PENCEGAHAN
STUNTING
Pola asuh
Akses Akses
gizi STUNTING watsan
Layanan
Kesehatan
DAMPAK STUNTING
Jangka Panjang
Jangka Pendek
Menurunnya kemampuan
kognitif, dan kekebalan tubuh,
Terganggunya perkembangan sehingga berisiko tinggi terserang
otak, kecerdasan, pertumbuhan diabetes, obesitas, kanker, stroke,
fisik, dan metabolisme tubuh jantung, dan disabilitas di usia
tua
REPUBLIK
Kerangka Pikir
INDONESIA
8
Terkait dengan intervensi gizi sensitif yang telah dilakukan oleh
pemerintah melalui K/L terkait beberapa diantaranya adalah kegiatan
sebagai berikut :
REPUBLIK
Kegiatan Lintas K/L untuk Pengurangan Stunting
INDONESIA
10
KERANGKA INTERVENSI STUNTING DI INDONESIA
Kerangka Intervensi Stunting yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terbagi menjadi dua,
yaitu Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif
A. INTERVENSI GIZI SPESIFIK :
Kerangka ini idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dan
berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi gizi Sensitif adalah masyarakat
secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan/HPK.
12 kegiatan yang dapat berkontribusi pada penurunan stunting melalui Intervensi Gizi Sensitif
sebagai berikut :
1. Menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih.
2. Menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi.
3. Melakukan fortifikasi bahan pangan.
4. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
7. Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua.
8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universal.
9. Memberikan pendidikan gizi masyarakat.
10.Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja.
11.Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin.
12.Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi
Berikut identifikasi beberapa program spesifik yang dilakukan pemerintah melalui
Puskesmas dan Posyandu :
3. Program Intervensi yang ditujukan dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan:
• mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI
Penanganan
stunting
prioritas
pembangunan
Mengatur & nasional
mengurus
kegiatan yang
ditugaskan
Pemerintah &
Pemerintah Potensi
Daerah menangani
stunting
berskala desa
melalui
APBDesa
Jenis Intervensi Penurunan Stunting yang Harus Ada di Desa
Suplementasi
Pemberian Makanan PAMSIMAS
Tambahan untuk Ibu Hamil multivitamin dan
Kurang Energi Kronis (KEK) mineral (taburia)
Kegiatan Posyandu
Promosi Makanan
Pendamping-ASI
Program Keluarga
Harapan
Pendidikan Anak
Bina Keluarga
Usia Dini
Balita
18
Potensi Desa Untuk Penanganan Stunting
Penanganan stunting merupakan prioritas pembangunan nasional
melalui Rencana Aksi Nasional Gizi dan Ketahanan Pangan
Sesuai dengan UU tentang Desa, maka terhadap upaya
penanganan stunting yang sudah menjadi prioritas nasional
sangat memungkinkan bagi Desa untuk menyusun kegiatan-
kegiatan yang relevan dan yang bersifat skala desa melalui
APBDes
Rujukan Belanja Desa untuk penanganan stunting diperkuat
dengan telah dikeluarkannya Permendesa No. 11 Tahun 2019
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Permendesa No 11 Tahun 2019 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa 2020 terkait Stunting
• Bab II Pasal 5 Ayat 1, Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk membiayai
kegiatan bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
• Bab II Pada Pasal 5 Ayat 2 Prioritas penggunaan Dana Desa harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Desa berupa;
peningkatan kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan,
penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan pelayanan publik.
• Bab II Pasal 6 Ayat 3 Huruf e disebutkan bahwa penanggulangan
kemiskinan diutamakan untuk melakukan pencegahan kekurangan gizi
kronis (stunting).
• Bab II Pasal 11 Ayat 1 Huruf a disebutkan bahwa Peningkatan pelayanan
publik bidang kesehatan Desa berupa perbaikan gizi untuk pencegahan
kekurangan gizi
kronis (stunting);