Anda di halaman 1dari 21

BRONKIEKTASIS

Intan Puspita Hapsari G4A014007

Pembimbing : dr. Nur Faizah, Sp.A


Pendahuluan

Bronkiektasis merupakan penyebab kematian yang


amat penting pada negara-negara berkembang

Penyakit ini dapat diderita mulai sejak anak bahkan


dapat berupa kelainan kongenital

Insidensi bronkiektasis cenderung menurun dengan


adanya kemajuan pengobatan antibiotika. Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka-angka
yang pasti mengenai penyakit ini.
Definisi
 Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik, persisten atau irrevesibel

 Kelainan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-


perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen
elastis, otot polos brokus, tulang rawan dan pembuluh-
pembuluh darah
Klasifikasi

 bronkiektasis dibagi 3 variasi:


 Bronkiektasis tabung (tubular, silindris,

fusiformis)
 Bronkiektasis Kantong (saccular)

 Bronkiektasis varicose
Etiologi
 1. Kelainan kongenital
 Fibrosis kistik, Kertagener Syndrome, William Campbell syndrome,
Mounier-Kuhn Syndrome, Young syndrome, Ciliary dyskinesia,
Marfan syndrom

 2. Kelainan didapat
 Infeksi : Staphylococcus aureus , Aspergillus fumigatus
 Obstruksi bronkus: korpus alienum, karsinoma bronkus
 Aspirasi kronis: disfungsi menelan, penyakit gastroesophageal
reflux, atau fistula trakeoesofageal
 Gangguan jaringan ikat, termasuk rheumatoid arthritis dan lupus
eritematosus sistemik
 Trakea stenosis dengan gangguan pembersihan mukosiliar
 Penyakit fibrosis paru: sarkoidosis atau fibrosis paru idiopatik
Patogenesis

infeksi, pengaruh cytokine


inflamasi (reaksi imun)

destruksi komponen muskular dan


elastis pada dinding bronkus

bronkiektasis
Diagnosis
Gejala Klinis

Batuk kronik yang produktif


infeksi berulang pernapasan
sesak napas
hemoptisis
 Pemeriksaan Fisik

 suara napas tambahan : crackles (70 %),


wheezing (34 %), dan ronki (44 %)
 Clubbing finger
Pemeriksaan penunjang

 Rontgen thoraks
- Peningkatan
gambaran corakan paru

- Atelektasis
 Ring shadow

 Honeycomb appearance
 Tubular shadow
 Bronkografi

 CT scan
 dilatasi bronkus
 penebalan dinding
bronkus
Diagnosis Banding
 Aspiration pneumonitis
 Bacterial pneumonitis
 Chronic obstructive pulmonary disease
 Emfisema
 Asma
 Bronkitis
 Tuberkulosis
Tatalaksana
 Non medikamentosa
 Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien
 Contohnya membuat ruangan hangat, udara ruangan kering,
mencegah atau menghentikan paparan terhadap rokok, mencegah
atau menghindari debu, asap dan sebagainya.

 Memperbaiki drainase sekret bronkus


Medikamentosa
Antibiotik
 Amoksisilin
 menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat penicillin-
binding proteins.
 Dosis
 usia < 3 bulan dosis 30 mg/kg/hari PO dibagi tiap 12 jam.
 usia > 3 bulan, jika infeksi ringan diberi 20 mg/kg/hari PO dibagi tiap 8
jam, atau 25 mg/kg/hari PO dibagi tiap 12 jam. Jika pada infeksi berat,
diberi 40 mg/kg/hari PO dibagi tiap 8 jam, atau 45 mg/kg/hari PO dibagi
tiap 12 jam.
 Ciprofloksasin
 Untuk usia dibawah 1 tahun, keamanan dan efikasinya belum diketahui.
 Untuk usia > 1 tahun (IV) 6-10 mg/kg dibagi tiap 8 jam, maximal 400 mg,
diberikan selama 10-21 hari.
 Usia ≥1 tahun (PO) 10-20 mg/kg dibagi tiap 12 jam; maksimal 750 mg,
diberikan selama 10-21 hari.
Pengobatan simtomatik
 Pengobatan obstruksi bronkus
 Bronkodilator : Albuterol, levalbuterol

 Penanganan hipoksia
 Oksigenasi 1 lpm KOREKSI

 Penanganan hemoptisis
 Masif -> transfusi

 Pengobatan demam
 Antibiotik yang sesuai dan antipiretik

 Pembedahan
 menghilangkan tumor obstruktif atau residu dari benda asing
Prognosis
 Tergantung pada berat-ringannya serta
luasnya penyakit waktu pasien berobat
pertama kali
 Pada kasus yang berat dan tidak diobati,
prognosisnya buruk
 Secara keseluruhan bronkiektasis memiliki
prognosis yang baik
 Kunci keberhasilan: menentukan penyebab
dan kemudian mengobati masalah mendasar
 Bronkiektasis progresif -> komplikasi:
 hipoksemia kronis
 hipertensi pulmonal, cor pulmonale
 Hiperkarbia
 kegagalan pernafasan
 kematian
Kesimpulan
 Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik, persisten atau irrevesibe.
 Bronkiektasis dapat timbul secara kongenital maupun didapat.
 Tanda gejala dari bronkiektasis adalah batuk, produksi sputum,
infeksi berulang pernapasan, sesak napas, dan hemoptisis.
 Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan crackles (70 %),
wheezing (34 %), dan ronki (44 %) dan clubbing finger.
 Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan adalah rontgen
thorax, CT scan thorax, dan bronkografi.
 Penatalaksaan bronkiektasis meliputi non medikamentosa dan
medikamentosa.
Daftar pustaka
 Emmons EE. 2014. Bronchiectasis. Diakses pada tanggal 1 Juli 2015. dari
http://emedicine.medscape.com/article/296961-overview#showall.
 Rahmatullah P. 2009. Bronkiektasis, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Kelima. Editor Aru W
Sudoyo. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
 Alsagaff H, Mukty A. 2006. Bronkiektasis. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru, Surabaya : Airlangga University
Press. Pp 256-61
 Karadag B, Karakoc F, Ersu R, et al. 2005. Non-cystic-fibrosis bronchiectasis in children: a persisting
problem in developing countries. Respiration. 2005 May-Jun. 72(3):233-8.
 Twiss J, Stewart AW, Byrnes CA. 2006. Longitudinal pulmonary function of childhood bronchiectasis and
comparison with cystic fibrosis. Thorax. 2006 May. 61(5):414-8.
 Barker, Alan F. 2002. Bronkietasis. The New English Journal of Medicine, Vol. 346, No. 18 May 2, 2002
 Bye, Michael R. 2013. Pediatric Bronchiectasis. Diakses tanggal 30 Juni 2015 dari
http://emedicine.medscape.com/article/1004692-overview#a4
 Sirmali M, Turut H, Kisacik E, et al. 2005. The relationship between time of admittance and complications in
paediatric tracheobronchial foreign body aspiration. Acta Chir Belg. 2005 Nov-Dec. 105(6):631-4
 Hassan I, Holbert John M. 2013. Bronchiectasis Imaging.Diakses pada tanggal 1 Juli 2015 dari
http://emedicine.medscape.com/article/354167-overview# showall.
 Madappa, Tarun, Rylan P Byrd, et al. 2014. Atelectasis. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/296468-overview tanggal 1 Juli 2015.
 Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Suku Patofisiologi . Jakarta: EGC
 Price, Sylvia, Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, Ed. 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai