Anda di halaman 1dari 34

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PADA PELAYANAN DARAH


Oleh :
Dr. Yuliani Setyaningsih, SKM,MKes
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
BIODATA
Nama : Dr. Yuliani Setyaningsih, SKM, MKes
NIP : 197107141995032001
Pangkat/Gol : Pembina / IV A
Gol. Fungsional : Lektor Kepala
Kantor : Ka Prodi S2 Promosi Kesehatan FKM UNDIP
Anggota Komnas UKAKMI
Pendidikan :

1. S1 FKM UNDIP ( 1989 - 1994 )


2. S2 Ilmu Kesehatan Kerja UGM ( 2000-2002)
3. S3 Ilmu Kedokteran dan Kesehatan FK UGM (2012-2016)
Pekerja Kesehatan di Unit Layanan Darah
berisiko :
terhadap paparan dari darah maupun cairan tubuh yang terinfeksi
> 30 % pathogen penyakit ditularkan lewat cairan tubuh diantaranya Hepatitis
dan HIV

risiko infeksi di dunia karena luka tusuk 1.8 % :


-HIV 2.5 %
-Hepatitis B dan C 40 %

-
Data CDC
3 juta yang terpajan patogen darah akibat tertusuk jarum

900.000 terpajan virus Hepatitis B dan C

170.000 terpajan virus HIV/AIDS


PROSENTASE
luka tertusuk jarum dan benda tajam

di dunia Di Asia Di RS
• 45.12 % • 20.9 %-72 % Indonesia (
2014-2017)
• 38 %-73 %
Penelitian di salah satu RS di Jateng :
74 % pernah alami cedera benda tajam
•32.8 % tertusuk jarum suntik

•24.5 % tergores pecahan ampul

•3.3 % teriris pisau


PERLU : Identifikasi faktor Risiko K3
* Meningkatkan dan mempertajam naluri
kewaspadaan karyawan terhadap potensi-
potensi bahaya di lingkungan kerja.

* Meningkatkan cara berpikir yang sistimatis dari karyawan dalam mengendalikan


hazards

* Melibatkan karyawan dalam pencegahan kecelakaan

* Mendukung manajemen dalam upaya mengurangi atau meniadakan angka


kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

7
DEFINISI
HAZARDS ADALAH SUATU KONDISI, BAHAN ATAU
CARA KERJA, YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN
KERUGIAN/ KECELAKAAN.

RISIKO ADALAH SUATU KESEMPATAN TERJADI-NYA


KERUGIAN/ KECELAKAAN.

SAFETY atau KESELAMATAN ADALAH SUATU PENGENDALIAN


TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN.

8
JENIS BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. POTENSI BAHAYA FISIKA

II. POTENSI BAHAYA KIMIA

III. POTENSI BAHAYA BIOLOGI

IV. POTENSI BAHAYA ERGONOMIS

V. POTENSI BAHAYA PROSEDUR KERJA


4 3 2
VI. POTENSI BAHAYA PSYKOLOGI

9
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL ( HAZARDS )

1. Kenali

2. Evaluasi

3. Rencanakan

4. Laksanakan

5. Monitor

10
FLOW CART DIAGRAM
PROSES TRANSFUSI DARAH
PEMERIKSAAN
PENGOLAHAN PENYAKIT
SELEKSI PENGAMBILAN
KOMPONEN MENULAR LEWAT
PENDONOR DARAH DONOR
DARAH TRANNSFUSI
DARAH

PEMERIKSAAN UJI
PENYIMPANAN COCOK SERASI
DISTRIBUSI KOMPONEN DARAH DONOR DAN
DARAH PASIEN
HAZARD
• FISIK = JARUM LANCET
• BIOLOGI = VIRUS, BAKTERI

RISIKO
1 • TERTUSUK JARUM LANCET
• TERTULAR PENYAKIT MELALUI KONTAK DARAH
SELEKSI (HEPATITIS, HIV, SIFILIS)

PENDONOR
2
HAZARD
PENGAMBILAN • FISIK = JARUM SUNTIK
• BIOLOGI = VIRUS, BAKTERI
DARAH DONOR • ERGONOMI = POSISI KERJA

RISIKO
• TERTUSUK JARUM SUNTIK
• TERTULAR PENYAKIT MELALUI KONTAK DARAH (HEPATITIS,
HIV, SIFILIS)
• LOW BACK PAIN AKIBAT MEMBUNGKUK KETIKA MENGAMBIL
DARAH
3, 4,5 a) b) c-d)

•PENGOLAHAN
KOMPONEN
DARAH e) f) g)
•PEMERIKSAAN
PENYAKIT
MENULAR LEWAT
DARAH
a) Blood screening (pemeriksaan uji saring darah)
•PEMERIKSAAN b) Pemeriksaan penyakit menular (hepatitis B,C, hiv, sifilis)

UJI COCOK SERASI c) Pemecahan darah menjadi komponen (eritrosit, leukosit, trombosit, plasma
dan faktor pembekuan darah) Centrifuge bucket
ANT DONOR & d) Diseimbangkan dengan cara ditimbang
e) Dimasukkan ke refrigerated centrifuge
PASIEN f) Memisahakan komponen dengan plasma ekstraktor
g) Pemotongan kanting transport dengan tube sealer
HAZARD & RISIKO
HAZARD
• FISIKA = ALAT LISTRIK, BISING
• FISIK = BOTOL SAMPEL DARAH
• BIOLOGI = SAMPEL DARAH
• ERGONOMI = POSTUR KERJA, MONOTONI
RISIKO
• KEBAKARAN DARI SUMBER LISTRIK, BERKURANG AMBANG DENGAR AKIBAT BISING
• TERGORES PECAHAN SAMPEL DARAH
• TERTULAR PENYAKIT MENULAR AKIBAT KONTAK DENGAN DARAH YANG TERINFEKSI
• NYERI PADA LEHER AKIBAT POSISI KERJA MENUNDUK , REPETITIVE WORK , BISING, STRESS KERJA
AKIBAT PEKERJAAN MONOTON
5 Blood refrigerator Freezer Platelat agitator

PENYIMPANAN HAZARD
• FISIK = ALAT LISTRIK
KOMPONEN
DARAH RISIKO
• KEBAKARAN AKIBAT ALAT LISTRIK
• TERSETRUM
5
DISTRIBUSI HAZARD
• FISIK

RISIKO
• KECELAKAAN LALU LINTAS
Pengendalian
bahaya
a. MENIADAKAN BAHAYA POTENSIAL

Tindakan pertama yang merupakan PRIORITAS I.

Dengan menghilangkan hazards, maka 99% ke-mungkinan celaka (oleh potensi


bahaya tersebut) sudah hilang.

Apakah ini memungkinkan ?

19
b. SUBSTITUSI ( MENGURANGI TINGKAT BAHAYA )

Merupakan pilihan kedua

Dengan substitusi, maka level bahaya diturunkan.

Misalnya :
- Mengganti alat bahan yang berbahaya.

- Mengganti gelas stiroform dengan plastik tahan panas.

Bila tidak memungkinkan?

20
c. ENGINEERING CONTROL
Merupakan prioritas ke-tiga
Dengan pengontrolan teknis maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran/ kelemahan
teknologi bisa dicegah.

Misalnya :
- Memasang barikade, pita kuning-hitam, dsb.

- Isolasi enersi, pemasangan enclosure, dsb.

21
d. ADMINISTRATIVE CONTROL

Merupakan prioritas ke-empat


Dengan pengontrolan administrasi maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran administrasi/
urutan kerja bisa dicegah.
Misalnya :
- Mencatat langkah-2 kerja yang akan dilakukan.
- Mencatat orang MASUK/ KELUAR dalam ENTRY JOB.
-SOP, Ijin kerja, JSA, pengaturan kerja shift, dsb
-Cuci tangan dengan benar.

22
e. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT

Merupakan prioritas ke-lima atau terakhir.


Meskipun merupakan prirotas terakhir, namun untuk melindungi diri dari akibat
kecelakaan karena faktor manusia ( kecerobohan sendiri atau orang lain ), maka
APD atau PPE tetap sebagai sesuatu yang MUTLAK harus dikenakan.

23
Sistem Manajemen  Undang-Undang No. 1 Th 1970
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(SMK3)  Undang-undang No. 13 tahun 2003, pasal 87

 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
 Ketentuan mengenai sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

 Permenaker No. 05/Men/1996

Manajemen bertanggung jawaab terhadap risiko yang dialami oleh pekerja


PENGAWASAN KESEHATAN KESEHATAN KERJA

Permen No.02/1980  Polikliniek – Permen No.03/1982


PKK • Pem. Awal  Dokter Pemeriksa-Permen No.03/1982 jo.Permen No.01/1976
Pemeriksaaan
Kesehatan Kerja
• Pem. Berkala  Paramedis - Permen No.01/1979
• Pem. Khusus
• Pem. Ulang
 Petugas P3K – Pemen No.15/VIII/2008
 Jasa - Rikes : Permen No.04/1995
YANKES
Permen No.03/1982

PAK • Diagnosa PAK


Penyakit
Akibat Kerja
o Masih minim

o Fisik
o Kimia • NAB
DALINGKER • NAK
Pengendalian o Biologi
Lingkungan Kerja o Fisiologi–Ergonomi
o Psikologi-Sosial
Konsep dasar pasien safety
 Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high
profile), dalam Pelayanan RS, praktis belum
lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th
2000.

 WHO memulai Program Patient Safety th 2004 :


“Safety is a fundamental principle of patient care and
a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)

 KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP-


RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005

 MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah


mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
di JCC
PRINSIP KESELAMATAN PASIEN
. Safe culture (budaya keselamatan)
◦ aktif melaporkan insiden untuk belajar dari pengalaman
◦ iklim kerja yang bebas dari menyalahkan, individu yang melaporkan insiden tidak dihukum
◦ komunikasi yang mudah dipahami, diulang dan konsisten
◦ Selalu membicarakan isu keselamatan pasien

Safe care (perawatan yang aman)


Belajar dari kejadian yang tidak diharapkan dan kejadian nyaris cidera, untuk menyusun tindakan
preventif
Menerapkan perawatan yang disesuaikan dengan standar dan berorientasi pada keselamatan pasien.
LANJUTAN
. Safe staff (staf yang aman)
Selalu berpegang pada prinsip “every patient’s rights, everyone’s responsibility” (setiap hak pasien
adalah tanggung jawab setiap orang)
Berperan aktif dalam mencegah timbulnya kejadian tidak diharapkan

Safe support system (sistem pendukung yang aman)


Informasi yang diberikan benar
Dilakukan oleh orang-orang yang kompeten
Sistem layanan yang cepat, tepat, dan responsif
LANJUTAN
Safe place (tempat yang aman)
Tersedianya alat atau sistem pelindung terhadap risiko terjadinya bencana.
Terlibat aktif dalam melaporkan kondisi alat, bangunan dan lingkungan yang potensial tidak aman
dengan format pelaporan yang berlaku di RSJ.

Safe patients (pasien yang aman)


◦ Pasien dan keluarga dilibatkan dalam perawatan.
◦ Informasikan pada pasien dan keluarganya apa yang terjadi dengan sikap empatik.
◦ Libatkan dan anjurkan pasien serta keluarga untuk menyampaikan keluhan dan saran.
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)


2. KNC (Kejadian Nyaris Cedera )
3. KTC (Kejadian Tidak Cedera)
4. KPC (Kondisi Potensial Cedera)
5. Sentinel Event : Suatu kejadian tak diharapkan yang menyebabkan
kematian atau cedera fisik atau psikologis serius, atau resiko
daripadanya.
PROGRAM EVAKUASI
Tujuan dari evakuasi adalah untuk mengurangi kerugian baik materi/non materi
dari kejadian gawat darurat di tempat kerja(kebakaran/peledakan dll)
Macam evakuasi :
- evakuasi dalam gedung
- evakuasi luar gedung
Standar sarana/rute evakuasi
- langsung menuju tempat terbuka
- melalui koridor/gang
- melalui terowongan atau tangga kedap asap/api
Sebagai persiapan untuk program evakuasi diperlukan
prosedur evakuasi yang memuat :

Organisasi tanggap darurat (emergency Response team) : fire


fighter, resque, first aid, communication, security
Langkah2 / instruksi bila kondisi darurat di tempat kerja
Data jumlah orang yang ada di tempat kerja
Daftar telp. Penting untuk minta bantuan (Polisi, rumah sakit,
pemadam kebakaran dll)
Langkah Evakuasi :
Pada saat api mulai membesar, fire alarm akan berbunyi & saat itu secutity mengecek lokasi
api & menginformasikan ke semua tim tanggap darurat bahwa benar2 terjadi kebakaran
Pada saat anggota tim tanggap darurat (fire fighter) memadamkan api, koordinator tim
mengintruksikan untuk evakuasi ke seluruh naker dng tanda membunyikan evacuation horn
Semua naker di seluruh lantai secepat mungkin turun menuju lokasi aman yg telah ditentukan
melalui tangga darurat (DILARANG MELALUI LIFT) dibimbing petugas rescue
Setelah semua naker berkumpul, petugas rescue memastikan bhw semua orang sudah
diselamatkan, bila belum maka petugas akan mencari sambil memberikan upaya
penyelamatan
Bila ada yg terluka maka petugas P3K memberikan pertolongan sambil menunggu
pertolongan dari luar
Terima kasih.......

Anda mungkin juga menyukai