Anda di halaman 1dari 33

STRUKTUR HEMOGLOBIN

- Molekul Hemoglobin terdiri atas :


• Heme
• Ada 4 atom besi dalam bentuk Fe 2+ dikelilingi oleh cincin
protoporfirin IX
• Globin
• Terdiri dari asam amino yang dihubungkan bersama untuk
membentuk rantai pollipeptida
• Hemoglobin dewasa terdiri atas rantai alfa dan rantai beta
• Rantai alfa memiliki 141 asam amino, rantai beta memiiki 146 asam
amini
• Struktur tambahan
• Struktur tambahan yang mendukung molekul Hemoglobin adalah 2,3-
difosfogliserat (2,3-DPG)

- Setiap molekul Hemoglobin terdiri dari 4 struktur heme dengan besi di


pusat dan 2 pasang rantai globin
- Struktur heme berada pada rantai globin
KADAR HEMOGLOBIN NORMAL :
FUNGSI HEMOGLOBIN
Pengikatan , transportasi dan
pelepasan Oksigen dan
karbondioksida
Afinitas ( daya ikat Hb terhadap
O2) hemoglobin tergantung
kepada tekanan Parsial O2 (
pO2 )
KURVA DISOSIASI OKSIGEN

 Menggambarkan hubungan antara tekanan


O2 dengan kejenuhan Hb/Afinitas
Hemoglobin dalam mengikat Oksigen
 Afinitas Hb rendah pada tekanan O2 rendah
Afinitas O2 Tinggi pada tekanan O2 tinggi
 Tekanan O2 dalam kondisi normal di arteri 80
– 100 mmhg, di vena 30 – 50 mmhg
 Pada kondisi tertentu bisa terjadi pergeseran
SHIFT TO RIGHT (PERGESERAN KE KANAN)
• Tekanan parsial (pO2) dalam batas normal, Saturasi O2 lebih
rendah daripada normal-----------------------Afinitas O2 lebih rendah
daripada normal
• Hb tidak dapat mengikat O2 lebih banyak di paru tapi melepas
O2 lebih banyak di jaringan

SHIFT TO LEFT (PERGESERAN KE KIRI)

• Tekanan parsial (pO2) dalam batas normal, Saturasi O2 lebih


tinggi daripada normal-----------------------Afinitas O2 lebih tinggi
daripada normal
• Hb mengikat O2 lebih banyak di paru tapi melepas O2 lebih
sedikit di jaringan
 Pergeseran ke kanan terjadi pada
^ Peningktan konsentrasi Ion H (+)/asam
^ peningkatan konsentrasi 2,3 DPG
^ Peningktan temperatur
^ Peningkatan pCO2
Kondisi klinis yang menyebabkan pergeserann ke kanan : demam
tinggi, asidosis, kondisi memicu hipoksia ( misal gagal jantung)

 Pergeseran kurve ke Kiri terjadi pada


^ Penurunan konsentrasi ion H+ ( basa)
^ Penurunan konsentrasi 2,3 DPG
^ Penurunan pCO2
^ Penurunan temperatut
Kondisi klinis yang menyebabkan pergesarn kurve ke kiri :
penurunan suhu tubuh, transfusi berulang dengan darah simpan
yang memiliki konsentrasi 2,3 DPG rendah, keberadaan
methemoglobin, karboksimethemoglobin dalam sirkulasi, alkalosis
DESTRUKSI ERITROSIT
 Eritrosit yang sudah tua (berumur 120 hari) akan
dihancurkan oleh sistem retikuloendotelial
PROSES HEMOLISIS
 Proses Hemolisis berdasar lokasi terbagi 2 :
Hemolisis Ekstravaskuler
Terjadi di luar sirkulasi
Sebagian besar proses degradasi eritrosit normal
terjadi ekstravaskuler
Hemolisis Intravaskuler
Terjadi dalam sirkulasi
Merupakan proses destruksi eritrosit yang memiliki
defek berat
DEGRADASI HEMOGLOBIN

o Eritrosit yang tua /abnormal akan di fagositosis oleh makrofag


o Hemoglobin yang dilepaskan dari eritrosiit akan dihancurkan
oleh sistem retikuloendotelial.Hb pertama tama akan pecah
menjadi heme dan globin
o Globin dipecah menjadi aam aminio ..................... Disimpan
o Heme dipecah menjadi Fe dan cincin porfirin yang merupakan
substrat pigmen empedu
o Besi yang dilepaskan akan diangkut oleh transferin selanjutnya
digunakan dan disimpan kembali
o Cincin pofirin diubah menjadi biliverdin yang selanjutnya segera
direduksi menjadi bilirubin bebas ( bilirubin indirek)
o Bilirubin bebas bersifat tidak larut air sehingga harus berikatan
dengan albumin untuk selanjutnya di tanspor ke hati
DEGRADASI HEMOGLOBIN................... (LANJUTAN)
o Di hati, bilirubin bebas akan dikonjugasikan dengan asam glukoronat
oleh enzim glucoronyl transferase membentuk bilirubin glukoronida (
bilirubin direk/bilirubin terkonjugasi)
o Bilirubin direk bersifat larut airt
o Sebagian kecil bilirubin direk akan kembali ke plasma, sebagian akan
masuk ke ductus biliaris untuk selanjutnya diekskresikan ke usus
o Di usus, bilirubin terkonjugasi akan diubah oleh bakteri menjadi
urobilinogen
o Sebagian besar urobilinogen akan di sekresikan ke Feses menjadi
sterkobilin dan sisanya diabsorbsi kembali ke usus
o Sebagian besar urobilinogen yang di absorbsi akan masuk ke hati,
adapun sebagian kecil masuk ke darah dan difiltrasi di ginjal dan
disekresikan ke urin
o Jika terjadi peningkatan destruksi eritrosit dapat mengakibatkan
IKTERIK karena peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi
o Peningkatan urobilinogen di urin juga menunjukan peningkatan
destruksi eritrosit karena dalam keadaan normal hanya ditemukan
sedikit urobilinogen urin
DEGRADASI HEMOGLOBIN..................... (LANJUTAN)
• Pada gangguan hemolisis ekstravaskuler terjadi
kenaikan bilirubin unkonjugated dan urobilinogen
dalam plasma darah dan peningkatan urobilinogen di
urin
• Pada kelainan yang menyebabkan hemolisis
intravaskular akan terjadi
hemoglobinemia,hemoglobinuria dan hemosidernuria
• Hemoglobinuria terjadi karena sejumlah heme dalam
plasma darah melebihi normal dan melebihi
kapasitas ikatannya dengan haptoglobin (protein
pengikat heme) sehingga hemoglobin yang difiltrasi di
ginjal akan lolos ke dalam urin
HEMOLISIS ABNORMAL
- HEREDITER
a. Defek membran eritosit misal sferositosis
b. Defek enzim Eritosit : enzim Glukosa Fosfat Dehidrogenase (G6PD)
c. Defek sintesis Hemoglobin seperti Hemoglobinopati dan Thallasemia
 Hemoglobinopati
Gangguan sintesis globin dimana terjadi perubahan pada asam amino
penyusunnya sehingga terbentuk rantai globin abnormal
Contoh : Sickle Cell Anemia ( HbS)
 Thallasemia
Keadaan ditandai penurunan kecepatan produksi satu/lebih rantai globin .Struktur
globin normal
o Thallasemia Alfa : defek sintesis rantai Alfa
o Thallasemia Beta : defek sintesis rantai beta
- DAPATAN
- A. AIHA (Autoimun Hemolitik Anemia)
- B. PNH ( Paroxymal Nocturnal Haemoglobinuria)
- Kondisi dimana kolinesterase eritrosit kurang sehingga eritosit peka terhadap
hemolisis
KELAINAN ERITOSIT
KELAINAN ERITROSIT

A. ANEMIA
Penurunan Kadar Hb di bawah nilai rujukan
normal
Sering dibarengi penurunan jumlah Eritrosit
dalam sirkulasi
B. POLISITEMIA
Keadaan yang ditandai adanya peningkatan
jumlah eritosit/hematokrit/Hb karena
meningkatnya total eritrosit atau turunnya
volume plasma
KLASIFIKASI ANEMIA
• Gangguan Pembentukan
Eritrosit
a.Penyakit defisiensi
b.Anemia Hipoproliferatif
c.Anemia Refraktorik
• Kehilangan Darah berlebihan
a.Perdarahan
b.Hemolisis
ANEMIA DEFISIENSI
I. ANEMIA DEFISIENSI BESI ( ADB )
- Merupakan anemia yang paling sering dijumpai
- Penyebab terjadinya ADB
a. Kehilangan darah, ex : menstruasi,perdarahan,saluran
cerna, donor darah terlalu sering
b. Kenaikan Kebutuhan
Misal : masa pertumbuhan, kehamilan
c. Defisiensi Nutrisi
- Makanan yang kurang zat besi
- Gangguan absorbsi
- Infeksi Cacing ex: ankylostoma

Gambaran pemeriksaan darah tepi eritrosit : Mikrositik


hipokromik
II. ANEMIA PENYAKIT KRONIK
- Ditemukan pada keadaan Infeksi Kronis, Inflamasi, malignansi
- Karakteristik anemia penyakit Kronis : penurunan besi di dalam darah (
hambatan pemakaian besi) padahal simpanan besi adekuat
- Contoh : TBC, rematoid artritis, meningitis, Malignansi ( leukemia, penyakit
kanker metastasis)

III. ANEMIA MEGALOBLASTIK


- Anemia dengan abnormalitas fungsional dan morfologi spesifik dari eritosit
sumsun tulang mengakibatkan maturasi inti relatif lebih lambat dibanding
sitoplasmanya
- Penyebab :
1. Defisiensi Vitamin B12
2. Defisiensi asam folat
3. Metabolisme Vitamin B12 dan asam folat yang abnormal
- Vitamin B12 dan asam folat merupakan komponen penting dalam pembentukan
DNA, diperlukan adalam tahap penyediaan bahan baku dan enzim untuk sintesis
DNA
- Defisiensi Vitamin B12 dan folat menyebabkan sintesis DNA menjadi abnormal ,
sedangkan produksi RNA berjalan normal, maka pemtangan inti dan sitoplasma
menjadi tidak imbang
- Maturitas inti lambat maka pembelahan sel tertunda sehingga ukuran sel menjadi
lebih besar dari normal disebut “ MEGALOBLAST”
IV. ANEMIA PERNISIOSA

- Suatu keadaan dimana absorbsi Vitamin B12 sangat menurun


akibat kegagalan / penurunan faktor Intrinsik sehingga terjadi
gangguan sintesis eritosit
- Absorbsi Vitamin B12 di gastrointestinal memerlukan beberapa
faktor :
1. Vitamin B12 harus dilepaskan dari makann oleh digesti peptik
dalam lambung yang diperantarai asam hidrokloride yang
dilepaskan oleh sel parietal lambung
2. Faktor Intrinsik yang disekresikan oleh sel parietal , dimana
faktor intrinsik membentuk komplek dengan vitamin B12
kemudian mentansportnya ke dalam usus
- Morfologi sel darah merah menyerupai anemia megaloblastik
ANEMIA HIPOPROLIFERATIF
 Tanpa gangguan maturasi
 Respon sumsum tulang terhadap eritopoetin
menurun/produksi eritropoetin menurun
Dengan Kegagalan sumsum tulang , misal : Anemia
Aplastika, Infiltrasi sumsum tulang
 Dengan gangguan Maturasi
Gangguan sintesis Hb
a. Penurunan Inkorporasi Hb
b. Defek sintesis globin --------------- Thallasemia
c. Penurunan sintesis porfirin ................. Anemia
sideroblastik
Gangguan maturasi nukleus
Anemia Megaloblastik
ANEMIA KEHILANGAN DARAH BERLEBIH

A. Anemia Karena Perdarahan


- Misal : perdarahan Saluran Cerna,
menstruasi, perdarahan paru
B. Anemia Karena Hemolisis
1. HEREDITER
- Defek membran Eritosit
- Defek Enzim Eritrosit : G6PD
- Defek sintesis/Abnormalitas struktur globin
- Thallasemia, Sickle Cell Anemia
2. ACQUIRED / DAPATAN
- AIHA
- PNH
KLASIFIKASI ANEMIA BERDASAR MORFOLOGI ERITROSIT

1. Anemia Normositik Normokromik


 Warna dan ukuran eritrosit dalam batas normal
Terjadi pada perdarahan akut, anemia hemolitik,
penyakit sunsum tulang, penurunan pacuan
eritropoetin ( penyakit ginjal)
2. Anemia Makrositik Normokromik
oTerjadi pada Megaloblastik, pernisiosa
oUkuran eritrosit membesar, warna dalam batas
normal
3. Anemia Mikrositik Hipokromik
Terjadi pada anemia defisieni besi
Ukuran eritrosit mengecil, warna lebih pucat
POLISITEMIA
Polisitemia disebut juga Eritrositosis
Mempunyai 3 Tipe :
1.POLISITEMIA VERA
2.POLISITEMIA SEKUNDER
3.POLISITEMIA RELATIF
Pada Umumnya terjadi bila
 Hb > 18 g/dl, Hmt > 55 % ( pada laki-
laki)
 Hb > 16 g/dl, Hmt > 50 % ( pada
perempuan)
I. POLISITEMIA VERA
- Merupakan penyakit myeloproliferatif
- Proliferasi semua jalur sel hemopoetik
- Proliferasi Ertroid Dominan
- Proliferasi tidak bergantung eritropoeitin
- Diagnosis:
a. Kriteria Mayor
• Peningkatan masa eritosit, saturasi O2 arterial
normal, splenomegali
b. Kriteria Minor
• Trombosit > 400.000 / mmk
• AL > 12.000 / mmk
• Kadar alkali fosfatase naik
• Vit B12 binding Capacity naik
II. POLISITEMIA SEKUNDER
 Polisitemia Absolut
 Spesifik disebabkan kenaikan massa eritrosit
 Diperantarai eritropoetin : bisa fisiologis dan non
fisiologis
 Fisiologis
- Hipoksia jaringan ........ Produksi eritropoetin
karena tekanan O2 atmosfer turun, penurunan
pengangkutan O2 ke jaringan

 Non Fisiologis
- Eritropoetin berle3bihan atau karena ada
eritropoetin like substace
III. POLISITEMIA RELATIF

 Merupakan kelainan yang ditandai


dengan peningkatan hematokrit semu
karena massa eritrosit normal
sedangkan volume plasma turun (
polisitemia absolut terjadi karena
kenaikan eritrosit )

Patofisiologi
- Paling sering karena dehidrasi ( Volume
Plasma )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai