Anda di halaman 1dari 16

Management

Resiko
Operasional
Matkul : Manajement Risiko
Pengampu : Kartika Marella Vanni, S.S.T M,E
Anggota Kel 6
Adriyanah
Anna Astuti
1 Syarofah 2
(2105035065)
(2105036045)

Ahmad Kasyif Muhammad


3 Syarof 4 Helmy
(2105036069) (2105036070)
Pengertian & Jenis Risiko Oprasional
Risiko operasional merupakan risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses
internal yang kurang memadai, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun
adanya kejadian eksternal yang memengaruhi operasional bank. Dan dalam
pengendaliannya harus menyediakan keyakinan yang memadai dan schat dalam
operasi dan menghasilkan pelaporan yang dapat dipercaya.

Jenis
Jenis-jenis risiko operasional dapat digolongkan menjadi beberapa tipe kejadian
seperti:
 internal Fraud,
 eksternal Fraud,
 praktik ketenagakerjaan, dan
 keselamatan lingkungan kerja, nasabah, produk, serta praktik bisnis, kerusakan
yste fisik, gangguan aktivitas bisnis, dan kegagalan system, dan kesalahan proses
serta eksekusi.
Kategori &Tujuan Risiko Operasional
Risiko kegagalan proses internal
01 Adalah risiko yang terjadi dalam intenal organisasi yang disebabkan salah prosedur dalam
pengelolaannya. Contoh:
 Dokumentasi tidak memadai, tidak lengkap.
 Kesalahan transaksi.
 Kesalahan pemasaran produk.
 Pengendalian atau pengawasan yang tidak memadai.

Risiko ekstemal
02 Adalah risiko yang terjadi diluar kendali organisasi, kejadian tersebut memang jarang terjadi
tetapi sekalipun itu terjadi akan mempunyai dampak yang begitu besar bagi organisasi. Contoh:
 Listrik PLN mati.
 Perampokan
 Kebakaran.
 Bencana alam.
 Serangan terorisme.
Risiko kegagalan mengelola SDM
03 Merupakan aset penting bagi perusahaan, namun juga merupakan sumber risiko operasional bagi
perusahaan. Risiko tersebut bisa saja terjadi akibat kelalaian yang disengaja maupun tidak disengaja.
Contoh:
 Pelatihan karyawan tidak berkualitas.
 Tingginya pergantian karyawan.
 Pengelolaan manajemen yang buruk.
 Kecelakaan kerja.
 Terlalu bergantung pada karyawan tertentu.
 Integritas karyawan yang kurang
Risiko system
04 Sistem tekhnologi memang memberikan kontribusi yang signifikan bagi sebuah organisasi, disisi lain
sistem tersbut juga akan memunculkan risiko baru bagi organisasi. Seperti halnya ketergantungan
perusahaan pada sistem komputer maka risiko yang berkaitan dengan kerusakan komputer akan semakin
tinggi. Contoh:
 Kerusakan data.
 Kesalahan pemrograman
 Sistem keamanan yang kurang baik.
 Penggunaan tekhnologi yang belum teruji.
 Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis (Hanafi, 2009:196).
Tujuan
Tujuan manajemen resiko oprasional bank untuk meminimalkan kemungkinan dampak
negative dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia kegagalan sistem dan
kejadian-kejadian eksternal, kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempengaruhi
operasional bank seperti bekerja sama deangan pihak lain.
Maka bank harus melakukan prisip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usahanya agar
tidak menyebabkan kerugian yang tidak di inginkan. Sehingga ketika resiko oprasional dapat
diminimalisisr, harapannya nilainilai perusahaan dapat menjadi lebih maksimal.
Resiko Inheren
Risiko inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan bank syariah, baik yang dapat di
kuantifikasikan maupun yang tidak yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank berikut indikator
penting risiko opeasional

1. Karakteistik dan kompleksitas bisnis Indikatornya meliputi:


a. Skala usaha dan struktur organisasi bank
b. Kompleksitas proses bisnis dan keragaman produk jasa
c. outscoursing
Di simpulkan bahwa tingginya bisnis dan tingkat keragaman produk bank akan menimbulkan kerumitan
dan variasi proses kerja baik secara manual maupun otomasi.

2. Sumber daya insani Indikatornya meliputi :


a. Penerapan sumber daya insani
b. Kegagalan karena faktor manusia Dapat di simpulkn manajemen sumber daya insani yang tidak
efektif dapat menimbulkan gangguan atau kerugian operasional di dalam suatu bank
3. Teknologi informasi (TI) dan instruktur pendukung Indikatornya meliputi :
a. Kompleksias TI b. Petubahan sistem TI
c. Sistem maturitas TI d. Kegagalan sistem TI
e. Keandalan infrastruktur pendukung
Dapat di simpulkan bahwa teknologi informasi yang tidak memadai atau tidak efektif dapat
menyebabkan timbulnya kerugian yang pada suatu bank.

4. Fraud Indikatornya meliputi :


a. Fraud internal
b. Fraud eksternal Dari hal ini dapat di simpulkan bahwa penilaian Fraud ini dilakukan terhadap
frekuensi yang telah terjadi pada periode penilaian yang sebelumnya, termasuk potensi Fraud yang
timbul dari kelemahan aspek bisnis.

5. Kejadian eksternal. Indikatornya :


Frekuensi dan materialitas kejadian eksternal yang berdampak terhadap kegiatan operasional bank.
Di simpulkan bahwa dari kejadian ekternal ini kejadian yang di dalam nya seperti kejadian terorisme,
kriminalitas dan bencana alam lokasi serta kondisi geografis suatu bank.
Kategori Resiko Operasional & Frekuensi
Versus Dampak
Pada umumnya risiko operasional terdapat dua kelompok yaitu risiko operasional yang
berdasarkan faktor penyebab terjadinya risiko dan berdasarkan frekuensi dampak terjadinya risiko.
Pada faktor yang menyebabkan terjadinya risiko terdapat dua hal yaitu faktor internal serta faktor
eksternal.
Dua hal pada risiko operasional yang disebabkan oleh fator sumberdaya manusia bisa terjadi
karena, yaitu faktor kesalahan dari manusia itu sendiri (human error) dan juga disebabkan karena
kesengajaan atau pelanggaran dari manusia itu sendiri (human fraud). Faktor manusia terberat
yaitu ketika risiko yang ditimbulkan oleh pelanggaran manusia itu sendiri yang memang disengaja.
Pada risiko ini bukan disebabkan kelalaian dari manusia melainkan memang kesengajaan dalam
niat melakukan tindak pelanggaran . kasus pelanggaran ini bisa terjadi kedalam bentuk fiktif,
manipulasi laporan keuangan, penggelapan dana serta masih banyak lainnya. Hal ini bisa timbul
karena pengawasan internal yang melemah.
Pada faktor eksternal yang bisa menyebabkan timbulnya risiko operasional ini antara lain tindakan
hacker yang merusak sistem teknologi informasi bank, adanya perubahan regulasi, serta masih
Risiko operasional yang terjadi adalah akibat frekuensi seberapa kejadian tersebut terjadi
dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan. Ada empat jenis utama kejadian, yaitu:

01 Low frequency/low impact 03 High frequency/low impact


Perusahaan atau bank mengabaikan Kejadian ini dikelola untuk meningkatkan
kejadian ini karena biaya untuk efisensi bisnis. Banyak produk finansial terutama
mengelola dan memonitorinya lebih di perbankan ritel akan memasukkan faktor
tinggi dari kerugian yang akan risiko ini dalam struktur harganya.
timbul.
02 Low frequency/high impact 04 High frequency/high impact
Kejadian yang paling menantang pada Kejadian tidak relevan untuk dikelola karena
perusahaan bank. Jenis kejadian ini apabila jenis kejadian ini terjadi. maka
yang paling sedikit dipahami dan perusahaan bank dengan cepat akan bangkrut.
paling sedikit diprediksi. Lagi pula Selain itu, kerugian tidak boleh terjadi terus-
kejadian ini dapat menimbulkan menerus atau supervisor akan mengambil
dampak kerugian yang besar bahkan tindakan untuk menyelesaikan praktik bisnis
membuat bangkrut. yang buruk.
Prinsip-Prinsip Islamic Financial Service Broad
Penetapan risiko-risiko yang menjadi perhatian manajemen bank syariah didasarkan pada dua
aturan yang harus dipatuhi. Peraturan pertama yang harus dipatuhi adalah prinsip manajemen
risiko yang ditetapkan pada jasa keuangan Islam yang ditetapkanpada bulan Desember tahun
2005. Prinsip risiko menurut IFSB adalah credit risk, equityinvestmentrisk, market risk,
liquidity risk, rate of return,dan operational risk. Sedangkan pada aturan yang harus dipatuhi
adalah peraturan yang diciptakan oleh BankIndonesia nomor 11/25/PBI/2009, yang
membahas kewajiban bank syariah untuk menerapkan manajemen risiko paling tidak pada risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional. Sehingga prinsip IFSB mencangkup
seluruh risiko minimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.Berikut prinsip risiko menurut IFSB:
1. Risiko kredit atau Credit risk adalah suatu risiko kerugian yang disebabkan oleh
ketidak mampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya
baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya.
2. Risiko investasi atau equity investment risk adalah risiko yang dihadapi bank syariah
karena ikut menanggung kerugian dari usaha nasabah yang menggunakan pembiayaan
berbasis bagi hasil dengan metode net revenue sharing (perhitungan bagi hasil adalah
pendapatan dikurangi modal) dan juga metode profit and loss sharing (baik keuntungan
maupun kerugian akan diterima oleh kedua pihak).
3. Market risk atau dalam Bahasa Indonesia adalah risiko pasar merupakan kondisi yang
dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan perubahan kondisi dan situasi pasar di
luar dari kendali perusahaan
4. Risiko likuiditas adalah risiko suatu perusahaan atau individu tidak mampu memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek karena tidak bisa mengubah asetnya menjadi uang
tunai.
5. Rate of Return adalah keuntungan atau kerugian bersih dari investasi selama jangka
waktu tertentu, yang dinyatakan sebagai persentase dari biaya awal investasi.
6. Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh proses , kebijakan,
sistem, atau peristiwa yang cacat atau gagal yang mengganggu operasi bisnis.
Penerapan Manajemen Risiko & Sistem Pengendalian
Internal
Proses penerapan manajemen risiko operasional melakukan identifikasi terhadap faktor
penyebab timbulnya risiko operasional yang melekat pada seluruh aktivitas fungsional, produk,
proses dan sistem informasi yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran yang di
inginkan bank.
Penerapan manajemen resiko perbankan syariah berharap dapat membantu dan membangun citra
baik di masyarakat. Penerapan manajemen resiko akan memberikan manfaat kepada perbankan
maupun otoritas pengawasan bank.
penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan nilai pemegang saham, dan dapat memberikan
sketsa kepada pengelola bank mengenai kemungkinan kerugian bank di masa datang,
meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan atas
ketersediaan informasi, digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja
bank, digunakan untuk menilai risiko yang melekat pada instrumen atau kegiatan usaha bank
yang relatif kompleks serta menciptakan infrastruktur manajemen risiko yang kokoh dalam
rangka meningkatkan daya saing bank.
Penerapan manajemen risiko Bank syariah wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif dalam
melakukan alih daya sesuai dengan skala, karekteristik, dan kompleksitas pekerjaan yang dialihdayakan.
Penerapan manajemen risiko setidaknya mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Pengawasan aktif dewan komiraris den direksi
2. Kecukupan kebijakan dan prosedur.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,risiko serta SIM risiko.

Sistem Pengendalian Internal


Bank syariah melakukan penerapan manajemen risiko melalui pelaksanaan sistem pengendalian internal
untuk risiko operasional dan memiliki sistem rotasi rutin untuk menghindari potensi selfdealing,
persekongkolan, atau penyembunyian suatu dokumentasi atau transaksi yang tidak wajar.

Sistem pengendalian internal.Pengawasan aktif dewan komisaris setidaknya mencakup:


a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan alih daya termasuk penyempurnaan atas kebijakan alih daya
tersebut; dan
b. mengevaluasi pertanggungjawaban direksi atas penerapan manajemen risiko atas alih daya
REFERENSI
Bambang Rianto Rustam, “Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia”,
(jakarta : Salemba Empat, 2013), 175
Bambang, Manajemem Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, 176 & 187
Pada tujuan yang tertulis yang tidak inginkan Sirait And Susanty, “Analisis Risiko
Operasional Berdasarkan Pendekatan Enterprise Risk Management (Erm) Pada
Perusahaan Pembuatan Kardus Di Cv Mitra Dunia Palletindo Normaria.
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/izdihar/article/download/2551/1410
id.wikipedia.org. (2021, 30 November). Risiko kredit. Diakses pada 1 Mei 2023, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Risiko_kredit
kumparan.com. (2022, 30 Maret). Risiko Investasi pada Bank Syariah. Diakses pada 1 Mei
2023, dari kumparan.com/tsabitafthrya/risiko-investasi-pada-bank-syariah-
1xmWKe8IPX
ukmindonesia.id. (2022, 11 Juni). Market Risk. Diakses pada 1 Mei 2023, dari
ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/market-risk
id.wikipedia.org. (2022, 20 Desember). Risiko likuiditas. Diakses pada 1 Mei 2023, dari
id.wikipedia.org/wiki/Risiko_likuiditas
pluang.com. (2020, 18 Agustus). Rate of Return (RoR). Diakses pada 1 Mei 2023, dari
pluang.com/id/blog/glossary/rate-of-return-adalah
techtarget.com. (2021, 1 Oktober). resiko operasional. Diakses pada 1 Mei 2023, dari
techtarget.com/searchsecurity/definition/operational-risk
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai