Anda di halaman 1dari 13

Cover

CLINICAL GOVERNANCE

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Cover
KELOMPOK 5

Nur Rahma Ainul


Karim
Rifka Amalia
Putri Ratnasari
Ibrahim
Sri Ningsi Mahmud
Sumarni Saleh
Andi Hardianti
Ismail Syamsuddin
Clinical governance atau tata kelola klinis merupakan
suatu system upaya menjamin dan meningkatkan mutu
Clinical pelayanan secara sistematis dalam satu organisasi
penyelenggara pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang
Governance efisien.

Clinical governance merupakan proses budaya untuk


memberikan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan,
akuntabel, pasien-terfokus, dan kualitas pelayanan
kesehatan terjamin (Wright dan Hill, 2003).

Maka dapat disimpulkan bahwa clinical governance adalah


strategi system berpikir yang melibatkan proses perubahan
budaya untuk melaksanakan perbaikan kualitas
berkesinambungan yang tidak hanya berkaitan dengan aspek
manajemen, tetapi juga pelayanan klinik
Tujuan Tujuan clinical governance
Clinical Governance
antara lain untuk menjamin
akses yang memadai dan
high quality, the best care
untuk semua pasien, dan
melindungi pasien dari risiko
yang tidak diharapkan.
Pilar-pilar dari clinical
governance

1.Efektifitas Klinis
2.Efektifitas Manajemen
Risiko
3.Pengalaman Pasien
4.Efektifitas Komunikasi
5.Efektifitas Sumber
6.Efektifitas Strategis
7.Efektifitas Pembelajaran
1. Efektifitas Klinis
Efektifitas klinis sebagai dampak terbaik intervensi klinis terhadap kesehatan
masyarakat sesuai dengan sumber daya yang tersedia (McClarey and Duff 1997).

Program efektifitas klinis terdiri dari 3 point, antara lain:


a) Penelitian translational
Memfasilitasi penemuan dari ilmu dasar ke aplikasi yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan dan membantu inovasi kesehatan. Efektifitas klinik dapat
dihasilkan dari research research yang dilakukan.
b) Audit klinis
Audit klinis adalah penilaian tingkat pelayanan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Termasuk menganalisis data yang ada, apakah terjadi perubahan
terhadap hasil penanganan penyakit saat ini.
c) Evaluasi pelayanan
Evaluasi pelayanan dilakukan untuk memberi informasi dan meningkatkan
pelayanan yang selama ini diberikan
2. Efektifitas Manajemen Risiko

Resiko untuk pasien


( patient safety)
01 02 Resiko untuk praktisi

Resiko untuk
organisasi provider 03 04 Identifikasi resiko

Analisis risiko 05 06 Pengurangan resiko


3. Pengalaman Pasien
Merupakan sebuah pilar untuk
meningkatkan kemitraan antara
profesi dan pasien untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
Weingart et al. (2006) juga
menyatakan bahwa pengalaman
pasien adalah alat untuk mengukur
kualitas pelayanan kesehatan
karena pengalaman pasien
merupakan sumber informasi untuk
4. Efektifitas Komunikasi

Komunikasi adalah proses berbagi


pemahaman antara orang-orang. Duldt,
Giffin dan Palton (1988), yang fokus pada
komunikasi interpersonal, menyatakan
bahwa komunikasi adalah proses yang
melibatkan orang-orang untuk saling
bertukar makna, perasaan, dan fakta.
5. Efektifitas Sumber

Pemberdayaan staf dapat menyebabkan


staf untuk memiliki rasa kepemilikan
terhadap organisasi. Rasa kepemilikan,
pada gilirannya dapat menyebabkan staf
untuk bertanggung jawab atas
pemanfaatan sumber daya untuk
mencapai tujuan secara efektif.
6. Efektifitas Strategis

Manajemen strategis adalah proses


“mengelola mengejar misi organisasi sambil
mengelola hubungan organisasi dengan
lingkungannya” (Higgins, 1985 dikutip
dalam M. Shortell & Kaluzny 1988b, p.464).
Seorang pemimpin harus berkomunikasi
strategi untuk semua anggota organisasi;
dan memotivasi anggota organisasi untuk
melaksanakan strategi.
7. Efektifitas Pembelajaran

Pentingnya proses pembelajaran


adalah bahwa hal itu memberikan
kesempatan untuk memperoleh dan
menerapkan keterampilan dan
pengetahuan baru. Proses
pembelajaran akan seumur hidup
untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
Cover

Thank You
Insert the Sub Title
of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai