Anda di halaman 1dari 45

HIPERTENSI

Lintang Suroya
(1912010013)
Definisi
• Diagnosis hipertensi (tekanan darah tinggi)
ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD
≥90 mmHg pada pengukuran di klinik atau
fasilitas layanan kesehatan.

• Diagnosis ditegakkan pada > 2 kali pengukuran TD


dengan berjarak 1-2 menit kemudian.
• Diagnosis hipertensi ditegakkan pada pengukuran
TD pertama kali untuk tekanan darah >180/110
mmHg.
Hipertensi
esensial
HIPERTENSI
Hipertensi
sekunder
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi
Faktor Risiko Hipertensi

Dapat diubah Tidak dapat diubah


• Merokok • Riwayat keluarga dengan
• Kurang aktivitas fisik hipertensi
• Kelebihan berat badan • Usia > 45 tahun pada pria
• Diet tinggi lemak dan > 55 tahun pada
wanita
• Asupan garam berlebih
• Etnik / suku bangsa
• Konsumsi alkohol berlebih
• Diet rendah kalium
• Stres
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
ANAMNESIS
Kriteria Diagnosis
PEMERIKSAAN
FISIK
Penapisan dan diagnosis hipertensi
Ambulatory blood
Home blood pressure
pressure monitoring
monitoring (HBPM)
(ABPM)
• metoda pengukuran tekanan • metoda pengukuran tekanan
darah yang dilakukan sendiri oleh darah selama 24 jam termasuk
pasien di rumah atau di tempat saat tidur, dan merupakan
lain di luar klinik metoda akurat dalam konfirmasi
• Pengukuran dilakukan minimal 2 diagnosis hipertensi
kali setiap pemeriksaan dengan • Pengukuran TD hendaknya
interval 1 menit berselang 20-30 menit selama
• Hasil akhir merupakan rerata dari pagi siang hari dan setiap 30-60
minimal 2 kali pemeriksaan dalam menit pada malam hari
waktu 3 hari atau lebih • Rerata tekanan darah dari HBPM
(dianjurkan 7 hari) dan ABPM lebih rendah dari nilai
pengukuran tekanan darah di
klinik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATALAKSANA
TATALAKSANA
NON
FARMAKOLOGI
TATALAKSANA FARMAKOLOGI

ACE inhibitors Antagonis


Diuretik;
(ACEI); Kalsium;

Angiotensin
Beta blocker
receptor blocker
(BB)
(ARB) dan
OBAT ANTI HIPERTENSI
KAPAN KITA MELAKUKAN MONOTERAPI DAN
KOMBINASI OBAT?
Kombinasi Pengobatan Antihipertensi
OBAT ANTI
HIPERTENSI
PADA LANSIA
OBAT ANTI
HIPERTENSI PADA
PENYAKIT TERTENTU
KONTRAINDIKASI
OBAT ANTI
HIPERTENSI
KOMPLIKASI HIPERTENSI

Penyakit
Strok Penyakit ginjal
jantung

Retinopati Penyakit
(kerusakan pembuluh Impotensi
retina) darah tepi

Krisis
Hipertensi
KRISIS HIPERTENSI
DEFINISI
• peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistol > 180 mmHg dan/atau
diastol 120 mmHg), pada penderita hipertensi, yang membutuhkan
penanggulangan segera.

Hipertensi Emergensi
• kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target
yang progresif. Pada keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan
darah yang segera dalam kurun waktu menit/jam.

Hipertensi Urgensi
• kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ
target. Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus dilaksanakan
dalam kurun waktu 24-48 jam.
FAKTOR RISIKO KRISIS HIPERTENSI

Penderita hipertensi yang


tidak meminum obat atau
Kehamilan Penggunaan NAPZA
minum obat Antihipertensi
tidak teratur

Penderita dengan
rangsangan simpatis yang
tinggi seperti luka bakar Penderita hipertensi dengan
berat, phaeochromocytoma, penyakit parenkim ginjal
penyakit kolagen, penyakit
vaskular, trauma kepala.
DIAGNOSIS KRISIS HIPERTENSI
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Laboratorium awal dan
penunjang
• Riwayat hipertensi • Pengukuran tekanan • Pemeriksaan
(awal hipertensi, jenis darah di kedua lengan laboratorium awal
obat antihipertensi, • Palpasi denyut nadi di • Urinalisis
keteraturan konsumsi keempat ekstremitas • Hb, Ht, Ureum,
obat) • Auskultasi untuk kreatinin, gula darah,
• Gangguan organ mendengar ada/tidak dan elektrolit
(kardiovaskular, bruit pembuluh darah • Pemeriksaan penunjang
serebrovaskular, besar, bising jantung • EKG
renovaskular, dan organ dan ronki paru
lain) • Foto toraks
• Pemeriksaan neurologis
• Pemeriksaan penunjang
umum
lain bila memungkinkan
• Pemeriksaan
• CT scan kepala
funduskopi
• Ekokardiogram
• Ultrasonogram
TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
• Pengobatan hipertensi emergensi tergantung pada jenis
kerusakan organ.

• Pada stroke iskemik akut tekanan darah cenderung untuk


tidak diturunkan, namun pada kasus edema paru akut atau
diseksi aorta penurunan tekanan darah dilakukan dengan
agresif. Penurunan tekanan darah parsial, bertujuan
menurunkan <25% TD pada jam pertama, dan menurun
pelanpelan setelah itu.

• Obat yang akan digunakan, awalnya intravena dan selanjutnya


secara oral, merupakan pengobatan yang direkomendasikan
dari hipertensi maligna.
PROGNOSIS HIPERTENSI
faktor risiko dan kerusakan target organ untuk mengalami
penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun ke depan
PENILAIAN RISIKO
PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
Daftar Pustaka
• KONSENSUS PENATALAKSANAAN HIPERTENSI 2019 perhimpunan dokter
hipertensi indonesia, perhimpunan dokter hipertensi indonesia (PERHI).
• Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi Direktorat Bina Farmasi
Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan 2006.
• ABC HIPERTENSI : Diagnosis dan Tatalaksana HIPERTENSI, Perhimpunan
Dokter Hipertensi Indonesia Indonesian Society of Hypertension (InaSH)
2015.
• Hipertensi Pada Perempuan, Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia
2018.
• 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood
Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the
Eighth Joint National Committee (JNC 8).

Anda mungkin juga menyukai