Anda di halaman 1dari 4

PRE LEUKEMIA (Myelodysplastic Syndrome)

DEFINISI
Sindrom myelodysplastic adalah kelompok penyakit di mana sumsum tulang tidak membuat
cukup sel darah yang sehat.

MANIFESTASI KLINIS
SDM sering ditemukan pada pasien usia lanjut antara umur 60-75 tahun, dan
pada sebagiankasus pada umur < 50 tahun; laki-laki sedikit lebih sering daripada
perempuan. Keluhan dangejala secara umum lebih dikaitkan dengan adanya
sitopenia. Umumnya pasien datang dengankeluhan cepat lelah, lesu yang disebabkan
anemia. Perdarahan karena trombositopenia daninfeksi atau panas yang dikaitkan
dengan leukopenia/neutropeni juga dapat menjadi keluhan pasien walaupun sedikit
kurang sering. Pada sebagian kecil dan sangat jarang dari pasien terjadi splenomegali
atau hepatomegali

EPIDEMIOLOGI
MDS pertama kali ditempatkan sebagai penyakit yanng terpisah adalah pada
tahun 1976, dan pada saat itu diestimasikan terdapat 1500 kasus baru tiap tahun nya.
Insidensi MDS meningkat, dahulu hanya pasien yang memiliki blast <5% saja yang
diidentifikasikan ke dalam penyakit ini, namun saat ini dengan peningkatan kriteria
untuk diagnosis, jumlahnya meningkat. Berdasarkan data dari National Cancer
institutes Surveillanve, Epidemyology, & End Reports (SEER) sebanyakk 0,7 kasus
per 100.000 penduduk yang berusia 30 tahun sampai dengan 20,8-36,3 kasus per
100.000 penduduk pada usia >70 tahun mengidap penyakit MDS. SEER
mengindikasikan bahwa 865 kasus MDS terdiagnosis saat pasien berusia 60 tahun
atau lebih. MDS lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Data SEER
pda tahun 2001-2003 menunjukkan insidensi laki-laki dibanding wanita adalah 4,5 vs
2,7 kasus dalam 100.000 penduduk.
ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya, MDS dibagi menjadi MDS primer (idiopatik) dan
MDS sekunder. MDS sekunder erat hubungan nya dengan paparan kimia, infeksi
virus, dan radiasi dari lingkungan. Contohnya yakni: paparan benzene, bahan
tambang seperti petroleum, efek radiasi tinggi pada survival bom nuklir maupun
pendudukk yang tinggal dekat dengan lokasi smber nuklir juga memiliki resiko yang
tinggi terkena MDS. MDS primer (idiopatik) dihubungkan dengan perubahan
biologis, seperti mutasi DNA. Kelainan sitogenetik yang sering terjadi adalah delesi
dari kromosom 5, 7, atau Y parsial atau total atau trisomi 8. Hilang nya pita q13
sampai q33 kromosom 5 pda wanita lanjut usia dengan anemia makrositik, hitung
trombosit yang normal atau meningkat, serta mikromegakariosit atau disebut dengan
sindrom 5q- ,serta mutasi onkogen RAS (N-RAS) terjadi pada 20 % kasus MDS, dan
mutasi FMS pada15 % kasus MDS.

PATOFISIOLOGI
Berikut adalah 5 teori yang merupakan implikasi dari patofisiologi MDS:
1.Kerusakan seluler karena paparan toksin dan penuaan sel
2.Kerusakan sel yang disebabkan oleh sitogenetik dan abnormatitas gen
3.Perubahan pada sumsum tulang
4.Disregulasi sistem imun

KLASIFIKASI

Klasifikasi MDS berdasarkan hitopatologisnya dibedakan menjadi klasifikasi


menurut WHO dan klasifikasi menurut FAB (Franch-British-America) :

Menurut WHO Tahun 2008 :


1. Refractory cytopenia with unlineage dysplasia (RCUD)
2. Refractory anemia with ring sideroblast (RARS)
3. Refractory cytopenia with multilineage dysplasia (RCMD)
4. Refractory anemia with excess blasts-1 (RAEB 1)
5. Refractory anemia with excess blasts-2 (RAEB 2)
6. MDS, unclassified (MDS-U)
7. MDS associated with isolated del (5q)

Klasifikasi MDS menurut FAB :


1. Refractory anemia (RA)
2. Refractory anemia with ringed sideroblast (RARS)
3. Refractory anemia with excess blasts (RAEB)
4. Refractory anemia with excess blasts in transformation (RAEB-T)
5. Refractory cytopenia with unlineage dysplasia (RCUD)
6. CMML (Monosit >1000/mcL

FAKTOR RESIKO
Usia : 0,5/100.000 populasi > 50 tahun
89/100.000 populasi > 80 tahun
Presdisposisi genetic : Sindrom familial telah dilaporkan namun jarang.
Paparan Lingkungan : Khusunya dengan Benzene dan pelarut kimia lain
Terapi sebelumnya : Termasuk pengobatan radiasi dan agen kemoterapi
lainnya.

DIAGNOSIS
Diagnosis MDS dipertimbangkan untuk setiap pasien dewasa yang disertai
gejala-gejala sebagai berikut :
Anemia dan atau pendarahan dan atau febris yang tidak jelas sebabnya dan
refrakter terhadap pengobatan.
Pemeriksaan darah tepi menunjukkan adanya sitopeni ( tingkat sel darah
menurun ) dari satu atau lebih system darah.
Adanya sel-sel muda dalam jumlah sedikit (<30%) dengan aau tanpa
monositosis ( jumlah monosit meningkat melebihi nilai normal ) darah tepi.
Sumsum tulang dapat hipo, normo atau hiperselular dengan disertai displasi
system hempoesis
MDS didiagnosis dengan memeriksa sel-sel darah dan sumsum tulang yang
diperoleh dari sampel darah dan biposi sumsum tulang belakang.

Anda mungkin juga menyukai