Anda di halaman 1dari 15

KRISIS HIPERTENSI

RS AWAL BROS UJUNG BATU


SMF ILMU PENYAKIT DALAM
PENDAHULUAN

• Hipertensi merupakan masalah kesehatan global berakibat peningkatan angka kesakitan dan
kematian di Indonesia

• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi


hipertensi di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah 34,1% dibandingkan
27,8% pada Riskesdas tahun 2013

• Dalam kasus hipertensi, dapat terjadi tekanan darah (TD) meningkat sangat tinggi secara
• tiba-tiba, sehingga memerlukan penanganan secepatnya, kondisi ini disebut krisis hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥90
mmHg
Krisis hipertensi dibagi menjadi hipertensi emergensi dan urgensi
DEFINISI HIPERTENSI EMERGENSI

 Hipertensi emergensi menurut JNC 7 didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang berat
(>180/120 mm Hg) disertai bukti kerusakan atau perburukan organ target (target organ damage=TOD)
 Penyebab paling sering hipertensi emergensi adalah pasien hipertensi kronis yang tidak terdiagnosis dan
pasien yang tidak patuh minum obat antihipertensi (medication noncompliance).
GEJALA KLINIS
 Gejala klinis tergantung organ target yang terkena, gejala umum yang timbul seperti sakit kepala, pusing ,
gangguan penglihatan, mual/muntah,dan epistaksis
 Gejala klinis ensefalopati hipertensi berupa somnolen, letargi, kejang tonik klonik dan kebutaan kortikal,
hingga gangguan kesadaran
Diagnosis
PENATALAKSANAAN
 Prinsip umum tatalaksana Hipertensi Emergensi adalah terapi anti hipertensi parenteral mulai diberikan
segera saat diagnosis ditegakkan di UGD
 Dilakukan perawatan diruang intensif (ICU/intensive care unit) untuk memonitor ketat tekanan darah dan
kerusakan organ target
 Hindari penurunan tekanan darah agresif pada Hipertensi Emergensi dan mempertimbangkan ada tidaknya
compelling condition
 labetalol dan nicardipine paling banyak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama (first-line therapy) pada
hipertensi emergensi
 Menurut pedoman ACC/AHA 2017 target penurunan Tekanan Darah dibedakan dengan melihat
ada atau tidaknya kondisi yang memaksa/compelling condition (diseksi aorta, preeklampsia berat
atau eklampsia, dan krisis pheochromocytoma)
 Jika tidak ditemukan compelling condition maka target penurunan tekanan darah maksimal 25%
MAP pada jam pertama, selanjutnya tekanan darah mencapai 160/100-110 mmHg dalam 2
sampai 6 jam, dan mencapai normal pada 24-48 jam.
 jika didapatkan compelling condition, dilakukan penurunan Tekanan Darah yang lebih agresif,
yaitu penurunan TD di bawah 140 mmHg dalam jam pertama dan di bawah 120 mmHg pada
diseksi aorta.
DEFINISI HIPERTENSI URGENCY
Hipertensi urgensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah ≥ 180/120 mmHg yang tidak disertai
dengan kerusakan organ target
TERAPI HIPERTENSI URGENCY
CARA PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Persiapan Pasien
• Pasien harus tenang, di anjurkan istirahat dalam 5 menit sebelum pemeriksaan
• Pasien tidak mengkonsumsi kafein atau merokok
• tidak menggunakan obat-obatan yang mengandung stimulan adrenergik seperti
fenilefrin atau pseudoefedrin (misalnya obat flu, obat tetes mata)
• Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang dan nyaman

Anda mungkin juga menyukai