Oleh:
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
2.1 Partikel Dasar Atom .................................................................................................. 2
2.2 Perkembangan Model Atom ..................................................................................... 3
a. Model Atom John Dalton ..................................................................................... 3
b. Model Atom J.J. Thomson ................................................................................... 4
c. Model Atom Rutherford....................................................................................... 5
d. Model Atom Niels Bohr ............................................................................................ 6
2.3 Bilangan Kuantum ..................................................................................................... 6
2.4 Konfigurasi Elektron ................................................................................................ 11
1. Kelopak dan subkelopak ....................................................................................... 12
2. Notasi .................................................................................................................... 13
3. Sejarah................................................................................................................... 14
4. Asas Aufbau .......................................................................................................... 15
2.5 Tabel periodik ......................................................................................................... 15
Kelemahan asas Aufbau ............................................................................................ 16
Ionisasi logam transisi............................................................................................... 16
Pengecualian kaidah Madelung lainnya .................................................................... 16
BAB III. KESIMPULAN........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
b. Proton
Proton ditemukan oleh Goldstein tahun 1886, dengan
menggunakan alat mirip tabung Crookes. Katoda dibuat berlobang, tabung
diisi dengan gas hidrogen menghasilkan sinar saluran terusan melalui
lobang (saluran) pada katoda,sinar tersebut dibelokkan kemedan listrik
negatif.Disimpulkan bahwa sinar tersebut bermuatan positif yang disebut
proton dengan muatan sebesar muatan elektron tapi tandanya
berlawanan,lambangnya
1
1𝑝
c. Neutron
Neutron ditemukan oleh James Chadwick tahun 1932 yaitu
melalui percobaan dengan menembakkan inti berilium dengan sinar α
ternyata menghasilkan partikel tak bermuatan atau netral bermassa
sebesar 1 atom H, lambangnya 10𝑛. Sejak ditemukannya neutron diyakini
bahwa atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron,
sedangkan disekitar nya terdapat elektron yang berputar
2
mengelilinginya. Antara satu atom dengan atom yang lain dibedakan oleh
jumlah partikel tersebut dan bukan jenisnya. Setiap atom netral
mempunyai muatan inti sama dengan muatan elektron. Secara umum
lambang atom
ditulis sebagai : 𝐴𝑧𝑋
Dimana :
A = jumlah p dan jumlah n
Z = jumlah e = jumlah p
N = A- Z = jumlah neutron
3
Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris,
melakukan perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan
teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom
berbentuk pejal. Dalam renungannya Dalton mengemukakan postulatnya tentang
atom:
1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan
atom
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan
reaksi kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat
dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut
molekul
6. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai
model atom. Namun, teori atom Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat
menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin
bola pejal dapat menghantarkan arus listrik padahal listrik adalah elektron yang
bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan aruslistrik.
4
c. Model Atom Rutherford
5
d. Model Atom Niels Bohr
6
Ada empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama
(n), bilangan kuantum Azimut (I), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan
kuantum spin (s). Berikut ini adalah contoh soal bilangan kuantum :
1. Salah satu electron terluar yang terdapat dalam atom dengan nomor atom 20
mempunyai harga bilangan kuantum..
a. n =1 l=1 m=1 s=+1/2
b. n=2 l=2 m=2 s=-1/2
c. n=3 l=1 m=2 s=+1/2
d. n=4 l=0 m=0 s=+1/2
e. n=4 l=1 m=1 s=-1/2
Jawaban
Bilangan kuantum ada 4 yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimuth (l), bilangan kuantum magnetic (m), dan bilangan kuantum spin (s).
Atom dengan nomor atom 20, mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut :
Jawaban D
7
dengan lambang n sebagaimana tingkat energi elektron pada lintasan atau kulit
ke-n.
Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di
dalam atom. Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron yang dapat
menempati satu lintasan atau kulit berdasarkan persamaan berikut.
Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2
Tabel 1. Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama.
Jenis Kulit Nilai (n)
K 1
L 2
M 3
N 4
8
2 0 2
1
3 0 3
1
2
4 0 4
1
2
3
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
l= 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l= 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
Tabel 3. Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom.
Kulit Nilai n Nilai I Jenis Subkulit
K 1 0 1s
L 2 0 2s
1 2p
M 3 0 3s
1 3p
2 3d
N 4 0 4s
1 4p
2 4d
3 4f
9
dinyatakan sebagai Lz. bilangan bulat yang berkaitan dengan besar Lz adalah m.
bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik. Karena besar Lz bergantung pada
besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga berkaitan dengan nilai l.
m = −l, … , 0, … , +l
misalnya, untuk nilai l = 1, nilai m yang diperbolehkan adalah −1, 0, +1.
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron
pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga
nilai bilangan kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut.
Nilai bilangan kuantum magnetik antara - l sampai + l.
Hubungan antara bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik
dapat Anda perhatikan pada tabel 6.
Tabel 6. Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik.
Bilangan
Tanda Bilangan Kuantum Gambaran Jumlah
Kuantum
Orbital Magnetik Orbital Orbital
Azimut
0 S 0 1
1 P -1, 0, +1 3
2 D -2, -1, 0, +1, +2 5
3 F -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 7
10
elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-
masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.
11
K L M N O P Q
X= 2 8 18 32 32 32 32
11X= K L M N Periode ke 3
2 8 1 Golongan IA
X adalah 11Na
K L M N Periode ke 4
19X= 2 8 8 1 Golongan IA
X adalah 19K
12
bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang
sama pada keempat bilangan kuantumnya.
2. Notasi
Para fisikawan dan kimiawan menggunakan notasi standar untuk
mendeskripsikan konfigurasi-konfigurasi elektron atom dan molekul. Untuk atom,
notasinya terdiri dari untaian label orbital atom (misalnya 1s, 3d, 4f) dengan
jumlah elektron dituliskan pada setiap orbital (atau sekelompok orbital yang
mempunyai label yang sama). Sebagai contoh, hidrogen mempunyai satu elektron
pada orbital s kelopak pertama, sehingga konfigurasinya ditulis sebagai 1s1.
Litium mempunyai dua elektron pada subkelopak 1s dan satu elektron pada
subkelopak 2s, sehingga konfigurasi elektronnya ditulis sebagai 1s2 2s1.
Fosfor(bilangan atom 15) mempunyai konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.
Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang,
sehingga notasi yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor,
misalnya, berbeda dari neon(1s2 2s2 2p6) hanya pada keberadaan kelopak ketiga.
Sehingga konfigurasi elektron neon dapat digunakan untuk menyingkat
konfigurasi elektron fosfor. Konfigurasi elektron fosfor kemudian dapat ditulis:
[Ne] 3s2 3p3. Konvensi ini sangat berguna karena elektron-elektron pada kelopak
terluar sajalah yang paling menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur.
Urutan penulisan orbital tidaklah tetap, beberapa sumber mengelompokkan semua
orbital dengan nilai n yang sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti
urutan berdasarkan asas Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi dapat ditulis sebagai
[Ar] 3d6 4s2 ataupun [Ar] 4s2 3d6 (mengikuti asas Aufbau).
Adalah umum untuk menemukan label-label orbital "s", "p", "d", "f" ditulis
miring, walaupaun IUPAC merekomendasikan penulisan normal. Pemilihan huruf
"s", "p", "d", "f" berasal dari sistem lama dalam mengkategorikan garis spektra,
yakni "sharp", "principal", "diffuse", dan "fundamental". Setelah "f", label
selanjutnya diikuti secara alfabetis, yakni "g", "h", "i", ...dst, walaupun orbital-
orbital ini belum ditemukan.
Konfigurasi elektron molekul ditulis dengan cara yang sama, kecuali bahwa label
orbital molekullah yang digunakan, dan bukannya label orbital atom.
13
3. Sejarah
Niels Bohr adalah orang yang pertama kali (1923) mengajukan bahwa
periodisitas pada sifat-sifat unsur kimia dapat dijelaskan oleh struktur elektronik
atom tersebut. Pengajuannya didasarkan pada model atom Bohr, yang mana
kelopak-kelopak elektronnya merupakan orbit dengan jarak yang tetap dari inti
atom. Konfigurasi awal Bohr berbeda dengan konfigurasi yang sekarang
digunakan: sulfur berkonfigurasi 2.4.4.6 daripada 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.
Satu tahun kemudian, E. C. Stoner memasukkan bilangan kuantum ketiga
Sommerfeldke dalam deskripsi kelopak elektron, dan dengan benar memprediksi
struktur kelopak sulfur sebagai 2.8.6.Walaupun demikian, baik sistem Bohr
maupun sistem Stoner tidak dapat menjelaskan dengan baik perubahan spektra
atomdalam medan magnet (efek Zeeman).
Bohr sadar akan kekurangan ini (dan yang lainnya), dan menulis surat kepada
temannya Wolfgang Pauli untuk meminta bantuannya menyelamatkan teori
kuantum (sistem yang sekarang dikenal sebagai "teori kuantum lama"). Pauli
menyadari bahwa efek Zeeman haruslah hanya diakibatkan oleh elektron-elektron
terluar atom. Ia juga dapat menghasilkan kembali struktur kelopak Stoner, namun
dengan struktur subkelopak yang benar dengan pemasukan sebuah bilangan
kuantum keempat dan asas larangannya (1925):
It should be forbidden for more than one electron with the same value of the main
quantum number n to have the same value for the other three quantum numbers k
[l], j [ml] and m [ms].
Adalah tidak diperbolehkan untuk lebih dari satu elektron dengan nilai bilangan
kuantum utama n yang sama memiliki nilai tiga bilangan kuantum k [l], j [ml]
dan m [ms] yang sama.
Persamaan Schrödingeryang dipublikasikan tahun 1926 menghasilkan tiga dari
empat bilangan kuantum sebagai konsekuensi penyelesainnya untuk atom
hidrogen: penyelesaian ini menghasilkan orbital-orbital atom yang dapat kita
temukan dalam buku-buku teks kimia. Kajian spektra atom mengizinkan
konfigurasi elektron atom untuk dapat ditentukan secara eksperimen, yang pada
14
akhirnya menghasilkan kaidah empiris (dikenal sebagai kaidah Madelung (1936))
untuk urutan orbital atom mana yang terlebih dahulu diisi elektron.
4. Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa JermanAufbau yang berarti "membangun,
konstruksi") adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr.
Ia dapat dinyatakan sebagai:
Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan
urutan peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi
terlebih dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih
tinggi.
15
bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah diketahui satu abad sebelumnya,
sebelum pemikiran konfigurasi elektron ada.
16
kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Secara
umun, efek-efek relativistik ini cenderung menurunkan energi orbital s terhadap
orbital atom lainnya.
17
8 4d10 0 4f14 5d10
[Xe] 6s2
4 [Kr] 5s2 8 14 10
Indium Talium 4f 5d
9 4d10 5p1 1
6p1
18
BAB III.
KESIMPULAN
Atom terdiri dari partikel dasar yaitu elektron, proton, dan neutron. Istilah atom
pertama kali dikemukan oleh Demokritus yaitu atomos yang berarti tidak dapat
dibagi. Perkembangan teori atom dimulai dari teori atom Dalton, kemudian teori
atom Thomson, teori Rutherford, teori atom Bohr dan terakhir teori mekanika
gelombang. Elektron –elekron dalam atom tersebar dalam orbital yang disebut
dengan konfigurasi elektron, pengisian orbital tersebut berdasarkan beberapa
aturan yaitu aturan aufbau, aturan hund dan larangan Pauli. Atom memiliki sifat-
sifat yaitu jari-jari atom, energi ionisasi dan afinitas elektron.
19
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Edisi
5.Binarupa Aksara.Jakarta.
20