Anda di halaman 1dari 15

Konsolidasi

Nama kelompok :
Arif Fadillah
Muhammad alvazan v I
Pengertian konsolidasi

Konsolidasi adalah mampatnya tanah karena menderita tambahan tekanan


efektif. pada peristiwa konsolidasi akan dipelajari 2 (dua) hal :
Besarnya penurunan yang akan terjadi, yang ditentukan oleh :
 Kompressibilitas tanah
 Tebal tanah kompressibel
 Besarnya tambahan tekanan efektif
Laju konsolidasi atau kecepatan proses kosolidasi, yang dipengaruhi oleh :
 Permeabilitas tanah
 Tebal tanah
 Kondisi drainase di atas dan di bawah lapisan tanah kompressibel
UJI KONSOLIDASI SATU DIMENSI DI
LABORATORIUM

 Mekanisme proses konsolidasi satu dimensi (one dimensional consolidation)


dapat digambarkan dengan cara analisis seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.2. Silinder berpiston yang berlubang dan dihubungkan dengan
pegas, diisi air sampai memenuhi volume silinder. Pegas dianggap bebas
dari tegangan-tegangan dan tidak ada gesekan antara dinding silinder
dengan tepi piston.
 Dalam Gambar 2.2b tekanan ∆p dikerjakan diatas piston dengan posisi katup v tertutup.
Namun akibat tekanan ini , piston tetap tidak bergerak, karena air tidak dapat keluar dari
tabung , sedangkan air tidak dapat mumpat
 Dalam Gambar 2.2c, katup V telah dibuka, sehingga air dapat keluar lewat lubang pada
piston dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh luas lubang. Keluarnya air menyebabkan
piston bergerak ke bawah, sehingga pegas secara berangsur-angsur mendukung
bebanakibat ∆p.
 . Kedudukan ini melukiskan tanah sedang berkonsolidasi
 Akhirnya pada suatu saat, tekanan air pori nol dan seluruhtekanan ∆p didukung oleh pegas
dan piston tidak turun lagi (Gambar 2.2d).
PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER

 Primary Consolidation Settlement (penurunan konsolidasi primer ), yaitu


penurunan yang disebabkan perubahan volume tanah selama periode
keluarnya air pori dari tanah. Pada penurunan ini, tegangan air pori secara
kontinu berpindah ke dalam tegangan efektif sebagai akibat dari
keluarnya air pori. Penurunan konsolidasi ini umumnya terjadi pada lapisan
tanah kohesif (clay / lempung).
Ada 3 resolusi dasar yang didasarkan pada riwayat geologis dan sejarah
tegangan pada tanah, yaitu:
 Biasanya terkonsolidasi (normal), dimana tegangan efektif overburden
saat ini merupakan tegangan maksimum yang pernah dialami oleh tanah
selama dia ada.
 Konsolidasi berlebihan , dimana tegangan efektif overburden saat ini lebih
kecil dari tegangan yang pernah dialami oleh tanag tersebut. Tegangan
efektif overburden maksimum yang pernah dialami sebelumnya
dinamakan tegangan prakonsolidasi. ( tekanan prakonsolidasi / PC) .
 Underconsolidated , dimana tegangan efektif overburden saat ini belum
mencapai yang maksimum, sehinggapeluang pelaporanmasih
berlangsung pada saat sampel tanah diambil.
Ada 2 hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam penurunan
persetujuan ini, yaitu:
 Penurunan besar yang terjadi.
 Kecepatan penurunan terjadi.
INDEKS PEMAMPATAN DAN INDEKS
PENGURAIAN
 Nilai parameter suatu tanah Cc dicari dari grafik e-log p berdasarkan hasil
percobaan konsolidasi laboratorium. Diperoleh dari pengamatan
penurunan setelah konsolidasi 11% pembacaan 24 jam.
 Rumusan untuk indeks ini adalah :
PENURUNAN KONSOLIDASI SEKUNDER

 penurunan yang terjadi akibat relokasi butiran partikel tanah ke posisi yang
lebih stabil. Konsolidasi sekunder terjadi jika konsolidasi primer sudah selesai,
merupakan kemiringan bagian akhir pada kurva-kurva dibawah.
Dari gambar diperoleh Indeks pemampatan sekunder (Cα) :
𝛥𝑒
 Cα = log(𝑡 Dengan :
2 /𝑡1
ep = angka pori saat konsolidasi
Rasio pemampatan sekunder primer selesai
Cα H = tebal benda uji awal atau tebal
 Cαε = lapisan tanah yang ditinjau.
1+ 𝑒𝑝
t2 = t1 + ∆t t1 = waktu saat konsolidasi
Penurunan konsolidasi sekunder
primer selesai
Cα 𝑡
 Ss = H 1+𝑒 log 𝑡2
𝑝 1
Menurut Terzaghi (1948), faktor yang mempengaruhi
terjadinya konsolidasi sekunder ;
 a. Pengurangan volume tanah pada tegangan efektif konstan
 b. Regangan vertikal akibat gerakan tanah secara lateral
dibawah strukturnya
Sedangkan penelitian dari Ladd (1971), Raymond dan Wahls
(1976) menyimpulkan sbb ;
 a. Cα tidak tergantung dari waktu
 b. Cα tidak tergantung dari tebal lapisan tanah
 c. Cα tidak tergantung dari LIR selama konsolidasi primer terjadi
 d. Nilai banding Cα/Cc secara pendekatan adalah konstan
kebanyakan lempung terkonsolidasi normal.
Besarnya nilai dari Cα/Cc seperti didalam tabel
dibawah ini

Macam tanah Cα/Cc


Lanau Organik 0,035-0,06
Gambut amorphous dan fibrous 0,035-0,085
Muskeg Kanada 0,09-0,10
Lempung Leda 0,03-0,06
Lempung Swedia post-glacial 0,05-0,07
Lempung biru lunak (Victoria, B.C.) 0,025
Lanau dan Lempung organik 0,04-0,06
Lempung sensitif, Portland, ME 0,025-0,055
Mud Teluk San Fransisco 0,04-0,06
Lempung varved New Liskeard (Kanada) 0,03-0,06
Lempung Mexico City 0,03-0,035
Lanau Hudson River 0,03-0,06
Lanau lempung Organik New Hagen 0,04-0,075
KOEFISIEN KONSOLIDASI

 Kecepatan penurunan konsolidasi dapat dihitung dengan menggunakan


koefisien konsolidasi Cv, derajat konsolidasi pada sembarang waktu dapat
ditentukan dengan menggambarkan grafik penurunan vs waktu untuk satu
beban tertentu.
Penentuan besaran Cv dapat ditentukan dengan 2 metode yaitu ;
1). Metode kecocokan Log-Waktu Casagrande dan Fadum (1940)
2). Metode akar
Contoh Kasus
 KASUS 1
Menara Syahbandar yang berada di Jalan Pasar Ikan Raya, Jakarta
Utara, kini disebut sebagai menara miring. Miringnya menara tersebut tak
serta merta terjadi begitu saja. Menara yang didirikan pada 1893 itu
mengalami kemiringan sekitar lima derajat ke arah selatan. Kemiringan ini
diduga terjadi lantaran fondasi bangunan ambles karena tanah yang
menopangnya mengalami penurunan.
Ahli Geodesi Institut Teknologi Bandung
Hasanuddin Z Abidin tak menampik anggapan
tanah Jakarta ambles. Hasanuddin
menerangkan, tanah di wilayah Jakarta Utara,
banyak mengalami penurunan. Penurunan ini
terjadi bahkan sejak 1974.
“Kalau di Jakarta itu penurunan tanah paling
besar terjadi di bagian utara dan barat,” kata
Hasanuddin kepada Liputan6.com, Senin 14
Maret 2016.
 KASUS 2

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Kabupaten Rejang Lebong, Basuki mengungkapkan
bahwa penanggulangan terhadap badan jalan
yang nyaris amblas akibat penurunan, di Kelurahan
Air Putih Lama Kecamatan Curup merupakan
kewenangan BPBD Provinsi karena badan jalan
tersebut satusnya jalan Negara.

“Kejadian itu sudah kita laporkan ke BPBD Provinsi, karena kewenangan ada di
provinsi maka kita tunggu. Untuk sementara kita sudah lakukan pengamanan agar
pengendara tidak melintas di jalan tersebut. Untuk lalu lintas dari Curup menuju
Kepahiang- Bengkulu kita alihkan melalu jalan Sukowati- Sapta Marga dan kembali
ke Jalan Lintas Linggau- Bengkulu,” kata Basuki.

penyeyab terjadinya bencana pada hari Rabu (20/11) karena sampah menumpuk
di aliran Siring dan menyebabkan badan jalan tepatnya sebelum Jembatan Air
Merah di bagian ruas jalan dari arah Curup menuju Bengkulu nyaris putus. Badan
jalan sebagian mengalami penurunan hingga sekitar 10 cm dan sebagian lainnya
mengalami kenaikan sekitar 20 cm. Panjang muka jalan yang tidak rata baik
amblas dan naik ini ada sekitar 25 meter.

Anda mungkin juga menyukai