Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.

M USIA 34 TAHUN
G1P0A0 HAMIL 37 MINGGU DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA
 
KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :
SILPANA MAMTA
NIM : 21110271
 
 
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2014
Latar belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
penilaian status kesehatan. Organisasi kesehatan dunia (WHO)
memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu
meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap
menit ada satu perempuan yang meninggal. Angka ini muncul
mayoritas dari negara-negara berkembang; Angka Kematian
Ibu (AKI) mencapai sekitar 600 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2013 menunjukkan, Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat dari
tahun-tahun yaitu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Jumlah ini meningkat dibanding data SDKI tahun 2007 yang
besarnya 228 per 100.000 kelahiran, dan masih merupakan yang
tertinggi di Asia. Selain masih rendahnya kesadaran akan
kesehatan ibu hamil, beberapa penyebab kematian ibu
melahirkan antara lain pendarahan, hipertensi saat hamil atau
preeklamsia, dan infeksi.
TINJAUAN TEORI
DEFINISI PLASENTA ETIOLOGI
PREVIA
Penyebab pasti plasenta
• Plasenta previa ialah plasenta previa hingga saat ini belum
yang berimplantasi pada diketahui secara pasti,
segmen bawah Rahim dan namun terdapat faktor-
menutupi sebagian atau seluruh faktor yang meningkatkan
ostium uteri internum. kejadian plasenta previa,
(Saifuddin, 2009; 162) antara lain:
• Plasenta previa adalah • Umur penderita
perdarahan yang terjadi pada • Paritas
trimester II lebih banyak • Endometrium yang cacat
disebabkan oleh kelainan letak
implantasi plasenta atau
plasenta previa. (Iranti, 2013)
TANDA DAN GEJALA
ASUHAN BIDAN
Gejala perdarahan awal Bidan harus mampu melakukan
plasenta previa, pada deteksi dini plasenta previa dalam
umumnya hanya berupa asuhan antenatal. Dengan mengenali
perdarahan bercak atau ringan faktor resiko, tanda serta gejala,
dan umumnya berhenti secara sehingga dapat mencegah komplikasi
spontan. Gejala tersebut sedini mungkin. Asuhan lanjutan
dilakukan pada unit perawatan tertier
kadang-kadang terjadi sewaktu
berupa tindakan konservatif
bangun tidur, tidak jarang, kehamilan atau terminasi oleh tenaga
perdarahan pervaginam baru kesehatan berwenang. (Irianti dkk,
terjadi pada saat inpartu. 2013; 147)
Jumlah perdarahan yang
terjadi sangat tergantung dari
jenis plasenta previa.
(Saiffudin, 2009; 163)
Penatalaksanaan medis
PLASENTA PREVIA

Total parsialis

aterm prematur aterm Prematur


Konservatif Konservatif
Rawat inap Rawat inap

perdarahan

Pecahnya ketuban

Perdarahan uterus Hiss mulai


Gawat janin
Prolapsus tali pusat
Seksio secarea debris Induksi persalinan Persalinan
Langsung seksio secarea (oksitosin drip) pervaginam
ketika:
- Perdarahan banyak
- Gawat janin Induksi persalinan
- Pada primigravida
- Kelainan letak janin
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas

Nama :Ny. M Nama : Tn. T


Umur : 34 th Umur : 33 th
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Suku/bangsa:Sunda/Indonesia Suku/bangsa:Sunda/Indonesia
Alamat : Pesanggrahan Alamat : Pesanggrahan
no.36 Ciputat no.36 Ciputat
2. Alasan masuk 5. Riwayat kesehatan yang diderita
Pasien datang untuk memeriksakan sekarang/dulu
kehamilannya dan masuk RS. Ibu mengatakan pada bulan Januari
Bhineka Bakti Husada keluar flek-flek tanpa disertai rasa
nyeri. Dan ibu mengatakan
3. Keluhan Utama melakukan USG pada tanggal 18 – 1 –
ibu mengeluh keluar darah 2014 dengan hasil USG plasenta
berwarna merah segar dari jalan terletak dibawah usia kehamilan 27 –
lahir sejak tadi pagi dan 28 minggu jika dihitung dari HPHT
menghabiskan 4 pembalut sampai
pukul jam 11.00. ibu mengatakan 6. Pemeriksaan Penunjang
pada bulan januari keluar flek-flek. • Laboraturium
Ibu mengatakan takut dan cemas Darah : Hb 8,9 gr% Gol. Darah B
dengan kondisinya sekarang Rhesus +
• USG
4. Riwayat Kehamilan Sekarang letak kepala, janin tunggal, DJJ
G P A: G1P0A0 (+), berat badan janin 2806 gr,
HPHT : 7 – 7 – 2013 usia kehamilan 37 minggu,
TP : 14 – 4 – 2014 plasenta terletak dibawah segmen
bawah rahim, ketuban cukup
B. Data Objektif Palpasi
1. Keadaan Umum : baik Leopold I : di fundus ibu teraba
Kesadaran : compos metis lunak, tidak melenting (bokong)
Keadaan emosional : stabil Leopold II : disebelah kanan ibu
Tanda vital teraba bagian keras, panjang seperti
TD : 120/80 mmHg ada tahanan (punggung). Disebelah
N : 80 ×/menit kiri ibu teraba bagian-bagian
RR : 18 ×/menit terkecil janin ( ekstremitas)
S : 36,5 ˚C Leopold III : teraba bagian bulat
2. Pemeriksaan Fisik keras dan melenting (kepala)
a. Kepala Leopold IV: tidak dilakukan
Muka : cloasma tidak ada, Auskultasi DJJ : 146 x/menit
oedema tidak ada TBJ : (32-13) × 155 : 2945 gr
Mata : konjungtiva pucat, sclera
putih
b. Abdomen c. Ekstremitas
Bekas luka operasi : tidak ada Atas Bawah
Bentuk perut : sesuai masa Telapak tangan : pucat Varices : tidak ada
Kehamilan Edema : tidak ada Oedema : tidak ada
Linea : nigra , Striae : alba Varises : tidak ada
Sebelah kiri terpasang infus
TFU (Mc Donal): 32 cm Dexa 5% + Bricasma 2
ampul 20 Tpm. Sisa infus
200 cc
II. ANALISA MASALAH/DIAGNOSA IV. TINDAKAN SEGERA
Diagnosa Ibu : Ny. M usia 34 tahun Melakukan kolaborasi dengan
G1P0A0 hamil 37 minggu dengan dokter Sp.OG dan melanjutkan
plasenta previa totalis advis dokter Sp.OG, meliputi :
Diagnosa Janin: Janin tunggal hidup
intrauterine presentasi • Pemberian infus Dexa 5% +
kepala bricasma 2 ampul 20 Tpm
Masalah : • Memberikan transamin 500 mg 3
ibu terlihat cemas dan takut dengan ×1
kondisinya sekarang • Memberikan dexamethason 1 × 3
Tindakan kebutuhan segera : mg IV (2 hari)
Memberikan motivasi dan dukungan • Pemberian ceftriaxon 1 gr 2 ×
moral kepada ibu 1gr
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan janinnya dalam
keadaan baik

III. DIAGNOSA POTENSIAL


anemia, kelahiran SC
V. PERENCANAAN
1. Melakukan informed conset pada ibu dan
keluarga untuk dilakukan pemberiam
antibiotic ceftriaxone dan skin test.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu PENATALAKSANAAN
dan keluarga TD : 120/80 mmHg, nadi : 80
×/menit, pernapasan : 18 ×/menit, suhu : &
36,5 ˚C, mata terlihat pucat, DJJ terdengar
dan teratur, Hb: 8,9 gr% therapi yang
EVALUASI
dianjurkan pemberian infus Dexa 5% +
bricasma 2 ampul 20 Tpm; transamin 500
mg 3 × 1; dexamethason 1 × 3 mg IV (2
hari); ceftriaxon 1 gr 2 × 1gr
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat total
dengan tidur berbaring ditempat tidur
tanpa melakukan aktivitas apapun dan
apabila ingin BAK untuk menggunakan
pispot saja
4. Menganjurkan ibu untuk tenang dan tidak
stress SESUAI DENGAN
5. Melakukan pemberian antibiotic PERENCANAAN
ceftriaxsone pada pukul 19.00 WIB secara
IC (skin test) 0,1 cc
Catatan Perkembangan
A. ASUHAN ANTENATAL CARE
(Selasa, 25/3/2014, 20.00 wib)
S : ibu mengatakan sudah merasa lebih baik. Mengeluh bengkak pada
lokasi pemasangan infus.
O : keadaan umum : baik, Keadaan emosional : stabil, kesadaran : compos
mentis. TTV : Td : 120/80 mmHg, N: 80 /menit, RR : 20 /menit, S : 36˚C,
kontraksi tidak ada, DJJ (+) 133 ×/menit, perdarahan sedang. Ekstremitas:
infus bengkak dan tidak lancar, cairan infus : 100 cc
A : G1P0A0 hamil 37 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala
P : 1. Melakukan pemeriksaan ttv, DJJ, perdarahan
Hasil : Td : 120/80 mmHg, N: 80 /menit, RR : 20 /menit,
S : 36˚C, DJJ 133 ×/menit, perdarahan (+)
2. Melakkukan aff infus karena bengkak
Hasil : infus telah di lepas dan pindah lokasi di sebelah
kanan, tidak bengkak dan tetesan lancar
3. Jam 20.40 dokter Sp.OG visit+USG, advis :
Obat teruskan, Tindakan section caesarean, Siapkan darah untuk transfuse
500 cc
4. Melakukan informed conset kepada ibu dan keluarga untuk dilakukan sectio
caesarea.
Hasil : ibu telah mengetahui dan bersedia untuk dilakukan tindakan section
caesarea esok hari pukul 09.30
5. Mengobservasi keadaan ibu dan infus, perdarahan
Hasil : keadaan umum baik, DJJ: 146 ×/menit. Infus D5% + 2 ampul bricasma
20
Tpm, perdarahan banyak
6. jam 22.00 mengambil sampel darah ibu untuk cek HBPT (Hb post transfusi)
Hasil : sampel darah ibu telah diambil dan diantarkan ke laboraturium dan
hasilnya 9,3 gr%
7. jam 22.00 memberikan therapi transamin 500 mg untuk menghentikan
perdarahan
hasil : diberikan transamin secara IV melalui bolus
8. Menyarankan ibu untuk makan dan minum sebelum berpuasa esok hari pada
pukuk 02.00 WIB untuk persiapan pelaksanaan operasi section caesarea.
Hasil : ibu bersedia melakukannya.
9. Jam 02.00 menganjurkan pasien untuk puasa, mengukur TTV dan
mengobservasi
infus
Hasil : ibu bersedia melakukannya
TD: 110/80 mmHg, N: 86 ×/menit, RR: 20 ×/menit, S:36 ̊ C, DJJ: 138 ×/menit
Infus habis ganti RL + 2 ampul Bricasma 20 Tpm
10. Jam 06.00 memberikan therapi injeksi transamin dosis 500 mg dan ceftriaxone
dosis 1 gr
Hasil : terapi diberikan secara IV melalui bolus
B. ASUHAN INTRANATAL CARE
(Selasa, 26/3/2014, 09.30 wib)
S : ibu mengatakan merasa tegang untuk melakukan operasi nanti
O : keadaan umum : baik, Keadaan emosional : stabil, kesadaran : compos mentis.
TTV : Td : 120/80 mmHg, N: 84 /menit, RR : 20 /menit, S : 36,5˚C. kontraksi
tidak ada, DJJ (+) 142 /menit, perdarahan sedang,encer.
A : G1P0A0 hamil 37 minggu dengan plasenta previa totalis
Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala
P : 1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil TTV
Hasil : Td : 120/80 mmHg, N: 84 /menit, RR : 20 /menit,S : 36,5˚C
2. Menganjurkan ibu untuk tenang dan tidak stress. Karena psikologis ibu
mempengaruhi keadaan janinnya didalam kandungan
Hasil : ibu berusaha untuk tenang dan tidak stress
3. Memberi motivasi dan dukungan kepada ibu
Hasil : tindakan telah dilakukan
4. Melakukan persiapan pasien untuk tindakan section caesarea
Hasil : ibu telah dilakukan cukur pubis (+), pemasangan dower kateter (+),
pemakaian baju OK (+) untuk tindakan section caesarea.
5. Pukul 10.30 mengantarkan ibu keruang OK
Hasil : ibu telah berada di ruang OK untuk operasi section caesarea
6. Pukul 12.00 tindakan sectio caesarea selesai dan mengantarkan ibu kembali
keruang rawat inap
Hasil : ibu telah berada di ruangan rawat inap
7. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG, tindakan :
- Infuse RL + 1 ampul synto
- Bedrest 24 jam
- 3 jam post SC minum bertahap
- 12 jam post SC diit BB
- 24 jam post SC diit NB
- R/ ceftriaxsone 2 × 1 gr, gentamicin 2 × 1 gr, kalnex 3 × 1 gr
Hasil : tindakan telah dilakukan, dan mengambil obat ke apotik.
8. Jam 14.00 pasang infus line kedua di tangan kiri
Hasil : infuse telah dipasang 2 line, line ke- 1 RL + synto 10 IU 16 Tpm,
line
ke – 2 NaCl untuk transfuse
9. Melakukan pendokumentasian
Hasil : hasil tindakan telah didokumentasikan
C. ASUHAN POSTNATAL CARE
(Rabu, 26/3/2014, 14.00 wib)
S :mengatakan pusing, lemas, mual, mulas dan merasa nyeri pada perutnya
O :keadaan umum : baik, Keadaan emosional : stabil, kesadaran : compos
metis. TTV : Td : 110/70 mmHg, N: 84 /menit, RR : 20 /menit, S : 36,5˚C.
Anastesi : spinal lumbal 4 – 5. Kondisi luka jahitan basah, infus RL +
sinto 10 IU 16 tpm. Kateter 200 cc
A : P2A0 2 jam post partum SC
P : 1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil : ibu dan keluarga mengerti yang dijelaskan
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa pusing lemas dan mual adalah efek
samping
dari pemberian anastesi
Hasil : ibu mengerti yang dijelaskan
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas yang ibu rasakan adalah
factor yang
fisiologis dimana otot rahim mengalami kontraksi untuk proses pengecilan
dan kembali seperti sebelum hamil
Hasil : ibu telah mengerti yang dijelaskan
4. 3 jam post SC menganjurkan ibu untuk minum bertahap dalam 1 gelaS
Hasil : ibu bersedia melakukannya
(Sabtu, 29/3/2014, 06.00 wib)
S : Ibu mengatatakan keadaannya sudah lebih baik, dan sudah menyusui
O : keadaan umum: baik, Keadaan emosional: stabil, kesadaran : compos mentis.
Td : 120/80 mmHg, N: 84 /menit, RR: 20 /menit, S : 36˚C, ASI (+) Luka
operasi : basah
A : P1A0 post partum SC 3 hari
P : 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu baik
Hasil : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan ibu makan dan minum dengan nasi biasa dan air putih
Hasil : ibu menghabiskan makanannya
3. Memberikan ibu terapi oral
Hasil : ibu telah mendapatkan terapi oral fixiphar (100 mg) untuk antibiotik,
acetram untuk penghilang rasa nyeri, methyl ergometrin (0,125 mg),becom-C
dan ibu meminumnya setelah makan
4. dokter Sp.OG visit untuk kontrol keadaan ibu, lanjutkan terapi obat oral
dan
memberitahu bahwa ibu dapat pulang hari ini
hasil: ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
5. Mengganti perban pada luka bekas operasi
Hasil : luka operasi masih basah
6. Memberitahu ibu untuk menjaga daerah operasi agar tetap kering dan
tertutup
kasa steril
Hasil : ibu mengerti yang dijelasskan
7. Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat pada
bayinya dengan mengganti kasa minimal 2 kali setelah
dimandikan atau apabila terlihat kotor dengan kasa steril
tanpa diberikan apapun
Hasil : ibu dapat menjelaskannya kembali
8. Melakukan aff infus
Hasil : tindakan telah dilakukan
9. Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari
kemudian yaitu tanggal 1 april 2014 atau bila ada keluhan
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya
10. Melakukan pendokumentasian
Hasil : setiap tindakan telah didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Data subjektif dilakukan dari pernyataan pasien yaitu ibu mengatakan ibu
berusia 34 tahun hamil yang pertama, ibu mengatakan umur kehamilan 9 bulan, ibu
mengatakan menstruasi terakhir tanggal 7 - 7 - 2013. Ibu mengeluh keluar darah
berwarna merah segar dari jalan lahirnya sejak tadi pagi dan menghabiskan 4
pembalut sampai jam 11.00, ibu mengatakan pada bulan januari keluar flek-flek.
Dari data objektif di dapat keadaan umum ibu baik dan kesadarannya compos
mentis; konjungtiva terlihat pucat atau anemis; telapak tangan ibu terlihat pucat dan
terasa dingin; Genetalia terjadi pengeluaran darah lewat jalan lahir berwarna merah
segar dan keluar gumplan. pemeriksaan laboraturium Ny. M didapat hasil Hb 8,9 gr
%.
Data yang telah didapatkan diatas sesuai dengan teori menurut (Irianti, 2013)
menyatakan gejala yang biasa terjadi pada plasenta previa yaitu riwayat perdarahan
bercak yang terjadi dengan ritme tertentu (perdarahan berulang), yang biasa terjadi
sejak usia kehamilan di atas 20 minggu, perdarahan yang terjadi tidak disertai
dengan mulas, namun jika terjadi pada akhir kehamilan dan disertai dengan mulas
akan memperbanyak jumlah darah yang dikeluarkan. Menurut (Manuaba, 2010)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang meningkatkan kejadian plasenta previa antara
lain: umur penderita yang terlalu muda dan diatas 35 tahun, paritas, dan
endometrium yang cacat akibat persalinan berulang atau bekas operasi
B. INTERPRETASI DATA C. DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa : Diagnosa potensial yang di dapat dari
Pada diagnose tidak terdapat kesenjangan pemeriksaan laboraturium yaitu
antara teori dan kasus, karena pada kasus anemia dimana hasil Hb: 8,9 gr%. Dari
Ny. M usia 34 tahun G1P0A0 hamil 37 data yang telah didapatkan pada kasus
minggu dengan plasenta previa totalis janin ini sesuai dengan teori. Menurut
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala. (Irianti, 2013) menyatakan pada ibu
plasenta akan meningkatkan kejadian
arubtion plasenta, anemia akibat
D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN perdarahan hebat sehingga
TINDAKAN SEGERA ATAU membutuhkan transfusi darah,
KOLABORASI DAN KONSULTASI meningkatkan kejadian plasenta akreta
Pada tindakan segera bidan melakukan hingga 15%, terjadinya emboli udara
kolaborasi dengan dokter Sp.OG dan pada plasenta yang meningkatkan
dilakukan pemberian infus, pemberian emboli air ketuban, meningkatkan
bricasma, pemberian transamin, pemberian kelahiran section secarea, dan kematian
antibiotic, bedrest total, dan tindakan SC. ibu. Sedangkan pada bayi dapat
Tindakan yang telah dilakukan diatas menyebabkan kelainan letak janin,
sesuai dengan teori menurut (Saifuddin, kelahiran preterm meningkat sebesar
2009) yaitu dengan pemberian infuse, 4.4 kali, distress janin, pertumbuhan
pemberian tokolitik, pemberian antibiotic, janin terhambat memiliki
bedrest total, dan tindakan SC. kemungkinan terjadi sebesar 1.58 kali,
kematian pada janin.
5. PERENCANAAN
Pada kasus Ny. M perencanaan pada metode Varney dan SOAP tidak ada
kesenjangan disini, pasien diberikan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) dan penatalaksanaan menurut teori dan lahan juga sudah sesuai, pada
kasus Ny. M usia kehamilannya adalah 37 minggu jadi penatalaksanaanya
adalah dilakukan secara konservatif

6. PENATALAKSANAAN
Pada kasus Ny. M penatalaksanaan pada metode Varney dan SOAP tidak ada
kesenjangan disini pasien telah diberikan komunikasi dan edukasi (KIE) dan
menlakukan penatalaksanaan menurut praktek dan teori sudah sesuai yaitu
penatalaksanaan secara konservatif.

7. EVALUASI
Dari hasil evaluasi, dari data perkembangan didapatkan hasil bahwa
kondisi ibu baik, tanda vital ibu normal, ibu mengalami perdarahan dan
anemia. Dan anemia ibu ditangani dengan melakukan tranfusi darah dan
diakhiri dengan tindakan section secarea
KESIMPULAN
• Pengkajian
Dari pengkajian yang sudah dilakukan ditarik kesimpulan bahwa untuk penyebab terjadinya
plasenta previa pada ibu adalah paritas rendah dan tidak ada yang berkaitan dengan faktor
resiko, disini kemungkinan penyebab dari plasenta previa yang terjadi pada ibu adalah dari
etiologi yaitu kemungkinan keadaan endometrium ibu kurang baik sehingga menyebabkann
plasenta harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin, sehingga plasenta
yang tumbuh meluas mendekati atau menutup ostium uteri internum selain itu pada
endometrium yang kurang baik juga menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang
lebih baik yaitu ditempat yang rendah didekat ostium uteri internum.

• Interpretasi data
Dari pengkajian yang sudah dilakukan sudah dapat mendeteksi keadaan yang dapat
menegakkan diagnosa kebidanan yaitu hasil wawancara dan dari data subjektif pada riwayat
kesehatan dahulu ibu pernah mengalami perdarahan bercak atau flek-flek pada usia
kehamilan 7 bulan dan di dilakukan USG dengan hasil yang didapat bahwa ibu mengalami
plasenta previa totalis.

• Diagnosa potensial
Dari pengkajian dan pemeriksaan penunjang didapat hasil ibu mengeluh keluar darah
banyak dari jalan lahirnya berwarna merah segar, serta ada gumpalan darah dan Hb: 8,9 gr
%. Sehingga kemungkinan yang terjadi pada ibu yaitu anemia akibat perdarahan hebat
sehingga membutuhkan transfusi darah.
• Tindakan segera
Tindakan segera yang dilakukan bidan adalah melakukan kolaborasi dengan
dokter Sp.OG , tindakan : 1) pemberian infus dexa 5% + bricasma 2 ampul; 2)
pemberian transamin 1 mg; 3) memberikan dexamethason 3 ampul; 4)
pemberian ceftriaxone 1 gr .

• Perencanaan
Recana yang akan dilakukan pada Ny. M adalah melakukan therapi konservatif
dan pemberian antibiotic ceftriaxone seacara skin test, menyarankan ibu untuk
bedrest total, dan transfusi darah

• Penatalaksanaan
Penatalakasanaan yang dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter pemberian
therapi infus dexa 5% + bricasma, transamin 1 mg, dexamethasone,
pemberian ceftriaxone 1 gr. Melakukan tranfusi darah karena ibu dengan Hb:
8,9 gr% dan dilakukan tindakan section secarea.

• Evaluasi
Setelah di evaluasi pada Ny. M usia kehamilan 37 minggu, terjadi perdarahan
dan tidak ada kontraksi, selain itu juga ibu mengalami anemia. Dan ibu
dilakukan section secarea.
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai