HERPES ZOSTER : SEBUAH PENELITIAN CROSS-SECTIONAL DI RUMAH SAKIT TERSIER
Presentan : Gladys Olivia
Preseptor: dr, Rina Gustia, Sp.KK, FINSDV, FAADV dr. Tutty Ariani, Sp. DV ABSTRAK LATAR BELAKANG
■ Herpes zoster adalah penyakit neuropatik dermatomal yang
disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster, ditandai dengan erupsi vesicobullous letusan. ■ Walaupun, merupakan penyebab morbiditas yang umum, hanya terdapat sedikit penelitan epidemologi-klinis dan penelitian terkait pengetahuan dan praktik pada pasien. METODE Penelitian deksriptif observasional yang melibatkan total sebanyak 100 pasien dengan herpes zoster yang datang ke Departemen Dermatologi dan Venereologi di sebuah Rumah Sakit Pendidikan di Kathmandu dari periode Juli 2014 hingga Juni 2015. HASIL ■ Insidensi tahunannya adalah 0,55%. ■ 72% laki-laki & 28 persen wanita [Laki-laki : Perempuan = 2.5: 1] ■ Rata-ratas usia pasien dan rata-rata durasi penyakit : 40,4 tahun dan 5,5 hari. ■ Sembilan puluh lima persen dikelola di OPD dan 5% dari padanya membutuhkan rawat inap. ■ Dermatome paling umum yang terlibat adalah toraks (50%) diikuti oleh servikal (20%). ■ Dua belas persen memiliki satu atau dua jenis pencetus termasuk diabetes, penggunaan steroid, kemoterapi, trauma bedah dll. Dua puluh pasien memiliki riwayat cacar air. ■ Hanya 10 persen yang memiliki pengetahuan tentang penyakitnya. Dua belas persen pasien sebelumnya telah berobat dengan pengobatan tradisional sebelum datang ke rumah sakit. KESIMPULAN Variasi pola epidemologi klinis penyakit herpes zoster. Kebanyakan pasien kurang memiliki pengetahuan tentang penyakitnya. Karena ketidaktahuan dan tradisi, program peningkatan kesadaran harus dijalankan untuk mengurangi potensi komplikasi. PENDAHULUAN Herpes zoster (HZ) Penyakit virus neuro-dermopatik terlokalisir jinak yang disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV) Klinis : erupsi vesiko bulosa yang terbatas pada dermatom JANAI KHATIRA untaian luka suci Patogenesis : Hope-Simpson (1965) BAHAN DAN METODE ■ Penelitian deksriptif observasional ■ Total sebanyak 100 pasien dengan herpes zoster yang datang ke Departemen Dermatologi dan Venereologi Rumah Sakit Pendidikan di Kathmandu ■ Periode Juli 2014 hingga Juni 2015. ■ Teknik sampling non-probability purposive ■ Anamnesis lengkap tentang keadaan prodromal, gejala, jenis, dan pola lesi kulit, sifat, intensitas dan durasi nyeri juga dicatat. ■ faktor risiko provokatif HASIL ■ Insidensi tahunannya adalah 0,55%. ■ 72% laki-laki & 28 persen wanita ■ [Laki-laki : Perempuan = 2.5: 1] ■ Rata-ratas usia pasien dan rata-rata durasi penyakit : 40,4 tahun dan 5,5 hari. ■ Sembilan puluh lima persen dikelola di OPD dan 5% dari padanya membutuhkan rawat inap. ■ Dermatome paling umum yang terlibat adalah toraks (50%) diikuti oleh servikal (20%). ■ Dua belas persen memiliki satu atau dua jenis pencetus termasuk diabetes, penggunaan steroid, kemoterapi, trauma bedah dll. Dua puluh pasien memiliki riwayat cacar air. ■ Hanya 10 persen yang memiliki pengetahuan tentang penyakitnya. Dua belas persen pasien sebelumnya telah berobat dengan pengobatan tradisional sebelum datang ke rumah sakit. DISKUSI ■ Insidensi tahunannya adalah 0,55%. ■ 72% laki-laki & 28 persen wanita ■ [Laki-laki : Perempuan = 2.5: 1] ■ Rata-ratas usia pasien dan rata-rata durasi penyakit : 40,4 tahun dan 5,5 hari. ■ Sembilan puluh lima persen dikelola di OPD dan 5% dari padanya membutuhkan rawat inap. ■ Dermatome paling umum yang terlibat adalah toraks (50%) diikuti oleh servikal (20%). KESIMPULAN Variasi pola epidemologi klinis penyakit herpes zoster. Kebanyakan pasien kurang memiliki pengetahuan tentang penyakitnya. Karena ketidaktahuan dan tradisi, program peningkatan kesadaran harus dijalankan untuk mengurangi potensi komplikasi. TERIMA KASIH