Anda di halaman 1dari 14

Pancasila

sebagai Dasar
Sistem Etika
• DANANG ROSO J 135150200111075
• ABDURRAHMAN FAIZ 185150201111063
• HENDRIKUS DIMAS SAMARA 18515020
Pengertian Etika

Berasal dari kata yunani “ethos” yang


berarti adat/kebiasaan, kebiasaan dalam
cara bertindak. Dalam hal ini etika memiliki
sudut pandang normatif dimana objeknya
adalah manusia dan perbuatannya.
Ciri-ciri Etika

 Terdapat beberapa ciri-ciri karakteristik


etika yang membedakan dengan norma
lainnya:
1. Etika tetap berlaku meski tidak ada
seorangpun yang menyaksikan.
2. Bersifat absolut atau mutlak.
3. Dalam etika terdapat cara pandang
dari sisi batiniah manusia.
4. Sangat berkaitan dengan perbuatan
atau perilaku manusia.
Jenis-jenis Etika

 Etika filosofis: suatu etika yang bersumber


dari aktifitas berfikir yang dilakukan oleh
manusia. Dengan kata lain, etika
merupakan bagian dari filsafat.

 Etika teologis: etika yang bersumber dari


nilai-nilai ketuhanan/ilahi dan kitab-kitab
keagamaan.
Etika Pancasila

Etika Pancasila adalah etika yang


mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
Ketuhanan, kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan.
Nilai ketuhanan
dalam Pancasila
Secara hirarkis, nilai Ketuhanan adalah nilai
tertinggi karena nilai ini bersifat mutlak.
Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai
Ketuhanan. Suatu perbuatan dikatakan
baik jika tidak bertentangan dengan nilai,
kaidah, dan hukum tuhan.
BUNG KARNO (1 Juni 1945)
“Bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-
masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan.
Tuhannya sendiri.
 Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa
Al-Masih;
 Yang Islam menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW;
 Orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-
kitab yang ada padanya.
Tetapi, marilah kita semuanya ber-Tuhan.
Hendaknya Negara Indonesia ialah negara yang tiap-
tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan
cara yang leluasa.
Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara
kebudayaan, yakni dengan tiada ‘egoisme agama’.
Dan hendaknya Negara Indonesia satu negara yang
bertuhan!”
Ber-Tuhan artinya:
Mewujudkan sifat utama-Nya yang
diterapkan dalam membangun hubungan
 manusia dengan Tuhan,
 manusia dengan manusia,
 dan manusia dengan alam sekitarnya
termasuk hewan dan lingkungan.
Inti dari memahami nilai
“Ketuhanan Yang Maha Esa”
adalah memahami dan
menjalankan sifat utama yang
dimiliki Tuhan, yaitu:
 Rahman dan Rahim
 Pengasih dan penyayang
 Welas asih
Sila Ketuhanan Yang
Maha Esa
Menghendaki agar bangsa Indonesia
berketuhanan dengan menjiwai sifat kasih
sayang-Nya dan menjadikan-Nya sebagai
SUMBER MORALITAS dalam kehidupan dan
kemasyarakatan.
Melakukan hal baik kepada sesama
manusia tanpa pandang bulu suku, ras,
dan agamanya.
Nilai Etis Ketuhanan sebagai
solusi problem bangsa
Nilai Etis Ketuhanan
sebagai solusi problem
bangsa
Dari contoh kasus tersebut, dengan
berlandaskan nilai etis ketuhanan dalam
Pancasila yang hakikatnya terletak pada
keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral.
Yang artinya, setiap perilaku warga negara
harus didasarkan atas nilai-nilai moral yang
bersumber pada norma agama. Maka,
kejadian tersebut seharusnya tidak terjadi,
karena… (slide selanjutnya)
“Ingatlah, siapa yang mendzalimi seorang
kafir mu’ahad, merendahkannya,
membebaninya di atas kemampuannya
atau mengambil sesuatu darinya tanpa
keridhaan dirinya, maka saya adalah
lawan bertikainya pada hari kiamat”
(HR. Abu Daud, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’).

Dari hadits diatas dapat dilihat bahwa sebenarnya jika


berlandaskan pada agama yang disini sebagai contoh
adalah agama islam, maka di dalam agama
mengajarkan tentang hidup berdampingan dan
mengajarkan kebermanfaatan bagi orang lain.

Tidak penting apapun agama
atau sukumu. Kalau kamu bisa
melakukan sesuatu yang baik
untuk semua orang, orang


tidak pernah tanya apa
agamamu.”
- GUS DUR

Anda mungkin juga menyukai