Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


KELOMPOK 3 5A KOMPUTERISASI AKUNTANSI

AVITA RATNA SARI ERNITA IIN NUR IRIANI


D020317003 D020317007 D020317011

MEYLISA COROLINA M. RIZKY ABIDIN


D020317017 D020317022
JURNAL

ANALISIS PENERAPAN PP. NO. 71 TAHUN 2010 DALAM PENYAJIAN


LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA KOTAMOBAGU
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Akuntansi Universitas Sam Ratulangi
Manado

5A KOMPUTERISASI AKUNTANSI
PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

5A KOMPUTERISASI AKUNTANSI
PENDAHULUAN 1

LATAR BELAKANG
Reformasi pengelolaan keuangan negara terus dilakukan pemerintah melalui pembenahan kebijakan dan peraturan
perundang-undangan, penyiapan sistem keuangan seperti penyiapan sumber daya manusia termasuk penataan struktur tata organisasi
pemerintahan yang kemudian melahirkan paket perundang-undangan keuangan negara yang baru, diantaranya adalah UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksanaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan dalam suatu periode. Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi, efektifitas dan efisiensi suatu entitas
pelaporan dan membantu menentukan ketentuannya terhadap peraturan perundang–undangan.
Dibidang akuntansi pemerintahan bisa terjadi perubahan karena dalam proses akuntansi akan dihasilkan informasi keuangan bagi
berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing–masing. Perubahan yang paling diinginkan adalah adanya standar
akuntansi pemerintahan. Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada standar akuntansi pemerintahan sesungguhnya adalah
dalam rangka meningkatkan kuantitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang dimaksud dapat meningkatkan
kredibilitasnya dan pada gilirannya akan dapat mewujudkan transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah
sehingga pemerintahan yang baik dapat tercapai.
Sejalan dengan amanat UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, maka Pemerintah Pusat akan menerapkan akuntansi berbasis akrual. Direvisinya PP No. 24 Tahun 2005 dengan PP No. 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, membawa sedikit perubahan dalam standar dan mekanisme penyajian laporan keuangan
di Pemerintah, yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 mendatang, peneliti akan mencoba menganalisis penyajian laporan keuangan
yang masih menggunakan PP No. 24 Tahun 2005 ke dalam penyajian laporan keuangan yang menggunakan PP No. 71 Tahun 2010.
PENDAHULUAN 2

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyajian


laporan keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Kotamobagu dalam
penerapan PP No. 71 Tahun 2010 serta perbedaan
penyajian laporan keuangan berdasarkan basis akrual
dan basis kas dalam Akuntansi Keuangan Daerah.
TINJAUAN PUSTAKA 3
FUNGSI LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Darise (2008: 161) menyatakan secara umum tujuan dan fungsi laporan
keuangan sektor publik sebagai berikut:
Bastian (2006: 6) menyatakan bahwa Akuntansi Sektor Publik dapat
1. Kepatuhan dan Pengelolaan
didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan alat analisis akuntansi yang 2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi 3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi
Negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, 4. Kelangsungan Organisasi
5. Hubungan Masyarakat
BUMN, BUMD, LSM dan Yayasan Sosial, maupun pada proyek-proyek 6. Sumber Fakta dan Gambaran
kerjasama sektor publik dan swasta.

KARAKTERISTIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Mardiasmo (2009: 167) menyebutkan lima karakteristik akuntansi sektor Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip
publik yakni: akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan
1. Pemerintah tidak berorientasi laba Keuangan Pemerintah. Dalam pasal 1 ayat (11) PP No. 71 Tahun 2010
2. Pemerintah membukukan anggaran ketika anggaran tersebut tentang SAP yang menyebutkan bahwa Sistem Akuntansi
dibukukan. Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
3. Dalam akuntansi pemerintahan dimungkinkan mempergunakan lebih penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
dari satu jenis dana. akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan
4. Akuntansi pemerintahan membukukan pengeluaran modal seperti di lingkungan organisasi pemerintahan.
gedung dan kendaraan dalam perkiraan neraca dan hasil operasional.
5. Akuntansi pemerintahan tidak mengenal perkiraan modal dan laba
yang ditahan di neraca.
TINJAUAN PUSTAKA 4
PERANAN DAN TUJUANPELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH 1. Akuntabilitas 4. Keseimbangan Antar Generasi
2. Manajemen 5. Evaluasi Kinerja
Sistem Akuntansi keuangan daerah menurut Kepmendagri No. 29 Tahun 3. Transparansi
2002 yaitu sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan,
penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan
serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
dilaksanakan sesuai dengan prinsip–prinsip akuntansi yang berterima PEMERINTAH DAERAH
umum
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)
3. Neraca
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH 4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Arus Kas (LAK)
Pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah: 6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
1. Masyarakat 7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
2. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa
3. Pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi dan
pinjaman KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN
4. Pemerintah KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

1. Relevan 3. Dapat Dibandingkan


2. Andal 4. Dapat Dipahami
METODE PENELITIAN 5

METODE PENGUMPULAN
JENIS PENELITIAN METODE ANALISIS
DATA

Jenis penelitian ini BERSIFAT Metode analisis yang digunakan YAITU


deskriptif. metode analisis deskriptif.
Metode yang digunakan
untuk menjelaskan bagaimana Metode analisis ini :
ADALAH studi lapangan.
penerapan PP No. 71 tahun 2010 -Mengumpulkan dan menyaring
Metode ini digunakan untuk
dalam penyajian laporan keterangan
mengetahui seberapa jauh
keuangan Dinas Pendapatan yang diperoleh secara menyeluruh dan
kesesuaian antara teori yang
Pengelolaan Keuangan dan Aset detail,
digunakan dengan keadaan
Daerah Kota Kotamobagu. -Kemudian diuraikan sehingga diperoleh
yang sebenarnya dari objek
Kuncoro (2009:12) menjelaskan gambaran yang jelas.
yang diteliti. Dalam studi
bahwa penelitian deskriptif Data-data yang diperoleh berupa laporan
lapangan ini menggunakan
meliputi pengumpulan data keuangan yang selanjutnya dilihat
tiga cara yaitu wawancara
untuk diuji hipotesis atau kesesuainnya dengan PP No. 71 tahun
langsung, studi dokumentasi
menjawab pertanyaan mengenai 2010 tentang SAP berbasis Akrual,
dan pengamatan/ observasi.
status terakhir dari subjek kemudian dianalisis penerapannya
penelitian. sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6

HASIL PENELITIAN

Proses akuntansi keuangan daerah umumnya terdiri dari tahap


pencatatan, penggolongan dan tahap pelaporan. Di setiap SKPD
khususnya DPPKAD Kota Kotamobagu telah menggunakan pencatatan TABEL NERACA
terkomputerisasi yang dibantu oleh software yang disebut SIMDA
dimana sistem pencatatannya masih berbasis CTA sesuai PP No. 24
Tahun 2005. Begitu pula dengan laporan keuangan yang dihasilkan
masih berdasarkan laporan keuangan berbasis Cash Towards Acrual
dimana setiap SKPD hanya menyajikan 2 laporan keuangan yaitu
neraca dan laporan realisasi anggaran yang disajikan dalam tabel
berikut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 7

PEMBAHASAN
Analisis Penerapan PP No 71 Tahun 2010
Penyajian laporan keuangan pada DPPKAD Kota Kotamobagu belum menerapkan PP No. 71 Tahun 2010 tetapi telah sesuai
dengan PP No 24 Tahun 2005 sehingga laporan yang disajikan terdiri dari neraca dan laporan realisasi anggaran.
Penelitian ini lebih terperinci dalam membahas dan menerapkan penyajian laporan keuangan berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010. PP No. 71
Tahun 2010 yang didukung dengan disahkannya Permendagri No. 64 Tahun 2013 tentang penyajian laporan keuangan berbasis akrual. Maka
transaksi akan dicatat ke dalam 2 jenis jurnal, yaitu:
1. Jurnal Finansial untuk mencatat kegiatan yang berpengaruh pada akun belanja, rekening kas pejabat pengelola keuangan daerah dan kas
di bendahara pengeluaran yang akan menghasilkan laporan realisasi anggaran
2. Jurnal Anggaran untuk mencatat seluruh kegiatan operasional yang bersumber dari anggaran (APBD) selama periode tertentu yang
berpengaruh pada akun beban dan estimasi perubahan saldo anggaran lebih yang akan menghasilkan laporan operasional.

Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010 DPPKAD Kota Kotamobagu selaku SKPD akan menyajikan 6 laporan keuangan yang terdiri dari:
1. Neraca 4. Laporan Perubahan Ekuitas
2. Laporan Realisasi Anggaran 5. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Laporan Operasional 6. Catatan atas Laporan Keuangan

Bagi SKPD akan menyajikan 6 dari 7 laporan keuangan yang disajikan oleh Pemerintah daerah atau Kota yaitu DPPKAD Kota Kotamobagu
tidak menyajikan Laporan Arus Kas karena dalam SKPD tidak ada kegiatan investasi seperti halnya yang dilakukan oleh pemerintah daerah
atau kota.
8
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini:

1. DPPKAD Kota Kotamobagu dalam penyajian laporan keuangannya belum menerapkan PP No. 71 Tahun 2010
tetapi telah sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 dan telah berpedoman pada Permendagri No. 13 Tahun 2006
2. Perbedaan antara PP No. 24 Tahun 2005 yang berbasis kas menuju akrual dengan PP No. 71 Tahun 2010 yang
berbasis akrual penuh yaitu terletak pada pencatatan transaksi dan laporan keuangan yang dihasilkan dimana
pencatatan/ penjurnalan transaksi akan dibedakan menjadi 2 jenis jurnal yaitu jurnal anggaran dan jurnal
finansial.
3. Laporan keuangan tahun 2013 yang disajikan DPPKAD selaku SKPD berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005 terdiri atas neraca dan laporan realisasi anggaran.
4. Berdasarkan hasil pembahasan dengan menerapkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, laporan
keuangan yang disajikan DPPKAD selaku SKPD terdiri atas neraca, laporan realisasi anggaran, laporan
operasional, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan SAL dan CALK
5. Pada penelitian ini, DPPKAD Kota Kotamobagu selaku SKPD tidak menyajikan Laporan Arus Kas karena
Laporan ini hanya akan disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah yang dibuat oleh SKPKD. Hal ini
disebabkan oleh adanya kegiatan investasi yang hanya dilakukan oleh pemerintah daerah tidak dengan SKPD.
SESI TANYA JAWAB

Anda mungkin juga menyukai