Abad 17 dan 18
Nama Kelompok:
1. Manurung, Kevin Leonel
2. Kambey, Risella
3. Paat, Angeli A. T.
4. Tumewu, Waldo Stenly
Kawasan Perdagangan Nusantara
Manurut catatan sejarah, Indonesia waktu itu merupakan kawasan yang
terdiri dari sekumpulan satuan-satuan sosial politik umumnya berbentuk
kerajaan yang memiliki berbagai derajat kedaulatannya sendiri-sendiri.
Masing-msaing menguasai kawasan, sumber alam, dan oenduduk yang
menjadi basis bagi satuan-satuan ekonominya.
Perdagangan dan pertukaran, sesuai dengan teori ekonomi mendorong
timbulnya spesialisasi reproduksi I antara ekonomi-ekonomi lokal
berdasarkan keunggulan komparatif mereka masing-masing.
Pada masa itu tidak ada satu standar mata uang di nusantara, tetapi
berbagai alat tukar beredar dan dipakai masyarakat secara bersamaan. Ada
dua kelompok mata uang yang beredar dalam jumlah yang besar yaitu :
uang tembaga dan uang perak
Kawasan Perdagangan Nusantara
VOC membutuhkan alat tukar dalam jumlah besar untuk
membiayai pembelian komoditi dari produsen dan pedagang
lokal untuk selanjutnya diekspor ke erope. Oleh karena itu voc
mulai mencetak mata uangnya sendiri untuk dipakai di
indonesia dari logam yang lebih murah (timah hitam mulai
diedarkan tahun 1633, selanjutnya tembaga atau campurannya
mulai 1636)
Dari Monopoli Perdagangan ke Pemerintahan
Kuasi
VOC adalah badan usaha yang dibentuk oleh sekolompok pemodal di
belanda pada akhir abad 16 dengan tujuan utama mencari keuntungan.
Mereka tidak lagi puas dengan keuntungan yang normal yang ada
dikawasan eropa.
Sasaran utama dari VOC adalah menguasai daerah – daerah yang baru
dan terbalakang.
VOC bertransformasi dari sekedar kongsi dagang menjadi semacam
pemerintahan kuasi.
Dua Abad Bersama VOC
Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi
Ada 2 daya tarik utama Indonesia bagi VOC :
1. Melimpahnya tanah yang potensial dapat dijadikan lahan pertanian
2. Tersedianya tenaga kerja murah yang cukup untuk mengerjakannya