Anda di halaman 1dari 21

( UNIVERSITAS IBN KHALDUN

BOGOR)
Fakultas Teknik
Teknik Informatika
Kelas Reguler A Semester 1

Intan Damayanti
Meita Arifany
Nada Sucitra Usman
Siti Nur Mutiyah
“Asmaul Husna “

Al-Wahhab ,
Ar-Razzaq ,
As-Samii ,
Al-Haliim .
Al-Wahhab , Ar-Razzaq ,
As-Samii , Al-Haliim

Cara
Makna Sumber
Meneladani
“Al-Wahhab (Maha Pemberi) “
Makna lafazh 'Al Wahhab' menekankan bahwa pada hakikatnya tidak
mungkin tergambar dalam benak, mengenai adanya yang memberi,
siapapun yang membutuhkannya tanpa mengharapkan imbalan atau
tujuan duniawi atau ukhrawi, kecuali Allah SWT. Karena siapa yang
memberi disertai dengan tujuan duniawi atau ukhrawi, baik tujuan itu
berupa pujian, meraih persahabatan, menghindari celaan atau
mendapatkan kehormatan, dia bukanlah 'Wahhab'.
Atau apakah ada di sisi mereka
perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang
Maha Mulia lagi Wahhab (Maha Pemberi)?”
(Q.s. Shad 38:9).

“Wahai Tuhan kami, jangan Engkau


sesatkan hati kami sesudah Engkau
memberi petunjuk kepada kami dan
anugerahilah kami rahmat dari sisi-Mu,
Karena sesungguhnya Engkaulah al-
Wahhab Yang Maha Pemberi”(Q.s. Ali
Imran 3:8).
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku
dan anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak patut bagi
seorangpun sesudahku.
Sesungguhnya Engkaulah Maha
Pemberi”. (Q.s. Shad 38:35).
Cara meneladani sifat Al-Wahhab :
-Berusaha untuk membiasakan hidup mandiri
dan tidak bergantung kepada orang lain.
-Mempergunakan dan menjaga karunia Allah
dengan sebaik-baiknya.Membantu teman atau
saudara yang membutuhkan dengan materi
atau nonmateri.
-Menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh agar
mampu memberi jalan keluar dan petunjuk.
-Menebarkan salam yang berisi doa
keselamatan bagi mereka yang mendengar
atau menerimanya.
-Membiasakan diri menjadi pemaaf terhadap
kesalahan yang diperbuat oleh orang lain.
“Ar-Razzaq ( Maha Pemberi Rizki) ”

Allah sebagai “Ar-Raazaq” juga menjamin rezeki dengan


menghamparkan bumi dan langit dengan segala isinya. Dia
menciptakan seluruh wujud dan melengkapinya dengan apa
yang mereka butuhkan sehingga mereka dapat memperoleh
rezeki yang dijanjikan Allah itu.
َ‫شوا ِفي منا ِك ِبها و ُكلُوا ِم ْن‬ ْ ‫ُهوَ الَّ ِذي جعلَ ل ُك َُم‬
ْ ‫األرضَ ذلُوال ف‬
ُ ‫ام‬
َُ ‫ش‬
‫ور‬ ُ ُّ‫( ِر ْز ِق َِه و ِإل ْي َِه الن‬١٥)
“Dia yang menjadikan kamu bumi itu mudah (untuk
dimanfaatkan) maka berjalanlah dia segala penjurunya dan
makanlah dari rezeki-Nya.” (QS. Al Mulk :15)
‫ن ن ْر ُزقُ ُك َْم و ِإيَّا ُه َْم‬ َُ ‫ن ْح‬
“Kami memberi rezeki kepada kamu dan kepada mereka
anak-anak kamu.” (QS. Al An’am : 151)
َ‫(و ِم َّما رز ْقنا ُه َْم يُ ْن ِفقُون‬٣)
“Dan nafkahkanlah sebagian rezeki yang Kami anugrahkan
kepada mereka.” (QS. Al Baqarah 2: 3)
Meneladani Allah dengan sifat al
Razzaq :

a. Berkeyakinan bahwa Allah adalah


penjamin rizki secara mutlak
b. Berusaha maksimal dan qona’ah
(merasa puas dengan apa yang
diperoleh).
c. Memanfaatkan rizki ke jalan yang
benar
“As-Samii (Maha Mendengar)”

Maksudnya Allah Swt. Maha Mendengar


semua suara apa pun yang ada di alam
semesta ini. Pendengaran Allah Swt. tidak
terbatas, tidak ada satu pun suara yang
lepas dari pendengaran-Nya, meskipun
suara itu sangat pelan.
Sumber ( Al-Quran / Hadits)
terkait As-Samii

َ‫يع ع ِليم‬ ََّ ‫و‬...


َ ‫َللاُ س ِم‬

”... dan Allah Maha Mendengar


lagi Maha Mengetahui.”
(Surah al-Baqarah/2:256)
Cara meneladani sifat As-Samii

Perilaku yang mencerminkan


keimanan kepada Allah Swt. yang
memiliki sifat Maha Mendengar
adalah kita harus mau
mendengarkan orang lain yang
sedang berbicara. Terlebih lagi
jika yang sedang berbicara adalah
guru atau orang tua kita.
“ Al Haliim ( Maha Penyantun )”
Gelar Al halim adalah kaum untuk umat manusia sebagai
sindiran atas keteguhan dan kesantunannya dalam
memperjuangkan misi kenabian. Allah Swt maha
penyantun adalah Allah yang selalu memberi kesempatan
kepada orang yang berbuat salah untuk menyadari
kesalahannya dan kemudian bertobat kepada allah. Allah
sangat sabar dan santun kepada hambanya meskipun
allah mengetahui perbuatan dosa hambanya, dia masih
menunda hukumannya allah selalu memberi ampunan jika
orang tersebut bertobat serta tetap memberikan
anugrahnya.
Terdapat dalam surat ( Qs. albaqarah :
225 )urat Al-Baqarah Ayat 225
َ‫ت‬ ‫ؤ‬ ‫ي‬ َ‫ن‬ْ ‫ك‬ ‫ل‬َٰ
ِ ُ ِ ‫ََللاَُ ِباللَّ ْغ ِوَ ِفيَأَْيما ِن ُك ْمَو‬
ْ ‫اخذُ ُك َْمَ ِبماَكسب‬ َّ ‫اخذُ ُك ُم‬
ِ ‫الَيُؤ‬
َ‫َللاَُغفُورَح ِليم‬ َّ ‫قُلُوبُ ُك ْمََۗو‬
Allah tidak menghukum kamu disebabkan
sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Allah menghukum
kamu disebabkan (sumpahmu) yang
disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu.
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.
Cara meneladani sifat Al-Haliim :

1. Bersikap penuh kasih sayang jepada


semua mahkluk allah
2. Mudah memaafkan orang yang berbuat
salah
3. Tidak memutus hubungan silaturrahim
dan bantuan kpd orang yg berbuat salah
trhadap kita.
4. Senantiasa bersabar dan menyadari
kesalahan diri sendiri
Kesimpulan :

Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar


faedahnya bagi Umat Islam dan berpahala
membacanya bila dilandasi keyakinan dan
membenarkan isinya. Sebagai umat Muslim sudi
kiranya Kita “memahami maknanya, dan
mempercayainya”,atau mampu melaksanakan
kandungan-Nya, atau juga mempercayai
kandungan makna-maknanya, menghafal,
memahami maknanya dan mengamalkan
kandungannya. Itusemua insya Allah dapat
memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan
usahanya. Aamiin...

Anda mungkin juga menyukai