Pajak atas konsumsi adalah pajak yang dikenakan atas
pengeluaran yang ditujukan untuk konsumsi. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam membedakan pajak atas konsumsi menurut Due dan Friedlaender seperti dikutip Sukardji yaitu : 1. Pendekatan langsung-pajak atas pengeluaran (expenditure tax), yaitu pajak yang berlaku bagi seluruh pengeluaran untuk konsumsi yang merupakan hasil penjumlahan seluruh penghasilan dikurangi pengeluaran untuk tabungan dan pembelian aktiva. 2. Pendekatan tidak langsung atau pendekatan pajak komoditi, yaitu pajak dikenakan atas penjualan komoditi yang dipungut terhadap pengusaha yang melakukan penjualan. Pajak ini kemudian dialihkan kepada pembeli selaku pemikul beban pajak Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak (orang pribadi, badan, Bentuk Usaha Tetap (BUT) atas penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak a. Tentang perluasan tax base & tax payer khususnya Value Added Tax(VAT) b. Implemenasi dari sistem perpajakan yang dianut sekarang ini, Tax Collusion & Corruption. c. Pelaksanaan hukum yang tidak optimal a. Consumption Based Tax - Pemberlakuan Bea Materai kepada Konsumen - Pemberlakuan Pajak Penjualan yang diberlakukan secara umum bagi Personal tax payer dan Corporate tax payer - Pembebasan pengenaan pajak penjualan, sedangkan impor tetap dikenakan pajak penjualan b. Income Based-Tax - Pemberlakuan Pph 21, 22, 24, 25 & 26 Pajak atas konsumsi memiliki dua kelebihan atas pajak penghasilan yaitu : 1. kelebihan pertama consumption-based taxation adalah lebih efisien secara ekonomis dibandingkan dengan income-based taxation. Income based taxation dikenakan langsung terhadap penghasilan begitu penghasilan tersebut diterima atau diperoleh wajib pajak. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dimiliki oleh Wajib Pajak untuk ditabung menjadi berkurang, berarti mengurangi potensi penghasilan yang bisa diterima oleh Wajib Pajak di masa akan datang (dari penghasilan bunga). 2. Kelebihan kedua dan termasuk isu paling kontroversial adalah pendapat bahwa consumption based-taxation lebih adil dibandingkan income-based taxation karena akar permasalahan berada di konsep yang mendasar, yaitu bagaimana menentukan dasat penentuan untuk membayar.