Pembimbing :
PENDAHULUAN
• Malnutrisi akut berat (MAB) prevalensi
tinggi, terutama di Asia Tenggara
Profil personal
Keluhan
Pola makan
Imunisasi
Perkembangan Anamnesis
Detail sosio-demografis detail
orangtua
Pengukuran
antropometri
Pemeriksaan sistemik
6
2 ml pada tabung
EDTA untuk
pemeriksaan darah
lengkap
HASIL
Kelompok Usia 50% berusia 6-12 bulan
Pola makan 88% belum diberi makanan
tambahan
Anemia (pada 94% Ringan (8%)
pasien)
Sedang (40%)
Berat (46%)
Kondisi komorbid Pneumonia (32%)
Diare (28%)
Malaria (8%)
Nutritional tremor syndrome
(6%)
9
10
Konsentrasi folat
pada ASI cukup tinggi Pemberian ASI
& independedn protektif terhadap
terhadap simpanan defisiensi folat
folat maternal
Luaran neurologis
yang buruk Dapat disebabkan
(keterlambatan dan oleh defisiensi B12
regresi milestone)
13
Pengukuran
holotranskobalamin Hemolisis sampel Pengukuran
dan metabolit darah sebelum analisis kandungan
(homosistein, asam dapat menghasilkan mikronutrien ASI
metilmalonat) lebih nilai folat yang lebih dapat memperkuat
sensitif dibandingkan tinggi hasil
serum vitamin B12
KELEMAHAN
14
KESIMPULAN
• Defisiensi B12 lebih banyak ditemukan daripada defisiensi
besi dan folat pada pasien MAB
CRITICAL APPRAISAL
16
CRITICAL APPRAISAL
Penulis • Yaikhomba T, Poswal L, Goyal S
PICO
Patient / problem
• 50 anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun dengan malnutrisi akut berat yang
dirawat di Bal Chikitsalaya, RNT Medical College, Udaipur, Rajasthan
Intervention
• Pemeriksaan sampel darah vena perifer
Outcome
• Pada pasien malnutrisi akut berat, anemia defisiensi vitamin B12 lebih
banyak ditemukan daripada defisiensi besi dan folat
Comparison / Control
• Tidak ada kelompok kontrol
18
Validitas
Importance
Applicability
Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan?
• Ya
TERIMA KASIH