP)
1. Desa/Kel
Jumlah Pasar yg memenuhi
melaksanakan STBM 4 syarat kesehatan yg BELUM MASUK INDIKATOR 1000 1500 2000 RKP
2. TTU Memenuhi Syarat dilakukan pengawasan
3. % Sarana Ar Minum yg
di lakukan Pengawasan 14% 13.66% RKP,
Persentase TPM yang
4. Pasar Sehat 5 8% 10,39 % (11.607 (11.324 20% 26% 32% Renstra,
dilakukan pengawasan
5. TPM Yang dilakukan TPM) TPM) IKK
Pengawasan Jumlah Kab/Kota Yg 346 dari
346 350 366 376 386 Renstra,
6 Melaksanakan Tatanan 514 356
Kab/Kota (98,31%) Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota IKK
RENSTRA 7 INDIKATOR Kawasan Sehat Kab/Kota

(1,2,3,5,6,7 ) + Kab/Kota Persentase RS yang


memenuhi kualitas 11,13 % 15% 17.98% Renstra,
7 melakukan Pengelolaan 10% 21 % 28 % 36 %
kesling (256 RS) (378 RS dari (453 RS) IKK
Limbah Medis sesuai stdr 2520 RS)
Target Perencanaan Di Daerah
Target capaian
Indikator indikator
kesling kesling
(nasional)
Jumlah Kab/Kota di Provinsi

Jumlah Desa di Provinsi

Jumlah SAM di Provinsi

Jumlah Pasar di Provinsi

Jumlah TPM di Provinsi

Target capaian per- Jumlah RS di Provinsi


indikator kesling di
tingkat provinsi
ALUR PEMBIAYAAN PROGRAM PENDEKATAN KLG

KESMAS M
A
UKBM
S
PUSAT PROV KAB/KOTA PUSK
Y
UKBM A
R
UKBM A
K
PENDEKATAN INSTITUSI
A
T
GERMAS

APBN APBD, DAK FISIK, DAK NON FISIK,JKN,


APBD, DEKONSENTRASI
DANA DESA
270
DANA DESA
DAK NON FISIK (BOK)
RUANG LINGKUP
DAK TAHUN 2017

Landasan Kebijakan:
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
3. PP No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
4. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (khususnya Pembagian Urusan)
5. Permendagri No. 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2017
6. Prioritas Nasional RPJMN 2015-2019
7. Prioritas Nasional RKP Tahun 2017

277
DAK NON FISIK
TUJUAN
1. Dukungan 2. Dukungan
dana untuk upaya kes
pembangunan Promotif PUSKESMAS
DINKES
kes di daerah preventif KAB/KOTA
DAN UPT

4. Dukungan
3. Dukungan pencapaian
pencapaian SPM puskesmas dan RSUD

kab/Kota RSUD
terakreditasi

5. Dukungan pelaksanaan
manajemen pengelolaan obat dan
vaksin di instalasi Farmasi
Kab/Kota SASARAN
278
KEBIJAKAN OPERASIONAL UMUM
1. PEMDA tetap berkewajiban mengalokasikan dana untuk
kesehatan sebesar 10 % dari APBD
2. DAK bidang Kesehatan bukan dana Utama untuk
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah
3. Dinkes Provinsi sebagai koordinator dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monev DAK bidang
Kesehatan
4. Tidak Boleh Duplikasi
5. Kegiatan mengacu pada JUKNIS 2017 dengan prioritas
kegiatan di sesuaikan kondisi daerah masing masing
279
KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK NON FISIK
1. Dukungan manajemen SATKER SKPD Dinkes kab/Kota atau Puskesmas BLUD
maksimal 5% ( BOK Pusk, BOK Fasyankes rujukan UKM kab/kota dan
jampersal)
2. BOK untuk meningkatkan kinerja dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
3. BOK utamanya untuk Dukungan biaya operasional UKM
4. Jampersal untuk mendekatkan akses Ibu Hamil, Bersalin dan nifas dan
dukungan biaya persalinan bagi yang miskin, tidak mampu dan tidak memiliki
jaminan kesehatan
5. Penetapan Alokasi BOK Puskesmas dan Jampersal oleh Kepala Dinas Kab/Kota
6. Biaya Distribusi Obat dan BMHP untuk menjamin ketersediaan dalam jumlah
cukup
7. Akreditasi Puskesmas dan RS untuk pemenuhan target nasional

280
KONSEP DASAR JUKNIS BOK TAHUN 2017
• BOK tahun 2017 Merupakan kelanjutan dari tahun 2016
yang tertuang dalam Permenkes No 82/2015 Tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan serta Sarana dan Prasarana Penunjang
Subbidang Sarpras Kesehatan
• Terdapat Perluasan ruang lingkup.

281
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
TUJUAN
1. Peningkatan
2. Dukungan
akses promotif
manajemen untuk
dan preventif
menunjang kinerja
diluar gedung

4. Menyelenggarakan
3. Pemberdayaan Kerjasama lintas
sector dalam
masyarakat mendukung program
kesehatan

5. Penguatan
fungsi rujukan
UKM sekunder di
kab/kota
282
KEBIJAKAN OPERASIONAL
4.
1. Sebagai 2. Untuk 3.
Mendukung
dana Peningkata Dukungan
peningkata
bantuan n kinerja biaya
n akses
operasional PKM, operasional
yankes
BUKAN KAB/KOTA, peningkata
melalui
DANA BALKESMA n
Nusantara
UTAMA S jangkauan
Sehat
7. Sinergi
5. 6. 8.
dengan
Mendukun Dukungan Ketentuan
sumber
g pelaksanaa lanjutan
dana
kelanjutan n dapat
lainnya,
program Pendekatan diatur
tidak
STBM keluarga daerah
duplikasi
283
RINCIAN PENGALOKASIAN
1. Besaran alokasi untuk dinas kesehatan kab/kota sebagai fasilitas UKM
sekunder sesuai lampiran JUKNIS
2. Besaran alokasi balai kesehatan masyarakat sebesar Rp 200 juta/per
balai/tahun (bila ada)
3. Besaran alokasi dana BOK Puskesmas sesuai lampiran sebelum dibagi ke setiap
Puskesmas terlebih dahulu dialokasikan untuk :
1) Nusantara sehat sebesar Rp 200 juta/NS/tahun
2) Pemicuan desa STBM sebesar Rp 7,5 juta/desa/tahun
4. Alokasi dana bok puskesmas total setelah dikurangi untuk Nusantara
Sehat dan desa STBM dibagi untuk semua puskesmas secara
proporsional

5. Khusus untuk puskesmas dengan program Nusantara Sehat dan desa STBM
maka besaran alokasi dana BOK pusk hasil perhitungan pada point 3 ditambah
dengan alokasi Nusantara Sehat dan atau desa STBM 284
PENGGUNAAN DI PUSKESMAS
1. UKM esensial dan UKM pengembangan termasuk pendukung
kegiatan, pemberdayaan masyarakat, dan kerjasama lintas
sektor serta manajemen Puskesmas termasuk administrasi;
2. Percepatan pencapaian keluarga sehat melalui pendekatan
keluarga
3. Pelaksanaan Fungsi manajemen Puskesmas (P1,P2 dan P3 )
4. UKM yang dilaksanakan oleh Tim Nusantara Sehat 
Pelayanan kesehatan keluar gedung;
5. Kegiatan untuk mewujudkan desa STBM; dan
6. Pengangkatan tenaga kontrak promosi kesehatan di 285
KETENTUAN KEGIATAN
DESA STBM
• ALOKASI YANG DIPERHITUNGKAN DALAM ALOKASI ADALAH
DESA YANG SUDAH DITETAPKAN JUMLAHNYA 5.000 DESA
• APABILA ADA PENAMBAHAN DESA DIPERBOLEHKAN DENGAN
MENGGUNAKAN DANA YANG TERSEDIA DISTIAP PUSKESMAS
• BESARAN SETIAP DESA DALAM PENETAPAN ALOKASI RP
7.500.000/DESA TETAPI DALAM PELAKSANAAN DPT
DISESUAIKAN DISETIAP DAERAH
• JENIS KEGIATAN DISESUAIKAN DENGAN PEDOMAN
PENGEMBANGAN STBM
286
PENGGUNAAN DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

1. Koordinasi Lintas Program, Lintas Sektor termasuk


dengan Puskesmas (Program)
2. Pembinaan program UKM ke Puskesmas minimal 4 kali
pertahun termasuk menghadiri lokakarya mini
Puskesmas
3. Rujukan dari dan ke Puskesmas
4. Sosialisasi, advokasi dan kampanye UKM
5. Membayar honor tenaga kontrak STBM Kabupaten dan
operasional
287
KETENTUAN TENAGA FASILITATOR
KAB/KOTA
• Berpendidikan minimal D3 Kesehatan Lingkungan.
• Diberikan honor minimal sesuai upah minimum di
kabupaten.
• Lama kontrak maksimal 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang sesuai ketersediaan anggaran dan
capaian target kinerjanya.
• Diberikan hak/fasilitas yang setara dengan staf
Kabupaten lainnya.

288
KETENTUAN OPERASIONAL
• MENJADI SATU KESATUAN
• TIDAK EKSKLUSIVE
• SESUAI KEBUTUHAN
• TIDAK ADA PAGU KHUSUS

289
PEMANFAATAN UNTUK STBM
• SESUAI KEBUTUHAN STBM DISETIAP
TINGKATAN
• SESUAI DENGAN JENIS KEGIATAN YANG
DITETAPKAN OLEH PROGRAM STBM

290
PEMANFAATAN
1. Transport
2. Perjalanan 3. Belanja
lokal bagi
dinas PNS dan bahan pakai
nakes, lintas
Non PNS habis
sektor, kader
4. Belanja
5. Belanja 6. Belanja BOLEH
bahan/materia
cetak & makanan &
l  promotif
penggandaan minuman
& preventif
7.
Penyelenggara 8. Honorarium
n pertemuan, PNS dan Non
rapat & PNS
sosialisasi
291
PEMANFAATAN
DAK Non Fisik tidak boleh untuk:

1. Belanja tidak
3. Kuratif &
langsung (Gaji dan 2. Belanja modal
rehabilitatif
tunjangan)

4. Pembelian Obat & 5. Pemeliharaan 6. Biaya Transport


vaksin gedung & kendaraan rujukan

292
LANGKA-LANGKAH
PEMANFAATAN UNTUK STBM
• MENGUSULKAN DALAM RKA PUSKESMAS , DINAS
KES KAB MELIPUTI:
– KEGIATAN DAN KODE REKENING
– VOLUME
– UNITCOST
• MENGAWAL DALAM PEMBAHASAN RAPBD
• MENCERMATI DPA APA SDH SESUAI DENGAN RKA
• PERTANGGUNGJAWABAN
293
Alat Kesling
Sanitarian Kit Alur usulan daerah
untuk Puskesmas utk pengadaan
Pengadaan pusat:
melalui:
1. Pusat
2. DAK Fisik Kab/Kota
Cetakan jamban (khusus
untuk Puskesmas sanitarian kit
puskesmas, Provinsi
dasar PMK…
Kit Kesling Pusat
Untuk Kab/Kota
INFORMASI LEBIH LANJUT???
Hubungi:

Direktorat Kesehatan Lingkungan,


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4 – 9 Jakarta


Gedung Adhyatma Blok C Lantai 7 Ruang 721

Anda mungkin juga menyukai