Anda di halaman 1dari 93

Implementasi dan evaluasi

Kebijakan Publik

Oleh :
Andri Rusta
Materi perkuliahan
1. Proses kebijakan publik
2. Implementasi sebagai bagian dari proses kebijakan
3. Makna Implementasi
4. Pendekatan dalam implementasi
5. Model implementasi
6. Persoalan dalam implementasi
7. Studi implementasi kebijakan
8. Evaluasi sebagai proses kebijakan
9. Pengertian evaluasi
10. Macam-macam evaluasi
11. Permasalahan dalam evaluasi
12. Studi evaluasi kebijakan publik
Referensi :
1. Anderson (1990) Public Policy making
2. Merilee Grindle (1988), Politics and Policy
Implementation in the third world
3. George edwards III (1980), Implementing Public policy
4. William N Dunn, (1995)Public policy Analysis
5. Randall Ripley & Grace Franklin (1987), bureaucracy
and Policy Implementation
6. Kenneth Dolbeare (1987), Policy evaluations
7. Daniel Mazmanian, Paul Sabatier(1986), Implementation
and Public Policy
8. Pressman & Wildavsky, (1988), Implementation
9. Wayne Parsons (2005), Pengantar dan praktek Analisis
Kebijaakan
Referensi pembantu :
1. Ryan Nugroho, (2003), Kebijakan Publik, formulasi,
Implementasi dan evaluasi
2. Budi Winarno, (2001),Kebijakan Publik
3. Fadillah Putra,(2002) Paradigma kritis dalam studi
Kebijakan Publik
4. Samodra Wibowo, dkk,(1994) Evaluasi Kebijakan Publik
5. AG Subarsono,(2005) Analisis Kebijakan Publik
6. Solichin Abdulwahab(1998), Analisis Kebiajakan Publik
dari formulasi ke implementasi
7. Hessel Nogi Tangkilisan,(2003) Evaluasi kebijakan
Publik
8. Edi Suharto (2005), Analisis kebijakan Publik
Pembahasan materi implementasi dan
evaluasi yg akan dilakukan meliputi 2 hal
besar :

1. Implementasi dan evaluasi kebijakan


sebagai sebuah proses kebijakan
2. Implementasi dan Evaluasi kebijakan
sebagai sebuah studi penelitian
Implementasi dan evaluasi sebagai
bagian dari proses policy
Uraian akan diarahkan pada peran proses
implementasi dan evaluasi dalam proses
kebijakan, yang antara lain meliputi :
1. Apa dan bagaimana Proses
implementasi dan evaluasi kebijakan
2. faktor-faktor yang mempengaruhi
implementasi dan evaluasi kebijakan
Implementasi dan evaluasi sebagai
sebuah studi penelitian:
• Uraian :
• Diarahkan pada bagaimana melakukan
penelitian implementasi dan penelitian
evaluasi, aspek apa yang dikaji dan apa
perbedaan diantara keduanya.
Proses Kebijakan publik
• Merupakan proses yg rumit dan komplek
• Untuk mengkajinya dibagi dalam
tahapan-tahapan. Itu untuk
mempermudah pemahaman akan proses
tersebut (Lindblom, 1986)
• Pembagian diantara pakar berbeda-beda
Proses kebijakan publik
• 1. Proses Formulasi kebijakan
• 2. Proses Pengesahan kebijakan
• 3. Proses implementasi kebijakan
• 4. Proses Evaluasi kebijakan
Tahap Formulasi kebijakan
• Merupakan langkah pertama
• Terdiri beberapa kegiatan : Perumusan
masalah, penyusunan agenda, pencarian
legitimasi, pemilihan alternatif dan
pernyataan kebijakan
• Proses politik lebih dominan
Tahap Pengesahan kebijakan
• Proses menjadikan sebuah kebijakan
mempunyai kekuatan hukum
• Dilakukan setelah proses negosiasi,
kompromi, bergaining dsb
Tahap implementasi kebijakan
• Tahap dimana alternatif yang telah ditetapkan
diujudkan dalam tindakan yang nyata
• Dilaksanakan oleh unit-unit administratif dengan
memobilisasi sumber daya
• Tanpa implementasi suatu kebijakan akan sia-
sia
• Merupakan rantai yang menghubungkan
formulasi kebijakan dengan hasil (outcome)
kebijakan yang diharapkan
Tahap evaluasi kebijakan
• Dilakukan guna menguji kemampuan
suatu kebijakan dalam mengatasi masalah
• Dapat memberikan informasi tentang
keberhasilan dan kegagalan sebuah
kebijakan
• Dari tahap ini akan ditentukan masa
depan kebijakan tsb
Komponen Kebijakan Publik:
• Serangkaian tindakan
• Dilakukan untuk mengatasi masalah
• Lebih berorientasi pada kepentingan
publik
Dalam kaitan dengan
Implementasi, beberapa
komponen Kebijakan publik

• 1. Tujuan yang hendak dicapai


• 2. Sasaran yang spesifik
• 3. Cara mencapai sasaran
• Cara mencapai sasaran tsb disebut
implementasi
• Biasanya diterjemahkan dalam bentuk
program aksi dan proyek
• Ada kebijakan yang bersifat self executing
ada yang non self executing
Apa itu implementasi ?
• Jones (1987) ; those activities directed toward
putting a program into effect (proses
mewujudkan program hingga memperlihatkan
hasilnya)

• Van Horn dan Van meter (1975) : those actions


by public and private individual (or groups) that
are the achievement or objectives set forth in
prior policy ( tindakan yang dilakukan oleh
Pemerintah maupun swasta baik secara individu
maupun kelompok yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang menjadi
prioritas kebijakan)
Mazmanian & Paul Sabatier
• Implementation is the carrying out of basic policy
decision usually incorporated in a statute but which
can also take the form of important executive orders
or court decisions (implementasi adalah
pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya
dalam bentuk undang-undang, namun bisa pula
berbentuk perintah atau petunjuk eksekutif atau
keputusan badan peradilan.

• Ideally that decision identifies the problem(s) to be


addressed, stipulatesthe objective(s) to be pursued
and in a variety of ways, structures the
implementation process ( idealnya TUS tersebut
mengidentifikasikan masalah yg dihadapi, menyebut
secara tegas tujuan yg hendak dicapai dan berbagai
cara untuk menstrukturkan/ mengatur proses
implementasinya)
• Secara lebih konkrit Mazmanian & Sabatier
menyatakan bahwa fokus perhatian dalam
implementasi yaitu memahami apa yg
senyatanya terjadi sesudah suatu program
dinyatakan berlaku, diantaranya adalah :
Kejadian dan kegiatan yg timbul sesudah
disahkannya pedoman-pedoman kebijakan yg
mencakup usaha mengadministrasikan maupun
usaha menimbulkan dampak yang nyata pada
masyarakat.
Kesimpulan umum
• Implementasi adalah tindakan yang dilakukan
setelah suatu kebijakan ditetapkan
• Implementasi merupakan cara agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
• Tujuan kebijakan adalah melakukan intervensi,
dan implementasi adalah tindakan intervensi itu
sendiri.
• Implementasi melibatkan usaha dari policy
makers untuk mempengaruhi street level
bureaucracy (Lipsky) untuk memberikan
pelayanan atau mengatur perilaku target group.
Mengapa implementasi penting ?
• Implementasi merupakan proses yg
penting dalam proses kebijakan, dan tak
terpisahkan dari proses formulasi
kebijakan (Jones, 1987)
• Implementasi bahkan jauh lebih penting
dari pembuatan kebijakan. Kebijakan
hanya berupa impian atau rencana yg
bagus dan tersimpan dalam arsip kalau
tak diimplementasikan (udoji, 1981)
• Tanpa implementasi kebijakan tak akan bisa
mewujudkan hasilnya.
• Implementasi bukanlah proses yang sederhana,
tetapi sangat kompleks dan rumit.
• Benturan kepentingan antar aktor baik
administrator, petugas lapangan, maupun
sasaran sering terjadi
• Selama implementasi sering terjadi beragam
interprestasi atas tujuan, target maupun
strateginya
• Implementasi dipengaruhi oleh berbagai
variabel, baik variabel individual maupun
organisasional
• Dalam prakteknya sering terjadi kegagalan
dalam implementasi
• Banyaknya kegagalan dalam implementasi
kebijakan telah memunculkan kajian baru
dalam studi kebijakan yaitu studi
implementasi kebijakan
• Guna menilai keberhasilan atau kinerja
sebuah kebijakan maka dilakukan evaluasi
kebijakan
Bagaimana melakukan intervensi
dalam implementasi?
Mazmanian dan Sabatier (1983);
memberikan langkah-langkah sbb :
1. Mengidentifikasi masalah yang harus
diintervensi
2. Menegaskan tujuan yang hendak dicapai
3. Merancang struktur proses implementasi
Dg demikian program harus disusun secara
jelas dan harus dioperasionalkan dalam
bentuk proyek.
Lineberry (1984) menyatakan beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam implementasi :
1. Pembentukan unit organisasi atau staf
pelaksana
2. penjabaran tujuan dalam berbagai aturan
pelaksana (Standard operating
procedures/SOP)
3. Koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran
pada kelompok sasaran serta pembagian tugas
diantara badan pelaksana
4. pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai
tujuan
Menurut Anderson 1979) ada 4 aspek dalam
implementasi kebijakan :
1. Who is involved policy implementation ?
2. The nature of administrative process
(hakekat dari proses administrasi)
3. Compliance with policy (kepatuhan pada
kebijakan)
4. The effect of implementation (dampak
dari pelaksanaan kebijakan)
Ripley & Franklin (1985) ; Ada dua fokus dalam
melakukan implementasi :
1. Compliance (kepatuhan) : apakah implementor patuh
pada aturan, juklak, jadwal dsb ?

2. What happening ? : mempertanyakan bagimana kinerja


implementasi, apa yang dicapai dsb. Dalam hal ini
beberapa hal yang penting :
a. Banyaknya aktor yang terlibat
b. Kejelasan tujuan
c. Partsipasi semua unit pemerintahan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
Kesimpulan umum aktivitas
implementasi meliputi :
1. Siapa pelaksananya
2. Berapa besar dana dan darimana
diperoleh ?
3. Siapa sasarannya
4. Bagaimana manajemennya
5. Bagaimana kinerja dan keberhasilannya
diukur
Faktor penentu keberhasilan
implementasi

1. Logika kebijakan itu sendiri


2. Kemampuan pelaksana dan ketersediaan
sumber
3. Manajemen yang baik
4. Lingkungan dimana kebijakan
diimplementasikan
• Sering terjadi suatu program tidak mampu
mewujudkan tujuannya( kegagalan
implementasi)
• Ketidakmampuan program mewujudkan tujuan
disebut oleh Andrew Dunsire sebagai
implementation gap yaitu suatu kondisi dimana
dalam proses kebijakan terjadi perbedaan antara
apa yang diharapkan pembuat kebijakan dengan
apa yg senyatanya terjadi.
• Implementation gap ini sangat dipengaruhi oleh
implementation capacity dari orgs pelaksana
(Goggin, 1990)
Persoalan dalam implementasi
1. Interprestasi : Kebijakan lebih bersifat
strategis, sehingga Birokrat perlu
menginterprestasikan atau
mengoperasionalkan kebijakan tersebut
2. Pendayagunaan resources
3. Manajemen program
Prasarat keberhasilan
implementasi :
• 1. Tiadanya hambatan eksternal
• 2. Tersedianya resources yg memadai
• 3. Good policy
• 4. Hubungan ketergantungan yg minimum
• 5. Pemahaman & kesepakatan thd tujuan
• 6. Tugas ditetapkan dengan urutan yg tepat
• 7. Komunikasi dan koordinasi lancar
• 8. Ada dukungan otoritas
Kegagalan implementasi
A. Tak bisa diimplementasikan
B. Unsucsessfull implementation
Penyebab kegagalan sebuah kebijakan :
1. Bad policy : perumusannya asal-asalan,
kondisi internal belum siap, kondisi eksternal tak
memungkinkan dsb
2. Bad implementation : pelaksana tak
memahami juklak, terjadi implementation gap
dsb)
3. Bad Luck
Faktor lain penyebab publik tak mau
melaksanakan kebijakan (Anderson,
1979)
• Kebijakan bertentangan dg sistem nilai
masyarakat
• Adanya konsep ketidakpatuhan selektif
thd hukum
• Keanggotaan seseorang dalam suatu
organisasi/ kelompok
• Tidak adanya kepastian hukum (terjadi
pertentangan antara kebijakan satu dg
lainnya)
Studi implementasi ;
• Mrpk studi untuk mengetahui proses
implementasi
• Tujuan utamanya adalah untuk memberi
umpan balik pada pelaksana kebijakan
• Untuk mengetahui apakah proses
pelaksanaan telah sesuai dengan rencana
atau standard yg ditetapkan
• Untuk mengetahui hambatan dan problem
yg muncul dalam proses implementasi
• Beberapa pakar beranggapan bahwa studi implementasi
perlu melihat output kebijakan, shg sering disebut juga
evaluasi implementasi
• Dalam evaluasi implementasi dilihat dampak jangka
pendek akibat proses implementasi tersebut
• Biasanya bersifat deskriptif kualitatif
• Metode pengumpulan data = metode penelitian sosial
lainnya
• Karena bertujuan untuk memberikan umpan balik maka
biasanya digunakan metode yg lain spt, FGD, rapat,
brainstorming dsb. Juga catatan-catatan harian pribadi
dapat dijadikan sumber data yang akurat (Bryan &
White, 1987)
Perkembangan studi (penelitian)
implementasi (Gogin dkk (1990)
1. Penelitian generasi pertama, fokus :
a. Bagaimana suatu aturan diujudkan sebagai
hukum dan bagaimana suatu hukum
dijadikan program
b. Upaya menunjuukkan sifat kekomplekan dan
dinamika implementasi
c. menekankan pentingnya subsistem kebijakan
d. Mengidentifikasi faktor yg berhub dg hasil
suatu program
e. mendiagnosis bbrp penyakit yg sering
mengganggu pelaksana
Penelitian generasi kedua, Fokus :
1. Jenis dan isi kebijakan
2. organisasi pelaksana dan sumberdaya
3. pelaksana kebijakan : sikap, motivasi, hub
antar pribadi, komunikasi dsb
4. Hasil : pengakuan bahwa implementasi
bisa berubah setiap saat, identifikasi faktor
penentu keberhasilan, berbagai persoalan
yg muncul dsb
Penelitian generasi ketiga, fokus :
• 1. Komunikasi antar lembaga
pemerintahan
• 2. penyusunan desain penelitian
• 3. Mengkaji variabel-variabel prediktor
dalam implementasi
Pendekatan dalam studi
implementasi :
• 1. Pendekatan strukural (peran organisasi)
• 2. Pendekatan prosedural dan manajemen
(Misal : Network planning and Controll/
NPC, Program Evaluation and Review
Tehnique / PERT dsb)
• 3. Pendekatan Perilaku (komunikasi,
informasi, sikap dsb)
• 4. Pendekatan politis (aspek-aspek antar
departemental/ politik)
Beberapa model Implementasi
(Parsons, 1997)
• 1. Model analisis kegagalan (implementasi sbg proses
interaksi antara tujuan dan tindakan( Pressman &
Wildavsky, 1973), implementasi sebagai politik adaptasi
saling menguntungkan ( Mc Laughin, 1975)
• 2. model Top down (mengidentifikasi faktor yang
menyebabkan keberhasilan implementasi (Van Meter
van Hoirn (1975), Grindle (1980), Sabatier & Mazmanian
(1979) dsb
• 3. model Bottom up (mengidentifikasi faktor lain dan
interaksi organisasi antara Pemerintah dg warga negara
(lipsky, 1971), Implementasi sebagai proses yg disusun
melalui konflik dan bergaining (Wetherly, 1977),
Implementasi sebagai proses alur (Smith, 1973)
• 4. model sintesis (Ripley & Franklin (1985), Nakamura
& Smallwood (1986) dsb
Model-model Top down :
• 1. Donalds Van meter & Carl E. Van Horn
• 2. George C Edwards III
• 3. Merilee Grindle
• 4. Daniel H Mazmanian & Paul Sabatier
Model Van Meter & Van Horn
• Studi Implementasi hakikatnya mrpk penilaian atas kinerja kebijakan
• Kinerja kebijakan dipengaruhi oleh :
• 1. Standard (ukuran dasar) dan tujuan kebijakan. Ini berkaitan dg sejauhmana
standard direalisasikan, sebab : sering telalu luas dan kabur, shg susah diukur
• 2. Sumber- sumber Kebijakan : Dana SDM, Fasilitas
• 3. Komunikasi antar organisasi & keg pelaksanaan, khususnya
mengkomunikasikan standard aturan, shg diperoleh ketepatan dan konistensi
sekaligus ebagai alat ukur dalam pengawasan
• 4. Karakteristik badan pelaksana : menyangkut karakteristik, norma dan pola
hub yang ada.
Dalam hal ini yg harus dicermati adalah :
a. kompetensi dan jumlah staff
b. Rentang kendali (hierarki)
c. Dukungan politik yg dimiliki
d. Kekuatan organisasi
e. Derajad keterbukaan dan kebebasan komunikasi
f. Keterkaitan dg pembuat kebijakan
5. Kondisi sosial ekonomi dan politik
6. Sikap pelaksana, meliputi pesepsi pelaksana atas masalah, tandard dan
tujuan serta ejauhmana bertentangan dg kepentingan pelaksana
Model G. Edwards III
• Didasari pertanyaan :
1. Prakondisi apa yg diperlukan agar
implementasi berhasil
2. Hambatan utama yg menyebabkan
implementasi gagal

Ada 4 variabel penting dalam implementasi :


1. Komunikasi
2. Sumber-sumber
3. Sikap pelaksana
4. Struktur Birokrasi
• Komunikasi, penting sebab :
1. Setiap pelaksana harus memahami apa yg
dilakukan
2. pelaksana harus memahami juklak
3. Pelaksana hrs konsisten pada juklak
4.Sering ditemukan hambatan dalam
penyampaian inf pd hierarkhi orgs yg berlapis-
lapis
5. Semakin baik komunikasi akan semakin baik
implementasi
6. Mengurangi distori informasi
7. transparansi
• Sumber- sumber ini menyangkut :
1. Staff yg memadai dan berkeahlian sesuai
kebutuhan
2. Informasi tentang kebijakan
3. Wewenang yg dimiliki pelaksana
4. Fasilitas yg ada

• Sikap pelaksana meliputi :


1. Sikap dan dukungan aparat pelaksana
2. Perilaku birokrasi
• Struktur birokrasi, meliputi :
1. Prosedur kerja dan ukuran dasarnya
2. Hierarkhis struktur organisasi
3. koordinasi, desentralisasi, kewenangan
dsb
Karakterisitik umum Birokrasi
(Ripley & Franklin, 1985)
• 1. Pervasiveness : birokrasi ada dimana mana dan mrpk
instrumen sosial yg dipilih untuk mengatasi peroalan publik
• 2. Selective importance; Birokrasi dominan dalam
implementasi dan mempunyai kepentingan yg berbeda
dalam tiap tahap.
• 3. Birokrasi banyak memp tujuan sosial yg berbeda :
- Birokrasi dicipt untuk memberikan pelayanan yg
sebenarnya menjadi tg jwb pemerintah
- Birokrasi diciptakan untuk mempromosikan kept sektor
ekonomi ttt (petani, buruh, pengusaha dsb)
- Birokrasi diciptakan untuk mendistribusikan keuntungan,
hak dan pelayanan di berbagai bidang (pendidikan,
kesehatan dsb) shg masy bisa memanfaatkannya
Karakteristik birokrasi (lanjutan)
• 4. Size and Complexity: Birokrasi disusun untuk
konteks urusan publik yang luas dan kompleks,
sehingga banyak yang diserahkan ke swasta

• 5. Survival; Birokrasi jarang mati, mempunyai naluri


tetap hidup (jml peg tambah, urusan menjadi lebih besar
dsb)

• 6. Tidak netral (krs sering harus menunggu atau


memahami apa yg menjadi kehendak otoritas diatasnya)
tetapi juga tidak sepenuhnya dikendalikan oleh kekuatan
luar. Sikap birokrast thd tujuan kebijakan mrpk faktor
penting dalam implementasi
Model Grindle
• Ide dasar : Setelah kebijakan
ditransformasikan dalam program aksi,
maka tindakan implementasi itu belum
tentu lancar, akan tetapi tergantung pada
implementability dari program tersebut.
• OKI ia membagi faktor yg mempengaruhi
implementasi menjadi dua yaitu Content of
policy dan Context of policy
Grindle (lanjutan)
• Content of Policy, meliputi :
1. kepentingan yg dipengaruh: Semakin banyak semakin sulit
diimplementasikan.
2. Jenis manfaat yg diperoleh: Kebijakan yg memberi manfaat aktual
dan bukan hanya formal dan simbolis lebih mudah
diimplementaikan
3. Derajad perubahan yg diinginkan; Perubahan sikap dan perilaku
akan sulit dilakukan
4. Kedudukan/ posisi pembuat kebijakan.
5. Siapa pelaksana program
6. Sumber daya yg dikerahkan

• Context of policy, meliputi :


1. kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yg terlibat
2. Karakteristik lembaga dan penguasa
3. Kepatuhan serta daya tanggap pelaksana
Model Sabatier & Mazmanian
Implementasi mrpk fungsi 3 variabel :
• 1. Karakteristik Masalah, yg meliputi :
• - Ketersediaan tehnologi & teori tehnis
• - keragaman perilaku sasaran
• - Sifat Populasi
• - Derajad perubahan perilaku ygdiharap
Sabatier & Mazmanian(lanjutan)
• 2. Struktur manajemen program (aturan yang
mengiperasionalkan kebijakan), meliputi:
- Kejelasan dan konsistensi tujuan
- Teori kausal yg memadai
- Sumber dana yg mencukupi
- Integrasi organisasi pelaksana
- Diskresi Pelaksana
- Rekruitmen pejabat pelaksana
- Akses formal pelaksana ke organisasi lain
3. Faktor diluar Peraturan, meliputi :
• - Kondisi sosial, ekonomi dan tehnologi
• - Perhatian pers thd masalah kebijakan
• - Dukungan publik
• - Sikap dan sumber daya kel. Sasaran
• - Dukungan kewenangan
• - komitmen dan kemampuan pej pelaks
• Menurut model top down, jika semua
variabel dapat bekerja dg baik maka
proses implementasi berjalan seperti yg
diharapkan.
• Variabel tsb dapat bersumber dari :
- program itu sendiri
- pelaksana
- sasaran kebijakan
- lingkungan kebijakan
Model Alur/ proses (Smith)-
Bottom Up model
• Model ini melihat proses implementasi kebijakan publik
dari perspektif perubahan sosial politik.
• Biasanya dilakukan terhadap kebijakan pemerintah yg
bertujuan untuk mengadakan perubahan atau perbaikan
pada kelompok sasaran (berdimensi target grop)
• Ada 4 variabel dalam proses implementasi
1. Idealized Policy, yaitu pola interaksi yg diidealkan oleh
perumus dg tujuan mendorong target froup untuk melaks
kebj
2. Target Group, yaitu bagian dari stakeholders yg
diharapkan dapat mengadopsi pola intekasi yg diinginkan
3. Implementing Organization, yaitu pelaksana yg
bertanggung jawab dalam pelaksanaan.
4. Enviromental factors, yaitu unsur lingk (Ipoleksosbud
dsb) yg dapat mempengaruhi implementasi
Model Smith (lanjutan)
• Keempat variabel tsb tak bediri sendiri akan
tetapi saling mempengaruhi dan berinteraksi
secara timbal balik, shg memungkinkan
terjadinya ketidaksesuaian yg pada akhirnya
menimbulkan tension (tekanan) bagi terjadinya
tawar menawar antara formulator dan
implementator.
• Model ini memandang bhw implementasi
kebijakan tak berjalan scr linear dan
mekanististetapi memberi peluang terjadinya
bergaining untuk menghasilkan kompromi thd
implementasi yg berdimensi target group
Kapan digunakan model top down
& bottom up ?
• Model top down akan menguntungkan pada
sebuah situasi dimana para pembuat kebijakan
mampu mengatur dan mengontrol situasi, dan
dana yg terbatas
• Model Bottom up, menguntungkan pada situasi
dimana implementator mempunyai kebebasan
untuk melakukan inovasi tanpa ada dependensi
kekuasaan dengan melihay dinamika daerah
atau lingkungan kebijakan yg berbeda
• Menurut Eric Lane (1995) model topdown
menekankan tanggung jawab, sementara
bottom up menekankan pada kepercayaan
Evaluasi kebijakan
• Kegiatan untuk menilai sejauhmana kefektifan
sebuah kebijakan publik guna
dipertanggungjawabkan pada konstituennya dan
sejauhmana tujuan tercapai
• Kegiatan yang bertujuan menilai “manfaat” suatu
kebijakan (Jones ,1984)
• Kegiatan yang ditujukan untuk melihat sebab-
sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk
mengetahui apakah kebijakan publik yang telah
dilaksanakan meraih dampak yg diinginkan
Apa itu evaluasi ?
• Anderson (1979) : Evaluasi adalah the appraisal of
assesstment of policy including its content
implementation and impact (penilaian atau pengukuran
kebijakan termasuk isi, implementasi dan dampaknya)
• Jones (1987) Evaluasi : an activity designed to judges
the merits of government programs which varies
significancy in the spesificationof objects, the techniques
measurement and methods of analysis (suatu aktivitas
yg dirancang untuk menilai keberhasilan program-
program yg berbeda secara tajam dalam spesifikasi
obyeknya, tehnik pengukurannya serta metode
analisanya).
Mengapa evaluasi diperlukan ?
• 1. Merupakan satu tahapan dalam
siklusKebijakan
• 2. mengetahui keberhasilan/ kegagalan
atau kebijakan
• 3. mengetahui penyebab kegagalan
• 4. mengetahui apakah dampak kebijakan
publik sesuai dg yang diharapkan
• 5. menilai manfaat suatu kebijakan
Manfaat Evaluasi kebijakan :
• 1. Memperoleh informasi tentang kinerja
kebijakan
• 2. Mendorong seseorang untuk lebih memahami
maksud, kualitas dan dampak kebijakan
• 3. Umpan balik bagi manajemen dalam rangka
perbaikan/ penyempurnaan implementasi
• 4. Memberikan rekomendasi pada pembuat
kebijakan
Fungsi Evaluasi (Dunn; Ripley)
• Eksplanasi : Menjelaskan realitas pelaksanaan
program
• Kepatuhan : Melihat apakah pelaksanaan
sesuai standar dan prosedur)
• Auditing: Melihat apakah output sampai ke
sasaran. Adakah kebocoran dan penyimpangan
• Akunting : Apa akibat sosial ekonomi dari
kebijakan. Misal seberapa jauh mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat, adakah
dampak yang ditimbulkan
Tujuan evaluasi kebijakan :
• 1. Mengukur efek suatu program
• 2. Bahan pertimbangan untuk pembuatan
keputusan lebih lanjut mengenai program
di masa datang
• 3. Menilai kesesuaian dan perubahan
program
• 4. Alasan memenuhi akuntabilitas
Implikasi dari tujuan evaluasi tsb :
• Mengukur efek: hal ini menunjuk pada
perlunya metodologi penelitian
• Membandingakan efek dgn tujuan:
menunjuk pada penggunaan kriteria untuk
mengukur keberhasilan
• Memberikan sumbangan pada pembuatan
kebijakan berikutnya
• Terjadi peningkatan program dimasa
datang
Keputusan yg dapat diambil dari hasil evaluasi
(Weis dalam Shafritz and Hyde, 1987)

• 1. Meneruskan atau mengakhiri program


• 2. Memperbaiki praktek & prosedur adm
• 3. Menambah atau mengurangi strategi dan tehnik
implementasi
• 4. Melembagakan program ke tempat lain
• 5. Mengalokasikan sumber daya ke program lain
• 6. Menolak atau menerima pendekatan/ teori yg
digunakan sbg asumsi
Persoalan yg ingin dijawab dalam
evaluasi (Ripley, 1985)
• 1. Kelompok dan kepetingan mana yg memiliki akses dalam
pembuatan kebijakan?
• 2. Apakah pembuatan cukup rinci, terbuka dan memnuhi prosedur?
• 3. Apakah program didesain secara logis ?
• 4. Apakah sumber daya yg menjadiinput program telah memadai
untuk menc tuj ?
• 5. Apa standar implementai yg baik bagi kebijakan tsb ?
• 6.Apakah program dilaks sesuai standar efisiensi ekonomi? Apakah
uang digunakan dg tepat dan jujur?
• 7. Apakah kel sasaran memeproleh pelayanan seperti yg didesain
dalam program ?
• 8. Apakah program memberikandampak pada kelompok non
sasaran? Apa jenis dampaknya ?
• 9. Apa dampak yg diharapkan dan tak diharapakan pada
masyarakat ?
• 10. Kapan tindakan program dilaksanakan dan dampaknya diterima
oleh masyarakat ?
• 11. Apakah tindakan dan dampak sesuai yg diharapkan ?
Kasley dan Kumar (1987)
• 3 pertanyaan yg perlu dijawab dalam
evaluasi :
1. Siapa yg memperoleh akses dari input
dan output program ?
2. Bagaimana mereka bereaksi thd
program tersebut ?
3. Bagaimana program tsb mempengaruhi
perilaku sasaran kebijakan ?
Aspek kajian evaluasi kebijakan
• 1. Proses pembuatan kebijakan
• 2. Proses implementasi kebijakan
• 3. Konsekwensi kebijakan
• 4. Efektivitas dampak kebijakan

• Evaluasi dapat dilakukan sebelum


(evaluasi sumatif), pada saat (evaluasi
implementasi) dan sesudah kebijakan
diimplementasikan (evaluasi formatif)
Pengelompokkan evaluasi yg lain:
• 1. Evaluasi administratif : Biasanya
dilakukan dg aspek finansial dan prosedur
(dilakukan dalam lingkup pemerintahan)
• 2. Evaluasi Yudisial : Evaluasi yang
berkaitan dengan obyek-obyek hukum
• 3. Evaluasi Politik: Evaluasi yg dilakukan
oleh lembaga-lembaga politik
Evaluasi Administratif terdiri atas :
• Effort evaluation: Mengevaluasi input program
• Performance evaluation: Mengkaji output
dibandingkan dengan input program
• Effectiveness evaluation: Mengkaji apakah
pelaksanaanya sesuai dg sasaran & tujuan
• Effeciency evaluaiton: Membandingkan biaya
dengan output yang dicapai
• Process evaluation: Mengkaji metode
pelaksanaan, aturan dan prosedur dalam
pelaksanaan
Evaluasi jika dikaitkan dg tujuan :
• Evaluasi kecocokan : Apakah kebijakan tb
diteruskan dan bagaimana prospek kebijakan
• Evaluasi efektifitas: Apakah dampaknya sesuai
dgn yang diinginkan, serta biaya dan
manfaatnya sebanding?
• Evaluasi efisiensi: Apakah sumber daya yang
digunakan efisien dan mampu menc. hasil yang
optimal
• Meta evaluasi: Menguji dan menilai proses
evaluasi itu sendiri, apakah telah dilakukan dgn
benar, profesional dan obyektif?
Model-model evaluasi
• Dari sisi kualitas hasilnya :
1. Single program after only
2. Single program before after
3. Comparative program after only
4. Comparative program before after
Bagaimana melakukan evaluasi ?
• Berbagai hal yg harus diperhatikan
sebelum melakukan evaluasi :
1. Mengamati, memahami tujuan evaluasi
2. Mengamati, melilih kriteria
3. Mengamati senitivitas metode
4. memperhatikan efektivitas biaya
5. memperhatikan kendala yg berhub dg
anggaran, yakni SDM dan juga data
• Kegiatan evaluasi mencakup 3 macam
kegiatan :
1. Specification : menyangkut obyek yg
dinilai
2. Measurement : memilih tehnik
pengukuran yang tepat untuk menilai
3. Analysis : Melakukan analisa informasi
yg disajikan
Kriteria yg harus dipenuhi dalam
melakukan evaluasi :
• 1. Relevansi : mampu memberikan inf yg tepat
pada pembuat dan pelaku kebijakan, menjawab scr
benar pertanyaan dalam waktu yg tepat
• 2. Signifikan : mampu memberikan inf yg baru
dan penting melebih yg sudah ada
• 3. Validitas : mampu memberikan pertimbangan yg
persuasif & seimbang tentang hasil nyata kebijakan
• 4. Reliabilitas : dapat membuktikan bahwa
hasilnya diperoleh dengan penelitian yg teliti
• 5. Obyektif : tidak memihak /bias
• 6. Tepat waktu
• 7. Daya guna : bisa dimengerti & dimanfaatkan
oleh pelaku dan pembuat kebijakan
Kecenderungan evaluasi saat ini:
• 1. Sering tidak sungguh-sungguh karena
evaluatornya dari Pemerintah
• 2. Hasil evaluasi tak konklusif, membahas
banyak persoalan tetapi tanpa arah yang jelas,
shg tak ada rekomendasi yg argumentatif
• 3. Karena dilakukan secara rutin maka hailnya
kurang tajam. Hanya formalitas, membaca data
dan memasukkannya dalam form-form tertentu
Evaluasi Implementasi :
• Evaluasi atas pelaksanaan sebuah program
• Merupakan evaluasi terhadap proses
• Menilai tingkat kepatuhan pelaksana atas
standard aturan
• Menggunakan model-model dalam implementasi
• Biasanya bersifat kualitiatif
• Melihat dampak jangka pendek dari
pelaksanaan kebijakan/ program
Evaluasi Dampak
Memberikan perhatian besar pada output & dampak kebijakan
Evaluasi dilakukan untuk melihat berbagai hal:
1. Menentukan apakah program telah membawa dampak
yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga dan
lembaga
2. Menilai apakah dampak tersebut berkaitan dengan
intervensi program
3. Mengeksplore akibat yg tidak diperkirakan baik positif
maupun negatifnya
4. Permasalahan yang disoroti pd bgmn program
mempengaruhi peserta program dan apakah perbaikan
kondisi peserta program betul- betul disebabkan oleh
program ataukah faktor lain

Evaluasi dampak bisa dilakukan sebelum diimplementasikan


(sering disebut analisis, asessment, estimasi, prediksi atau
perkiraan) atau sesudah diimplementasikan
Apa itu Dampak ?
• Dampak adalah perubahan kondisi fisik maupun
sosial sebagai akibat dari output kebijakan
• Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi
program pada kelompok sasaran ( baik akibat
yang diharapkan atau tidak diharapkan), dan
akibat tersebut mampu menimbulkan pola
perilaku baru pada kelompok sasaran (impact)
• Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi
program pada kelompok sasaran, baik yg sesuai
dg yg diharapkan atau tidak dan akibat tersebut
tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada
kelompok sasaran (effects)
Dampak kebijakan publik dapat
berupa (dimensi dampak), Dye:
• 1. Dampak pada masalah publik (pada
kelompok sasaran) yg diharapakan atau tidak
• 2. Dampak pada kelompok diluar sasaran sering
disebut eksternalitas / dampak
melimpah(spillover effects)
• 3. Dampak sekarang dan yg akan datang
• 4. Dampak biaya langsung dikeluarkan untuk
membiayai program dan tak langsung (yg
dikeluarkan publik akibat suatu kebijakan.
Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam
melaks Evaluasi Dampak :
• 1. Dimensi- dimensi dampak
• 2. persoalan yg berkaitan dengan program
• 3. unit-unit pendampak
• 4. Karakteristik evaluasi
• 5. memahami Metodologi penelitian
evaluasi
Dimensi dampak (Langbein, 1980):
• 1. Waktu
Dimensi ini penting karena :
- Kebij dpt memberikan dampak sekarang dan yang akan
datang
- Semakiin lama periode waktu semakin sulit mengukur
dampak. Ini disebabkan :
(a) hub kausalitas semakin kabur, (b)faktor lain yg akan
dijelaskan semakin banyak, (c)jika efek thd individu
dipelajari terlalu lama maka akan kesulitan menjaga
track record individu dalam waktu yg sama
- Semakin terlambat sebuah evaluasi dilakukan akan
semakin sulit mencari data dan menganalisis pengaruh
program yg diamati.
Dimensi dampak (lanjutan)
• 2. Selisih antara dampak aktual dengan yang
diharapkan.
Evaluator selain memperhatikan efektivitas tujuan
perlu pula memperhatikan (a) berbagai dampak yang
tak diinginkan, (b) dampak yang hanya sebagian saja
dari yg diharapkan dan (c) juga dampak yang
bertentangan dari yg diharapkan
• 3. Tingkat agregasi dampak
Dampak juga bersifat agregatif artinya bahwa dampak
yg dirasakan secara individual akan dapat merembes
pada perubahan di masyarakat secara keseluruhan
Dimensi dampak (lanjutan)
• 4. Tipe dampak
Ada 4 tipe utama dampak program :
1. Dampak pada kehidupan ekonomi : penghasilan, nilai
tambah dsb
2. Dampak pada proses pembuatan kebijakan: apa yg
akan dilakukan pada kebijakan berikutnya
3. Dampak pada sikap publik : dukungan pada
pemerintah, pada program dsb
4. Dampak pada kualitas kehidupan individu, kelompok
dan masyarakt yg bersifat non ekonomis
Persoalan yg berkaitan dg
program:
Weiss (1972) menyatakan adanya beberapa
persoalan yaitu :
• 1. Wilayah (scope) program: Nasional, provinsi,
lokal dsb
• 2. ukuran program : Berapa individu yang
dilayani untuk setiap satuan wilayah program
• 3. Kebaruan program : apakah dampak yang
diharapkan merupakan sesuatu yg baru
Unit-unit pendampak :
• Unit sosial yg dapat terkena dampak kebijakan :
• 1. Dampak individual : biologis (penyakit, cacat fisik
dsb), fisiologis (stress, depresi, cinta, emosi dsb),
lingkungan hidup (tergusur, pindah rumah dsb),
ekonomis (naik turunnya penghasilan, harga,
keuntungan dsb), sosial serta personal
• 2. Dampak organisasional : langsung (terganggu atau
terbantunya penc tujuan organisasi), tak langsung
(peningkatan semangat kerja, disiplin)
• 3. Dampak pada masyarakat
• 4. Dampak pada lembaga dan sistem sosial
Karakteristik Evaluasi kebijakan :
• 1. Evaluasi harus empirik tdk spekulatif hipotetik
atau asumtif teoritik
• 2. Tidak bias pada satu alternatif atau dampak
tertentu
• 3. Rasional, harus sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan dihadapan pakar
• 4. Kajian harus dilakukan dari berbagai aspek
• 5. Handal dan sahih baik dalam analisis,
ketersediaan data dan reliabilitas datanya
Respon/ reaksi thd dampak :
• 1. Skeptis (tak yakin akan apa yg dicapai oleh kebijakan tersebut)
• 2. Kritis (mempertanyakan dukungandan hambatan pelaksanaannya)
• 3. Analitis (memberikan sumbangsaran agar pelaksanaan lebih baik)
• 4. Reaktif konfrontatif. Ini dikelompokkan kedalam beberapa jenis :
(a) Apatis (tak mau tahu dan menolak kebijakan. Ini bisa menyebabkan
upaya memobilisasi massa dan mengarah pada perilaku anarkhis
(b) Melakukan lobbidan membentuk opini publik melalui media massa untuk
menyalurkan responnya
(c) Demonstrasi dan propaganda
(d) Melakuakn tindakan politik yang kasar spt teror, kudeta dsb
5. Adaptif kopromistis, dapat berupa
(a) Perilaku meneliti scr kritis
(b) Merubah pola perilaku
(c) Melakukan kegiatan baru
(d) Meminta pelayanan baru
(e) melakukan penyesuaian psikologis
Faktor penyebab kebijakan tak
memperoleh dampak yg diinginkan:
• 1. Sumber daya tak memadai
• 2. Cara implementasi tak tepat
• 3. Masalah publik sering disebabkan banyak faktor ttp
kebijakan yg dibuat hanya mengatasi atu faktor saja
• 4. Cara menanggapi kebijakan yang justru dapat
emngurangi dampak yg diinginkan
• 5. Tujuan-tujuan kebijakan tak sebanding bahkan
bertentangan satu sama lain
• 6. Biaya yng dikeluarkan jauh lebih besar dari masalahnya
• 7. Banyak masalah publik yng tak mungkin dapat
diselesaikan
• 8. Timbulnya maslaah baru shg mendorong pengalihan
perhatian dan tindakan
• 9. Sifat dari masalah yang akan dipecahkan (anderson,
1996)
Masalah yang timbul dalam
evaluasi (anderson)
• 1. Ketidakpastian dan ketidakjelasan tujuan
kebijakan
• 2. Menguji kausalitas bahwa dampak memang
disebabkan oleh kebijakan tsb
• 3. Dampak kebijakan biasanya menyebar diluar
sasaran kebijakan
• 4. Kesulitan dalam memperoleh data
• 5. Resistensi pejabat
• 6. Evaluasi cenderung kurang melihat dampak
(kurang valid)
• Untuk melakukan evaluasi kebijakan agar
sistematis maka diperlukan studi evaluasi
atau penelitian evaluasi

Anda mungkin juga menyukai