Anda di halaman 1dari 8

1. Agnes Sania J.

(01)
2. Feni Yulaezhah (08)
3. Neha Nuzura Z. (14)
4. Maharani Royce A. (15)
Periode 5 Juli 1959 sampai
dengan 11 Maret 1966
(Masa Orde Lama)
Dekrit Presiden 5 juli 1959
 Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 telah
membawa kepastian di negara
Indonesia. Negara kita kembali menggunakan
UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang
berkedudukan sebagai asas penyelenggaraan
negara. Sejak berlakunya kembali UUD 1945,
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan.
Kabinet yang dibentuk pada tanggal 9 Juli 1959 dinamakan
Kabinet Kerja yang terdiri atas unsur-unsur berikut:

1) Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana


menteri yang dijabat oleh Presiden dan 10 orang
menteri.

2) Menteri-menteri ex officio, yaitu pejabat-pejabat


negara yang karena jabatannya diangkat menjadi
menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf
Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian Negara,
Jaksa agung, Ketua Dewan Perancang Nasional
dan Wakil Ketua Dewan pertimbangan Agung.

3) Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.


Pada periode ini muncul pemikiran di kalangan para
pemimpin bangsa Indonesia, yang dipelopori Presiden Soekarno,
yang memandang bahwa pelaksanaan demokrasi liberal pada
periode yang lalu hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya
Presiden Soekarno mencetuskan konsep demokrasi
terpimpin. Pada mulanya ide demokrasi terpimpin adalah
demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
Namun, lama kelamaan bergeser menjadi dipimpin oleh
Presiden/Pemimpin Besar Revolusi. Akhirnya, segala sesuatunya
didasarkan kepada kepemimpinan penguasa, dalam hal ini
pemerintah. Segala kebijakan didasarkan kepada kehendak pribadi
dan tidak berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku. Pelaksaan pemerintahan pada periode ini, meskipun
berdasarkan UUD 1945, dalam kenyataannya banyak terjadi
penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 .
Berikut ini adalah beberapa penyimpangan
selama pelaksanaan demokrasi terpimpin :
1) Membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan
membentuk DPR Gotong Royong (DPRGR) yang anggotanya diangkat
dan diberhentikan oleh presiden.
2) Membentuk MPR sementara yang anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh presiden.
3) Penetapan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS.
4) Membentuk Front Nasional melalui Penetapan Presiden No.13 Tahun
1959 yang anggotanya berasal dari berbagai organisasi
kemasyarakatan dan organisasi sosial politik yang ada di Indonesia.
5) Terjadinya pemerasan terhadap Pancasila. Pancasila yang
berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
diperas menjadi tiga unsur yang disebut Trisila, kemudian Trisila ini
diperas lagi menjadi satu unsur yang disebut Ekasila. Ekasila inilah
yang dimaksud dengan Nasakom (nasionalis, agama dan komunisme).
Gagasan Nasakom inilah yang memberi peluang
bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI). Gagasan Nasakom
ini begitu dijunjung tinggi oleh Presiden Soekarno, sampai-sampai
dimasukkan dalam UU RI Nomor 18 Tahun 1965 tentang
Pemerintah Daerah. Semua unsur Nasakom termasuk di dalamnya
PKI harus diperhatikan dalam penunjukkan unsur pimpinan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Hal inilah yang
membuat PKI mendapatkan posisi yang strategis bahkan dominan
sehingga karena merasa mempunyai posisi yang kuat, PKI
melakukan pemberontakan pada tanggal 30 September 1965 yang
ditandai dengan dibantainya 7 orang perwira TNI Angkatan Darat.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai