Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN SINGKAT MENGENAI CAPAIAN STRATEGI

SANITASI KOTA SEMARANG 2015-2019


BERDASARKAN RPJMD DAN LKPJ WALIKOTA
SEMARANG, SERTA DOKUMEN PENDUKUNG
LAINNYA.

Royani Wulandari
NIP.199205182019022008
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang
1. PENDAHULUAN
Sanitasi menjadi salah satu potret pemerintah dalam
memberikan perhatian kepada warga miskin. Sanitasi yang terdiri dari
sub sektor sampah (limbah padat dan limbah cair), drainase dan
ketersediaan air bersih yang berkaitan langsung dengan derajat
kesehatan warga. Warga yang mampu secara ekonomi umumnya dapat
mengakses sanitasi dengan baik, sehingga kondisi kesehatannya baik.
Namun pada masyarakat miskin, umumnya kurang atau bahkan tidak
mampu mengakses sanitasi. Akibatnya, derajat kesehatan yang buruk
menjadi cerita sehari-hari masyarakat miskin.
Dalam konteks tata kelola pemerintahan, sanitasi menjadi tolok
ukur pelayanan publik. Baik atau buruknya pelayanan publik dalam
sektor sanitasi akan tercermin pada kondisi kesehatan di masyarakat.
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk
menuntaskan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan tarcapainya akses
universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% akses
sanitasi layak. Target tersebut bertujuan mewujudkan lingkungan
permukiman yang baik dan berdampak pada peningkatan kesehatan
masyarakat.
Kota Semarang berkomitmen akan mengawal dan mensupport
pencapaian target akses universal 2019 sampai dengan tercapai.
Namun komitmen ini tidak mungkin berjalan sendiri tanpa kerjasama
dari seluruh pihak. Yang bisa dimulai dari membuat time table / jadwal
untuk menentukan apa, kapan dan penanggung jawab yang jelas untuk
setiap program kegiatan yang akan dilakukan per tahun mulai tahun
2016, 2017, 2018 hingga tercapai 100% di tahun 2019. Yang seterusnya
menjadi pedoman sebagai gambaran agar kita selalu terpacu
melakukan gerakan 100-0-100 sebagai Nawacita Presiden. Adapun
upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang dalam
mendukung dan mensukseskan program sanitasi ini diantaranya
membentuk Pokja AMPL dengan surat keputusan Walikota Semarang
Nomor 050/153/2015 tanggal 12 Februari 2015, dengan
menyelenggerakan program-program/ kegiatan dalam rangka
mencapai target Universal Access tahun 2019 terhadap air minum dan
sanitasi.
Kemudian berikut hasil capaian yang diperoleh dari strategi
sanitasi Kota Semarang tahun 2015-2019 berdasarkan target RPJMD
2016-2021 yang dijelaskan dalam LKPJ Walikota 2016-2018 dan RKPD
triwulan II tahun 2019, serta di dukung juga oleh beberapa data hasil
monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh OPD terkait.

2. Target Sasaran dan Hasil Capaian Sanitasi Kota Semarang


A. Air Limbah
1. Target atau Sasaran yang ingin dicapai pada RPJMD untuk sanitasi sub
sector air limbah adalah:
Tabel 1.1 Sasaran Sanitasi (Air Limbah) pada RPJMD
Program Indikator Satuan Kondisi Target RPJMD
Awal 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(2015)
Program Persentase % 85,78 85,82 88 92 96 100 100
Peningkatan rumah tangga
Kualitas dan bersanitasi
Jangkauan Air
Limbah
Program Kelurahan % - 80 88 140 150 165 177
Pengembangan yang
Lingkungan Sehat melaksanakan
Sanitasi Total
Berbasis
Masyarakat (
STBM )
Dari tabel sasaran yang ingin dicapai pada RPJMD tersebut kemudian
dijabarkan dalam Strategi Sanitasi Kota Semarang, yaitu:

Tabel 1.2 sasaran dalam strategi sanitasi kota semarang


No. Sistem Cakupan Target cakupan layanan (%)
layanan Jangka Jangka Jangka panjang
eksisting (%) pendek (1-2 menengah (5 th) ( 10-15 th)
th)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Wilayah Kota
Semarang
A Buang Air Besar 9% 7% 0% 0%
Sembarangan
(BABS)
B Sistem
Pengolahan Air
Limbah Setempat
(Onsite)
1 Cubluk dan 12,0% 10% 0% 0%
sejenisnya.
2 Tangki septik 76,5% 80% 90% 75%
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ 0,3% 0% 0% 0%
No. Sistem Cakupan Target cakupan layanan (%)
layanan Jangka Jangka Jangka panjang
eksisting (%) pendek (1-2 menengah (5 th) ( 10-15 th)
th)
2 IPAL komunal 2,0% 3,0% 5% 15%
D Sistem 0% 0% 5% 10%
Pengolahan Air
Limbah Terpusat
(Off-site)
Keterangan:

Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh


sistem dimaksud atas total penduduk.

Berdasarkan Data Instrumen profil sanitasi pada awal tahun program


(2015),
BAB = ( 36.287 KK : 413.514 KK )x 100% = 9%

Cubluk = ( 50.253 KK : 413.514 KK )x 100% = 12%

Tangki Septik = (317.950KK: 413.514 KK )x 100% = 76,5%

Untuk Sistem Komunal , berdasarkan data Instrumen Profil Sanitasi


adalah sebagai berikut :

 MCK/MCK ++ = ( 1215 KK : 413.514 KK ) x 100% = 0,3 %


 IPAL KOMUNAL = ( 6918 KK : 413.514 KK ) x 100% = 2,0 %
 Tangki Septic Komunal= ( 889 KK : 413.514 KK ) x 100% = 0,2 %
Tabel 1.3

Proyeksi Kebutuhan IPAL Komunal tahapan pengembangan menengah


tiap tahunnya

No PROYEKSI KEBUTUHAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)


KOMUNAL
2016 2017 2018 2019 2020
1 4135 KK / 75 KK =55 85 IPAL 55 IPAL 55 IPAL 55 IPAL
2 Asumsi bahwa I SR Tahun kedua Asumsi 1 Idem Idem
(sambungan rumah ) asumsi IPAL
bisa jadi terdiri lebih pengguna Komunal
dari 1 KK, sehingga MCK ++ dan mencakup
50 SR terdiri 75KK Tangki 50 SR = 75
Peningkatan septik KK setara
pelayanan cakupan Komunal 200 Jiwa
diproyeksikan naik beralih ke
1% ( satu persen ) IPAL
dari jumlah total KK Komunal
Kota Semarang ( sehingga
413.514 KK )sebesar peningkatan
4135 KK jumlah IPAL
Lokasi IPAL sebesar
disesuaikan kondisi 2100/75=28
dan prioritas IPAL
2. Capaian yang diperoleh berdasarkan LKPJ Walikota (2016-2019 triwulan II)

Tabel 1.4 Target Vs Realisasi Sanitasi (Air Limbah) per tahun LKPJ

Target
kinerja akhir
INDIKATOR Kondisi Target RPJMD Realisasi
KINERJA Awal 2019
PROGRAM (OUTCOME) SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 (triwulan II)
Program
Peningkatan
Persentase rumah
Kualitas dan %
tangga bersanitasi
Jangkauan Air
Limbah 85,78 85,82 88 92 96 100 100 85,87 86,04 86,22 86,26
Kelurahan yang
Program melaksanakan
Pengembangan
Sanitasi Total Kelurahan
Lingkungan
Berbasis
Sehat
Masyarakat (STBM) - 80 88 140 150 165 177 80 98 177 77

Dari data pada tabel 1.4 tersebut diatas, digambarkan dalam bentuk diagram seperti berikut ini agar lebih memudahkan

dalam melihat perkembangannya:


Berdasarkan laju perkembangan pada tabel 1.4 dan diagram 1.1 serta

1.2, untuk indikator kinerja pada “Persentase rumah tangga bersanitasi”

menunjukkan peningkatan capaian dari tahun ke tahun, akan tetapi progress

nya sangat kecil. Dibandingkan dengan target per tahunnya, menunjukkan

bahwa realisasi belum mencapai target sasaran 100%. Hal ini berarti masih

rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi sehingga banyak

masyarakat yang masih belum sadar akan pentingnya rumah tangga

bersanitasi. Kemudian untuk indikator kinerja yang kedua yaitu “Kelurahan

yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM )”

menunjukkan hasil angka yang sebaliknya dengan indikator kinerja pertama,

yaitu realisasi kinerja melampaui target jumlah kelurahan yang melaksanakan

sanitasi total berbasis masyarakat, capaian pada tahun 2018 menunjukkan

angka 177 kelurahan yang melaksanakan indikator kinerja tersebut, arti nya

sudah mencapai angka 100% dari jumlah kelurahan yang ada di semarang,

artinya dari pemerintah sudah melakukan pelayanan sanitasi kepada

masyarakat akan tetapi kesadaran masyarakatnya sendiri masih belum

optimal. Sedangkan untuk tahun 2019, data yang diperoleh baru sampai di

triwulan ke dua, karena tahun tersebut merupakan tahun berjalan, sehingga

masih ada waktu untuk mencapai target hingga akhir tahun nanti.

Kemudian, berikut data tambahan yang diperoleh dari hasil monitoring

dan evaluasi yang dilakukan oleh OPD Disperkim untuk menjawab Capaian

dari Strategi Sanitasi Kota Semarang Sub Sektor Air Limbah:


Hingga tahun 2019, sudah terbangun sejumlah 183 IPAL Komunal di 15

kecamatan. Terdiri dari 69 berstatus Aktif, 61 berstatus Tidak Aktif, dan 53 IPAL

belum di lakukan monitoring dan evaluasi. Kemudian total jumlah KK yang

terlayani mencakup 8.534 KK dengan total 35.404 Jiwa, dimana 13.172 Jiwa

diantara nya berstatus pengguna aktif. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah

IPAL Komunal melebihi angka target sasaran yang ditetapkan pada rencana

strategi kota semarang yaitu 55 IPAL aktif pada tahun 2019 dengan asumsi

jumlah jiwa yang terlayani sebanyak 11.000 jiwa. Angka capaian pengguna

aktif ini tentu belum termasuk angka dari IPAL Komunal yang belum dilakukan

Monev. Berikut daftar IPAL yang belum di lakukan Monitor dan di evaluasi:

Tabel 1.5
IPAL yang belum di Lakukan Monitor dan di Evaluasi pada tahun 2019
No. Kecamatan Kelurahan Jumlah (unit)
1 Banyumanik Banyumanik, Pedalangan, 4
Pudakpayung, Srondol Wetan
2 Candisari Candi, Tegalsari 2
3 Gajah Mungkur Gajah Mungkur, Sampangan 2
4 Gayamsari Pandean Lamper, Sawah Besar 2
5 Genuk Bangetayu Kulon, Bangetayu 5
Wetan, Karangroto
6 Gunung Pati Gunungpati, Kalisegoro, Ngijo, 9
Nongkosawit, Sukorejo, Kandri
7 Mijen Karangmalang, Ngadirego, 13
Purwosari, Tambangan,
Wonolopo
No. Kecamatan Kelurahan Jumlah (unit)
8 Ngaliyan Kalipancur,Podorejo, 7
Tambakaji, Wonosari
9 Pedurungan Pedurungan Lor, Plamongan 3
Sari
10 Semarang Barat Manyaran 3
11 Semarang Selatan Lamper Lor 1
Tembalang Kramas, Meteseh 2
Total 53

Dari tabel 1.5 dapat dilihat bahwa masih ada 53 IPAL yang belum dilakukan

Monev untuk mengetahui status aktif atau tidaknya IPAL Komunal dilokasi

tersebut, artinya masih ada sejumlah 11.100 jiwa yang berpotensial menjadi

pengguna aktif IPAL Komunal.

B. Sub Sektor Drainase

1. Target atau Sasaran yang ingin dicapai pada RPJMD adalah:

Tabel 2.1

Sasaran Sanitasi Sub Sektor Drainase pada RPJMD

Program Indikator Satuan Kondisi Target RPJMD


Awal 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(2015)
Program Persentase % - 59,5 61,5 63 64,5 66 67
Pembangunan saluran
dan drainase/
pemeliharaan gorong
Program Indikator Satuan Kondisi Target RPJMD
Awal 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(2015)
Sumber Daya gorong
Air dalam
kondisi baik
Pembangunan Persentase % 79 80,5 80,5 81 81,5 82 82,50
saluran saluran
drainase / drainase/
gorong-gorong gorong
gorong
dalam
kondisi baik
Dari tabel sasaran yang ingin dicapai pada RPJMD tersebut kemudian di
jabarkan dalam Strategi Sanitasi Kota Semarang, yaitu:

Tabel 2.2
Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kota Semarang
No. Titik Genangan di Luas Pengurangan luas genangan (ha)
Area Permukiman genangan Jangka Jangka Jangka panjang
eksisting di pendek (1-2 menengah (5 ( 10-15 th)
Area th) th)
Permukiman
(ha)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 Kelurahan 15 12 3 0
Purwodinatan
2 Kelurahan Jagalan 15,75 12,6 3,15 0
3 Kelurahan Bulu Lor 32,50 26 6,5 0
4 Kelurahan 44 35,2 8,8 0
Plombokan
5 Kelurahan 25,6 20,48 5,12 0
Panggung Kidul
6 Kelurahan 24,8 19,84 4,96 0
Kuningan
No. Titik Genangan di Luas Pengurangan luas genangan (ha)
Area Permukiman genangan Jangka Jangka Jangka panjang
eksisting di pendek (1-2 menengah (5 ( 10-15 th)
Area th) th)
Permukiman
(ha)
7 Kelurahan 28,8 23 5,8 0
Dadapsari
8 Kelurahan 155,4 124,32 31 0
Bandarharjo
9 Kelurahan 219 175 43,8 0
Tanjungmas
10 Kelurahan 43,2 35 8,5 0
Bugangan
11 Kelurahan Sawah 20,8 16,6 4 0
Besar
12 Kelurahan 43,2 34,56 8,6 0
Kaligawe
13 Kelurahan 96 77 19,2 0
Muktiharjo Lor
14 Kelurahan 35 28 7 0
Bangetayu Kulon
15 Kelurahan Trimulyo 54,6 43,7 11 0
16 Kelurahan Terboyo 4 3,2 0,8 0
Wetan
17 Kelurahan Terboyo 52 41.6 10,4 0
Kulon
18 Kelurahan 28,6 22,9 5,7 0
Peterongan
19 Kelurahan Cabean 16 12 4 0
20 Kelurahan Karang 43,2 35 8,5 0
Ayu
21 Kelurahan 49,6 40 10 0
Krobokan
22 Kelurahan 1,1 0,5 0 0
Mangkang Wetan
23 Kelurahan 42,25 36 9 0
No. Titik Genangan di Luas Pengurangan luas genangan (ha)
Area Permukiman genangan Jangka Jangka Jangka panjang
eksisting di pendek (1-2 menengah (5 ( 10-15 th)
Area th) th)
Permukiman
(ha)
Mangkang Kulon
24 Total 1090,4 874,5 338 0
2. Capaian yang diperoleh berdasarkan LKPJ Walikota (2016-2019 triwulan II)

Tabel 2.3

Target Vs Realisasi Sanitasi Sub Sektor Drainase per tahun LKPJ

Target
kinerja
akhir
INDIKATOR Kondisi Target RPJMD Realisasi
KINERJA Awal 2019
PROGRAM (OUTCOME) SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 (triwulan II)
Program Persentase
Pembangunan saluran drainase/
dan gorong gorong
pemeliharaan dalam kondisi baik
Sumber Daya Air % - 59,50 61,50 63 64,50 66 67 55 61,50 63 63,05
Pembangunan Persentase
saluran drainase saluran drainase/
/ gorong-gorong gorong gorong
dalam kondisi baik
% 79 80,5 80,5 81 81,5 82 82,50 80,50 80,50 80 80

Dari data pada tabel 2.3 tersebut diatas, digambarkan dalam bentuk diagram seperti berikut ini agar lebih memudahkan

dalam melihat perkembangannya:


Dari tabel 2.3 dan Diagram 2.1 – 2.2 menunjukkan bahwa pada tahun
2019 triwulan II untuk capaian target “Program Pembangunan dan
pemeliharaan Sumber Daya Air” sudah mencapai angka 98%, yaitu
63.5% dari target yang ditetapkan sebesar 64.5%, begitu juga untuk
capaian program “Pembangunan saluran drainase / gorong-gorong”
juga mencapai angka sebesar 98% di tahun yang sama. Dipertengahan
tahun berjalan (2019) angka target yang ditetapkan dalam RPJMD
untuk 2019 hampir memenuhi 100%, artinya hampir 100% Kota
Semarang memiliki saluran drainase/ gorong-gorong dalam kondisi baik
untuk menangani masalah genangan air banjir dan rob.
Berikut merupakan tabel pelaksanaan pengembangan saluran drainase
yang dilakukan oleh OPD DPU untuk menangani genangan air banjir
dan rob yang telah dijabarkan pada strategi sanitasi kota semarang.
Tabel 2.4
pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan saluran Drainase

Lokasi 2015 2016 2017 2018 2019

Saluran
Drainase
Kawasan
Sigarbencah
Tahap II Pembangunan Pembangunan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Talud Jl.
Lingkar
Tanjung Mas Pembangunan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran
Pembuangan
RPU
Penggaron Pembangunan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Lokasi 2015 2016 2017 2018 2019

Saluran
Pembuangan
Pasar Bulu Pembangunan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran Kali belum


Tapak dilakukan Pembangunan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran
Kawasan
Industri belum
Wijayakusuma dilakukan Pembangunan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Talud Perum
BMP Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran
Kampung
Melayu Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

sub sistem
bandarharjo Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

talud banget
ayu wetan Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

saluran imam
bonjol Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran
drainase Jl.
RM. Hadi
Subeno Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran Jl.
Telogosari belum
Raya I/II dilakukan Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran Jalan belum


Fatmawati dilakukan Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Lokasi 2015 2016 2017 2018 2019

Saluran belum
Tugurejo dilakukan Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Saluran Gatot belum


Subroto dilakukan Peningkatan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan

Pada tahun 2017 target RPJMD mengenai saluran drainase sudah terbangun
100% (mencapai ketentuan target 2017 yaitu 80,5%) sehingga dari tahun 2017
hingga tahun selanjutnya yang dilakukan ialah program pemeliharaan saluran
secara keseluruhan dan proses pemeliharaan telah di lakukan 100% setiap
tahunnya (2017, 2018, 2019 trw II).

C. Persampahan
1. Target atau Sasaran yang ingin dicapai pada RPJMD adalah:
Tabel 3.1 Sasaran Sanitasi Sub Sektor Persampahan pada RPJMD
Program Indikator Satuan Kondisi Target RPJMD
Awal 2016 2017 2018 2019 2020 2021
(2015)
Program persentase % 87 87,50 88 88,50 89 89,50 90
Pengembangan vol sampah
Kinerja terangkut
Pengelolaan dari TPS ke
Persampahan TPA
Program Jumlah Bank Unit 7 7 17 27 37 47 57
Peningkatan Sampah yang
Pengendalian terbangun
Polusi
Rasio Rasio 2,45 2,50 2,51 2,52 2,53 2,54 2,55
pembuangan
sampah (TPS)
per satuan
penduduk
Tempat % 0.245 0.250 0.251 0.252 0.253 0.254 0.255
pembuangan
sampah (TPS)
per satuan
pddk (%)
Dari tabel sasaran yang ingin dicapai pada RPJMD tersebut kemudian di
jabarkan dalam Strategi Sanitasi Kota Semarang, yaitu:

Tabel 3.2

Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Semarang

No. Sistem Cakupan Target cakupan layanan (%)


layanan Jangka pendek Jangka Jangka
eksisting (%) (1-2 th) menengah (5 panjang ( 10-
th) 15 th)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Wilayah Perkotaan
A Persentase 85% 75% 65% 55%
sampah yang
terangkut
1 Penanganan 5% 7,5% 10% 12,5%
langsung (direct)(2)
2 Penanganan tidak 80% 67,5% 55% 42,5%
langsung(indirect)(3)
B Dikelola mandiri 10% 7,5% 7,5% 7,5 %
oleh masyarakat
atau belum
terlayani(5)
C 3R 5% 17,5% 27,5% 37,5%
2. Capaian yang diperoleh berdasarkan LKPJ Walikota (2016-2019 triwulan II)

Tabel 3.3
Target Vs Realisasi Sanitasi Sub Sektor Persampahan per tahun LKPJ

Target
kinerja akhir
Target RPJMD Realisasi
INDIKATOR Kondisi 2019
KINERJA Awal (triwulan
PROGRAM (OUTCOME) SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 II)
Program persentase vol
Pengembangan sampah terangkut
Kinerja dari TPS ke TPA
Pengelolaan
Persampahan % 87 87,5 88 88,5 89 89,5 90 87,50 88 88,7 89,60
Program Jumlah Bank Sampah
Peningkatan yang terbangun
Pengendalian
Polusi Unit 7 7 17 27 37 47 57 9 21 25 25
Rasio pembuangan
sampah (TPS) per
satuan penduduk
Rasio 2,45 2,50 2,51 2,52 2,53 2,54 2,55 2,50 2,51 2,51 2,78
Tempat pembuangan
sampah (TPS) per
satuan pddk (%)
% 0.245 0.250 0.251 0.252 0.253 0.254 0.255 0.250 0.251 0.251 0.278
Dari data pada tabel 3.3 tersebut diatas, digambarkan dalam bentuk diagram

seperti berikut ini agar lebih memudahkan dalam melihat perkembangannya:


Dari tabel 3.3 dan keempat Diagram tersebut diatas, menunjukkan bahwa pada

tahun 2019 triwulan II kecuali indikator kinerja “jumlah bank sampah yang
terbangun”, ketiga indikator lainnya melampaui angka target yang ditetapkan

pada RPJMD 2016-2021. Artinya masalah persampahan sudah tertangani dan

masyarakat mulai berlaku bersih dengan tidak membuang sampah

sembarangan. Hanya saja, masyarakat belum sepenuh nya menerapkan 3R

(Reduce, Reuse, Recylce) dikarenakan jumlah bank sampah yang dibangun

masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah Kota belum bisa

memenuhi target yang ditetapkan terkait bank sampah ini dikarenakan adanya

perubahan kriteria teknis desain yang diterbitkan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia sebagaimana diatur di

dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor P. /Menlhk-Setjen/2017 tentang Petunjuk Operasional

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Lingkungan hidup

dan Kehutanan. Sehingga bepengaruh terhadap jumlah bank sampah yang

terbangun.

Berikut data perkembangan sarpras yang digunakan untuk mencapai

angka target yang ditetapkan di RPJMD 2016-2021 dan sasaran Strategi

Sanitasi Kota Semarang.


Tabel 3.4

Jumlah Sarpras Persampahan yang dimiliki dari tahun 2016-2019

DATA 2016 2017 2018 2019 SATUAN


I.
Perumahan*
1. Jumlah
Tempat
Pengolahan
Sampah**
1. Jumlah Tempat
Penampungan
Sementara (TPS)**
Semarang Tengah 16 16 14 14 Unit
Semarang Utara 24 25 19 20 Unit
Semarang Timur 13 13 16 16 Unit
Gayamsari 14 14 22 22 Unit
Genuk 17 17 22 22 Unit
Pedurungan 14 14 16 16 Unit
Semarang Selatan 24 24 24 24 Unit
Candisari 17 17 15 15 Unit
Gajahmungkur 16 16 14 14 Unit
Tembalang 29 29 24 24 Unit
Banyumanik 25 25 25 26 Unit
Gunungpati 5 5 5 5 Unit
Semarang Barat 20 22 26 27 Unit
Mijen 3 3 3 3 Unit
Ngaliyan 12 12 12 12 Unit
Tugu 15 16 21 22 Unit
Total 264 268 278 282 Unit
2. Jumlah Tempat
Pengolahan
Sampah Terpadu
(TPST)**
DATA 2016 2017 2018 2019 SATUAN
I.
Perumahan*
Semarang Tengah 0 0 0 - Unit
Semarang Utara 1 1 1 1 Unit
Semarang Timur 0 0 0 - Unit
Gayamsari 1 1 1 1 Unit
Genuk 0 1 1 1 Unit
Pedurungan 4 4 4 4 Unit
Semarang Selatan 1 1 1 1 Unit
Candisari 2 2 2 3 Unit
Gajahmungkur 1 1 1 1 Unit
Tembalang 2 2 2 2 Unit
Banyumanik 3 3 3 3 Unit
Gunungpati 1 1 1 1 Unit
Semarang Barat 0 0 0 - Unit
Mijen 0 1 1 2 Unit
Ngaliyan 2 2 2 2 Unit
Tugu 1 1 1 1 Unit
Total 19 21 21 23 Unit
3. Jumlah Tempat
Pemrosesan Akhir
(TPA)**
1. Lokal 1 1 1 1 Unit
2. Regional 0 0 0 - Unit
7. Alat Angkut
sampah**
1. Jumlah Truk 120 125 128 130 Unit
Pengangkut
Sampah
2. Jumlah Gerobak 51 108 89 - Unit
Pengangkut
Sampah
DATA 2016 2017 2018 2019 SATUAN
I.
Perumahan*
3. Jumlah Motor 29 8 7 7 Unit
Pengangkut
Sampah
4. Jumlah Pickup 10 7 7 7 Unit
Pengangkut
Sampah
5. Jumlah Beco 3 3 3 1 Unit
6. Jumlah Buldozer 4 4 4 1 Unit

3. Kesimpulan Hasil Evaluasi


Berdasarkan angka capaian pada target yang ditetapkan oleh RPJMD 2016-
2021, hingga tahun 2019 (triwulan II), dicapai hasil evaluasi sebagai berikut:
1. Persentase rumah tangga bersanitasi
dari tahun 2017 hingga sekarang, realisasi belum mencapai target sasaran
100%. Hal ini berarti masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya sanitasi sehingga banyak masyarakat yang masih belum sadar
akan pentingnya rumah tangga bersanitasi, terutama untuk kalangan
masyarakat menengah kebawah.
2. Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM
)
realisasi kinerja melampaui target jumlah kelurahan yang melaksanakan
sanitasi total berbasis masyarakat, capaian pada tahun 2018 menunjukkan
angka 177 kelurahan yang melaksanakan indikator kinerja tersebut, arti
nya sudah mencapai angka 100% dari jumlah kelurahan yang ada di
semarang, artinya dari pemerintah sudah melakukan pelayanan sanitasi
kepada masyarakat akan tetapi kesadaran masyarakatnya sendiri masih
belum optimal.
3. Program Pembangunan dan pemeliharaan Sumber Daya Air dengan
indikator kinerja Persentase saluran drainase/ gorong gorong dalam kondisi
baik.
Mencapai angka 98%, yaitu 63.5% dari target yang ditetapkan sebesar
64.5%,
4. Pembangunan saluran drainase / gorong-gorong dengan indikator kinerja
Persentase saluran drainase/ gorong gorong dalam kondisi baik.
Mencapai angka sebesar 98% dari angka target yang ditetapkan dalam
RPJMD untuk 2019 (triwulan II), hampir memenuhi 100%, artinya hampir
100% Kota Semarang memiliki saluran drainase/ gorong-gorong dalam
kondisi baik untuk menangani masalah genangan air banjir dan rob.
5. persentase vol sampah terangkut dari TPS ke TPA.
Angka capaian pada tahun 2019 (triwulan II) telah melebihi angka sasaran
yang ditetapkan RPJMD untuk tahun yang sama. Artinya kebutuhan
masyarakat akan pengangkutan sampah telah sepenuhnya terlayani.
6. Jumlah Bank Sampah yang terbangun
Angka capaian pada tahun 2019 (triwulan II) belum memenuhi target yang
ditetapkan pada RPJMD 2016-2021, yaitu masih sebesar 68%, hal ini
dikarenakan adanya perubahan kriteria teknis desain yang diterbitkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P. /Menlhk-Setjen/2017 tentang
Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan
Bidang Lingkungan hidup dan Kehutanan. Sehingga bepengaruh terhadap
jumlah bank sampah yang terbangun.
7. Rasio pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk. Dan Tempat
pembuangan sampah (TPS) per satuan pddk (%)
Untuk kedua indikator kinerja ini, angka yang dicapai juga sudah
melampaui angka target yang ditetapkan pada RPJMD 2016-2021. Artinya
jumlah pembuangan sampah (TPS) telah memenuhi angka kriteria yang
ideal untuk total jumlah penduduk dengan rasio yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai