Anda di halaman 1dari 48

1

Mikrobiologi

Mikro = kecil

Bio = hidup Bakteri

Logos = ilmu
Arthropoda Virus

Mikroba

Cacing Jamur

Protozoa
2
MIKROBIOLOGI ADALAH
ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG MIKROORGANISME HIDUP YANG
BERUKURAN MIKROSKOPIS

MIKROORGANISME DITEMUKAN 300 TAHUN SILAM

3
PARASITOLOGI ADALAH ILMU YANG
MEMPELAJARI PARASIT

PARASIT ADALAH :
Organisme yang hidup pada permukaan tubuh
atau di dalam organisme lain dan untuk
kelangsungan hidupnya mengambil sebagian
atau seluruh makanan serta mendapat
perlindungan dari organisme lain tsb
Cakupan Mikrobiologi

Mikrobiologi Umum : mempelajari sifat mikroba pada


umumnya

Mikrobiologi Kedokteran : Mempelajari mikroba yg


berhubungan dgn penyakit pd manusia

Mikrobiologi pertanian : Mempelajari mikroba yg berhubungan


dgn penyakit tanaman & hewan, serta kesuburan tanah

Mikrobiologi Industri : Mempelajari mikroba yg berhubungan


dgn kegiatan industri

Mikrobiologi Makanan & susu : Mempelajari mikroba yg


berhubungan dgn pembuatan & pengawetan makanan
5
Perkembangan Mikrobiologi

 1000 – 1400 M : Penyakit mrp kutukan dewa, sbg


hukuman atas dosa → diobati dgn mantra
 Hippocrates : Penyebab malaria a/ hawa busuk
 Fracastoro (1478 – 1553) : Penyebab penyakit a/ MH kecil
yg tak terlihat & menular melalui kontak atau udara
 Leeuwenhoek (1632 – 1723) : Menemukan lensa yg dpt
melihat MH kecil dlm air
 Needham (1713 – 1781) : Generatio spontanea
 Pasteur (1822 – 1895) : Omni vivum ex ovo
 Koch (1843 – 1910) : Biakan murni melalui perbenihan
padat
6
Microscope of Antony van Leeuwenhoek (1632-1723)
Remains sterile.

Bacteria, fungal Contamination of


spores, and dust culture
Heat to sterilize
adhere to glass.
(doesn’t always
work).
Broth turbidity indicates
bacterial growth.
Penemuan Mikrobiologi

 Rayer & Davaine (1850), Pollender (1855) : Bacillus anthracis


 Hansen (1874) : Mycobacterium leprae
 Neisser (1870), Bumm (1880) : Neisseria gonorrhoea
 Charles Laverans (1880) : Plasmodium malariae
 Louis Pasteur, Sterenberg (1880) : Diplococcus pneumonia
 Eberth (1880), Gaffky (1884) : Salmonella typhi
 Koch (1883) : Vibrio cholera
 Klebs (1883), Loeffler (1884) : Corynebacterium diphteriae
 Nicolaier (1884), Kitasato (1889) : Clostridium tetani

10
 Suatu proses pemanasan makanan (biasanya
untuk susu atau produk susu) dengan maksud
untuk menghancurkan atau menghambat
pertumbuhan/perkembangan mikroorganisme
patogen.

 Cara ini melindugi makanan/susu dari


pembusukan/fermentasi.
Rasa asli air susu tidak berubah

11
 If milk is heated to 63-66 C and kept at this
temperature for 30 minutes (= The Holding
Process) or is heated to 71 C or at 15 seconds
(the High-temperature short-time process), all
vegetative pathogens are killed; spore-forming
pathogens are of no importance in this content.

 The milk must rapidly cooled to 10 minutes or


less, so that surviving organisms do not multiply
(tested by phosphatase tests)
12
PASTEURIZATION
DOES NOT IMPAIR THE TASTE OF MILK
AND
THERE IS NO EVIDENCE
THAT IT APPRECIABLY
LOWERS IT NURITIONAL VALUE
(Sifat hasil akhir inilah yang menyebbakan
Sistem Pasteurisasi Air Susu
tetap bertahan sampai masa kini)

13
 1867, Joseph Lister (Ahli Bedah) (Glasgow).
“Semua kasus post operasi dihantui sepsis”
dan Mortalitias tinggi.

 Lister menemukan:
Gangrene berkaitan dengan proses pembusukan
akibat dekomposisi material organik (keracunan
darah, erisepelas, pyema, septikemia, dan
gangrene pasien rumah sakit)

14
• bahwa bukan udara sebagai penyebab namun
mikroba yang ada di udara.
Listers mengambil kesimpulan:
Apabila mikroorganisme menimbulkan
fermentasi maka mikroorganisme juga dapat
menimbulkan pembusukan pada jaringan luka,
dan tanpa kehadiran mikroorganisme
ternyata
Luka dapat sembuh bersih tanpa
risiko bagi pasiennya.

15
 Pengamatan keberhasilan asam karbol (phenol,
Carbolic acid) menurunkan infeksi ternak yang
hidup di sampah peternakan dan juga berhasil
mencegah penyakit typhoid

 Bakteri ternyata terpengaruh oleh Carbolic acid


(hasil temuan Friedllieb Runge (Ahli Kimia
Industri, Jerman) (1830) melalui distilasi coal tar.

16
Dasarnya:
• Apabila tidak ada barrier kulit (karena cedera) yang
mencegah kuman masuk tubuh, maka harus
diadakan barier lain.
• 12-8-1865: Lister membalut fraktur compound tibia
(tertabrak kereta) dan menggunakan lint soaked
dalam carbolic acid dan linseed oil 
4 hari kemudian balut dibuka  luka bebas infeksi.

Antiseptic Technique

17
(1) Luka dicuci dengan asam karbol
(2) Menyemprot kamar operasi dengan
asam karbol
(3) Menutup luka dengan perban

MORTALITAS turun drastis


Namun:
KERUGIAN: asam karbol beracun pada
pasien dan perawatnya.
18
 1890 Konsep Antiseptik ditinggalkan Lister.

Koch: membuktikan:
zat kimia yang digunakan kurang efektif
ketimbang
Hasil Sterilisasi
dengan
Instrument Pemanasan.

19
Koch:
Yang krusial bukan asam karbolnya
namun adalah:
Penerapan tindakan Operasi Aman
yang harus
menjadi kenyataan dan kewajiban
yang terlaksana
oleh
Para Ahli Bedah
dan seluruh Staf Kamar Operasai.

20
MODERN SURGERY

Mengutamakan
Bekerja dengan ASEPSIS
dari pada
Berusaha Menghancurkan Mikroorganisme
dengan
ANTISEPTIC

21
•Permukaan tanah s/d lap. Atmosfer tertinggi
Udara

•Sungai, sawah, selokan, kolam


Air •Permukaan laut s/d dasar laut paling dalam

•50 juta bakteri / gram tanah


Tanah

• Permukaan kulit, rambut, rongga mulut


• Saluran pencernaan
Tubuh
• Saluran pernapasan
22
23
Streptococcus sp Escherichia coli

Paramecium sp Rhizopus stolonifer

24
Kontak (langsung maupun tdk langsung),
ex : AIDS, panu

Makanan & minuman, ex : disentri,


typus, hepatitis

Serangga, ex ; malaria, DBD

Udara, ex ; TBC, difteri


25
Vaksinasi

Obat

Peningkatan sanitasi
lingkungan & hygiene pribadi

Pengendalian vektor penyakit

Penkes pd masy u/ mengubah


prilaku hidup
26
 Antiseptik
Adalah zat kimiawi yang diaplikasikan
untuk tujuan membunuh atau menghan-
curkan mikroorganisme dengan tujuan
mencegah sepsis.

Digunakan untuk mencuci luka (cair) bisa


bentuk krim dioles pada kulit sebelum
dibalut.

27
 Antisepsis:
Adalah penggunaan antiseptik untuk
mencegah terjadinya sepsis (infeksi)

 Sepsis:
Kondisi luka atau jaringan tubuh yang
terkena infeksi bakterial yang menghasilkan
supurasi, multiplikasi bakteria dalam darah.

28
 Desinfectant : zat kimiawi yang mampu meng-
decontaminate inanimate objects
(lebih keras dari antiseptic, dan terlalu keras
untuk digunakan pada badan, umumnya
untuk pembersih lantai/ruang/peralatan)

 Bacteriemia: Kondisi darah terinfeksi bakteri


dengan keadaan sistem imun yang bisa
mengeradiksi seluruh atau mencegah
multiplikasi-nya secara excessive.
29
• Septicaemia:
Kondisi serius dan mengancam nyawa,
timbul akibat bakteri lepas dari fokal infeksi.

Ini umum timbul pada pasien yang rentan


dan terkena infeksi akibat kondisi
- gangguan imunodefisiensi , atau
- dalam terapi dengan obat imunisupresi
yang mengakibatkan multiplikasi bakteria
tidak dapat terbendung.

30
Adalah kondisi lingkungan bebas
- kuman, atau
- hama penyebab pembusukan

Pada tindakan operasi:


Asepsis adalah kondisi pencegahan
memasukkan kuman ke dalam luka

31
• Tujuan: Mencegah masuknya bakteri dari
sumber apapun, ke dalam luka saat
- operasi berjalan,
- pembalutan luka,
didesain dan diaplikasikan agar
memenuhi persyaratan yang harus
terpenuhi bagi:
kebutuhan pencegahan infeksi akibat
hilangnya barrier kulit.
32
Pemasangan drain untuk mengeluarkan
cairan dari tubuh:

Menyulitkan
Pencegahan masuknya kuman airbone
ke dalam tubuh,
dan Menjadi
Predisposisi timbulnya infeksi yang bisa
merusak jaringan tubuh.
33
Syarat:
- Sistem kerja harus bisa memproteksi luka
terbuka, luka bakar agar terhindar infeksi.
- Membuang material bekas pakainya yang
mungkin tercemar infeksi harus sedemikian
rupa agar tidak mentransfer ke pasien lain
atau diri petugas.
- Ruang kerja di luar kamar operasi harus
terjamin (sirkulasi udara tidak tercemar mikro-
organisme penyebab infeksi  mencegah
Cross-Infection

34
Pengertian

• Steril : bebas dari segala m.o baik patogen /tidak


• Sterilisasi : Tindakan u/ m’hilangkan m.o. dr suatu benda
• Patogen : m.o yg berpotensi menimbulkan penyakit
• Desinfektan : Zat yg digunakan u/ membunuh m.o patogen
• Desinfeksi : Tindakan u/ membunuh m.o. patogen
• Antiseptik : zat kimia yg digunakan u/ membunuh m.o
patogen pd jaringan tubuh
• Aseptik : suatu kondisi tdk adanya m.o berbahaya

35
Tindakan Desinfeksi

1. Pembersihan, ex : cuci tangan


2. Pemberian sinar (matahari, uv, sinar x, sinar
gamma)
3. Pendinginan (Neisseria mati pd suhu 0° C)
4. Pemanasan (nyala api, air mendidih, oven, uap air)
5. Pasteurisasi
6. Penggunaan zat kimia (fenol, alkohol, chlor/kaporit,
zat warna, sabun, oksidator)
36
1. Toksisitas tinggi
2. Kelarutan tinggi
3. Stabilitas tinggi
4. Tidak toksik thd manusia & hewan
5. Homogen
6. Tidak mudah berikatan dgn zat organik lainnya
7. Toksik thd mikroba pd suhu kamar
8. Tidak korosif
9. Bersifat detergen (mencuci)

37
→ Zat kimia yg dihasilkan o/ suatu mikroba yg
mempunyai khasiat antimikrobial

Syarat :
1.Mampu mematikan / menghambat pertumbuhan
mikroba
2.Tidak menimbulkan resistensi mikroorganisme
patogen
3.Tidak menimbulkan efek samping
4.Tidak mengganggu keseimbangan flora normal
38
 Segrup obat untuk mengatasi infeksi bakterial,
berasal dari molds dan jamur, saat ini bisa
sintetis.
 Ada yang efektif hanya untuk satu jenis bakteri
ada yang berspektrum luas (broad spectrum)

Mentransformasi Mikrobiologis dan


Parasitologis secara besar-besaran

39
 Pilihan penggunaannya harus sesuai ke jenis
mikroba-nya  ini bergantung pada:
hasil kultur bakterinya
dan sensitivitasnya.
Manfaatnya diikuti:
- persoalan resistensi kumannya.
- reaksi alergi dan
- gangguan pada Normal Ecologi Flora.

40
Akhir tahun 2010, WHO mengumumkan
bahwa:
Bakteri Staphyloccoci Aureus
resistent terhadap
hampir semua antibiotika yang saat ini
dikenal

akan menimbulkan masalah baru


yang mengancam kesehatan manusia

41
• Staphylococcus epidermidis
Kulit • Streptococcus faecalis
• Corynebacterium xerosis
Konjungtiva • Neisseria sp
• Staphylococcus aureus
Mulut • Neisseria meningitidis
• Staphylococcus epidermidis
Hidung & • Staphylococcus aureus
nasoparing
• Escherichia coli
Lambung

• Escherichia coli
Usus Besar
42
43
Pseudomonas sp

Staphylococcus epidermidis

44
Microscope (micro = kecil, scope = alat)
Ditemukan o/ Anthony van Leeuwenhoek
Dilengkapi o/ sistem lensa optis

45
46
→ Mempelajari mikroorganisme yg berhubungan dg kesehatan &
penyakit
→ Mempelajari bagaimana mekanisme pertahanan tubuh thd
serangan penyakit yg disebabkan o/ mikroba ↔ SISTEM IMUN

47
 Mikroorganisme : organisme kecil
 Infeksi : Masuk & berkembangnya agen infeksi ke
dalam tubuh makhluk hidup
 Vaksinasi : Penanaman bibit penyakit ke dalam tubuh
manusia atau hewan dg cara menggoreskan atau
menusukkan jarum agar org atau hewan ybs mjd kebal
thd penyakit tsb
 Vaksin : bibit penyakit yg telah dilemahkan
 Imunisasi : pengimunan, proses / tindakan membuat
kebal thd penyakit
 Imun : Kebal; keadaan kebal.
48

Anda mungkin juga menyukai