Anda di halaman 1dari 38

Case Report

HIPERTENSI URGENSI
OLEH:
Ayu Sartika

PENDAMPING:
dr. Jesri Yanto
Dr. Lilyana Sutanto
Pendahuluan
Latar Belakang

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di


Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang
sangat umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan

Prevalensi hipertensi usia > 18 tahun berdasar diagnosis tenaga kesehatan


sebesar 9,4% dan dari pengukuran tekanan darah 25,8%(Kemenkes RI,
2014)

Diperkirakan 1-8% pasien hipertensi usia 30-70 tahun berlanjut menjadi krisis
hipertensi

Sebanyak 20% pasien hipertensi yang datang ke UGD merupakan pasien


krisis hipertensi dan 88,53% merupakan pasien dengan hipertensi urgensi
(Devicaesaria, 2014; Salkic, 2014)
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi
Insiden dari hipertensi meningkat sesuai umur. Pada studi
Framingham angka kejadian hipertensi pada pria meningkat
dari 3,3% di usia 30-39 tahun menjadi 6,2% di usia 70-79
Tahun

Depkes RI tahun 2009, prevalensi hipertensi di Indonesia


meningkat mencapai 32,2%.

Riwayat minum obat hanya 24,2% dari kasus hipertensi


Hal ini menunjukkan 75,8% kasus hipertensi di Indonesia
belum terdiagnosis dan terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Semakin meningkatnya kasus hipertensi yang terjadi di dunia


dapat menyebabkan semakin seringnya terjadi komplikasi lebih
Pria > wanita lanjut yang dapat mengancam jiwa. Diperkirakan sekitar 1 %
dari pasien hipertensi akan mengalami krisis hipertensi.

Kejadian krisis hipertensi paralel dengan distribusi hipertensi


primer
Definisi KRISIS HIPERTENSI

Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
sistolik ≥ 180 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 120 mmHg

JNC 7 membagi krisis hipertensi berdasarkan ada atau


tidaknya kerusakan organ sasaran yang progresif, yaitu hipertensi emergensi
dan hipertensi urgensi.

Hipertensi Hipertensi
Emergency Urgency
peningkatan secara peningkatan secara
mendadak tekanan mendadak tekanan
darah sistolik ≥ 180 darah sistolik ≥ 180
mmHg atau tekanan mmHg atau tekanan
darah diastolik ≥ 120 darah diastolik ≥ 120
mmHg disertai dengan mmHg tanpa gejala
adanya kerusakan target yang berat atau kerusakan
organ akut atau progresif target organ progresif
FAKTOR RISIKO
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau tidak
teratur minum obat

Kehamilan

Penggunaan NAPZA

Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti


luka bakar berat, penyakit vaskular, dan trauma kepala
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang

Pemeriksaan
Fisik
• Riwayat hipertensi
• Kepatuhan minum obat
• TD rata-rata
Anamnesis • Riwayat penyakit kronik lainnya
• Gejala-gejala lainnya sesuai
organ target

• Vital sign
Pemeriksaan • Head to toe
Fisik • Status neurologis
• Elektrolit
• Glukosa darah
• RFT
Pemeriksaa • Urinalisis
n Penunjang • Hematologi lengkap
• Foto thorax
• EKG
• CT-Scan
Penatalaksanaan
Dasar- dasar penatalaksanaan krisis hipertensi

Penurunan
dilakukan
Tekanan darah
bertahap,
yang tinggi harus
penurunan yang
diturunkan segera,
terlalu agresif
penundaan 
menimbulkan
memperburuk
berkurangnya
penyakit
perfusi dan aliran
darah

Pemilihan obat anti


Monitoring efek
hipertensi untuk
samping obat
krisis hipertensi
Obat oral anti-
hipertensi
Ulang
pengukuran TD
Penurunan TD
15 – 30 menit
dalam waktu 24
sebelum
– 48 jam
memulai
pengobatan

HT
Urgensi
Penurunan TD tidak
boleh >25 – 30 %
<160/<100 mmHg dari MAP awal
dalam 2 – 4 jam
pertama
Hipertensi Emergensi
Tujuan pengobatan ialah memperkecil kerusakan organ target akibat tingginya tekanan darah
dan menghindari pengaruh buruk akibat pengobatan.Berdasarkan prinsip ini maka obat
antihipertensi pilihan adalah yang bekerja cepat.

Bila di diagnosis krisis hipertensi,langkah-langkah yang harus dilakukan:


1. Rawat ICU
2. Menurunkan tekanan arteri rata-rata (MAP) sebanyak 25% atau mencapai tekanan darah
diastolik 100-110 mmHg dalam waktu beberapa menit sampai satu atau dua jam
3. Tekanan darah diturunkan menjadi 160/100 mmHg dalam 2-6 jam . Tekanan darah diukur tiap
15-30 menit
4. Pada stroke penurunan tekanan darah hanya boleh 20% dan bertahap
5. Pada hipertensi emergensi pemberian obat hipertensi melalui intravena
Tabel 8. Pilhan Obat Antihipertensi Sesuai Kerusakan Organ Target 3
 
Hipertensi Emergensi Hipertensi urgensi

Peningkatan tekanan darah mendadak Peningkatan tekanan darah mendadak


sistolik > 180mmHg dan atau diastolik > sistolik > 180mmHg dan atau diastolik >
1 120 mmHg disertai kerusakan organ
1 120 mmHg tanpa disertai kerusakan organ
target target

Tatalaksana segera dalam hitungan waktu


2 menit sampai satu jam 2 Tatalakasana terapi dalam waktu 24
jam-48 jam

Pemeberian obat anti hipertensi melalui


3 intravena
3 Pemberian obat anti hipertensi melalui oral

03
4 Perlu tindakan perawatan di intensive care Tidak memerlukan rawat inap dirumah
sakit. Indikasi rawat inap bila setelah
unit ICU untuk pemantauan 4 diterapi Tekanan darah tidak berkurang.
IDENTITAS ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
1

No. PRN : 00.27.XX.XX


Nama : Tn. YE
Umur : 57 tahun
Alamat : Rumbai, Pekanbaru
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Tanggal masuk : 31 May 2019
IDENTITAS ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
2

Nyeri kepala belakang Nyeri kepala belakang


sejak 1 jam SMRS menjalar hingga ke tengkuk

- Mual dan muntah tidak


No. PRN : 00.27X.XX ada
Nama : Tn. YE - Pandangan menjadi
Umur : 57 tahun buram tidak ada
- Lemah anggota gerak
Alamat : Rumbai tidak ada
Pekerjaan : Swasta - Nyeri dada, keringat
Pasien dengan riwayat HT sejak dingin, atau jantung
sekitar4 tahun yang lalu, tetapi berdebar tidak ada
- Sesak napas tidak ada
2 bulan terakhir pasien tidak
minum obat tensi lagi
IDENTITAS ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
2

RIWAYAT PASIEN

Dahulu
Mengalami hal

Penyakit

Keluarga
yang sama

Penyakit
Mengalami

Alergi
sebelumnya (-) hal yang
Hipertensi (+) sama (-) Pasien
tidak
Diabetes (-) Hipertensi memiliki
Penyakit (-) riwayat
No. PRN : 00.27X.XX jantung (-) Diabetes (-) alergi
Nama : Tn. YE terhadap
Tidak ada Asma (-)
Umur : 57 tahun riawayat operasi makanan
Alamat : Rumbai sebelumnya , obat-
Pekerjaan : Swasta obatan,
atau
alergen
lain
IDENTITAS ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
3

Keadaan Umum : Sakit sedang


Kesadaran : Composmentis
GCS : E-4 V-5 M-6
BB/TB : 80kg/160cm

Tanda-tanda Vital (Saat Masuk RS) :


Tekanan Darah : 210/110 mmHg  190/110
Nadi : 64 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36.5 oC
IDENTITAS ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
3
Normocephal
• Inspeksi : Hemitoraks kanan dan kiri simetris
secara statis dan dinamis, spider nevi (-) CA -/-, SI +/+
• Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vocal
kanan dan kiri simetris
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru JVP 5±2, Pembesaran KGB (-)
• Auskultasi: VBS +/+, Ronkhi (-/-), Wheezing
(-/-)

 Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat


 Palpasi : Iktus cordis teraba satu jari pada linea
• Inspeksi : Datar lembut, Vena kolateral (-) midclavicula sinistra
• Perkusi : Timpani  Perkusi : Batas jantung kanan pada linea
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Pembesaran parasternalis dextra sela iga ke 5. Batas jantung
Hepar (-), Pembesaran limpa (-) kiri pada satu jari dari linea midclavicula sinistra
• Auskultasi : Bising Usus ( + ) sela iga ke 5. Batas pinggang jantung pada
parasternalis kiri sela iga ke 2
 Auskultasi : Bunyi jantung S1 = S2 murni regular,
Edema : Edema pada kedua tungkai (-) Murmur - , Gallop -
Akral hangat +/+
EMERIKSAAN PENUNJANG DAFTAR MASALAH
4

ELEKTROKARDIOGRAFI

Kesan: Normal Sinus Rhytm


PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS KERJA
5

HIPERTENSI
URGENSI
TERAPI
6

- Monitoring vital sign


- Captopril tab 25 mg SL
- Exforge 10 mg tab po
Saat diobservasi di IGD sekitar 2 jam, pasien meminta pulang
karena merasa keluhan sudah berkurang

KONDISI SAAT KELUAR IGD


Keadaan umum: keluhan berkurang
A: paten
B: spontan, adekuat, simetris, RR 18x/menit
C: perfusi hangat, kering, merah, HR: 64x/menit, simetris,
kuat, TD: 150/100 mmHg, SpO2: 100%, T: 36.5
KESIMPULAN
1. Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak sistolik
≥ 180 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 120 mmHg, pada penderita hipertensi,
yang membutuhkan penanggulangan segera.

2. Krisis hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 hipertensi emergensi dan urgensi

3. Faktor resiko terbanyak yang sering menyebabkan krisis hipertensi ialah penderita
hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi tidak teratur.
Your Text Here
4. Penegakkan diagnosis krisis hipertensi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang. Your Text Here

5. Tujuan utama pada penangangan krisis hipertensi adalah


Your Text Heremenurunkan tekanan darah.
Upaya penurunan tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi harus dilakukan
segera (<1 jam) sedangkan kasus hipertensi urgensi dapat dilakukan dalam kurun waktu
beberapa jam hingga hari
Thank you

Anda mungkin juga menyukai