• Hipertensi merupakan masalah kesehatan global berakibat peningkatan angka kesakitan dan
kematian di Indonesia
• Dalam kasus hipertensi, dapat terjadi tekanan darah (TD) meningkat sangat tinggi secara
• tiba-tiba, sehingga memerlukan penanganan secepatnya, kondisi ini disebut krisis hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥90
mmHg
Krisis hipertensi dibagi menjadi hipertensi emergensi dan urgensi
DEFINISI HIPERTENSI EMERGENSI
Hipertensi emergensi menurut JNC 7 didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang berat
(>180/120 mm Hg) disertai bukti kerusakan atau perburukan organ target (target organ damage=TOD)
Penyebab paling sering hipertensi emergensi adalah pasien hipertensi kronis yang tidak terdiagnosis dan
pasien yang tidak patuh minum obat antihipertensi (medication noncompliance).
GEJALA KLINIS
Gejala klinis tergantung organ target yang terkena, gejala umum yang timbul seperti sakit kepala, pusing ,
gangguan penglihatan, mual/muntah,dan epistaksis
Gejala klinis ensefalopati hipertensi berupa somnolen, letargi, kejang tonik klonik dan kebutaan kortikal,
hingga gangguan kesadaran
Diagnosis
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum tatalaksana Hipertensi Emergensi adalah terapi anti hipertensi parenteral mulai diberikan
segera saat diagnosis ditegakkan di UGD
Dilakukan perawatan diruang intensif (ICU/intensive care unit) untuk memonitor ketat tekanan darah dan
kerusakan organ target
Hindari penurunan tekanan darah agresif pada Hipertensi Emergensi dan mempertimbangkan ada tidaknya
compelling condition
labetalol dan nicardipine paling banyak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama (first-line therapy) pada
hipertensi emergensi
Menurut pedoman ACC/AHA 2017 target penurunan Tekanan Darah dibedakan dengan melihat
ada atau tidaknya kondisi yang memaksa/compelling condition (diseksi aorta, preeklampsia berat
atau eklampsia, dan krisis pheochromocytoma)
Jika tidak ditemukan compelling condition maka target penurunan tekanan darah maksimal 25%
MAP pada jam pertama, selanjutnya tekanan darah mencapai 160/100-110 mmHg dalam 2
sampai 6 jam, dan mencapai normal pada 24-48 jam.
jika didapatkan compelling condition, dilakukan penurunan Tekanan Darah yang lebih agresif,
yaitu penurunan TD di bawah 140 mmHg dalam jam pertama dan di bawah 120 mmHg pada
diseksi aorta.
DEFINISI HIPERTENSI URGENCY
Hipertensi urgensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah ≥ 180/120 mmHg yang tidak disertai
dengan kerusakan organ target
TERAPI HIPERTENSI URGENCY
CARA PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Persiapan Pasien
• Pasien harus tenang, di anjurkan istirahat dalam 5 menit sebelum pemeriksaan
• Pasien tidak mengkonsumsi kafein atau merokok
• tidak menggunakan obat-obatan yang mengandung stimulan adrenergik seperti
fenilefrin atau pseudoefedrin (misalnya obat flu, obat tetes mata)
• Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang dan nyaman