BAHAN MAKANAN
(Kimia Bahan Makanan)
Oleh
Yandri A.S.
Zat aditif:
a. Ditambahkan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu,
misalnya untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa,
pengawetan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain-lain
b. Aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam
jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan, misalnya
terbentuknya asam laktat, alkohol dan lain-lain.
Pengawetan: Semua metode yang digunakan dengan tujuan untuk
memperpanjang masa simpan bahan makanan.
H3C
CH3
CH3 H2C AMIN
H3C CH2
NH N COOH KEDUA
NH N H
H
DMA DEA PIPERIDINA PROLINA
Nitrit NITRIT (NO2-) diserap ke dalam tubuh
pH-3 SALIVA
NITRAT melalui N2O2 atau hemoglobin
bakteri saluran pencernaan
H2NO2- metemoglobin
(Fe3+)
H3C CH3
N O2
NITROSAMIN N COOH
(karsinogen)
N N
O O pengangkutan O2
diserap
Toksisitas dan status beberapa bahan makanan tambahan
Tambahan Konsentrasi yang Sifat keracunan Status sekarang
diizinkan
BHT/BHA 0,02% lemak 0,01% diet anjing, 1 tahun, tidak ada GRAS
pengaruh; 2% diet, tikus, 6 bulan, tidak
ada pengaruh; oral LD50, tikus, 4-5 g/kg
berat badan (bb)
Propionat Tidak ada batas 1-3 g/hari, tikus, tidak ada pengaruh GRAS
maksimal terhadap umur (life-span); (secara
alamiah dalam beberapa keju; sampai
1%)
Sorbat Tidak ada batas 8% diet, tikus, 90 hari tidak ada pengaruh GRAS
maksimal nyata; oral LD50, tikus: 4-5 g/kg berat
badan
Benzoat Maks 0,05-0,1% Tidak ada keracunan akut, manusia; 8% Dalam tinjauan;
diet, tikus, menurunkan pertambahan diharapkan
berat badan, membesarkan ginjal dan hati, regulasi
cepat mati
Parabens Maks 0,1% Diet 0,05-0,1%, anjing, 1 tahun, tidak ada GRAS
pengaruh; oral LD50, mencit: 2-3,7 g/kg
berat badan
Nitrat/nitrit Maks 0,02-0,05% Oral MLD, tikus, 200 mg/kg bb; oral Sedang ditinjau
MLD, anjing: 330 mg/kg bb
SO2/sulfit Maks 0,05% 0,05-1,0 g/hr, anjing, 1-12 bulan tidak ada GRAS (kecuali
perubahan gross mikroskopis; >0,1% untuk bahan
tikus, desktruksi tiamin. 1 g/hari manusia, makanan tinggi
menurunkan dayaguna protein dan lemak; tiamin)
4-5 g: muntah
Pewarna Bahan Makanan
Secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang
sangat menentukan. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan
teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang
tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna
yang seharusnya
- Mg - Mg
- fitol
feofitin feoforbid
Blair dan Ayres (1943) mengamati perubahan warna kapri yang dikalengkan.
Ternyata selama proses pengalengan, pH kapri turun dari 6,6 menjadi 6,1 dan
warna yang hijau menjadi pucat kecoklat-coklatan Bila pH dinaikkan
perubahan warna dapat dicegah.
Oksimioglobin
Prot - Fe2+ - Porf.
NO hemokromogen
Porf. = Porfirin
pink O2
merah terang
+ O2 - O2
NO mioglobin Oksimioglobin
Protein - Fe2+ - Porf. Prot - Fe2+ - Porf. oksidasi Metmioglobin
merah Prot - Fe2+ - Prf.
NO (pink) HNO2 reduksi
H2O coklat
ungu merah
denaturasi
Heme Hemin
Protein + Fe2+ - Porf. Fe3+ - Porf.
oksidasi
coklat
Karotenoid
Karotenoid merupakan pigmen berwarna kuning, oranye, merah
oranye, serta larut dalam minyak (lipida). Karotenoid
terdapat dalam kloroplas (0,5% bersama-sama dengan
klorofil (9,3%), terutama pada bagian permukaan atas daun,
dekat denngan dinding sel-sel palisade.
Karotenoid terdapat dalam buah pepaya, kulit pisang, tomat,
cabai merah, mangga wortel, ubi jalar, dan pada beberapa
bunga yang berwarna kuning dan merah. Diperkirakan lebih
dari 100 juta ton karoteoid diproduksi setiap tahun di alam.
Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia
sesuai atau mirip dengan karoten. Karoten sendiri
merupakan campuran dari beberapa senyawa, yaitu -, -,
dan -karoten. Karoten merupakan hidrokarbon atau
turunannya yang terdiri dari beberapa unit isoprena (suatu
diena). Sedangkan turunannya yang mengandung oksigen
disebut xantofil.
Karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan makanan
adalah -karoten dan likopen yang merupakan molekul serupa,
perbedaannya terletak pada cincin pada karbon ujung. Pada
karoten cincinnya tertutup, sedang pada likopen terbuka.
H3C
CH3 CH3 CH3
H3C
CH3
CH3 CH3 CH3
CH3
cincin -ionon -karoten cincin -ionon
H3C
CH3 CH3 CH3 H3C
Warna pigmen antosianin merah, biru, violet, dan biasanya dijumpai pada bunga,
buah-buahan, dan sayur-sayuran. Dalam tanaman terdapat dalam bentuk
glikosida, yaitu membentuk ester dengan monosakarida (glukosa, galaktosa,
ramnosa, dan kadang-kadang pentosa). Sewaktu pemanasan dalam asam mineral
pekat, antosianin pecah menjadi antosianidin dan gula.
O O O
OH OH
O O O
Antoxantin banyak terdapat dalam lendir sel daun yang kebanyakan tidak
digunakan sebagai makanan. Beberapa flavon yang dikenal adalah kuersetin
(kulit bawang, teh), hesperin (jeruk, lemon), dan apigenin (dajlia kuning).
Antoxantin berbeda dengan pigmen kuning/jingga (karotenoid) karena sifatnya
larut dalam air, sedangkan karotenoid larut dalam lipida.
3'
2' 4'
1
8
O 5'
7 1'
2 6'
6 4 3
5
O flavon
Tanin
Tanin disebut juga asam tanat dan asam galotanat. Tanin dapat
tidak berwarna sampai berwarna kuning atau coklat. Asam tanat
mempunyai BM 1.701 terdiri dari sembilan molekul asam galat dan
sebuah molekul glukosa.
OH OH
OH OH OH
katekin/epikatekin leukoantosianin
(flavan-2,3-diol)