Sosialisasi Ppi Dasar

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 54

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI
DI RUMAH SAKIT KARISMA CIMAREME

Oleh : dr. Amalia Putri

disampaikan dalam acara :


Sosialisasi PPI Dasar
Rumah Sakit Karisma Cimareme
LATAR BELAKANG
Meningkatnya kasus
RUMAH Emerging Disease dan
SAKIT HAIs

• Mempunyai peran untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat
• Mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel,
dan transparan terhadap masyarakat

KEMKES
Kebijakan tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
KEBIJAKAN KEMKES DALAM
PPI
DASAR HUKUM
• Undang-Undang RI No. 36 tentang Kesehatan
Pasal 5 (2) : Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau
Pasal 6 : Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang
sehat bagi pencapaian derajat kesehatan

• Undang-Undang RI No. 44 tentang Rumah


Sakit
Pasal 32 (n) : Setiap orang berhak memperoleh keamanan
dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah
sakit
KEBIJAKAN KEMKES TENTANG PPI
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman PPI di
Fasyankes
• Setiap Fasyankes harus melaksanakan PPI
• Pelaksanaan PPI dilakukan melalui pembentukan komite
atau tim PPI
• Komite atau tim PPI dibentuk untuk menyelenggarakan
tata kelola PPI yang baik agar mutu pelayanan medis serta
keselamatan pasien dan pekerja di Fasyankes terjamin
dan terlindungi
TUGAS KOMITE PPI
• Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
• Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI
• Membuat SPO PPI
• Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI
• Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs
• Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
cara pencegahan dan pengendalian infeksi
• Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan dalam PPI
• Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI
TUGAS KOMITE PPI
• Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM RS dalam PPI
• Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
• Berkoordinasi dengan unit lain terkait PPI (TPRA, Tim K3, dan
Tim KP)
• Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan
dan pengadaan alat
• Melakukan pengawasan terhadap tindakan yang menyimpang
dari SPO
• Melakukan investigasi, menetapkan, dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB
KONSEP DASAR HAIS
DAN
PROGRAM PPI
DEFINISI
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Merupakan upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi
pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar Fasyankes

Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan atau Healthcare


Associated Infections (HAIs)
Merupakan infeksi yang terjadi pada pasien :
 Selama perawatan di RS dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan
tidak dalam masa inkubasi
 Termasuk infeksi dalam rumah sakit tetapi muncul setelah puang
 Infeksi yang didapatkan petugas karena pekerjaannya.
• Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah
bila Fasyankes secara konsisten melaksanakan program
PPI

• Pedoman PPI bertujuan untuk meningkatkan kualitas


pelayanan di Fasyankes sehingga melindungi SDM
kesehatan, pasien, dan masyarakat dari penyakit infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.

• Pelaksanaan PPI di Fasyankes bertujuan untuk melindungi


pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang menerima
pelayanan kesehatan, serta masyarakat dalam lingkungan
Fasyankes dengan memutus siklus penularan penyakit
infeksi
KONSEP DASAR PENYAKIT
Infeksi
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen,
dengan atau tanpa disertai gejala klinik

Rantai Infeksi
Merupakan rangkaian yang harus ada untuk menimbulkan infeksi
 Agen infeksi : mikroorganisme penyebab infeksi
 Reservoir : wadah tempat agen infeksi dapat hidup / tumbuh
 Portal of exit : lokasi tempat agen infeksi meninggalkan reservoir
 Metode transmisi : metode transport mikroorganisme dari wadah
ke penjamu yang rentan (kontak, triplet, airborne, vehikulum,
vektor)
 Portal of entry : lokasi agen infeksi memasuki penjamu yang rentan
 Susceptible host (penjamu rentan) : seseorang dg kekebalan tubuh
menurun sehingga tidak mampu melawan agen infeksi
RANTAI PENULARAN INFEKSI
KEWASPADAAN
ISOLASI

PPI dilaksanakan
melalui
penerapan
PENGGUNAAN AB
SECARA BIJAK
BUNDLES

Fasyankes harus melaksanakan :

SURVEILANS

KEWASPADAAN
ISOLASI
KEWASPADAAN ISOLASI
 KEWASPADAAN STANDAR
1. Kebersihan Tangan
2. Alat Pelindung Diri
3. Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
4. Pengendalian Lingkungan
5. Pengelolaan Limbah
6. Penatalaksanaan Linen
7. Perlindungan Kesehatan Petugas
8. Penempatan Pasien
9. Etika Batuk
10. Praktik Menyuntik yang Aman
11. Praktik Lumbal Pungsi yang Aman
KEWASPADAAN ISOLASI

KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
1. Kewaspadaan transmisi melalui kontak
2. Kewaspadaan transmisi melalui droplet
3. Kewaspadaan transmisi melalui udara
4. Kewaspadaan transmisi melalui
common vehicle
5. Kewaspadaan transmisi melalui vektor
HAND HYGIENE (KEBERSIHAN
TANGAN)
• Hal utama dalam PPI
• Komponen sentral dari Patient Safety
• Sederhana dan efektif mencegah HAIs
• Menciptakan lingkungan yang aman
Kapan kita mencuci tangan menggunakan air
mengalir? Dan kapan kita mencuci tangan
menggunakan cairan berbasis alkohol?

Bila tangan kotor atau terkena cairan tubuh, cuci dengan air
mengalir dan sabun
Bila tangan tak tampak kotor, bersihkan dengan cairan
berbasis alkohol
VIDEO MENCUCI TANGAN
PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG
DIRI)
• APD merupakan pakaian khusus atau peralatan yang
dipakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik,
kimia, biologi atau bahan infeksius
• APD terdiri dari sarung tangan, masker, gaun pelindung,
Goggle atau perisai wajah, sepatu pelindung, topi
pelindung
• Gunakan APD sesuai indikasi
• Segera lepas APD jika tindakan sudah selesai
• Tidak dibenarkan menggantung masker di leher,
memakai sarung tangan sambil menulis dan menyentuh
permukaan lingkungan
JENIS APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
• Sarung tangan : bedah (steril), pemeriksaan
(bersih), rumah tangga
• Masker : bedah, respiratorik, rumah tangga
• Gaun pelindung : tidak kedap air, kedap air,
steril, non steril
• Goggle dan perisai wajah
• Sepatu pelindung
• Topi pelindung
MASKER RESPIRATORIK
• FIT test
• Pemeriksaan segel
positif : hembuskan
napas kuat-kuat
• Pemeriksaan segel
negatif : tarik napas
dalam-dalam, tekanan
negatif akan membuat
respirator menempel di
wajah
CARA MENGGUNAKAN MASKER
N95
PERALATAN PERAWATAN PASIEN
PERALATAN PERAWATAN PASIEN
• Pembersihan awal (precleaning) : proses yang membuat benda
mati lebih aman untuk ditangani sebelum dibersihkan,
mengurangi tetapi tidak menghilangkan mikroorganisme
• Pembersihan : proses yang secara fisik membuang semua
kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya (mencuci dengan
sabun atau enzym, membilas dengan air bersih, dan
mengeringkan : jgn gunakan pembersih yang mengikis)
• DTT : proses menghilangkan menggunakan desinfektan atau
menguapkan
• Sterilisasi : proses menghilangkan semua mikroorganisme
menggunakan uap ekanan tinggi, panas kering, sterilisasi
kimiawi, atau radiasi
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

• Merupakan upaya perbaikan kualitas udara,


kualitas air, dan permukaan lingkungan, serta
desain dan konstruksi bangunan
• Dilakukan untuk mencegah transmisi
mikroorganisme kepada pasien, petugas, dan
pengunjung
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
• Kualitas udara :
 Menggunakan dry mist dengan H2O2 atau sinar matahari untuk ruangan pasien
dengan ariborne disease
 Tidak dianjurkan melakukan fogging dan sinar UV
 Tidak direkomendasikan kultur permukaan lingkungan secara rutin, kecuali ada
outbreak atau renovasi
 Pertukaran udara di ruang perawatan (min 6kali), Ruang isolasi (min 12kali), Ruang OK
(min 20kali)

• Kualitas air :
 Kualitas air bersih harus sesuai
 Pengawasan kualitas air minum : harus memenuhi standar mutu

• Kualitas lingkungan :
 Permukaan lingkungan datar, bebas debu, bebas sampah, dan bebas serangga
 Tidak dianjurkan menggunakan karpet di ruang perawatan, menempatkan bunga segar
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

• Pembersihan area sekitar pasien :


 Pembersihan permukaan sekitar pasien harus dilakukan
secara rutin setiap hari, termasuk setiap kali pasien pulang /
keluar dari Fasyankes
 Pembersihan juga perlu dilaksanakan terhadap barang
yang sering tersentuh tangan, misal : nakas samping tempat
tidur, bed plang, tiang infus, gagang pintu, dll
 Bongkaran pada ruang rawat dilakukan setiap 1 bulan atau
sesuai dengan kondisi hunia ruangan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
• Desain dan Konstruksi Bangunan :
 Desain jumlah petugas kesehatan
Perencanaan kebutuhan jumlah petugas disesuaikan dengan
jumlah pasien, pertimbangan faktor kelelahan bisa
berakibat kefatalan
 Desain ruang rawat : ada ruang isolasi (tekanan negatif), ada
handrub
 Luas ruangan yang tersedia : disarankan 12-16m2
 Persyaratan teknis komponen lantai, dinding, dan langit-
langit
Pertemuan lantai dan dinding tidak bersiku, pertemuan
dinding tidak bersiku, langit-langit mudak dibersihkan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
• Pengelolaan alat medik reuse dan disposable:
 Semua alat steril disimpan di lemari tertutup dan bebas debu
 Alat disposable tidak boleh diproses atau dicuci tetapi
langsung dibuang ke tempat sampah sesuai jenis limbahnya

• Pengelolaan makanan :
 Pengelolaan makanan pasien harus dilakukan oleh tenaga
terlatih
 Semua permukaan di dapur harus mudah dibersihkan
 Tempat penyimpanan bahan makanan kering : tidak menempel
ke lantai, dinding atau atap
 Makanan hangat harus dirancang agar bisa segera dikonsumsi
pasien
VIDEO TATA CARA
MEMBERSIHKAN TUMPAHAN DARAH
PENGELOLAAN LIMBAH
• Tujuan pengelolaan limbah :
 Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar
fasyankes dari penyebaran infeksi
 Membuang bahan berbahaya dengan aman

• Proses pengelolaan limbah :


 Identifikasi jenis limbah
 Pemisahan limbah (infeksius, non infeksius, benda tajam, cair)
 Wadah tempat penampungan limbah infeksius berlambang biohazard
(tertutup, ada pedal kaki, ikat kantong plastik limbah jika sudah ¾ penuh
 Pengangkutan (menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup dan mudah
dibersihkan, lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
 Tempat penampungan limbah sementara
 Pengelolaan limbah (insenerator, TPA, IPAL)
 Penanganan limbah benda tajam
PENGELOLAAN LINEN
• Linen Kotor
• Linen Terkontaminasi

 Ada prosedur penanganan, pengangkutan dan distribusi linen


 Petugas yang menangani linen harus menggunakan APD
 Pemisahan linen dilakukan sejak dari lokasi penggunaannya
 Linen kotor dimasukan ke plastik bening, linen terkontaminasi
dimasukan ke plastik kuning
 Buang terlebih dahulu kotoran seperti feses
 Alur linen kotor terkontaminasi TERPISAH dengan linen bersih
PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS

• Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala


terhadap semua petugas kesehatan maupun
tenaga non kesehatan
• Penyediaan sarana kewaspadaan standar dan
pemberian vaksin
• RS mempunyai kebijakan untuk
penatalaksanaan luka tusuk jarum atau benda
tajam bekas
Semua pakai di(siapa
petugas rumah yang
sakitharus
dihubungi, pemeriksaan
beresiko terkena dan konsultasi)
penularan
penyakit
ALUR PENATALAKSANAAN
LUKA TUSUK JARUM / CAIRAN TUBUH
STRATEGI PENCEGAHAN RESIKO
KECELAKAAN KERJA
• Taat menerapkan kewaspadaan isolasi
• Tidak memanipulasi jarum bekas pakai
• Pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan

Segera laporkan kejadian kecelakaan kerja di


rumah sakit, misal : tertusuk benda tajam
habis pakai
PENEMPATAN PASIEN
• Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan
pasien non infeksius
• Penempatan pasien disesuaikan dengan pola
transmisi
• Bila tidak ada ruangan tersendiri, boleh dirawat
bersama menggunakan sistem kohorting
• Mobilisasi pasien dengan airborne dibatasi
• Pasien HIV tidak boleh dirawat bersama dengan
pasien TB
PERTANYAAN
Bagaimana penanganan
pasien dengan airborne
disease di pendaftaran?
ETIKA BATUK
PRAKTIK MENYUNTIK YANG AMAN
• Menggunakan spuit berulang
kali tidak direkomendasikan
• Menggunakan bak instrumen
jika memberikan suntikan,
bukan keranjang plastik
berlubang
Tidak memakai ulang jarum suntik
• Pertahankan teknik aseptik untuk mencegah
kontaminasi alat injeksi
• Segera buang jarum suntik habis pakai
• Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai
PRAKTIK LUMBAL PUNKSI
• Masker harus dipakai klinisi saat melakukan
lumbal pungsi, anastesi spinal /epidural /
pasang kateter vena sentral
• Penggunaan masker bedah bertujuan untuk
mencegah droplet flora orofaring yang dapat
menimbulkan meningitis bakterial
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
1. Kewaspadaan transmisi melalui
kontak
Kontak langsung : pada permukaan kulit yang
etrbuka
Kontak tidak langsung : ditransmisikan melalui
tangan petugas
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
2. Kewaspadaan transmisi melalui
droplet
Transmisi melalui droplet terjadi ketika partiker
droplet berukuran > 5 µm yang dikeluarkan pada
saat batuk, bersin, muntah, bicara, prosedur
suction
Contoh : common cold
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI
3. Kewaspadaan transmisi melalui udara
Transmisi melalui udara terjadi ketika partikel
droplet berukuran 1 - 5 µm. Contoh : TB
Langkah penerapan kewaspadaan transmisi :
 Pengaturan penempatan posisi pemeriksaan
 Penempatan pasien TB yang belum mendapat
terapi OAT
 Peringatan ttg cara transmisi infeksi dan
penggunaan APD di ruang rawat
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
4. Kewaspadaan transmisi melalui
common vehicle
5. Kewaspadaan transmisi melalui
vektor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai