Anda di halaman 1dari 31

APPENDISITIS

OLEH
Ns.Mahyudin
PENDAHULUAN APENDISITIS
A.PENGERTIAN
• Appendiks adalah ujung seperti jari
yang kecil panjangnya kira-kira 10
cm (94 inci), melekat pada sekum
tepat di bawah katup ileosekal

• Appendisitis mengacu pada radang


apendiks, suatu tambahan seperti
kantong yang tak berfungsi terletak
pada bagian inferior dari sekum
• Apendisitis adalah infeksi pada appendiks karena

tersumbatnya lumen oleh fekalith (batu feces),

hiperplasia jaringan limfoid, dan cacing usus. Obstruksi

lumen merupakan penyebab utama Apendisitis. Erosi

membran mukosa appendiks dapat terjadi karena parasit

seperti Entamoeba histolytica, Trichuris trichiura, dan

Enterobius vermikularis (Ovedolf, 2006).


B. Etiologi.
• Faktor yang berpengaruh :

• Penyebab belum pasti

Obstruksi : hiperplasi kelenjar getah


bening (60%), fecalt (massa keras dari
feses) 35%, corpus alienum (4%),
striktur lumen (1%).

• Infeksi : E.Coli dan steptococcus.

• Tumor
MANIFESTASI KLINIS
• Sakit, kram di daerah periumbilikus
menjalar ke kuadran kanan bawah

• Anoreksia

• Mual dan Muntah,(tanda awal yang


umum, kurang umum pada anak
yang lebih besar).

• Demam ringan di awal penyakit


dapat naik tajam pada peritonotis.
• Nyeri lepas.

• Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali.

• Konstipasi.

• Diare.

• Disuria.

• Iritabilitas.

• Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis


dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala
pertama.
PATOFISIOLOGI

• Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan

lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit,

benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan

sebelumnya, atau neoplasma.


• Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi

mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus

tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding

apendiks mempunyai keterbatasan sehingga

menyebabkan penekanan tekanan intralumen.


• Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat

aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis

bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi

terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri

epigastrium.
• Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus

meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi

vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus

dinding.
• Peradangan yang timbul meluas dan mengenai
peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di
daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan
apendisitis supuratif akut.
Appendiks pada saluran pencernaan

Anatomi appendiks Posisi Appendiks


2. FISIOLOGI
KOMPLIKASI
• Komplikasi utama apendisitis
adalah perforasi apendiks yang
dapat berkembang menjadi
peritonitis atau abses.

• Insidens perforasi adalah 10%


sampai 32%. Insidens lebih tinggi
pada anak kecil dan lansia.
Perforasi secara umum terjadi 24
jam setelah awitan nyeri.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium

• Hb normal

• Leukosit normal atau meningkat


(bila lanjut umumnya leukositosis,
>10,000/mm3)

• LED meningkat (pada appendicitis


infiltrate)
• Rontgen abdomen tidak menolong kecuali telah terjadi
peritonitis

• USG ABDOMEN
Penatalaksanaan
1. Sebelum operasi

a. Observasi

Dalam 8-12 jam setelah timbulnya


keluhan, tanda dan gejala apendisitis
seringkali masih belum jelas. Dalam
keadaan ini observasi ketat perlu
dilakukan

b. Intubasi bila perlu

c. Antibiotik
• 2. Operasi apendiktomi

• 3. Pasca operasi

• Perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk

mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok,

hipertermia, atau gangguan pernapasan


4. Penatalaksanaan gawat darurat non-operasi

Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan

seperti dalam perotonitis akut. Dengan demikian, gejala

apendisitis akut akan mereda, dan kemungkinan

terjadinya komplikasi akan berkurang.


•Disuria.
•Iritabilitas.
•Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala pertama.
PENGKAJIAN
a. Aktivitas istirahat

1). Gejala : kelemahan, kelelahan

2). Tanda : tachikardi, tachipnea

b. Eliminasi

1). Gejala : Konstiipasi pada awitan awal

2). Tanda : nyeri abdomen


c. Makanan/Cairan

1). Gejala : mual/muntah, anoreksia

2). Tanda : mempertahankan keseimbangan cairan.


d. Nyeri/kenyamanan

• Gejala : nyeri abdomen sekitar epigastrium dan


umbilikus.

• Tanda : Perilaku berhati-hati, berbaring ke samping


atau terlentang dengan lutut ditekuk.
Diagnosa Keperawatan
• Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa
keperawatan yang dapat kita angkat, yaitu :
a. nyeri berhubungan dengan peradangan pada
apendisitis.
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan
pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
d. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan muntah praoperasi.
Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada
apendisitis

• Tujuan : Distensi jaringan usus oleh


inflamasi

• Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol

• Intervensi :
1. Kaji nyeri, lokasi, karakteristik, integritas nyeri dengan
(skala 0-10)

Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan


obat, kemajuan penyembuhan, perubahan pada
karakteristik nyeri.

2. Kaji tanda-tanda vital

Rasional : Perubahan tanda-tanda vital merupakan


indikator terjadinya nyeri.
IMPLEMENTASI
• Pelaksanaan perawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan untuk
memperoleh pelaksanaan yang
efektif dituntut pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan
berhubungan/komunikasi dengan
anak dan keluarga.
• Ada 2 hasil diharapkan dalam pelaksanaan perawatan,
yaitu

a.Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju


kepada tujuan atau telah mencapai tujuan tersebut.

b.Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan perawatan yang


diterima oleh klien.
EVALUASI
• Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian
tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah
dilakukan sebagai berikut :

a. Apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau


belum

b. Apakah masalah yang ada telah teratasi

c. Apakah perlu pengkajian kembali

d.Apakah timbul masalah baru.

Anda mungkin juga menyukai