Anda di halaman 1dari 105

Klasifikasi Toksikan

Oleh kelompok IV
1. Fitria Ningsih
2. Henny I Lumban Gaol
3. Merdico
4. Nur Ratnasari
toksin dan toxicant
• Toksin adalah produk alami seperti yang ditemukan pada jamur
beracun, atau racun ular.
• Toksikan adalah produk buatan manusia, produk buatan yang
dipaparkan ke lingkungan karena aktivitas manusia
Klasifikasi Toksikan
1. Sumber (Asal Bahan)
• klasifikasi ini membedakan racun asli yang berasalkan
fauna dan flora, dan kontaminasi organisme dengan
berbagai racun berasalkan lingkungan, seperti bahan baku
industri yang beracun ataupun buangan beracun dan
bahan sintetis beracun.
• Domestik, Komersial & Industri
• Titik, Area & Bergerak
2. Wujud

• Wujud pencemar dapat bersifat padat, cair, dan gas.


• Dibedakan berdasarkan bentuknya karena akan menimbulkan efek yang
berbeda juga.
• Ukuran pencemar
• bentuk, densitas, serta komposisi kimiawi dan fisika, Hal ini akan memberikan
petunjuk mudah tidaknya sesuatu pencemar memasuki tubuh host dan cepat
tidaknya menimbulkan efek dan sampai seberapa jauh efeknya
3. Sifat kimia-fisika
• Korosif
• Sifat suatu substansi yang menyebabkan benda lain hancur atau memperoleh
dampak negatif, korosi dapat menyebabkan kerusakan pada mata, kulit, dan
sistem pernafasan.
• Radioaktif
• Radioaktif adalah unsur yang dengan tiba-tiba memancarkan radiasi. bisa
menyebabkan masalah kesehatan dengan membunuh sel dalam tubuh serta
jumlah dan jenis kerusakan yang diakibatkan tergantung pada dosis radiasi
yang diberikan serta kapan dosis itu disebar.
• Evaporative
• Proses pertukaran melalui molekul air di atmosfer atau peristiwa
berubahnya air atau es menjdi uap di udara.
• Eksplosif
• Suatu zat yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya (meledak).
• Reaktif
• Pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik dari sumber
radiasi.
4. Terbentuk pencemar
• Pencemar Primer
• pencemar yang terbentuk dan keluar dari sumber
• Contohnya adalah gas SO (sulfur oksida) di udara
• Pencemar Sekunder
• pencemar yang sudah bereaksi dilingkungan
• Contohnya gas SO (sulfur oksida) di udara bereaksi dengan
O2(Oksigen) yang menghasilkan SO3 (sulfur trioksida).
• Pencemar Tersier
• pencemar sekunder yang bereaksi.
• Contohnya SO3 (sulfur trioksida)di udara bereaksi dengan H2S
(Hydrogen Sulfide) menghasilkan H2SO4 yang disebut dengan
hujan asam.
5. Efek kesehatan

• Fibrosis: terbentuknya jaringan ikat berlebihan

• Granuloma: terdapat jaringan radang yang kronik

• Demam: temperatur badan melebihi normal

• Asfiksia: keadaan kekuranagan oksigen

• Alergi: sensitivitas berlebihan


6. Kerusakan organ/target
• Sistem pernafasan
• Kulit
• Hepar atau Hati
• Darah dan Kardiovaskuler.
• Sistem Saraf
• Nefrotoksik
7. Hidup/Matinya Racun
• Biotis: Zat hidup, dapat berkembang biak bila
lingkungan mengizinkan
• Abiotis: Zat tidak hidup, dapat berubah menjadi
berbagai senyawa
Sumber Bahan Toksik
• Industri tekstil dan kulit • Rumah sakit
• Pabrik kertas dan percetakan • Makanan
• Industri kimia dasar
• Kosmetika
• Industri farmasi
• Desinfektan
• Industri logam dasar
• Industri perakitan kendaraan • Bahan pemutih
bermotor • Hasil destilasi minyak bumi
• Industri perakitan listrik dan • Bahan yang mengandung
elektronika
senyawa kimia yang mudah
• Baterai kering dan Aki menguap
Masuknya Toksikan dalam Tubuh
• Absorbsi
• Distribusi
• Ekskresi
TERIMA KASIH
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kerja Zat Toksik

Nama Kelompok 3 :
• Lestriani Juitasari (185059094 )
• Renika Asmara (185059087 )
• Tri Utami (185059113 )
• Ade Saputra (185059040 )
Faktor Intrinsik
Racun

Faktor yang Mempengaruhi


Tingkat Keracunan Toksik
Terhadap Tubuh Faktor Intrinsik
Makhluk Hidup

Faktor Lingkungan
Kondisi Pemejanan

Faktor Kimia Pengolahan

Faktor Intrinsik
Racun

Pengepakan Pengawetan

Pengentalan
FAKTOR KIMIA TERDIRI DARI:

1. Sifat Fisik Kimia 2. Struktur Kimia


Sifat fisika kimia racun akan
menentukan keefektifan Kekhasan struktur kimia yang
translokasinya, karena akan dimiliki oleh racun akan
menentukan ionisasi dan menentukan aksi atau antaraksi
kelarutan dalam lipid. Sebagian racun dengan tempat aksi tertentu
besar racun berupa asam atau di dalam tubuh.
basa organik lemah, karena itu Menurut Loomis (1978), aksi zat
hanya bentuk tak-terionkan saja kimia dibedakan menjadi dua yaitu :
yang mudah larut di dalam lipid. aksi kimia tak khas dan aksi kimia
khas.
• Kondisi Pemejanan
Kondisi pemejanan ialah semua faktor yang menentukan keberadaan racun di
tempat aksi tertentu di dalam tubuh, yang berkaitan dengan pemejanannya
pada diri makhluk hidup.
Yang mempengaruhi pemejanan : Lama dan Frekuensi
Jenis Pemejanan Akut pemejanan
Batas waktu pemejanan
racun ke makhluk hidup
Kronis

Jalur dan Tempat Pemejanan Saat dan Takaran


Jalur Pemejanan mempengaruhi Pemejanan
kecepatan pencapaian KTM ( Kadar Toksik
Berkaitan dengan jumlah
Minimum )
Tempat Pemejanan yaitu tempat efek dalam melampaui KTM
toksik racun Sumber : http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.com/2013/12/sinar-uv.html?m=1
PENGOLAHAN PENGAWETAN
Pengolahan disini dilakukan dengan Pengawetan dapat
pengolahan panas yang dapat
menimbulkan efek positif dan memberikan banyak
negatif. manfaat, karena dapat
Efek positif didapat jika pengolahan
dengan panas mungkin akan mengurangi ketoksikan
mengurangi atau menghilangkan kimia beracun dalam
ketoksikan racun pangan,
sedangkan efek negatif jika bahan bahan pangan
pangan mengandung protein akan
menjadi rusak atau tidak aktif
Pengentalan Pengepakan
Pengentalan dapat
Pengepakan dapat
mempengaruhi
mencemari makanan
ketoksikan racun
yang diisikan ke
karena dapat
dalamnya.
mempengaruhi
keefektifan absorpsi
racun.
Keadaan Patologi

Kapasitas Fungsional
Keadaan Fisiologis Cadangan

Faktor Intrinsik
Makhluk Hidup

Toleransi dan Penyimpanan Racun


Resistensi Dalam Diri Makhluk
Hidup

Faktor Genetika
Berat Badan

Jenis
Kelamin

Umur
Keadaan Fisiologis
Genetik

Status Gizi

Kehamilan
Keadaan Patologi

Keadaan patologi meliputi


kondisi dan jenis penyakit
menjadi faktor penting dalam
menentukan keefektifan
metabolisme senyawa toksik.
Contoh :
1. Penyakit ginjal
2. Penyakit saluran
pencernaan
3. Penyakit hati
4. Penyakit kardiovaskuler
Kapasitas Fungsional
Cadangan

Pada dasarnya berbagai organ memiliki kapasitas


cadangan untuk melakukan keseluruhan fungsinya.
Sepanjang organ tersebut masih mempertahankan
kapasitas (kelebihan) cadangan untuk melakukan
keseluruhan fungsinya, maka organ melangsungkan
fungsinya pada tingkat maksimal.
Penyimpanan Racun dalam Diri Makhluk Hidup

Bila zat kimia masuk kedalam sistem


sirkulasi, maka zat itu harus
dieliminasi dari sistem sirkulasi itu
sebelum makhluk hidup bebas dari
= zat kimia.
Bila zat kimia itu ada dalam bentuk
larutan sebagai gas pada suhu tubuh,
maka zat tersebut akan muncul
didalam udara yang dihembuskan
pada pernafasan makhluk hidup, dan
bila merupakan suatu senyawa yang
tak menguap, maka mungkin
melibatkan ekskresi oleh ginjal
melalui sistem kencing, keringat,
ataupun ludah.
Faktor Genetika

Dapat berdampak negatif atau positif bagi


individu terhadap ketoksikan racun :
1. Dikatakan berdampak positif bila cacat
genetika menyebabkan individu
resisten terhadap ketoksikan suatu
racun.
2. Sebalilnya dikatakan berdampak
negative bila cacat genetika
menyebabkan individu lebih rentan
terhadap ketoksikan racun tertentu.
Toleransi dan Resistensi
Daya tahan seseorang terhadap ketoksikan
racun berbeda dengan yang lain. Seseorang
mungkin lebih tahan terhadap ketoksikan
suatu racun daripada yang lain, sehingga
untuk menderita tingkat toksik yang sama
diperlukan takaran atau dosis yang lebih
tinggi. Perbedaan daya tahan individu
terhadap ketoksikan racun dikenal sebagai
toleransi dan resistensi.
FAKTOR FISIK

FAKTOR
LINGKUNGAN

FAKTOR SOSIAL
Faktor Fisik
Perubahan suhu dapat
mengubah toksisitas. Efek
suhu lingkungan terhadap Faktor Sosial
besar dan lamanya respons
tampaknya berhubungan Hasil penelitian menunjukkan
dengan reaksi biokimia bahwa lingkungan
yang bergantung suhu, peternakan dan berbagai
yang berperan dalam jenis faktor sosial dapat
menimbulkan efek dan mengubah toksisitas bahan
biotransformasi bahan kimia pada hewan, seperti
kimia itu. penanganan hewan, cara
pengandangan (satu demi
satu atau dalam kelompok),
jenis sangkar dan bahan
alas.
1. Kronologi
Pegawai pabrik PT Dalzon Chemicals Indonesia
keracunan asap gas buang dari mesin produksi bahan
kimia seperti pestisida, insektisida, herbisida, fungisida,
furmolator, agro kimia, Penyebab keracunan gas berasal
dari mesin produksi yang baru saja diperbaiki setelah
dua minggu mengalami kerusakan."Beberapa karyawan
sedang menguji mesin yang telah diperbaiki namun asap
itu malah berputar-putar di dalam ruangan sehingga
menyebabkan para karyawanan keracunan," ungkap Awal
Chairudin. Dia menjelaskan, seharusnya pembuangan
asapnya ke atas tapi malah ke dalam ruangan sehingga
terjadi keracunan setelah terhirup para karyawan.

STUDI KASUS
2. Toksikan
Deskripsi Disposisi
Pestisida atau pembasmi hama adalah Pestisida dapat diklasifikasikan
bahan yang digunakan untuk berdasarkan target organisme
mengendalikan, menolak, atau membasmi
organisme pengganggu. Nama ini berasal yang menjadi sasarannya,
dari pest ("hama") yang diberi akhiran - struktur senyawanya bahan
cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam- bakunya (misal organik,
macam seperti serangga, tikus, gulma, inorganik, sintetis, biopestisida)
burung, mamalia, ikan atau mikrobia yang dan wujud fisiknya serta cara
dianggap dapat mengganggu. Pestisida penerapannya
biasanya, tetapi tak selalu, beracun.
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti (misal fumigasi pada pestisida
aturan yang diberikan membahayakan berwujud gas).
kesehatan manusia dan lingkungan, serta Biopestisida mencakup
juga dapat merusak ekosistem. pestisida mikrobiologi dan
Berdasarkan Konvensi Stockholm biokimia Pestisida berbahan
mengenai Polutan Organik Persisten, 9 dari
12 senyawa kimia organik berbahaya dasar tumbuhan saat ini telah
adalah pestisida. berkembang,
yaitu piretrum, rotenon, nikotin,
strychnine, dan scillirosida.
3. Tempat dan Waktu 4. Jumlah Korban 5. Kerugian

• Kampung • Korbannya • Manusia : Para pekerja


Bangkongreang RT adalah 51 Orang mengalami keracunan gas buang
dari mesin poduksi bahan kima
01/RW 03, Desa
yang dapat mengganggu
Wangunharja, kesehatan, terutama gangguan
Kecamatan saluran pernapasan.
Cikarang Utara, • Aset : Perusahaan mengalami
Kabupaten Bekasi, kerugian, kegiatan produksi
Jawa Barat. 11 terhenti karena adanya
November 2015. kebocoran gas tersebut sehingga
mengurangi produktivitas,
Perusahaan harus mengeluarkan
biaya untuk perawatan pekerja
yang sakit dan biaya perbaikan.
• Lingkungan : Jika tidak segera
dikontrol, gas tersebut dapat
menyebar ke lingkungan
penduduk.
6. Pengendalian yang
Telah Dilakukan 7. Saran
Perusahaan menyatakan a. Perusahaan harus menerapakan
sudah menerapakan sistem sistem keselamatan dan
kesehatan dan keselamatan kesehatan kerja sesuai dengan
prosedur.
kerja walaupun dalam
b. Melakukan perawatan berkala
prakteknya, perusahaan pada setiap mesin-mesin yang
tersebut tidak menerapkan dipergunakan dalam produksi di
sistem keselamatan dan perusahaan tersebut.
kesehatan kerja sesuai c. Sebaiknya segera dipasang
tanda/ rambu bahaya agar
prosedur. Hal ini terbukti karyawan dapat menghindar dan
dari adanya kejadian waspada.
kebocoran tersebut. d. Perusahaan harus menyedikan
tempat pembuangan gas yang
sesuai dengan standar dan
menata ruangan tersebut agar
lebih baik agar tidak terjadi
kejadiaan yang sama.
TERIMAKASIH
MEKANISME KERJA DAN
INTERAKSI ZAT TOKSIK

Kelompok 4:
1. Dinar Nur Karismatuti ( 185059101 )
2. Ranita Pramesti ( 185059103 )
3. Imelda Gusniati ( 185059104)
Mekanisme Kerja Zat Toksik
Melewati Suatu Rantai Reaksi
• Mekanisme kerja suatu zat terhadap suatu organ sasaran pada
umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat dibedakan
menjadi 3 fase utama:
1) Fase Eksposisi
2) Fase Toksokinetik
3) Fase Toksodinamik
Fase Eksposisi
• Merupakan ketersediaan biologis suatu zat toksik di
lingkungan dan hal ini erat kaitannya dengan perubahan sifat-
sifat fisikokimianya.

• Selama Fase eksposisi, zat beracun dapat


diubah melalui berbagai reaksi kimia atau fisika menjadi senyawa
yang lebih toksik atau lebih kurang toksik. Jalur intoksikasinya
lewat Oral, Saluran Pernafasan dan Kulit.
Fase Eksposisi
Transportasi dan transformasi zat di lingkungan
berhubungan erat dengan sifat-sifat fisikokimia zat tersebut, proses
transportasi zat di lingkungan dan transformasi zat yang terjadi di
lingkungan. Pemaparan bahan toksik ke lingkungan akan mengalami
berbagai proses transformasi tergantung atas media transportasinya
antara lain air, udara, tanah, makanan, organisme dan rantai
makanan.
INTERAKSI SELAMA FASE EKSPOSISI

1) Kombinasi Zat yang membahayakan

Kombinasi zat yang membahayakan adalah kombinasi dari zat-zat


yang hanya berbahaya jika diberikan bersama-sama (bercampur). Zat
semacam ini harus disimpan ditempat secara terpisah, harus dibungkus dan
diangkut secara terpisah pula.
INTERAKSI SELAMA FASE EKSPOSISI
• Contoh: Jika asam berkontak dengan sianida akan terbentuk gas asam
sianida (HCN) yang sangat toksik bagi pekerja.
• Kegunaan sianida di Industri sebagai pembasmi hama pada bidang
pertanian, pelarut logam dalam proses ekstraksi logam dari batuan
mineralnya (misalnya ekstraksi emas menggunakan sianida), penyepuhan
perhiasan yang terbuat dari logam mulia, sebagai katalis pada industri
pembuatan polimer, cat air.

( HCN )
Bahaya Kebakaran Dan Penanggulangannya
 Penggunaan air pada penanggulangan kebakaran mempunyai masalah
tersendiri. Berbagai zat kimia, bila bereaksi dengan air membebaskan gas
yang mudah terbakar(misalnya logam alkali natrium dan kalium,
kalsiumkarbida). Bila terkena air akan terurai dan membentuk gas beracun
serta kalor dalam jumlah besar.
Fosfida
Fosfor triklorida
Pembentukan Produk Toksik
Dalam Lingkungan
 Pada reaksi kimia antara zat-zat yang mencemari lingkungan, terdapat bahaya
timbulnya produk toksik, bahkan tanpa perlakuan apapun oleh manusia.
Contohnya adalah kabut fotokimia.
 Kabut terdiri dari zat yang terbentuk karena interaksi nitrogen oksida dan
hidrokarbon tertentu dengan oksigen, dibawah pengaruh sinar matahari. Ozon
dan peroksida organik merangsang selaput lendir dengan sangat kuat.
Adsorbensia Dalam Filter
 Penggunaan adsorbensia dalam
filter (termasuk filter pada
topeng gas) juga dapat dilihat
sebagai interaksi zat selama fase
eksposisi. Karena terdapat
begitu banyaknya racun yang
berbeda-beda, maka tidak dapat
digunakan filter universal.
Tergantung pada jenis uap atau
gas racun yang mungkin terjadi,
maka digunakan filter tertentu
yang ditandai dengan nomor
atau warna.
FASE TOKSIKOKINETIK

 Interaksi semacam ini akan menyebabkan naik atau turunnya


konsentrasi zat dalam plasma atau menyebabkan bertambah lama
atau bertambah singkatnya obat/zat ada dalam organisme.
Berbagai zat, mulai dari zat kimia biasa sampai obat-obatan
bahkan komponen makanan.
INTERAKSI SELAMA FASE TOKSIKOKINETIK

 Interaksi antara senyawa yang menginhibisi biotransformasi zat asing


dengan zat toksik
Inhibisi enzim yang berperan pada biotransformasi dapat menaikkan kerja
biologik suatu zat dan dengan demikian akan memperkuat efek toksiknya.
Karena sejumlah besar senyawa kimia yang masuk ke dalam organisme, pada
metabolismenya diuraikan oleh beberapa enzim yang sama, maka seringkali
terjadi interaksi pada proses enzimatiknya. Induksi enzim, disamping dapat
timbul karena insektisida (DDT) atau obat-obatan tertentu, juga dapat
disebabkan oleh zat kimia yang digunakan di industri.
INTERAKSI SELAMA FASE TOKSIKOKINETIK

 Interaksi akibat reaksi pendesakan


Pendesakan zat toksik dari berbagai tempat ikatan, dapat mengubah distribusi
zat tersebut dalam jaringan, dan kerja toksik akan meningkat atau pada
keadaan tertentu juga dapat turun. Yang paling berarti adalah interaksi pada
ikatan protein plasma. Karena pendesakan suatu toksik dari tempat ikatannya
pada protein plasma, maka konsentrasinya dalam jaringan akan naik.
FASE TOKSIKODINAMIK
• Masuknya beberapa racun bersama-sama, yang cara kerjanya sangat berbeda satu
dari yang lainnya, seringkali mempertinggi risiko karena dengan kerja zat yang
satu tidak jarang kemampuan pertahanan tubuh berkurang hingga daya tahan
tubuh terhadap racun lainnya juga berkurang.
• Dalam hal ini terutama pada kerja karsinogek dan mutagenik, karena biasanya jika
dua karsinogen atau dua mutagen bekerja, akan terjadi sumasi (penjumlahan) dari
kerja kedua zat tersebut.
pekerja yang merokok dapat
menyebabkan kanker paru dan juga
bekerja di bagian polimerisasi
polivinil klorida (PVC) yang
menggunakan bahan dasar
monomer vinil klorida dapat
menyebabkan timbulnya tumor
Masuknya beberapa racun bersama-sama, yang cara kerjanya sangat berbeda satu
maupun kanker pada organ otak,
dari yang lainnya, seringkali mempertinggi risiko karena dengan kerja zat yang satu
paru-paru maupun hati dengan
tidak jarang kemampuan pertahanan tubuh berkurang hingga daya tahan tubuh
jalan inhalasi dan vinil klorida
terhadap racun lainnya juga berkurang.
terisolasi dalam DNA sehingga
Dalam hal ini terutama pada kerja karsinogek dan mutagenik, karena biasanya jika
menyebabkan mutasi DNA. PVC
dua karsinogen atau dua mutagen bekerja, akan terjadi sumasi (penjumlahan) dari
digunakan untuk pipa paralon,
kerja kedua zat tersebut.
mainan, pembungkus kabel, botol.
Interaksi Toksikodinamik
• Penggolongan interaksi toksikodinamik
dari zat aktif biologi dapat digunakan
untuk mengenal dan mengatasi
persoalan yang timbul akibat
pemakaian kombinasi beberapa zat.
Pada kombinasi dua zat dapat terjadi
kemungkinan berikut:
1) Kombinasi suatu zat aktif A dengan
zat B yang tak aktif akan tetapi dapat
mengubah kerja zat A,
2) Kombinasi dua zat, yang keduanya
aktif.
Kasus

Gas air mata ikut mewarnai unjuk rasa di sekitar Gedung DPR pada Rabu
(25/9/2019). Tembakan gas air mata seringkali digunakan untuk meredam atau
membubarkan aksi massa, terdapat 74 korban yang membutuhkan penanganan serius,
14 orang perlu penanganan segera.
Peneliti dan dosen toksikologi dari Departemen Kimia FMIPA Universitas
Indonesia (UI) Budiawan menerangkan, bila suatu bahan kimia kadaluarsa artinya
fungsi atau manfaat utama dari zat tersebut telah mengalami perubahan.
Kasus
Dipastikan, gas air mata yang sudah kadaluarsa semestinya tidak lebih perih
karena zat kimianya sudah mengalami perubahan karena teroksidasi secara kimiawi.
Tembakan gas air mata umumnya mengakibatkan rasa perih dan iritasi bila mengenai
selaput mata. Gas air mata juga bisa menyebabkan sensasi menyengat pada kulit.
Efek tersebut disebabkan oleh zat kimia pada gas air mata yang beberapa di
antaranya termasuk golongan senyawa kimia aldehyd seperti acrolein dan
chlorobenzalonitril (CS).
Dilansir Hello Sehat, gas air mata juga mengandung chloroacetophenone
(CN), semprotan merica, arang, potasium nitrat, silikon, sukrosa, potasium klorat,
magnesium karbonat, dan O-Chlorobenzalmalononitrile
Kasus
1. Toksikan :
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang
melayang di udara (Suspended Particulate Matter / SPM) dengan ukuran 1 mikron
sampai dengan 500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara baik dalam maupun di
ruang gedung (Indoor and Out Door Pollution) debu sering dijadikan salah satu
indikator pencemaran yang digunakan untuk menunjukkan tingkat bahaya baik
terhadap lingkungan maupun terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Tempat dan Waktu :


PT.PP Apartemen Evenciio Depok
Jalan Margonda Raya No.492C, Pondok
Cina,Kota Depok, Jawa Barat 16424
Kasus
4. Jumlah Korban : 3 Orang Pekerja

5. Kerugian:
a. Manusia : Para pekerja terpapar Partikel debu akibat potongan keramik yang
dilakukan tanpa menggunakan masker khusus alat pelindung diri.
b. Aset : industri mengalami kerugian, karena para pekerja yang terpapar debu tidak
dapat melanjutkan pekerjaannya, akibatnya pekerjaan terhambat dan industri
mengalami kerugian waktu yang terbuang.
c. Lingkungan : karena di industri terdapat banyak kegiatan selain pemotongan
keramik, maka dapat mempengaruhi pekerja lain, contohnya pekerja kebersihan.
Kasus
6. Pengendalian yang telah dilakukan :
Perusahaan menyatakan sudah menerapkan sistem kesehatan dan
keselamatan kerja walaupun dalam prakteknya masih banyak pekerja yang melanggar
dan tidak mematuhi ketentuan tersebut.

7. Saran :
a. Perusahaan lebih menekankan ketentuan keselamatan kesehatan kerja sesuai
prosedur dan ketentuan UU.
b. Lebih aktif dalam pengawasan para pekerja yang mungkin masih ada yang
melanggar tanpa berfikir akan akibatnya.
c. Melakukan induction sebelum melakukan pekerjaan untuk memastikan kesehatan
pekerja.
TERIMA KASIH
“TOKSIKOLOGI INDUSTRI”
PENGARUH POLUSI UDARA TERHADAP
LINGKUNGAN

KELOMPOK : 8
1. AGUS BUDI SUSANTO (185059005)
2. DIAN ANGGRAENI(185059096)
3. TITIEN CICIANTI .S(185059047)
4. EGI OSISCA (185059095)
LATAR BELAKANG
real time
• Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat
memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan
segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah.
Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal
real time
setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker
paru-paru akibat polusi udara kota. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-
anak. Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia
lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran
pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya
tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi
udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.
PENCEMARAN UDARA

• Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara


menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah
padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di
atas batas kewajaran.
• Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana,
misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam
ruangan. Sementara itu pencemaran di luar ruangan
berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri,
perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.
Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi
sumber diam dan sumber bergerak.
ZAT PENCEMAR

1.Karbon Monoksida
2.Nitrogen Dioksida (NO2)
3.Sulfur Oksida (SOx)
4.Ozon (O3)
5.Hidrokarbon (HC)
6.Khlorin (Cl2)
7.Partikulat Debu (asap/jelaga)
8. Timah
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
1) Dampak kesehatan
2) Dampak terhadap tanaman
3) Hujan asam
• Dampak dari hujan asam ini antara lain:
• Mempengaruhi kualitas air permukaan
• Merusak tanaman
• Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
4) Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan udara kita, sebenarnya zat-zat ini ada di lapisan udara
menguntungkan, yaitu untuk menghalagi pemantulan panas dari bumi ke luar
angkasa, karena panas terhalangi maka udara di bumi siangnya tidak terlalu
panas dan malam nya tidak terlalu dingin, menguntungkan jika keberadaannya
di udara dengan jumlah sedikit,
• Dampak dari pemanasan global adalah:

• Pencairan es di kutub

• Naiknya permukaan air laut

• Perubahan iklim regional dan global

• Perubahan siklus hidup flora dan fauna

• Tenggelamnya kota-kota di tepi laut

• 5) Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultra violet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer
dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon
menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta
penyakit pada tanaman.
CARA MENGATASI PENCEMARAN UDARA

1. Gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk kendaraan kita

2. Kurangi mengkonsumsi kendaraan

3. Kalau untuk perjalanan yang relatif dekat, gunakan lah sepeda

4. Lakukanlah gerakan penanaman pohon untuk memperbanyak produksi oksigen

5. Mengolah asap pabrik, seperti yang dilakukan oleh PT SEMEN PADANG mengubah
asap pabrik menjadi listrik yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Asap
KESIMPULAN

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi


rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun
yang membahayakan kesehatan tubuh

Pencemaran udara bisa dikatakan dari kita untuk kita, kita yang
menciptakan dan kita juga yang akan merasakan dampak negativenya
seperti yang sudah di jelaskan diatas,oleh karena itu sudah sepantasnya kita
menimbulkan kesadaran akan bahaya pencemaran udara dengan cara
menimbulkan kesadaran menanam pohon setiap hari nya, dengan banyak
nya pohon maka kadar O2 akan semakin banyak dan O2 dapat menetralisir
gas racun diatas.
•TERIMA KASIH 
PEMERIKSAAN KUALITAS UDARA
AMBIEN

Anggota :
Eva Meylani (165050020)
Indah Rahmawati (165050032)
Miranda Aldiani (165050074)
Udara adalah salah satu komponen yang terpenting bagi kehidupan
manusia. Pencemaran udara akan terus meningkat dan meluas dengan
makin cepatnya proses industrialisasi dan makin banyaknya kendaraan
bermotor.

Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan


antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai
kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara
yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat
disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan,
gunung meletus, gas alam beracun, dan lain-lain. Dampak dari
pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas
udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan
manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya. Pencemaran udara pada saat ini semakin memprihatinkan,
seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan transportasi, industri,
perkantoran, dan perumahan yang memberikan kontribusi cukup besar
terhadap pencemaran udara

Udara yang tercemar dapat menyebabkan gangguan kesehatan,


terutama gangguan pada organ paru-paru, pembuluh darah, dan iritasi
mata dan kulit. Pencemaran udara karena partikel debu dapat
menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti bronchitis, emfiesma
paru, asma bronchial dan bahkan kanker paru.
Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Udara

 Suhu udara  Angin


 Kelembapan  Sinar matahri
 Tekanan Udara  Curah hujan
PENGERTIAN UDARA AMBIEN

Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan


bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnya.

Sedangkan menurut PP No. 41 Tahun 1999 tentang


Pengendalian Pencemaran Udara, udara ambien adalah
udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang
berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia,
makhluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya.
Contoh Kasus Pencemaran Udara Ambien
Pada bulan April 2019 Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI) membuka pos gugatan masyarakat terkait udara Jakarta. Mereka melihat berdasarkan data
Kementerian Lingkungan Hidup, udara Jakarta sudah di bawah ambang batas minimal. Ada banyak sumber
parameter, CO2 , SP2, Co, debu, timah, hidro karbon, dan kemudian salah satu polutan paling berbahaya yang
menjadi ancaman udara Jakarta adalah Particulate Matter (PM) 2.5.

PM 2.5 adalah materi partikulat yang menjadi polutan udara, bila kadarnya melebihi batas maka
berbahaya bagi kesehatan manusia. Data resmi yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) menunjukan angka rata-rata tahunan PM 2.5 sudah melebihi ambang batas baku mutu
udara ambien nasional yaitu 34.57 ug/m3. Yang artinya sudah melebihi dua kali lipat baku mutu udara ambien
nasional 15 ug/m3.

Selain itu berdasarkan data KLHK tahun 2018 ada 196 hari tidak sehat di Jakarta karena udara tercemar.
Hal ini berdampak langsung khususnya pada kesehatan saluran pernafasan. Dampak kesehatan atas
pencemaran udara khususnya PM 2.5 yang tersebut juga berbagai macam, mulai dari infeksi saluran
pernafasan (ISPA), jantung, paru-paru, resiko kematian dini, sampai kanker karena senyawa-senyawa yang
terkandung dalamnya.
Siapa Saja Orang Yang Rentan Terhadap
Pencemaran Udara Ambien?

1. Anak-Anak Dan Lanjut Usia


2. Ibu Hamil
3. Perokok
4. Orang Sakit
5. Atlet, Pekerja Berat, Dan Pekerja Di Sumber Polutan
BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 41 TAHUN 1999
No. Parameter Waktu Baku Mutu Metode Peralatan 8 Pb 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Timah 1 Thn 1 ug/Nm3 Ekstraktif
Pengukuran Analisis
Hitam)
1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotomete
Pengabuan AAS
r 9. Dustfall 30 hari
(Sulfur 24 Jam 365 ug/Nm3 (Debu Jatuh 10 Gravimetric Cannister
Dioksida) ) Ton/km2/Bulan
1 Thn 60 ug/Nm3
2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3 NDIR NDIR Analyzer (Pemukiman)
(Karbon 24 Jam 10.000 ug/Nm3
Monoksida) 20
1 Thn - Ton/km2/Bulan
3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotomete (industry)
r 10 Total 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
Fluorides (as
(Nitrogen 24 Jam 150 ug/Nm3
F)
Dioksida)
90 hari 0,5 ug/Nm3 Electrode Countinous
1 Thn 100 ug/Nm3
Analyzer
4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminescen Spektrofotomete 11. Fluor Indeks 30 hari 40 u g/100 Colourimetric Limed Filter
t r cm2 dari
(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3 kertas limed Paper
5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas filter
(Hidro Chromatogarfi 12. Khlorine & 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific Ion Impinger atau
Karbon)
Khlorine Electrode Countinous
6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
Dioksida Analyzer
(Partikel < 10 13. Sulphat 30 hari 1 mg SO3/100 Colourimetric Lead
um ) Indeks cm3
PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Partikel < 2,5 1 Thn 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol Dari Lead Peroxida
Peroksida Candle
um )
7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien

Penentuan Lokasi Pengambilan Uji Kualitas


Udara Ambien

 Penentuan Titik Sampling


 Lokasi Pengambilan Contoh Uji Titik
 Persyaratan Pengambilan Sampel Uji
CONTOH METODE PRAKTIKUM

 Waktu Praktikum :
Praktikum pengujian kadar NO₂ (Nitrogen Dioksida) dengan metode
GriessSaltman dengan menggunakan spektrofotometer UV-
Vis dilaksanakan pada Senin, 30 Mei 2016 Pukul 09.00-selesai.

 Tempat Praktikum :
Praktikum pengujian kadar NO₂ (Nitrogen Dioksida) dengan metode
GriessSaltman dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis
dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro.
Alat :
 Gas sampler Bahan :
 Spektrofotometer UV-Vis  Sampel uji
 Kuvet 2 buah  Larutan Griess Saltzman
 Pipet ukur dan bulb  Aquadest
 Barometer  Aquabidestilata
 Termohigrometer  Tissu
 Timer  Label
 Beaker glass
 Corong
 Selang
Teknik Sampling :
 Praktikum pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (NO₂)
dengan menggunakan metode Griess Saltzman, dilakukan
pengambilan sampel menggunakan gassampler di samping Dekanat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip. Tempat pengambilan sampel
ini dipilih karena volume kendaraan yang melewati jalanini dianggap
paling banyak dibandingkan di tempat lain.

Metode Yang Digunakan :


 Praktikum pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (NO₂) menggunakan
metode Griess Saltzman. Metode ini menggunakan pompa udara dan
larutan penyerap Griess Saltzman yang berfungsi untuk menyerap NO₂
yang terdapatdi udara.
Prosedur Kerja/Skema
Kerja Pengukuran NO₂
Dalam Spektrofotometer
UV-Vis
Keterangan:
Perhitungan : V : Volume udara yang dihisap (L)
F1 : Laju awal (L/menit)
1. Volume Contoh Uji Udara yang Diambil
F2 : Laju akhir (L/menit)
t : Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa : Tekanan barometer rata-
rata selama pengambilan contoh uji(mm/Hg)
Ta : Temperatur rata-
rata selama perhitungan contoh uji (K)
298 : Temperatur kondisi normal 25°C (K)
760 : Tekanan kondisi normal 1 atm (mmHg)
2. Konsentrasi NO₂ di udara
Keterangan :
ambien
C : Konsentrasi NO₂ di udara (µg/Nm₂)

b : Jumlah NO₂ dari contoh uji hasil

perhitungan kurva kalibrasi (µg)

V : Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25°C,760mm/Hg

10/25 : Faktor pengenceran

1000 : Konversi liter ke m³


Hasil Pengamatan
Hasil Perhitungan
KESIMPULAN PENGUJIAN NO₂ MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV VISDENGAN METODE
GRIESS SALTZMAN

 Berdasarkan pengujian NO₂ menggunakan spektrofotometer


UV Visdengan metode Griess Saltzman, didapatkan hasil
konsentrasi NO₂ sebesar29,161μg/Nm³
 Berdasarkan PP No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaranudara, baku mutu untuk NO₂ adalah 400
μg/Nm³ selama 1 jam. Makadapat disimpulkan dri hasil
bahwa kadar NO₂ di lapangan Dekanat FKMUndip masih
dibawah baku mutu yang artinya bukan merupakan lokasi
sumber pencemar NO₂.
TERIMA KASIH
TOKSIKOLOGI
LOGAM BERAT
z

Kelompok 2
z
PENGERTIAN

 Berdasarkan konteks ilmu kimia, logam dapat di bagi menjadi 2 golongan,


yaitu golongan logam dan golongan non logam.

 Berdasarkan densitasnya / massa jenis, unsur logam dibagi menjadi dua,


yaitu unsur logam ringan (memiliki densitas kurang dari 5 gram per
cm3) dan unsur logam berat (memiliki densitas lebih besar dari 5 gram
per cm3).

 Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek


khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat
dapat menjadi racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup.
z
PENGELOMPOKAN LOGAM

Logam Kelas A : Logam-logam yang dengan


Kelas A Kelas Transisi Kelas B mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu
Ca Cr Hg dengan unsur oksigen atau disebut juga dengan
oxygen-seeking metal.
Mg Ni Pb
Ba As Cu Logam Kelas B : Logam-logam yang dengan
mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu
Be Mn Ti dengan unsur nitrogen dan atau unsur belerang
(sulfur) atau disebut juga nitrogen/sulfur seeking
Al Cd Ag metal.

Logam Transisi : logam antara yang memiliki


sifat khusus (spesifik) sebagai logam pengganti
(ion pengganti) untuk logam-logam atau ion-ion
logam dari kelas A dan logam dari kelas B.
z
TIMBAL (Pb)

 Timbal (timah hitam) merupakan logam lunak dengan titik leleh


327 oC dan titik didih 1620 oC.

 Sifatnya lunak dan lentur, sangat rapuh dan mengkerut pada


pendinginan, sulit larut dalam air dingin dan air panas. Timbal
dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat
pekat

 Timbal dalam industri digunakan sebagai bahan pelapis untuk


bahan kerajinan dari tanah pada temperatur yang rendah.
Penggunaan dari timbal untuk produk logam, seperti amunisi,
pelapis kabel, solder, dan bahan baterai.
z
TIMBAL (Pb)

Toksisitas timbal yang dapat terkait pada kesehatan manusia antara lain:

 Pengaruh paparan akut


pada inhalasi akan menimbulkan gejala antara lain sakit kepala, mual, kejang perut dan ngilu
pada persendian. Selain itu juga terdapat efek lain seperti rasa logam di mulut, muntah, kontipasi
dan diare darah.

 Pengaruh paparan kronis


dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, pencernaan, ginjal, dan darah, dan memicu kanker.
Pada sistem syaraf, gejala yang sering terjadi adalah keletihan, pelupa, sakit kepala, pusing,
depresi, bahkan dengan kadar yang sangat tinggi dapat mengakibatkan kelumpuhan otak, dan
hilang ingatan. Pengaruh pada ginjal dapat mengakibatkan kerusakan hingga sklerosis
pembuluh darah dan gagal ginjal. Juga dapat mengurangi produksi hemoglobin (Hb) dan
memperpendek umur dan fungsi dari sel darah merah sehingga mengakibatkan anemia dan
menimbulkan hipertensi.
z
MERKURI (Hg)

Sifat Merkuri:
 Berwujud cair

 Merupakan logam yang paling mudah menguap

 Logam yang sangat baik dalam menghantarkan daya listrik

 Dapat melarutkan bermacam – macam logam

Kadar merkuri di udara, tanah dan air telah meningkat karena

(1) penggunaan bahan bakar fosil yang mengandung merkuri dalam jumlah besar. dan

(2) meningkatnya penggunaan merkuri di bidang industri dan pertanian.


z
MERKURI (Hg)

Toksisitas merkuri yang dapat terkait pada kesehatan manusia antara lain:

 Pengaruh paparan akut


 Tingkat ringan Pharingitis, sakit pada bagian perut, mual-mual dan muntah,
pengurangan daya pandang, kehilangan pendengaran sentral, kekakuan otot, dada
terasa berat, kesulitan bernafas, batuk. Nyeri abdomen, muntah, diare, nyeri kepala
berat, kelenjar liur membengkak,, tremor otot, kerusakan neurologi menetap.

 Pengaruh paparan kronis


dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, dan kekakuan otot yang sangat parah,
keparahan pada matadengan ciri-ciri lensa mata penderita berwarna abu-abu sampai
gelap/abu-abu kemerahan yang dapat di lihat dengan mikroskop mata
z
KADMIUM (Cd)

Sifat Kadmium:

 Kadmium murni berupa logam lunak

 Berwarna putih perak, mengkilat

 Kadmium tidak memiliki rasa maupun aroma spesifik

 Mudah lebur
z
KADMIUM (Cd)

Toksisitas kadmium yang dapat terkait pada kesehatan manusia antara lain:

 Pengaruh paparan akut


Keracunan kadmium akut dapat mengakibatkan kematian pada pekerja setelah
terpapar asap ketika logam kadmium atau logam yang mengandung kadmium
dipanaskan sampai suhu tinggi. Keracunan makanan juga dapat terjadi ketika
makanan dan minuman asam disiapkan dan disimpan dan terkontak dengan
permukaan berlapis kadmium. Gejala yang timbul dapat berupa mual, muntah dan
nyeri perut.

 Pengaruh paparan kronis


Jangka panjang paparan inhalasi dapat menimbulkan perubahan inflamasi knonis
hingga fibrosis pada paru – paru. Jangka panjang akibat terpapar secara oral dapat
mengakibatkan bahaya pada ginjal, hati dan kardiovascular sistem.
z Metabolisme pada tubuh
z Mekanisme Keracunan pada Logam Berat

Fase kinetik meliputi proses-proses biologi biasa :


penyerapan, penyebaran dalam tubuh, metabolisme, dan
proses pembuangan atau eksresi. Fase kinetik meliputi
semua reaksi-reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh,
betuba katabolisme dan anabolisme.

Fase Dinamik merupakan proses lanjut dari fase


kinetik. Pada fase dinamik ini bahan beracun yang tidak bisa
dinetralisir oleh tubuh akan bereaksi dengan senyawa-
senyawa hasil dari proses biosintesa seperti protein, enzim,
asam inti, lemak, dan lain-lain.
z STUDI KASUS – TRAGEDI MINAMATA
z STUDI KASUS – TRAGEDI MINAMATA
Tragedi ini terjadi sekitar tahun 1960 di Teluk Minamata, kota Minamata, Jepang.

Kasus pertama penyakit minamata ditemukan tanggal 21 April 1956.

Ketika itu seorang anak perempuan berusia lima tahun, dibawa ke klinik pediatri dr.Kaneki noda,
dengan keluhan mengalami sejumlah gejala kerusakan otak dan jaringan saraf tulang belakang.
Seminggu kemudian, adiknya yang berusia tiga tahun, juga dibawa ke klinik karena menunjukkan
gejala yang sama.

dr.Noda pada tanggal 1 Mei 1956 merujuk kedua pasien kecil itu ke pusat kesehatan minamata.
Para dokter di pusat kesehatan minamata menduga, kasusnya tidak hanya menimpa dua anak
tersebut. Sebagai konsekuensinya dilakukan penyidikan epidemiolog di kawasan Teluk Minamata
dengan hasil jumlah penderitanya amat banyak hingga ribuan.

Bulan Agustus 1956, dengan dikoordinasi Universitas Kumamoto dilakukan penelitian yang lebih
serius dengan kesimpulan, para penderita penyakit kerusakan otak dan saraf itu, disebabkan
cemaran logam berat dalam kadar tinggi. Para peneliti dari Universitas Kumamoto dan Kementrian
kesehatan dan kesejahteraan Jepang melaporkan bahwa pada teluk Minamata telah terjadi
pencemaran methyl-mercury. Seluruh ikan dan hewan laut lainnya di teluk Minamata juga sudah
tercemar, hal inilah penyebab utama penduduk mengalami gangguan pada system syaraf.
z STUDI KASUS – TRAGEDI MINAMATA
Pada tahun 1968 Pemerintah Jepang mengumumkannya sebagai penyakit
yang disebabkan oleh polusi perusahaan besar bernama Chisso Co., Ltd.
Chisso Co. Ltd. merupakan pabrik terbesar di Jepang yang memproduksi
pupuk kimia, asam asetat, vinil klorida, dan plasticizer. Dalam memproduksi
asam asetat, mereka menggunakan merkuri (raksa) sebagai katalis. Sistem
pengolahan limbah yang sangat buruk membuat Chisso membuang limbah
merkuri ke Teluk Minamata. Akibat dari pembuangan limbah dan pencemaran
yang dilakukan, Chisso Co. Ltd. berhenti produksi dan diwajibkan untuk
mengganti kerugian serta menanggung pengobatan masyarakat. Pemerintah
Jepang pun cepat melakukan tindakan agar wabah ini tidak tambah
menyebar dengan melakukan pengerukan teluk.
z STUDI KASUS – TRAGEDI MINAMATA
z EFEK MERKURI PADA
MANUSIA
PENCEGAHAN
z

Mengatur pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan dengan


mengatur tata cara pembuangan limbah industri terutama untuk limbah raksa dan
logam berat.

Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan pemukiman penduduk, hal
ini berguna agar limbah hasil operasional pabrik tidak langsung pada penduduk yang
ada di sekitar pabrik, dan bila terjadi pengolahan limbah secara tidak sempurna
maka efeknya tidak akan langsung mengenai para penduduk.

Melaksanakan audit lingkungan, berguna untuk mengevaluasi ketaatan penanggung


jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan terhadap
pembuangan limbah hasil industri, khususnya limbah logam berat.

Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang
mencemari lingakungan
z STUDI KASUS – TRAGEDI MINAMATA

Menerbitkan Undang-Undang No.11 Tahun 2017 : meratifikasi Konvensi


Minamata mengenai Merkuri yang mengatur pengadaan dan perdagangan
merkuri dan senyawa merkuri, termasuk di dalamnya pertambangan
merkuri, penggunaannya sebagai bahan tambahan di dalam produk dan
proses produksi, pengelolaan merkuri di Pertambangan Emas Skala Kecil
(PESK), pengendalian emisi dan lepasan merkuri dari industri ke udara,
air dan tanah, penyimpanan stok cadangan merkuri dan senyawa merkuri
sebagai bahan baku/tambahan produksi, pengelolaan limbah merkuri dan
lahan terkontaminasi merkuri, serta kerja sama internasional dalam
pengelolaan bantuan teknis, pendanaan dan pertukaran informasi.
Terima kasih
z

Anda mungkin juga menyukai