PENDAHULUAN
(Kuliah ke-1)
Disusun oleh:
Hendig Winarno
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
September 2017 1
New-SBO-Hendig Winarno
MATERI KULIAH (1)
1. Pendahuluan: Tujuan, Relevansi, Ruang Lingkup,
Masalah dalam Sintesis, Persyaratan,
Konversi, Yield
2. Konsep Dasar dalam Sintesis Kimia Organik:
• Reaksi Substitusi, Adisi, Eliminasi;
• Analisis Retrosintetik;
• Perpanjangan Rantai;
• Gugus Pelindung, Perlindungan gugus, dan
Penglepasan Gugus Pelindung
3. One, Two, and Multistep Reactions
4. Pembahasan soal-soal untuk persiapan UTS
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 2
MATERI KULIAH (2)
4. Pembahasan dan analisis contoh-contoh sintesis obat
sederhana:
Senyawa golongan Sulfonaid;
Turunan Fenilalkilamin;
Aromatik-alifatik;
Aromatik-tersubstitusi;
Antibiotik beta-Laktam
Hetrosiklik
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 3
Referensi
1. Kurnia F., Kumpulan Diktat/Catatan Kuliah 2003-2004.
2. Corey E.J. and Cheng X.M., “The Logic of Chemical Synthesis”, John Wiley
& Sons, Inc., , New York, 1989.
3. Morrison R.T. and Boyd R.N., “Organic Chemistry”, 6th ed., Prentice Hall Int’l,
Inc., N.Y. University, 1992.
4. March J., ”Advanced Organic Chemistry: Reactions, Mechanisms, and
Structure”, 2nd ed., McGraw-Hill Int’l Book Co., Auckland, 1977.
5. Greene T.W. and Wuts P.G.M., “Protective Groups in Organic Synthesis”, 2nd
ed., John Wiley & Sons, Inc., New York, 1991.
6. Roberts R.M., Gilbert J.C., Rodewald L.B., Wingrove A.S., Multistep Organic
Synthesis, in “An Introduction to Modern Experimental Organic Chemistry”,
Holt, Reinhart and Winston, Inc., New York,1969.
7. Winarno H., Synthetic Studies on Lipid A analogues Containing Various Fatty
Acids, Master Thesis, Osaka University - Graduate School of Sciences,
Japan, 1994.
8. Binkley R.W., “Modern Carbohydrate Chemistry”, Marcel Dekker, Inc., New
York, 1988.
9. Roth H.J. and Kleemann A., Pharmaceutical Chemistry: Drug Synthesis, Vol.
1, John Wiley & Sons, New York, 1988.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 4
ISOLASI vs SINTESIS
ISOLASI
Aktivitas? Efektivitas?
ZAT BIOAKTIF Toksisitas? Stabilitas?
Yield? Efisiensi?
Repr oducible? Repeatable?
Ketersediaan bahn baku
BIOASSAY ELUSIDASI untuk Skala Industri?
STRUKTUR
Berbagai UJI
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 5
PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM SINTESIS ORGANIK
METODOLOGI
1. Penentuan senyawa sasaran: struktur dan stereokimianya
2. Perancangan kerangka karbon: dari molekul kecil atau
modifikasi kerangka yang sudah ada
3. Cara membangun gugus fungsi
4. Strategi sintesis
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 6
BEBERAPA MASALAH YANG PERLU
DIPERTIMBANGKAN DALAM SINTESIS ORGANIK
1. Tersedianya bahan awal (starting material) dan harga
2. Peralatan (memerlukan peralatan yang rumit dan mahal?)
3. Banyaknya step reaksi secara keseluruhan
4. Banyaknya step reaksi yang terpisah (paralel)
5. Yield pada setiap step dan keseluruhan step
6. Pemisahan dan pemurnian senyawa target dari produk
samping atau dari isomernya
7. Stabilitas senyawa target
8. Faktor keamanan (reaksinya berbahaya, bahan awal/
produknya beracun?)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 7
Bahan Awal
• Tersedia secara komersial
• Mudah dibuat dengan reaksi yang sederhana, bahan dasarnya
murah, step reaksinya tidak panjang, mudah dimurnikan/tidak
perlu pemurnian.
• Jika skala industri, maka faktor harga juga sangat menentukan
Peralatan
• Tersedianya peralatan dan sarana pendukung lainnya
• Tidak memerlukan peralatan yang rumit dan mahal
Step reaksi
• Step reaksinya tidak panjang
• Adakah langkah reaksi paralel untuk mempertahankan yield?
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 8
Reaksi Seri dan Paralel
Seri :
+D +F
A + B C E Z
80% 80% 80% Overall yield : 51,2%
Paralel :
A + B C + by products
80%
P + Q R + by products
80%
C + R Z + by products Overall yield : 64%
80%
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 9
Conversion and Yield
16
n-BuLi (2 eq.)
H (CH2)9OH + CH3(CH2)4Br CH2OH
HMPA
1 2 in THF 3
168 mg 196 mg 82% yield 185 mg
(1.0 mmol) (1.3 mmol) (0.82 mmol)
CrO3, H2SO4
COOH
hexadec-10-ynoic acid (4) 74% yield
155 mg
(0.61 mmol)
61% overall yield (from 1)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 10
Soal Latihan 1
Cl Cl OH Cl
Sisa
sisa 2530
g ghabis bereaksi
Yield = ?
Konversi berdasar propena dan berdasar klor =?
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 11
Soal Latihan 2
Sintesis senyawa (3) [BM = 180] dapat dilakukan melalui reaksi
antara senyawa (1) [BM = 138; 186,3 kg] dengan senyawa (2) [BM =
102; 163,2 kg], dengan skema berikut:
1. Hitunglah berapa yield bila senyawa (3) yang diperoleh = 225 kg.
2. Hitung berapa gram senyawa (3) yang seharusnya diperoleh (teoritis).
3. Jika senyawa (1) tersisa 3,105 kg, berapa persen (%)
konversinya?
4. Berdasar data butir 3, berapa gram senyawa (2) yang tersisa
(teoritis)?
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 12
Pemisahan dan Pemurnian
• Senyawa target mudah diisolasi? (Lab scale: TLC/HPLC
preparatif?, CC?, absorben dan pelarut?; Industrial scale?)
• Apakah senyawa target berupa campuran rasemik? (HPLC
dengan chiral column?, chiral reagent?)
• Adakah instrumen untuk mengecek kemurnian?
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 13
SINTESIS BAHAN OBAT
REAKSI SUBSTITUSI, ADISI, ELIMINASI
(Kuliah ke-2)
Disusun oleh:
Hendig Winarno
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
14 Sept 2013 14
New-SBO-Hendig W-Mei 2009
BEBERAPA KONSEP DASAR
DALAM REAKSI KIMIA ORGANIK
1. Substitusi
Substitusi: Atom atau gugus dalam suatu senyawa diganti oleh
atom atau gugus lain.
R X + Y R Y + X
X C + Y Y C + X
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 15
• Nukleofil Y: dan nunleofuge X pasti lebih elektronegatif (d-)
daripada atom C (d+).
• Nukleofil Y: membawa pasangan elektron kepada substrat,
dengan menggunakan pasangan elektron tersebut
membentuk ikatan baru, sedang nunleofuge X pergi
dengan membawa pasangan elektron.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 16
1.1.1.1. Mekanisme SN2
Y + C X Y C X Y C + X
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 17
12 Maret 2005 (II)
[ ]
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 18
• Adanya faktor rintangan sterik (steric hindrance)
mempengaruhi penyerangan nukleofil (laju reaksi).
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 19
• Pada contoh reaksi substitusi di atas, 2-bromoaktan yang
mempunyai konfigurasi (-) dengan [a]D = - 39,6o, akan diserang
oleh gugus –OH dari arah yang berlawanan dengan posisi Br,
sehingga 2-oktanol yang terbentuk mempunyai konfigurasi (+),
dengan [a]D = + 10,3o
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 20
1.1.1.2. Mekanisme SN1
Laju = k [(CH3)3Br]
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 21
CH3 CH3
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 22
• Reaksi SN1 merupakan reaksi asam-basa menurut Lewis, ion
hidroksil merupakan basa kuat dan karbokation merupakan
asam (Lewis) kuat, sehingga pada step 2 reaksi berjalan
dengan sangat cepat. Oleh karena itu perubahan konsentrasi
[-OH] tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laju reaksi.
• Untuk senyawa alkil dengan suatu leaving group tertentu,
kemudahan ionisasi bergantung pada stabilitas karbokation
yang terbentuk.
• Seperti pada sheet No. 18, urutan reaktivitasnya adalah sbb:
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 23
• Langkah 1 pada reaksi SN1 yang merupakan langkah ionisasi,
memerlukan leaving group yang mudah meninggalkan,
misalnya:
-Halida
-Ester sulfonat
dan pelarut pengionisasi yang baik.
CH3 CH3
- +
R C W + CH3OH R C OCH3 + W + H
C2H5 C2H5
optis aktif konfigurasi berlawanan,
kemurnian optik rendah/rasemik
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 24
H2O
Predominan
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 25
Karena adanya pengaruh steric, maka reaktivitas/laju
reaksinya adalah sbb:
SN2: C primer > sekunder > tertier
SN1
SN2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 26
1.2. Substitusi elektrofilik
• Gugus yang menggantikan adalah elektrofil
• Elektrofil = suka elektron, suka “muatan negatif” (d-)
H NO2
H2SO4
+ O2N OH + H2O
d d
• Zat/gugus yang menggantikan adalah NO2+ : elektrofil
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 27
1.2.1 SE2: Substitusi elektrofilik bimolekuler
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 28
Y Y
C C Y C X Y C X
X X
SE2 front SE2 back
• Kemungkinan ketiga, elektrofil menyerang dari depan, dan
elektrofil juga membantu pelepasan leaving group, bersamaan
dengan pembentukan ikatan baru (disebut mekanisme SEi)
seperti skema berikut:
Y Y
C Z C Z
X X
SEi
• SEi juga disebut SF2 atau siklik SE2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 29
1.2.2 SE1: Substitusi elektrofilik unimolekuler
• Mekanisme SE1 analog dengan SN1, meliputi 2 step:
- ionisaai secara lambat
- kombinasi dengan cepat
lambat
Step 1: R X R- + X+
- + cepat
Step 2: R + Y R Y
• Contoh : halogenasi aldehid/keton
H+ or
CH C R + Br2 C C R
-
O OH Br O
Aldehid dan keton dapat dihalogenasi pada posisi-a
dengan bromine, chlorine atau iodine, tetapi tidak dengan
fluorine, tetapi b-ketoesters dapat difluorinasi dengan
perchloryl floride (FClO3)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 30
1.2.3 SE pada senyawa aromatik
• Pada karbon alifatik, pada umumnya substitusi terjadi
melalui mekanisme SN, tetapi pada karbon aromatik
terjadi sebaliknya, yaitu SE. Hal ini disebabkan densitas
elektron terjadi pada cincin aromatik yang bersifat sebagai
spesi positif
• Pada SE aromatik, leaving group (electrofuge) lepas tanpa
membawa pasangan elektron dan merupakan asam
Lewis. Umumnya adalah proton (H+).
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 31
• Oleh karena itu mekanisme penyerangan pada cincin
aromatik banyak dipelajari. Sebagai contoh adalah sbb:
X +
Y Y Y Y
Y
X X X + X
slow
1 2
• Elektrofil bisa berupa ion positif atau dipol. Jika ion positif,
ia akan menyerang cincin dan menarik pasangan elektron
dari sektet, membentuk karbokation yang mengalami
hibrida resonansi seperti skema di atas (1) dan secara
umum dapat dituliskan seperti struktur 2.
• Ion tersebut disebut senyawa-antara Wheland, kompleks
d, atau ion arenium.
Y Y
• Pada step kedua dengan fast
+ X
cepat 2 melepas X+ atau Y+ :
2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 32
Contoh reaksi SE
Me Me Me
H Et
EtF
o + Et BF4-
BF3, -80 C
Me Me Me Me Me Me
3 4
• Ion arenium seperti pada struktur 3 dapat diisolasi jika trimetil
benzen direaksikan dengan etil florida menggunakan
katalisator BF3 pada suhu –80oC. Ion arenium tsb merupakan
padatan dengan titik leleh –15oC.
• Jika arenium 3 dipanaskan, maka terbentuk produk 4.
X Y
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 33
• SE1: substitusi elektrofilik uni molekuler pada senyawa
aromatik jarang terjadi, hanya terdapat pada kasus
tertentu dimana karbon merupakan leaving atom, atau jika
menggunakan basa kuat.
O H2SO4
C + CO
H
• Elektrofil adalah H+, dan leaving group adalah HCO+ yang
selanjutnya dapat melepaskan proton membentuk CO,
atau bergabung dengan OH- dari pelarut air membentuk
HCOOH.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 34
Contoh 2: Dekarboksilasi asam aromatik
O O O
C H+ C -H+ C -CO2
OH + OH + O
H H
• Kemampuan leaving group untuk lepas adalah sebagai
berikut: CO2 > H+ > COOH+
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 35
A-B A + B
- Step kedua merupakan step destruksi radikal bebas, yaitu
penggabungan radikal membentuk ikatan baru. Ini disebut
step terminasi yang berlangsung terus menerus hingga
radikal habis bereaksi.
A + B A-B
• Spesi radikal sangat reaktif, segera bereaksi dengan spesi
lainnya, dan jika konsentrasinya sangat rendah maka dapat
bertingkah laku seperti molekul.
• Jika radikal (selalu mempunyai elektron gasal) bereaksi dengan
molekul, menghasilkan partikel yang juga mempunyai elektron
gasal seperti brkt, R R
R + C C C C C C
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 36
• Atau dapat juga menghasilkan radikal bebas lain dan menjadi 2
partikel seperti contoh berikut,
R + R'H RH + R'
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 37
R. yang terbentuk selanjutnya akan bereaksi melalui 2 cara
menarik gugus atau atom lain dan bereaksi dengan radikal
lain R + Y W R Y + W
R + Y R Y
Ar +
H Ar Ar Ar H
2 +
H H
3
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 39
2. Reaksi Adisi
• Penambahan suatu atom/molekul ke dalam molekul
lain
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 42
Contoh reaksi adisi pada karbonil:
OH
HOH + Cl3C C H Cl3C C H
O OH
Nukleofil H2O masuk ke dalam C=O yang merupakan d+
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 43
2.1.1 Efek Peroksida (-O-O-) pada adisi HBr terhadap C=C
• Pada adisi menggunakan HCl dan HI, reaksi selalu mengikuti
hukum Markovnikov, tetapi jika menggunakan HBr, terbentuk juga
produk yang berlawanan dengan hukum Markovnikov.
• Hal tersebut disebabkan adanya pengaruh peroksida
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 44
2.2. Adisi elektrofilik
• Langkah pertama: spesi positif akan menyerang double atau
triple bond, menghasilkan karbokation membentuk pasangan s
yang sebelumnya merupakan pasangan p.
• Seperti halnya SE, Y tidak harus ion positif, tetapi bisa juga
dipole yang dapat menarik elektron dari substrat sehingga
membentuk karbokation.
• Contoh Y = H+, Br+, dapat juga HCl,HBr, HI, H2SO4, H2O)
Y
lambat
C C + + C C
Y
atau
H:Z H
lambat
C C C C + :Z
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 45
• Langkah pertama berjalan lambat, merupakan langkah yang
sulit
• Langkah ini merupakan penyerangan oleh spesi yang bersifat
asam reagen elektrofilik.
• Reagen elektrofil dapat berupa spesi yang memberikan proton
(asam Bronsted-Lowry) atau spesi yang kekurangan elektron
(asam Lewis).
Y Z Y
C C + Z C C
4
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 46
Contoh reaksi adisi elektrofilik
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 47
• Beberapa hal penting dalam mekanisme reaksinya adalah sbb:
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 48
2.2.1 Adisi elektrofilik: penyusunan ulang
• Seperti pada SN1, adisi yang diawali dengan pembentukan
karbokation yang juga dapat mengalami penyusunan ulang.
• Contoh lain:
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 50
2.2.2 Adisi elektrofilik: orientasi dan reaktivitas
• Seperti telah dijelaskan pada SN, kecepatan pembentukan dan
kestabilan karbokation adalah tertier > skunder > primer > CH3+,
demikian juga kecepatan pembentukan karbokation juga sesuai
urutan tersebut, maka adisi menggunakan asam mengikuti
hukum Markovnikov. Berikut contoh reaksi adisi HCl pada
beberapa senyawa alkena (lihat juga sheet no. 68):
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 51
Hukum Markovnikov:
adisi elektrofilik pada C=C
meliputi pembentukan
carbocation intermediate
yang lebih stabil
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 52
• Berdasarkan hukum Saytzeff: karbokation yang stabil akan lebih cepat
terbentuk.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 53
2.2.7 Adisi radikal bebas
• Seperti telah dijelaskan pada sheet no. 49, jika HBr direaksikan
dengan alkena tanpa adanya peroksida, mekanisme akan
mengikuti hukum Markovnikov, sebaliknya mekanisme berlawanan
dengan hukum Markovnikov jika ada peroksida
(2)
(3)
(4)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 55
2o lebih cepat
terbentuk
drpd 1o
2o lebih stabil
drpd 1o
2o lebih cepat
terbentuk
drpd 1o
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 56
• Berbagai studi yang dilakukan untuk mempelajari adisi radikal bebas
menunjukkan bahwa 3 faktor utama yang mempengaruhi adalah:
* Faktor Stabilitas radikal bebas pada contoh adisi HBr thd propilena:
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 57
2.2.11 Adisi thd senyawa aromatik
T,P tinggi
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 58
2.2.12 Adisi thd alkilbenzena terkonjugasi
Ab Ba A B A B A B
W X W X
OH
R CH2 CH2 Br R CH CH2 + H2O + Br
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 61
• Jika atom/gugus tersingkir dari atom yang sama akan terbentuk
karben/nitren.
• Reaksi ini disebut eliminasi a
Ab Ba W A B
karben/nitren
X
• Karben/nitren kemungkinan akan mengalami berbagai reaksi
lanjut.
• Jika pada atom terdapat hidrogen, akan mengalami pergeseran
hidrida terbentuk ikatan rangkap 2.
A B A B H
H
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 62
• Jika penyingkiran terjadi pada atom 1,3 (eliminasi g) dan
seterusnya, akan terbentuk cincin (siklisasi)
C C
C g b Ca C C
W X
3. 1. Eliminasi bimolekuler, E2
X
C C C C + H B + X-
H
B
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 63
• Beberapa hal penting pada mekanisme E2:
- mengikuti reaksi orde 2
- tidak diikuti dengan penyusunan ulang
- menunjukkan efek hidrogen (efek isotop)
- tidak disertai dengan pertukaran hidrogen
- menunjukkan efek unsur yang besar
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 64
Orientasi dan reaktivitas pada E2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 65
Kaidah Saytzeff: pada dehidrohalogenasi,produk yang lebih mudah
terbentuk adalah alkena yang mempunyai gugus
alkil lebih besar yang terikat pada C=C
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 66
Kemudahan pembentukan alkena pada E2:
Stabilitas alkena:
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 67
3.2. Eliminasi unimolekuler, E1
• Pada mekanisme E1: pertukaran elektron, pemutusan ikatan, dan
pembentukan ikatan baru sama dengan mekanisme pada E2,
perbedaannya dilakukan tidak secara simultan tetapi melalui
mekanisme 2 langkah.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 68
Langkah 1 :
Langkah 2 :
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 69
• Beberapa hal penting pada mekanisme E2:
- mengikuti kinetika reaksi orde 1
- tidak menunjukkan efek isotop hidrogen primer
- menunjukkan efek reaktivitas yang sama dg. mek. reaksi SN1
- jika memungkinkan, diikuti dengan penyusunan ulang
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 70
SINTESIS BAHAN OBAT
ANALISIS RETROSINTETIK
(Kuliah ke-3)
Disusun oleh:
Hendig Winarno
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
Agustus 2017 71
New-SBO-Hendig Winarno
ANALISIS RETROSINTETIK
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 72
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
kontribusi terhadap kompleksitas molekul pada sintesis kimia
adalah:
- ukuran molekul
- unsur penyusun
- gugus fungsi
- konektivitas siklik
- kandungan stereosenter,
- reaktivitas secara kimia,
- instabilitas struktur
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 74
• Pada pertengahan tahun 1960-an, pendekatan yang lebih
sistematik dikembangkan yang didasarkan pada persepsi bentuk
struktur dalam produk reaksi, dan manipulasi struktur dalam
pemahaman sintesis-balik (reverse-sinthetic sense). Metode
inilah yang sekarang dikenal dengan nama ANALISIS
RETROSINTETIK atau ANALISIS ANTITETIK.
• Keunggulan dan kekuatannya ditunjukkan dengan bukti 3 tipe
pengalaman, yaitu:
- Pertama, penggunaan secara sistematik dari prosedur problem-
solving umum untuk analisis retrosintetik baik derivatisasi
sederhana maupun cepat dari alur sintesis thd berbagai
senyawa target.
- Kedua, teaching of synthetic planning harus dibuat lebih logis
dan efektif.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 75
- Ketiga, ide thd analisis retrosintetik diadaptasikan kepada program
interaktif (computer-assisted synthetic analysis) yang memberikan
validitas secara obyektif.
• Dengan menggunakan 3 cara tersebut, perancangan sintesis akan
lebih mendekati pada tingkat yang terbaik.
• Analisis retrosintetik merupakan teknik problem-solving untuk
mengubah struktur molekul target menjadi struktur sederhana
sepanjang alur menuju tersedianya bahan dasar secara
komersial.
Dengan kata lain, Retrosintesis proses pembelahan molekul
target sintesis menuju ke material awal yang tersedia melalui
serangkaian pemutusan ikatan (diskoneksi) dan perubahan
gugus fungsional atau interkonversi gugus fungsional (IGF).
Carbo-Diels-Alder Transform
Quinone-Diels-Alder Tf.
1
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 80
• Unsur kunci ekstra merupakan petunjuk kuat untuk aplikasi
tranformasi Diels-Alder dengan stereosenter berasal dari
komponen dienofil dan 4 atom pada cincin yang tersisa dalam
retron parsial berasal dari butadiena.
• Kunci sekunder dalam contoh di atas berasal dari kenyataan
bahwa reaksi Diels-Alder yang dimulai dari adisi stereosfesifik
diena kepada dienofil yang didukung oleh kekurangan elektron
pada ikatan p dienofil.
Jenis Transformasi
• Ada ribuan jenis transformasi yang sangat potensial digunakan
dalam analisis retrosintetik.
• Karena itu penting untuk mengkarakterisasi beragam tranformasi
agar dapat digunakan sebagai problem-solving sintesis.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 81
• Aplikasi tranformasi pada kompleksitas molekul sering dijumpai,
dan penyederhanaan transformasi berdasarkan struktur
merupakan bagian yang krusial.
• Efek penyederhanaan molekul pada retrosintetik langsung
dilakukan dengan memisahkan skeleton molekul (diberi simbol
CH), atau cincin (RG), melepaskan/memisahkan gugus fungsi
(FG), melepasakan (R) /memisahkan (D) stereosenter (ST).
• Selanjutnya efek aplikasi transformasi digunakan secara individu
maupun kombinasi, misalnya CH-D, RG-D, FG-R, FG-D, ST-R,
atau ST-D.
• Beberapa contoh penyederhanaan transformasi dengan
pemisahan karbon diperlihatkan pada Tabel berikut.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 82
TGT Structure Retrons Transforms Precursor(s)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 84
• Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa umumnya retron
tersusun dari jenis struktur parsial, baik tunggal maupun dalam
kombinasi hidrogen, gugus fungsi, rantai, gugus/parsial tambahan,
cincin, dan stereosenter.
• Jika struktur target (TGT) mengandung 1 atau lebih unit
karbosiklik-6, maka perlu disediakan transfoemasi pemutusan
cincin-6, termasuk transformasi Diels-Alder, Robinson annulation,
aldol, Dieckman, siklisasi kation-p, dan SN2.
• Pengurangan kompleksitas stereokimia dapat dilakukan dengan
transformasi stereoselektif dan bukan merupakan pemutusan
ikatan.
(Bersambung)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 86
Structure Retron Transform Precursor
(Bersambung)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 87
Structure Retron Transform Precursor
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 88
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 89
SINTESIS BAHAN OBAT
GUGUS PELINDUNG,
PERLINDUNGAN DAN PELEPASAN GUGUS
(Kuliah ke-4 dan -5)
Disusun oleh:
Hendig Winarno
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
Agustus 2013 90
New-SBO-Hendig Winarno
GUGUS PELINDUNG,
PERLINDUNGAN DAN PELEPASAN GUGUS
NO 2 NO 2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 91
• Demikian juga jika reaksi dilakukan secara selektif thd salah satu
gugus dalam senyawa yang mengandung multi-gugus, maka gugus
reaktif lainnya juga harus dilindungi sementara.
• Misalnya intoduksi asam karboksilat pada posisi 3-D-glucosamin,
maka gugus -NH2dan -OH lainnya yang lebih reaktif dibanding posisi
3 harus dilindungi sementara lebih dahulu, baru setelah asam
karboksilat diintroduksi, gugus lainnya dapat dilepas.
HO O
O
O O
R-COOH O
OH OH OH
OCOR
HO O OAlil
O OAlil
NH 2Cl NH 2Troc
NH 2Troc
Jika gugus lainnya juga akan direaksikan lebih lanjut, maka dapat
dilepas mengunakan reagen yang sesuai.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 92
• Berbagai gugus pelindung telah dikembangkan dan digunakan untuk
keperluan tsb.
• Gugus pelindung harus memiliki beberapa persyaratan, misalnya:
- harus secara selektif dapat dilepas dalam rendemen tinggi
dengan reagen yang tersedia dan reagen yang tidak toksik
- tidak bereaksi dengan gugus fungsi lain yang tidak
dikehendaki
- dapat membentuk kristal tanpa menghasilkan stereosenter baru
sehingga mudah dipisahkan dari produk samping.
- memiliki fungsionalitas minimum untuk menghindari reaksi lain.
• Jenis gugus yang dilindungi dan jenis gugus pelindung yang sering
digunakan adalah sbb:
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 93
I. PERLINDUNGAN GUGUS HIDROKSIL (-OH)
Eter
• Bentuk eter banyak digunakan sbg pelindung dalam organik
sintesis, dari eter sederhana hingga yang rumit.
• Direaksikan dan dilepas dengan berbagai kondisi reaksi.
• Bebrapa eter yang digunakan untuk melindungi gugus alkohol adlh:
S S S S
CH2N2, Et2O
OH Silika gel CH3O
83% O O
O O
H H
OH OCH3
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 94
b. Pada –OH karbohidrat yg bertambah sifat asamnya, dan untuk
mengurangi faktor sterik, t-BuOK sbg basa dpt digunakan.
O OH O OCH3
t-BuOK, MeI
O THF, 100% O
O O O O
O O
1.2. Pelepasan:
a. BBr3, EtOAc, 1 jam, 95% yield.
b. BBr3, CH2Cl2, 1 jam, high yield.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 95
2. 2-Metoksietoksimetil eter (MEM Eter): CH3OCH2CH2OCH2OR
2.1. Pembentukan:
a. MEMCl/ CHCl3, reagen DIPEA (diisopropil etil amina)
MEM akan masuk kepada salah satu OH dari diol.
2.2. Pelepasan
a. TiCl, CH2Cl2, 0oC, 20 min, 95% yield.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 96
3. Benzil eter (Bn-OR / Bzl-OR): PhCH2OR
3.1. Pembentukan:
a. BnCl, serbuk KOH, 130-140oC, 86% yield.
b. NaH, THF, BnBr, Bu4N+I-, 20oC, 3 jam, 100% yield
(Umumnya digunakan untuk melindungi OH yg terhalang.
c. Alkohol primer dapat dilindungi secara selektif
menggunakan BnBr, NaH, DMF tanpa bereaksi dengan
alkohol sekunder.
Br Br
CH3 CH3
BnBr, NaH, DMF
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 97
d. Benzilbromida, benzena, Ag2O, r.t., 24 jam, 76-90% yield.
OH BnBr, Ag2O OBn
Benzen, MS 3A
COPac COPac
R r.t., 24 jam, 76-90% R
R = alkil, Pac = Phenacyl = PhC(O)CH2
3.2. Pelepasan
a. H2/Pd-C, EtOH, 95% yield. Paladium.
b. FeCl3, Ac2O, 55-75% yield. Laju pelepasan gugus benzil
pada poisisi 6-, 4-, dan 2- dalam glukosa adlh 125:24:1.
OBn (125 x lebih mudah dibanding posisi 2)
4 6
O
(24 x lebih mudah dibanding posisi 2) BnO
HO 2 OH
OBn
4.1. Pembentukan:
a. Ph3CCl, DMAP (4-N,N-dimetilaminopiridin), DMF
OH OTr
6 6
O Ph3CCl, DMAP
O
HO HO
o
HO 1 DMF, 20 C, 12 h HO 1
OH 88% OH
OCH3 OCH3
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 99
4.2. Pelepasan
O OBz O OBz
HCO2H
O O
O OTr O OH
OR R = Ac 92% OR
R = TBDMS 88%
5.1. Pembentukan:
a. Me3SiCl, Et3N, THF, 25oC, 8 jam, 90% yield.
b. Me3SiCl, Li2S, CH3CN, 25oC, 12 jam, 75-95% yield.
5.2. Pelepasan
OTMS OH
6 6
O K2CO3, MeOH O
TMSO o
C, 45 min TMSO
TMSO 1 TMSO 1
OCH3 OCH3
100%
OTMS OTMS
6.1. Pembentukan:
HO TBDMSO
6.2. Pelepasan:
OEt OEt
(MeO)3CH, anhyd
MeOH, TsOH, refluks, 2 jam
O O
H C O CH
MeO OMe
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 107
1.2. Pelepasan
a. 10% H2O, silika gel, CH2Cl2, 18 jam, r.t.
Bila menggunakan HCl, maka THP akan terlepas
diikuti pembentukan siklisasi.
OEt O
10%H2O, Silika gel C
OEt H
THPO THPO
CH2Cl2, 18 jam
HCl
O
C
H
O
1.2. Pelepasan:
a. Pig liver esterase. Efective untuk memutus salah satu
dari pasangan ester simetris.
OH Fenasil-Br, Et3N, OH
Etil asetat
COOH CO-Phenacyl
R r.t., 18 jam, 98% R
2.2. Pelepasan:
a. Zn/HOAc, 25oC, 1 jam, 90% yield.
b. Zn-Cu/HOAc, 25oC, 8 jam, 83-93% yield.
OH OH
Zn-Cu, HOAc
CO-Phenacyl COOH
R r.t., 8 jam, 80-93% R
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 111
IV. PERLINDUNGAN GUGUS AMINO
• Berbagai pelindung untuk gugus amino telah banyak dikembangkan,
misalnya:
A. karbamat (>N-CO2R) digunakan untuk melindungi asam amino
dalam sintesis peptida dan protein,
B. amida (>NCOR) untuk pelindung dalam sintesis alkaloid dan
pelindung basa nitrogen dalam adenin, sitosin, guanin pada
sintesis nukleotida.
• Karbamat dibuat dari reaksi amina dengan berbagai variasi reagen,
misalnya kloroformat adalah reagen yang paling banyak digunakan.
• Amida dibuat dari klorida asam.
• n-Alkil karbamat dilepas dengan hidrolisis-asam, n-alkilamida dilepas
dengan hidrolisis asam atau basa dengan refluks seperti pemutusan
ikatan peptida.
NaHCO3
COOH + Fmoc-Cl COOH
aq.dioxane
isoleucine
NH2 NH-Fmoc
Pelepasan:
a. Basa amina dalam DMF, misalnya 20% piperidine, < 1 menit
COOH N COOH
H
DMF isoleucine
NH-Fmoc NH2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 115
2. 2,2,2-Trichloroethyl Carbamate
2,2,2-Trichloroethoxycarbonyl-NR2 : Troc-NR2
Cl3CCH2OC(O)NR2
Pembentukan:
a. 2,2,2-Trichloroethoxycarbonyl chloride, NaHCO3 atau NaOH atau
pyridine
H3C COOH H3C COOH
Troc-Cl, NaHCO3
alanine
NH2 Me2CO, H2O NH-Troc
Pelepasan:
a. Zn/AcOH, r.t., 30 menit
COOH COOH
Zn, AcOH
BzlO BzlO
NH-Troc
r.t., 30 min NH2
Pembentukan:
a. (BOC)2O, NaOH, H2O, 25oC, 10-30 menit, 75-95%.
Reagen ini paling banyak digunakan untuk proteksi
menggunakan BOC, karena mempunyai keuntungan bahwa
produk sampingnya tidak berbahaya dan mudah ditangani.
COOH COOH
(BOC)2O, NaOH
H2O, 25oC, 30 min
NH2 NHBOC
Pelepasan:
a. Pemanasan dalam pelarut diphenyl ether (185oC, 20-30 menit,
97% yield).
O
b. Bromocathecolborane B Br
O
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 117
B. Amida (>NCOR)
• Pelindung amida umumnya dibuat dari klorida asam atau anhidrat.
• Stabil thd hidrolisis-asam atau basa, tetapi dapat dihidrolisis
dengan kuat dengan pemanasan pada larutan asam/basa kuat.
• Kebanyakan amida sederhana kestabilannya thd hidrolisis adalah:
benzoil > asetil > formil.
• Labilitas/ketidak-stabilan haloasetil thd hidrolisis-asam adalah:
F3CCO > Cl3CCO > Cl2CHCO > ClCH2CO > CH3CO
1. Foramida (R2NCHO)
Pembentukan:
a. 98% HCO2H, Ac2O, 25oC, 1 jam, 78-90% yield.
b. HCO2H, DCC (dicyclohexylcarbodiimide), pyr, 0oC, 4 h,
87-90% yield.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 118
O O O
H
H2N CH C OH H C N CH C OH
CH2 CH2
HCO2H
Ac2O 25oC, 1 jam
HN HN
Pelepasan:
c. AcOC6H4-p-NO2, pH 11
O
O O
H3C C O NO2 O
C C
H2N OH H3C C N OH
NH 2 pH 11 H NH 2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 120
Pelepasan:
a. 1,2 N HCl, refluks, 9 jam, 61-77% yield.
b. 85% hydrazine, 70oC, 68% yield.
c. Hog kidney acylase, pH 7, H2O, 36oC, 35 jam.
NH 2
NHAc F3 C
F3 C (CH2)n CO2H
(CH2)n CO2H Hog kidney acylase NH 2
H2O, pH 7 F3 C
(CH2)n CO2H
97%
Disusun oleh:
Hendig Winarno
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
Okt 2014
New-SBO-Hendig W-Mei 2009
123
KONVERSI SATU LANGKAH DAN DUA LANGKAH
Konversi Satu Langkah
A B
• Sintesis organik yang hanya melibatkan konversi/transformasi satu
langkah, misalnya konversi gugus fungsi, reaksi memperpanjang
rantai. R'ONa
RCH2CH2-X RCH2CH2-OR'
KOH, EtOH
RCH2CH2-X RCH=CH2
H NO2
HNO3
H2SO4
50oC
+ + Br
H H
CH3CH2CH2OH CH3CH CH2 H3C CH CH3
H2O
OH
H + 1. B2H6
H3C CH CH3 CH3CH CH2 2. H O , CH3CH2CH2OH
2 2
OH NaOH
• Sibstitusi-substitusi
Na CH3CH2Br
CH3OH CH3ONa CH3O CH2CH3
NaNH2 CH3CH2Br
CH3C CH CH3C CNa CH3C C CH2CH3
• Adisi-substitusi
HBr CH3ONa
CH3CH CH2 CH3CH2CH2Br CH3CH2CH2OCH3
H2O2
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 126
• Adisi-eliminasi
Br2 2 NaNH2
CH CH CH CH C C
Br Br
• Dimerisasi-adisi (hidrogenasi)
• Alami:
Diisolasi dari tanaman Solanaceae, terutama Atropa belladona,
Hyosciamus neger, dan Datura stramonium.
Rasemisasi parsial yang menghasilkan campuran atropin dan
hyosciamin akan berlangsung pada saat dilakukan ekstraksi. Hal
ini dapat dihindari dengan cara menambahkan alkali dingin encer
atau direfluks dengan kloroform.
+ CH3NH2 + O
O H
O
HO O
HO
55 56 57 58
OH
O
CH3 CH3
N N OH
59
H OH H2SO4 H OH
2. SO4=.H2O
O O
ATROPIN (60)
ATROPIN SULFAT (61)
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 131
Sintesis Senyawa Hexadeca-8,10,12-triynoic acid
16
12
10
8 COOH
1
Hexadeca-8,10,12-triynoic acid (112)
• Senyawa hexadeca-8,10,12-triynoic acid, merupakan homolog
octadeca-8,10,12-triynoic acid, sebuah asam lemak trialkynic yang
diisolasi dari benalu teh (Scurrula atropurpurea).
• Baik isolat maupun derivat sintetiknya memiliki potensi sebagai
anticancer agent berdasarkan hasil uji aktivitas penghambatan
terhadap beberapa jenis cancer cell lines.
• Senyawa hexadeca-8,10,12-triynoic acid, yang merupakan senyawa
baru disintesis melalui beberapa tahap reaksi yang melibatkan berbagai
jenis mekanisme reaksi.
• Berikut disajikan skema sintesis dan tahapan-tahapannya, termasuk
teknik pemurniannya.
S1-UP-SBO/Hendig Winarno 132
Skema Sintesis Hexadeca-8,10,12-triynoic acid (112)
H CH2OH KNH(CH2)3NH2
n-BuLi
101 CH3(CH 2)5 CH2OH H (CH 2)7OH
+ HMPA, THF 103 104
CH3(CH 2)5Br
102 OH n-BuLi
I2
C2H5 C H
OH
NaOH 106 CH3
H (CH 2)7OH C2H5 C (CH 2)7OH I (CH 2)7OH
Xylene CuI, pyrrolidine
108 CH3 105
107
n-BuLi
CH3(CH 2)2 I CH3(CH 2)2 H
110 I2
CuI, pyrrolidine 109
CrO3/H2SO4
CH3(CH 2)2 (CH 2)7OH
aseton
111
COOH
Hexadeca-8,10,12-triynoic acid (112)
Disusun oleh:
Hendig Winarno
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
2014 134
New-SBO-Hendig W-Mei 2009
TUGAS MINGGU KE-3
Sabtu, 19 Sept 2015
Analisis
Retrosintetik
135