Anda di halaman 1dari 26

Yosua Chrisma Wicaksana A012181077

Nirsyam Idris A012181025


MENGELOLA RISIKO YANG EFEKTIF
- TIGA TANTANGAN UTAMA -

Management Challenges
for the 21st Century
CHANGE

2
PENTINGNYA RISIKO OPERASIONAL
- CONTOH
 Juni 1996 – Sumitomo (rugi $2.6KASUS -
milyar). Seorang trader
tembaga mengakumulasi kerugian yang tak dilaporkan
selama tiga tahun. Yasuo Hamanaka, dikenal sebagai “Mr
Five Percent,” setelah sebagian pasar tembaga dia
kendalikan, dikirim ke penjara karena manipulasi dan
kejahatan Reputasi bank sangat hancur
 Pebruary 1995 – Barings (rugi $1.3 milyar). Nick Leeson,
seorang trader derivatif, mengakumuliasi kerugian tidak
dilaporkan selama dua tahun. Barings bankrut
 September 1996 – Morgan Grenfell Asset Management
(rugi $720 juta). Seorang fund manager, Peter Young,
melanggar kebijakan investasi yang menyebabkan
kerugian besar. Deutche Bank, pemilik MGAM, setuju untuk
memberi kompensasi pada investor
 Sebagian besar dari kerugian tersebut disebabkan oleh
trader yang tidak jujur, atau pengendalian internal.
Kegagalan ini merupakan gabungan antara risiko pasar
dan risiko operasional (kegagalan supervisi)
3
PENGERTIAN RISIKO OPERASIONAL

 Risiko Operasional merupakan risiko kerugian yang timbul


dari kegagalan atau tidak memadainya:
 Proses internal
 Manusia
 Sistem, atau
 Pengendalian ekternal
 Ingat: dalam Basel risiko operasional mencakup juga risiko
hukum, namun bukan risiko reputasi, strategis, dan bisnis
 Risiko operasional merupakan risiko yang mempengaruhi
semua kegiatan usaha yang melekat (inherent) dalam
pelaksanaan suatu proses atau aktivitas operasi

4
KATEGORI KEJADIAN RISIKO OPERASIONAL

 Kategori kejadian risiko operasional Basel II


 Risiko proses internal
 Risiko manusia
 Risiko sistem
 Risiko eksternal
 Risiko hukum

 Risiko proses internal (Lihat Contoh):


 Risiko terkait dengan kegagagaln proses atau prosedur di bank
 Kejadian risiko proses internal meliputi:
- Dokumentasi tidak memadai - Pengendalian lemah
- Kesalahan pemasaran - pencucian uang
- Laporan tdkbenar/tdk lengkap - Kesalahan transaksi

5
CONTOH KASUS PROSES INTERNAL
- BANK BNI -
 Perkara pembobolan Bank BNI cabang Pondok Indah senilai
Rp.46,4 miliar telah menyeret lima terdakwa pejabat dan karyawan
bank tersebut. Mereka membobol Bank BNI dengan cara
mengajukan kredit dengan agunan dokumen palsu. Dokumen yang
dipalsukan antara lain akta pendirian perusahaan, akta pemberian
hak tanggungan, dan surat kuasa memberikan hak tangggungan.
 Proses pencairan dana tersebut dinilai tidak sesuai prosedur
standar operasional (SOP) perbankan, petunjuk pelaksanaan bisnis
ritel dan prinsip kehati-hatian perbankan

6
KATEGORI KEJADIAN RISIKO OPERASIONAL
(LANJUTAN)
 Risiko manusia (Lihat Contoh):
 Risiko terkait dengan karyawan bank
 Are yang terkait dengan risiko manusia:
- Perputaran pegawai tinggi - Fraud unternal
- Sengketa pekerja - Praktek manajemen buruk
- Pelatihan karyawan tidak memadai - Ketergantung pada karyawan
kunci
- Kesehatan & keselamatan kerja - Rogue trader

 Risiko sistem (Lihat Contoh):


 Risiko terkait dengan penggunaan teknologi dan sistem
 Sumber risiko sistem
- Data tidak lengkap - Kesalahan input data
- Pengendalian perubahan data tidak memadai - Gangguan pelayanan
- Keamanan sistem (virus) - Kecocokan sistem
- Penggunaan teknologi tanpa uji coba - Kesalahan pemrogaman
7
CONTOH KASUS MANUSIA
- UBS WARBURG BANK -
 Pada akhir November 2001, UBS Warburg, bank yang berkantor
pusat di Swiss, kehilangan sekitar USD50 juta pada trading book-
nya karena kesalahan seorang karyawan. Seorang trader UBS
Warburg di Tokyo salah menjual 610.000 saham Dentsu pada harga
JPY16 setiap lembarnya, yang seharusnya 16 lembar saham
seharga JPY610,000 setiap lembarnya. Transaksi tersebut tetap
dieksekusi walaupun order penjualan dipertanyakan oleh sistem
komputer

8
KATEGORI KEJADIAN RISIKO OPERASIONAL
(LANJUTAN)
 Risiko eksternal
 Risiko terkait dengan kejadian diluar kontrol bank secara langsung
 Umumnya merupakan kejadian low frekuensi/high impact
 Contoh kejaidn risiko eksternal:
- Pencurian dan external fraud - Kebakaran
- Bencana alam - Terorisme
- Kegagalan perjanjian outsourcing - Kerusuan dan unjuk rasa
- Tidak beroperasinya sistem transportasi - Kegagalan listrik, telp.

 Risiko hukum:
 Risiko yang timbul dari adanya ketidakpastian keran tindakam hukum
atau ketidakpastian dalam penerapan dan interpretasi perjanjian,
peraturan, atau ketentuan
 Risiko hukum semakin meningkat karena:
- Penerapan KYC terkait tindakan terorisme
- Penerapan ketentuan perlindungan data karena meningkatnya penggunaan
IT 9
BOUNDARY EVENT

 Boundary event merupakan kejadian risiko


yang penyebab pastinya sulit ditentukan
 Penyebabnya merupakan kombinasi berbagai kejadian

 Solusi terhadap permasalahan boundary


event:
 Mengklasifikasi kejadian berdasarkan penyebab utamanya

 Contoh kasus boundary event:


 Kasus Baring merupaakan komobinasi kejadian risiko pasar, bisnis
atau strategis
 Namun penyebab utamanya adalah risiko operasional, yaitu
pengendalian yang tidak efektif

10
MANEJEMEN OPERATIONAL RISK
o Cakupan proses manajemen risiko:
 Identifikasi, Pengukuran, Monitoring, dan Pengendalian/Mitigasi
terhadap setiap faktor risiko yang melekat pada setiap produk dan
jasa yang disebakan oleh faktor internal dan eksternal
o Tujuan pengendalian risiko operasional:
 Menekan potensi kerugian akibat risiko operasional sampai pada
level yang direncanakan bank (yang dapat ditoleransi)
o Perangkat umum mengelola risiko operasional:
a. Risk and Control Self Assessment (RCSA): Estimasi risiko
operasional di masa datang
b. Key Risk Indicator (KRI): Mengendalikan risiko operasional dengan
menggunakan batas limit (threshold)
c. Loss Event Database (LED): Mencatat data kerugian yang
sudahterjadi

11
KERANGKA IDENTIFIKASI RISIKO OPERASIONAL
- SEBAB, KEJADIAN & KONSEKUENSI -
SEBAB KEJADIAN KONSEKUENSI
Pemisahan tugas tidak Kewajiban legal
memdai
Internal Denda regulasi, kepatuhan,
Kurang Pelatihan Fraud Dan pajak

External Rugi atau kerusakan


Kurangnya pengawasan oleh
Fraud Aset fisik DAMPAK
Manajemen
LANGSUNG
Employment Practices Kerugian
Prosedur audit tidak Pembayaran kompensasi
& Workplace Safety finansial
memadai
Clients, Products
Keamanan tidak memadai & Business Practices Kehilangan hak

Damage to
• Physical Assets Penghapusbukuan aset

• Business Disruption
& System Failures
• Reputasi DAMPAK
Execution, Delivery & LAIN
Rancangan sistem jelek Process Management Pendapata
n yang
Gangguan bisnis lepas
Kebijakan SDM jelek
12
RISK & CONTROL SELF ASSESSMENT (RCSA)

 Pengertian RCSA: Proses manajemen risiko operasional untuk


mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional yang
bersifat kualitatif, dengan menggunakan dua dimensi:
 Dampak (Impact) dan
 Kemungkinan kejadian (Likelihood)
 Perangkat Penilaian dalan RCS: menggunakan daftar
(checklist) pertanyaan untuk mengevaluasi:
1) Tingkat risiko
2) Tingkat efektivitas kontrol
 Tujuan RCSA: mengidentifikasi dan mendeteksi sumber-
sumber risiko operasional yang berpotensi menjadi penyebab
penyimpangan/ kegagalan dalam menjalankan aktivitas
fungsional

13
PENGELOMPOKAN KEJADIAN
RISIKO OPERASIONAL

 Dasar pengelompokan, yaitu 2 faktor


 Frekuensi – seberapa sering kejadian dapat terjadi
 Dampak – jumlah kerugian yang ditimbulkan
 Pengelompokkan:
 Low frequency/low impact:
 Low frequency/high impat
 High frequensi/low impact
 High frequency/high impat

 Fokus bank pada:


 Low frequency/high impat (LFHI)
 High frequensi/low impact (HFLI

14
CONTOH PENGKURUAN KEMUNGKINAN
(LIKELIHOOD)

Leve Kejadian Probablitas Frekensi


l
5 Hampir Pasti ≥ 90% Lebih 9 kali per bulan
4 Kemungkinan 50% ≤ s.d. < Antara 6 – 9 kali per bulan
Besar 90%
3 Kemungkinan 10% ≤ s.d. < Antara 2 – 5 kali per bulan
Sedang 50%
2 Kemungkinan 1% ≤ s.d. < 10% Antara 1 kali per bulan –
Kecil lebih 1 kali per tahun
1 Jarang Sekali < 1% Maksimal 1 kali per tahun

15
CONTOH PENGUKURAN DAMPAK
SCORE Kerugian Faktor yang mempengaruhi nilai pemegang saham
(Rp. Juta) Perhatian Pelanggaran ketentuan Pelayanan
publik
Sangat 1 Z < 2%X Tidak ada Pelanggaran bersifat Ketidaknyamanan
kecil dampak adm. & tidak nasabah dapat
menimbulkan kerugian diabaikan
finansial
Kecil 2 2%X < Z < Potensi menjadi Pelanggaran terhadap Ketidaknyamanan
5%X sorotan publik ketentuan internal yang nasabah langsung
tidak terkait dengan dapat diatasi
transaksi namun
menimbulkan resiko
lainnya/terkait dengan
ketentuan internal
Sedang 3 5%X <Z< Pemberitaan Pelanggaran yang terkait Ketidaknyamanan
10%X negatif pada dengan transaksi &/atau nasabah dapat
media massa ketentuan internal diatasi dalam 1 hari
kerja
Besar 4 10%X<Z<20% Ekspos utama Pelanggan yang terkait Ketidaknyamanan
X (dimedia massa) dengan transaksi &/atau nasabah dapat
lebih dari satu dengan ketentuan diatasi lebih dari 1 16
CONTOH LAIN PENGUKURAN DAMPAK
Lev Peringka Cedera Kerugian Ganggua Reputasi Efisiensi Kinerja
. t Finansial n Operasi
Layanan
1 Tidak Tidak ada Kurang dari Rp.1 Kurang 1 Tidak ada Sedikit Variasi
signifikan luka juta, atau 0,01% jam berita sekali sampai 5%
dari anggaran negatif dampak dari KPI atau
operasi sasaran
2 Minor Penangan Antara Rp.1 juta 1 jam – 1 Ada sedikit Penundaan Variasi 5%
an obat – Rp.10 juta, atau hari berita yang kurang sampai 10%
ringan 0,05% dari negatif menyenangk dari KPI atau
anggaran an sasaran
operasi
3 Sedang Penangan Antara Rp.10 juta 1 hari – 1 Cukup ada Penundaan Variasi 10%
a medis – Rp.100 juta, minggu berita yang dlm sampai 25%
atau 1% dari memalukan pelayanan dari KPI atau
anggaran utama sasaran
operasi
4 Mayor Kematian Antara Rp.100 1 minggu Cukup ada Tidak Variasi 25%
atau luka juta – Rp.1 – 1 bulan berita yang tercapainya sampai 50%
sangat milyar, atau memalukan, pelayanan dari KPI atau
parah 2,5% dari ada tuntunan (penyerahan sasaran 17
anggaran pihak ketiga ) utama
PENILAIAN RISIKO

Likelihood x Impact = Risk


Risk 1 : 10% x Rp.10.000 = Rp.1.000
Risk 2 : 1% x Rp.50.000 = Rp. 500
.
.
.
.
Risk 999 : 5% x Rp.25.000 = Rp.1250
Risk 1000 : 20% x Rp. 6,000 = Rp.1,200

18
PETA RISIKO
Dampak
1. Tidak
2. Rendah 3. Sedang 4. Besar 5. Dahsyat
Signifikan
5. Hampir M M
pasti M-H H H
Keungkinan

M M
4. Besar
M-H H H

3. Sedang
M-L M-L M M-H M-H

2. Kecil
L L M-L M M
M
1. Jarang
L L M-L M

19
5 ELEMEN PENGENDALIAN INTERNAL
1. Pengawasan manajemen dan budaya
pengendalian
2. Pengenalan dan penilaian risiko
3. Aktifitas pengendalian dan pemisahan tugas
4. Informasi dan komunikasi
5. Aktifitas monitoring dan perbaikan
kelemahan

20
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS VS. DIREKSI

DEWAN KOMISARIS DIREKSI


1 Menyetujui dan me-review secara Mengimplementasikan strategi
periodik seluruh strategi bisnis dan kebijakan yg disetujui Dewan
dan kebijakan penting Bank Komisaris
2 Memahami risiko utama yg Mengembangkan proses
dijalankan Bank, menetapkan identifkasi, penguykuran,
tingkat risiko yg bisa diterima pengendalian, dan pelaporan
(risk appetite & risk tolerance) risiko yg dihadapi Bank
dan memastikan bahwa Direksi
telah mengambil langkah yg
diperlukan untuk IP3 risiko
3 Memastikan bahwa Direksi Menetapkan kebajan Pengendalian
memonitor efektifitas sistem Internal yg sesuai dan memonitor
Pengendalian Internal kecukupan dan efektifitas sistem
Pengendalian Internal
4 Menyetujui struktur organisasi Memelihara struktur organisasi
dengan kejelasan tanggungjawab,
21
wewenang dan pelaporan.
PENGENDALIAN INTERNAL
1. Top level review (Komisaris & Direksi)
o Laporan kinerja untuk mengkaji perkembangan pencapaian sasaran
bank (hasil aktual dibanding dengan anggaran)
2. Pengendalian aktivitas atas divisi/bagian
o Laporan kinerja dan penyimpangan secara harian, mingguan, atau
bulanan kepada departemen atau divisi
3. Pengendalian fisik (misalnya pembatasan akses pada asset
berwujud seperti kas dan surat-surat berharga)
o Misal: batasan fisik, dual custody, pemeriksaan fisik berkala

4. Kepatuhan dengan limit eksposure


o Misal: kepatuhan terhadap limit debitur (BPMK)

22
PENGENDALIAN INTERNAL (LANJ)

4. Persetujuan dan otorisasi


• Persetujuan atas transaksi diatas batas tertentu

5. Verifikasi dan rekonsiliasi


• Rekonsiliasi secara berkala

6. Pemisahan Tugas
• Pemisahan petuga back office dan front office
• Pemisahan petugas pemeriksa dokumen kredit dan monitoring
kredit

23
WHISTLE-BLOWING

 Whistle blowing terjadi ketika pegawai


menyampaikan perhatiannya atas aktivitas yang
membahayakan atau illegal yang ditemui dalam
pekerjaanya
 Whistle blowing memberikan peringatan dini
terhadap masalah-masalah seperti :
 Kecurangan karyawan bank
 Salah penjualan produk financial
 Menarik pembayaran sebagai imbalan pemberian kontrak

24
AKTIVITAS MONITORING DAN
PERBAIKAN KELEMAHAN
 Dilakukan oleh fungsi audit internal (Risk
Based Audit)
 Sebagai bagian dari operational risk
framework (ORF)
 Menggunakan risk and control self-
assessment (RCSA) atau key risk indicators
(KRI)

25

Anda mungkin juga menyukai