Antimikroba
Tanaman
Antibakteri
Mekanisme kerja antibakteri diantaranya:
1 Menghambat sintesis dinding sel bakteri.
2 Langsung pada membran sel mikroorganisme, meningkatkan
permeabilitas dan menyebabkan kebocoran senyawa
intraseluler.
3 Mengganggu fungsi ribosom subunit 30S dan 50S secara
reversibel menghambat sintesis protein.
4 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat bakteri.
Daun anting anting
(Acalyphae Indicae Folium)
Deskripsi
• Terna menahun, tinggi mencapai 80 cm,
• Batang berambut ,biasanya tidak bercabang cabang
• Daun tunggal,letak berseling, pg tangkai 2-6 cm,
bulat telur sp belah ketupat,tepi bergerigi
halus,permukaan atas tidak berambut , jika
berambut hanya di ibu tulang daun, ukuran 1-7 x 1-5
• Bunga bunga dari ketiak daun, dlm 1 tangkai
bunga tdp 6-9 bulir bunga
• Buah bentuk kapsul kecil,tdd 3 ruang ,
ukuran 2-2,5mm ,setiap buah berisi 3 biji
warna coklat keabu abuan
• Berbunga sepanjang tahun
• Banyak tumbuh ditepi jalan, sawah
Simplisia
• Berbentuk belah ketupat,pangkal
tumpul,ujung meruncing,tepi
bergerigi,pertulangan daun
menyirip,pj 3-4 cm, lebar 2-3 cm, wrn
hijau kecoklatan,tangkai daun panjang,
wrn hijau tua sp ke abu abuan
• Bau lemah,tidak berasa
Kandungan kimia
• Glikosida sianogenik : akalapin
( 0,3%,turunan 3-sianopiridon)
• Tanin : asam tri-o-metil elagat
• Minyak atsiri
• Flavonoid: krisin dan galangin,
mauritianin,klitorin, nikoflorin
dan biorobin
Efek farmakologi
Ekstrak heksan, klorofrm, etil asetat dan
metanol daun anting anting memberikan
aktifitas antibakteri terhadap bakteri gram
positif S. auerus, S. epidermidis, Bacillus
cereus, Streptococcus faecalis dan gram
negatif Pseumonas aerogonosa, dengan
KHM 0,156 – 2,5 mg/mL
Efek yang tidak diinginkan
Kemungkinan dapat terjadi iritasi lambung dan
dermatitis pada kulit yang kontak dengan getah
tanaman yang masih segar
Kontra indikasi:
Belum diketahui
Toksisistas
Pemberian pada kelinci dalam jumlah yang besar
dapat menyebabkan inflamasi saluran cerna dan
perubahan warna darah menjadi coklat indikasi
adanya senyawa toksik
Penyiapan dan dosis
Dekokta : 100 g dalam 1 L air, dosis tunggal harian 15-3mL
Ekstrak : 1000 g dalam 1 L etanol 90% dosis tunggal harian
0,3-2 mL
Infusa : 50 g dalam 1 L air,dosis tunggal harian 15-30 mL
Jus : 800 g dalam 800 mL air dan 200mL etanol 90% ,
dosis tunggal 0,3-2 mL
Tingtur : 125 g dalam 1 L etanol 90% dosis tunggal 2-4 mL
• Ekstrak aseton dan etanol daun anting anting juga
menunjukan aktifitas anti bakteri terhadap
Escherecia coli, Klebsiella pnemonia, S. Aureus,
Proteus sp dan Pseudomonas aeroginosa
Deskripsi Tanaman
Tanaman berupa herba tegak
Daun; tunggal, bertangkai, susunan
roset akar, helaian bentuk bulat telur
terbalik sampai lanset melebar atau
sudip, tepi rata atau bergerigi kasar atau
tidak teratur.
Ukuran 3-22 cm x 1-22 cm, permukaan
licin atau agak berambut, ujung
membulat, tumpul atau runcing,
Tangkai panjang 1-25 cm.
Kandungan kimia
• Flavonoid : Baikkalein, hispidulin, hispidulin 7-glukoronida,
plantaginin, homoplantaginin, luteolin,dll
• Terpenoid : asam ursolat, sitosterol,loliolid, asam oleanolat
• Alkaloid : plantagonin, indikain
• Turunan asam kafeat : plantamajosid, akteosid,asam klorogenat
• Glikosida iridoid :asperulosid, aukobin, katapol , gardosid
• Polisakarida : plantagusid, glukomanan, amilum
• Lemak : asam palmitat, asam miristat, asam oleat, asam linoleat,
asam miristat
Deskripsi
• Tumbuhan dengan tinggi batang 7- 11m
• Daun berbentukbulat ukuran kecil kecil bersusun
majemuk dalam satu tangkai
• Bunga warna kuning ,bunga warna hijau
• Buah bentuk segitiga memanjang
Efek farmakologi
Ekstrak air dan ekstrak etanol dari daun
kelor (Moringa oleifera) menghambat
pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa
secara in vitro dengan variasi konsentrasi
ekstrak 25%, 30%, 35%, 40%, 45% dan
50%. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol dari
daun kelor (Moringa oleifera) mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap
pertumbuhan bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
Tanaman
Antivirus
Daun teh
Deskripsi
Pohon kecil,batang tegak,berkayu, banyak cabang
ujung ranting dan daun muda berambut halus
Daun tunggal, bertangkai pendek letak berseling,
helai daun kaku, bentk elips memanjang,ujung dan
pangkal meruncing,tepi bergerigi halus,pertulangan
menyirip,panjang 6-18 cm ,lebar 2-6 cm, warna
hijau, permukaan mengkilat
Bunga diketiak daun,tunggal atau beberapa bunga
bergabung menjadi 1,warna putih cerah, kepala sari
warna kuning,harumBuah kotak berdinding
tebal,pecah menurut ruang masih mudah hijau
setelah tua coklat kehitaman
Biji keras, 1-3
Pucuk dandaun muda digunakan untuk minuman
teh
Kandungan kimia
Alkaloid purin, kafein,
teobromin, teofilin,
saponin, triterpen,
katekin, flavonoid,
kuersetin, kaempferol,
mirisetin, minyak atsiri.
Peringatan dan toksisitas:
Kandungan kafein dapat
mengganggu kerja obat
antihipertensi, dan kadar tanin
dapat mengganggu konsumsi
obat.
Dosis dan penyiapan:
Secara tradisonal penyajian teh
dilakukan dengan cara diseduh.
Jahe
(Zingiber officinale Rosc.)
Deskripsi
Herba menahun,batang tegak
Daun sering jelas 2 baris dengan pelepah
mememluk batang
Bunga zygomorph,berkelamin 2, kelopak
berbentuk tabung, ujung bertaju ,sering
terbelah serupa pelepah
Daun mahkota 3, pangkal melekat
Kandungan kimia:
• Glikosida
• Minyak atsiri (kamfen, sineol, limonen,
linalool, geranial),
• Oleoresin (gingerol, shogaol)
• Fenol (gingeol, zingerone), gingerol.
Kontraindikasi :
Penderita batu empedu dan hemorrhage,
kecuali saran dokter.
Efek yang tidak diinginkan
Dapat terjadi nyeri gastrointestinal dan
dapat terjadi rasa tidak enak pada ulu hati.
• Konsumsi jahe pada saat kehamilan masih
kontroversial, karena ada beberapa
kekhawatiran bahwa jahe dapat
mempengaruhi hormon seks janin.
Keamanan
Tidak cukup diketahui tentang keamanan
mengkonsumsi jahe selama menyusui
. Efek samping
Meningkatkan risiko pendarahan.
Menurunkan gula darah, sehingga perlu
disesuaikan dengan obat diabetes yang
diberikan oleh tenaga medis.
Efek farmakologi
Jahe juga dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, serta merangsang
keluarnya keringat. Dengan demikian jahe
juga bagus digunakan untuk pengobatan
alami demam dan pilek.
Jahe juga bersifat antivirus, antitoksik, dan
sifat anti jamur, sehingga mengkonsumsi jahe
beberapa kali dalam sehari dapat meredakan
pilek dan flu. Jahe juga akan membantu
untuk mendetoksifikasi tubuh secara alami,
yang akan mempercepat proses
penyembuhan.
Daun mint
(Mentha arvensis L.)
Deskripsi
Habitus berupa semak tahunan dengan tinggi 10-50
cm
Batang lunak, berbulu dan berwarna ungu. Batang
muda bersegi empat dan setelah tua bulat.
Daun tunggal, ujung runcing, berbentuk bulat telur
dengan ujung runcing dan pangkal membulat. Daun
tumbuh berseling. Tepi daun bergerigi. Pertulangan
menyirip, panjang daun 3-5 cm dan lebar 15-30 mm
Bunga majemuk, berbentuk bulir. Kelopak bunga
gundul, benang sari berjumlah empat sedangkan putik
tidak jelas. Bakal buah empat, mahkota berbulu dan
berwarna ungu.
Buah berupa buah buni, berwarna coklat tua. Akar
tunggang dan berwarna putih.
Kandungan kimia:
Kandungan utama minyak M. arvensis (Cornmint Oil) adalah
menthol, menthone dan menthyl asetat, dengan kandungan
menthol tertinggi, saponin, flavonoida dan tanin, di samping
minyak atsiri.
Efek farmakologi:
Mint banyak juga digunakan untuk mengatasi flu
dari hidung tersumbat.
Efek farmakologi:
Secara in vitro kurkumin dengan dosis 0,32 mg/mL,
menghambat aktivitas human simplex virus.
Keamanan
NOAEL( No Observed Adverse Effect Level) dari
kurkumin adalah 250-320 mg/kg, dan berdasarkan
data ini JECFA mengalokasikan ADI (Accepted Daily
Intake) dari kurkumin dalah 0-3 mg/kg
Dosis
Dikonsumsi sebanyak 1 hingga 2,5 gram perhari.
Tingtura : (1:10) 0,5-1 ml sehari 3x
Tanaman
Antiparasit
Biji sirsak
(Annona muricatae L Semen)
Deskripsi
• Pohon tinggi hingga 6 m, memiliki
banyak cabang
• Daun hijau tua,ukuran besar (diameter
15-23 cm, panjang hingga 20 cm dan
berat, bentuk buah pir, kulit kasar,
berduri, wrn kunin kehijauan
• Daging buah berwarna putih, berair,
asam
• Biji besar warna gelap
Kandungan kimia:
Asetogenin, annonasin, alkaloid
anonamin.
Peringatan :
Annonasin mampu menembus sawar
darah otak dan menginduksi
degenerasi neuron di ganglia basal
sebagaimana terjadi pada parkinson
tidak spesifik.
Selain annonasin alkaloid aphorpin
annonamin juga menginduksi
parkinson.
Toksisitas
LD50 ekstrak air dari daun sirsak tidak
ditemukan toksisitas pada dosis 5000
mg/kgBB, namun belum dapat
dikatakan aman untuk dosis diatas
5000 mg/kgBB.
Efek farmakologi:
Berdasarkan hasil uji aktivitas
senyawa anonasinon dan
korosolon secara in vitro yang
diisolasi dari biji sirsak,
senyawa tersebut memiliki
aktivitas terhadap parasit
Leismania chagasi.
Biji pepaya
(Caricae papayae Semen)
Deskripsi
• Pohon dengan tinggi8-10m
• Batang lurus keatas,basah, tidak bercabang, diameter
10-30cm,tidak mengayu, berongga ditengah, banyak air,
bergetah didalamnya
• Daun letaknta berdekatan dengan pucuknya, helaian
daun lebar,diameter 25-75cm yang eterdiri 5-11 lobus
tipi, memebentuk jari (palmatus) tangkai daun panjang
spt pipa 2-5-100 cm,tebal 0,15-1,5cm,halus,
kokoh,berongga, hijau kekuningan
• Bunga harum,putih kekunungan, berlapis lilin
• Buah berkulit tipis,tidak mudah lepas dari daging,ukuran
bervariasi, yg muda warna hijau, yg tua berwarna kuning
• Biji terletak di rongga buah yg terdiri dari 5 llipisan,bulat,
atau bulat panjang, kecil,bagian luar dibungkus oleh
selaput yang berisi cairan,masih muda warna putih, bila
masak berwarna hitam,permukaan biji agak keriput
dilapisi kulit ari spt agar, transparan.
Kandungan kimia:
Kandungan kimia biji pepaya
diantaranya protein, serat, minyak
lemak, karpain, bensilisotiosianat,
bensilglukosinolat,
glukotropakolin, bensiltiourea,
hentriakontan, B-sitosterol,
karisin, dan enzim mirosin.
Peringatan dan toksisitas:
Biji pepaya mengandung glikosida
sianogenik, maka ada risiko keracunan
asam sianida, terutama jika
menggunakan biji pepaya segar.
LD ekstrak air biji pepaya yang
diberikan peroral pada tikus jantan
galur Wistar diperkirakan > 2 g/kg BB.
Efek farmakologi:
• Ekstrak air biji segar buah pepaya (sebanding dengan 1,2-2,4
mg biji pepaya) membunuh 90% nematoda Caenorhabditis
elegans dalam waktu 4-5 jam, dan jika waktu diperpanjang
sampai 12 jam, maka semua nematoda tersebut mati.
Senyawa antinematoda dari biji pepaya bensil isotiosianat
• Uji klinik biji kering pepaya menunjukkan aktivitas antiparasit.
Dalam uji ini sebagai kelompok plasebo diberikan madu murni
saja. Hasil 76,7 % anak yang menerima biji pepaya (23 dari
30) terbebas dari parasit saluran cerna, dibanding 16,7 % anak
yang hanya menerima madu.
Ini meliputi antara lain bebas dari Ascaris lumbricoides (84,6
%), Taenia saginata (100 %), ataupun golongan parasit lain
Entamoeba histolytica (71,4 %).
Dosis dan penyiapan:
Dosis tunggal: 10 g serbuk biji kering.
Kandungan kimia:
• Kandungan kimia biji pepaya diantaranya protein, serat,
minyak lemak, karpain, bensilisotiosianat,
bensilglukosinolat, glukotropakolin, bensiltiourea,
hentriakontan, B-sitosterol, karisin, dan enzim mirosin
Deskripsi:
Terna batang semu, tumbuh tegak,tinggi 1-3m,
Batang muda keluar sebagai tunas dari pankal batang
Daun bentuk lanset, bentuk, bundar memenjang ujung
tajam, berambut sangat halus atu kadang kadang
tidak berambut, bagian tepi putih bening,
permukaan daun hijau tua , buram, bagian bawah
hijau muda, urat daun menyirip sejajar, pj 24-47
lebar 3,5-11,5 cm,tangakai daun pendek, panjang 1-
1,5 cm
Rimpang menjalar, berdaging, berkulit
mengkilat,berwarna merah atau kuning
pucat,berserat kasar, berbau harum dan rasa pedas
Kandungan kimia
Minyak atsiri yang terdiri dari metil-
sinamat 48 %, sineol 20%-30%,
eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen,
ä -pinen, galangin, dan lain-lain.
Efek farmakologi:
Ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia
galanga) dapat menghambat
pertumbuhan Pityrosporum ovale
pada penderita berketombe setara
dengan zinc pyrithione 1%.
Dosis dan penyiapan:
Bahan obat dalam bentuk serbuk
Kubis
(Brassica oleracea var. Capitata l.)
Deskripsi
• Bentuk bulat dan kompak,ukuran
daun kecil sampai sedang, daun luar
berwarna hijau muda
• Batang pendek
Kandungan kimia
Kubis segar mengandung air,
protein, lemak, karbohidrat,
serat, kalsium,fosfor, besi,
natrium, kalium, vitamin ( A, C,
E, tiamin, riboflavin,
nicotinamide), kalsium, dan
beta karoten. Selain itu juga
mengandung senyawa
sianohidroksibutena (CHB),
sulforafan, dan iberin yang
merangsang pembentukan
glutation.
Peringatan dan toksisitas:
Belum diketahui.
Efek farmakologi:
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
bahwa sediaan sampo antiketombe dengan zat
aktif ekstrak kubis mempunyai aktivitas
antijamur terhadap Malassezia furfur. Semakin
besar konsentrasi ekstrak kubis dalam sediaan
sampo maka daya hambat yang dihasilkan
terhadap Malassezia furfur semakin besar.