Anda di halaman 1dari 13

KTT ASEAN

Nama Anggota Kelompok:


Gede Prabananda Adistana (12)
I Gst Ngurah Girindra Antakusuma (15)
Kadek Krisna Wijaksana (17)
Luh Komang Anggi Putri Nugraheni
(26)
Ni Kadek Mita Dwi Adnyani (27)
Ni Made Maharani Dwimartaswari (30)
Kadek Astri Dwijayanti (38)
ASEAN
ASEAN (Association of South East Asia
Nations), atau Perhimpunan Bangsa –
Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan
organisasi kerja sama regional negara- negara
Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan
kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad
mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan
Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan
merupakan organisasi politik. Hal ini dapat
dilihat dari latar belakang berdirinya ASEAN.
FAKTOR BERDIRINYA ASEAN
• Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor di
antaranya sebagai berikut.
a. Faktor Intern (dari dalam), yakni setelah
berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara- negara baru
di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini
pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah,
oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk
mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini
melalui ASEAN.

b. Faktor Ekstern (dari luar) yakni akibat krisis
Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang
berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja
(Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-
negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan
bersepakat menghadapi ancaman ini dengan
SEJARAH BERDIRINYA ASEAN
• Di Asia Tenggara ada dua organisasi yang
membawa pada pembentukan.
Pertama, Association of Southeast Asia (ASA)
yang dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok
tahun 1961 antara Malaysia, Muang Thai, dan
Filipina. Kedua, MAPHILINDO yang dibentuk
pada tahun 1963, merupakan musyawarah antara
negara-negara Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Karena adanya “Krisis Federasi Malayasia” yang
kurang memuaskan Indonesia dan Malaysia,
maka diawali dengan ajakan Thanat Khoman dari
Birma kepada Tun Abdul Razak dari Malaysia
maupun Adam Malik dari Indonesia pada bulan
Mei 1967 maka terbentuklah Deklarasi
SIAPA YANG MENANDATANGANI
DEKLARASI BANGKOK?
• Deklarasi ASEAN ditandatangani
pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
(Deklarasi Bangkok) oleh lima utusan
dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara.
Ke lima tokoh yang menandatangani
Deklarasi Bangkok adalah :
1) Adam Malik (Menteri Luar Negeri
Indonesia);
2) Tun Abdul Razak (Wakil Perdana
Menteri Malaysia);
3) S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri
Singapura);
4) Narsisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina); dan
5) Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Muang Thai).

TUJUAN ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai
berikut.
a. Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya
ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
b. Indonesia berusaha membantu pihak- pihak yang bersengketa untuk
mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat
bahwa penyelesaian Indochina secara keseluruhan dan Vietnam Khususnya
sangat penting dalam menciptakan stabilisasi di kawasan Asia Tenggara.
Pada tanggal 15 – 17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk
membahas penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia
telah berusaha menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi
ketegangan- ketegangan dan konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
c. Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Pertama ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23 – 24
Februari 1976.
d. Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia pernah ditunjuk sebagai tempat
kedudukan Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai
Sekretaris Jenderal Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudian
digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.

STRUKTUR ORGANISASI ASEAN
Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka
dibentuklah struktur
organisasi ASEAN. Struktur organisasi ini antara sebelum dan
sesudah KTT I di Bali 1976 ada perbedaan.
a. Sebelum KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Sebagai
Berikut. (1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri
(ASEAN Ministerial Meeting). Sidang Tahunan ini merupakan
sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di
negara anggota.
(2) Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri
Tuan Rumah, tugasnya melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam
jangka waktu di antara sidang-sidang tahunan para Menteri
Luar Negeri.
• (3) Komisi-komisi Tetap (Permanent Committee), yang beranggotakan tenaga
ahli
serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah
memberikan rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan
melaksanakan program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang
Tahunan Para Menteri.
(4) Komisi-Komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi khusus di bentuk
sesuai kebutuhan ASEAN.
(5) Sekretariat Nasional ASEAN (National Secretariats), yang bertugas untuk
mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan
para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.
b. Sesudah KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Ada
Perubahan, Sebagai Berikut.
(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan ( Summit Meeting ).
(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5) Standing Committee.
(6) Komite-Komite.
KONFRENSI TINGKAT TINGGI (KTT) ASEAN
a. KTT I di Bali (23 – 25 Februari 1976)
KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara
ASEAN. Dalam KTT I ini disepakati tentang perluasan
kerja sama dengan kerja sama di bidang politik,
pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk
menjamin stablitas dan keamanan kawasan dan
intervensi asing maka dikeluarkan Declaration of
ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN).
Juga disepakati tentang Perjanjian Persahabatan dan
Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and
Cooperation in South East Asia), antara lain berisi
tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara
anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang
pembentukan sekretariat ASEAN di Indonesia. HR.
a. KTT II di Kuala Kumpur (4 – 5 Agustus 1977)
yang lebih memfokuskan pada
masalah-masalah hubungan ekonomi dengan
Jepang, Australia, dan Selandia
Baru.
b. KTT III di Manila (14 – 15 Desember 1987).
Dalam KTT III ini berhasil menandatangani
Deklarasi Manila, yang isinya antara
lain tentang kerja sama dalam segala bidang
untuk melawan proteksionisme negara- negara
industri dan mengadakan usaha bersama guna
menjaga ketertiban, keamanan, dan stabilitas di
kawasan Asia Tenggara
d. KTT IV di Singapura ( 27 – 29 Januari 1992).
KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang
tepat yakni
pada waktu dunia sedang mengalami berbagai perubahan.
Perubahan positif tersebut
berupa tercapainya persetujuan mengenai penyelesaian masalah
Kamboja yang akan
membuka kesempatan bagi ASEAN untuk menjalin hubungan yang
lebih erat dengan
negara-negara eks Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT V di Bangkok, Thailand (14 – 15 Desember 1995)
f. KTT VI di Hanoi, Vietnam (15 – 16 Desember 1998)
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5 – 6
November 2001)
h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja (4 - 5 November 2003)
i. KTT IX di Bali, Indonesia (7 – 8 Oktober 2003)
j. KTT X di Vientiane, Laos ( 29 – 30 November 2003)
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12 – 14 Desember 2005).
PERAN INDONESIA DALAM ASEAN
• Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai
berikut.
a. Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya
ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
b. Indonesia berusaha membantu pihak- pihak yang bersengketa untuk
mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat
bahwa penyelesaian Indochina secara keseluruhan dan Vietnam
Khususnya sangat penting dalam menciptakan stabilisasi di kawasan
Asia Tenggara. Pada tanggal 15 – 17 Mei 1970 di Jakarta
diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian
Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha menyumbangkan
jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan- ketegangan dan
konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
c. Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Pertama ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23 –
24 Februari1976.
SEKIAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai