Anda di halaman 1dari 9

MONOLOG

PENGERTIAN MONOLOG
Monolog adalah istilah keilmuan yang diambil dari kata mono
yang berarti satu dan log dari kata logi yang berarti ilmu. Secara
harfiah, monolog adalah suatu ilmu terapan yang mengajarkan
tentang seni peran dimana hanya dibutuhkan satu orang atau
dialog bisu untuk melakukan adegan/sketsanya. Kata monolog
lebih banyak ditujukan untuk kegiatan seni terutama seni peran
dan teater.
KARAKTERISTIK MONOLOG
Tingkat karakteristik yang memuaskan dari penguasaan berbicara monolog,
siswa harus mengembangkan keterampilan berikut ini, diantaranya seperti:
• Pembangunan narasi dan pesan deskriptif pada tema familiar, Anda
dapat mengandalkan gambar, file, presentasi.
• Menggunakan pelajaran proposal khas menjadi pesan yang konsisten,
menghubungkan mereka bersama-sama.
• Kompilasi teks deskriptif mengungkapkan pendapat mereka, disusun
mengikuti rencana atau tidak.Teks dapat menggambarkan sebuah acara
ditandai dengan kehadiran orang untuk mengekspresikan kesan mereka.
JENIS JENIS MONOLOG
Monolog Naratif Biografis
Pengertian monolog naratif biografis adalah jenis monolog dimana aktor
mengingat kembali cerita-cerita dan peristiwa aktual dalam hidupnya. Aktor atau
penulis bertindak sebagai narator yang kemungkinan cuma sedikit, atau bahkan
tidak sama sekali dalam menampilkan karakter lain dalam cerita. Tekanan
monolog tipe ini menceritakan suatu dongengnya sendiri.
Monolog Storytelling
Hakikatnya monolog ini berupa cerita fiksi yang dipentaskan yang ditulis dalam
bentuk paragraf naratif yang mana aktor bertindak sebagai pencerita Sehingga pada
saat tertentu aktor menghentikan sejenak berceritanya dan kemudian beralih menjadi
satu karakter lalu kembali memerankan sebagai narator atau pencerita.
Monolog Topical
Jenis monolog ini sangat bergantung pada peristiwa sehari-hari, misalnya yang
terlihat melalui mata monologist tersebut. Peristiwa-peristiwa tersebut sebagian
dalam bentuk otobiografi, observasi, dan pendapat. Ada garis tipis
antaramonolog topikal dan stand-up comedy. Keduanya umumnya
menggabungkan anekdot, lelucon, lucu, sedih dan pengamatan pribadi.
Bagaimanapun, bahwa ada perbedaan antara keduanya dimana dalam satu hal,
niat monologist topikal adalah tidak hanya untuk mendapatkan tertawa dari
materialnya. Cerita umumnya menyapu lebih luas, dan biasanya ada lebih dari
kualitas yang kohesif untuk karyanya. Stand-up komik terutama menceritakan
lelucon, meskipun pada kesempatan tertentu, mereka juga akan mencakup
beberapa materi anekdot.
Monolog Fictional Cracter-Driven
Pengertian jenis monolog ini adalah aktor atau penulis menciptakan banyak
karakter dalam mengekspresikan tema ataupun isu, dengan menunjukkan gaya
hidup atau menceritakan dengan contoh atau karakter yang sehingga ceritanya
dalam bentuk imajinatif. Dalam banyak contoh-contoh kasus monolog yang
dipentaskan dan dapat pula dilihat di Youtube dimana tipe monolog ini, karakter-
karakter dalam monolog konon mmepunyai kaitan diantaranya dengan anak-
anaknya, hidupnya, atau masa remajanya di sebuah tempat baik mengunakan
karakter real atau imajinatif.
Monolog Dokumen Berbasis Relitas
Jenis Monolog ini dibuat dari peristiwa kehidupan nyata yang mana
aktor/penulis menggunakan kata-kata atau text yang tepat dari orang yang
terlibat dalam peristiwa yang diceritakan dalam monolog itu. Sehingga
aktor/penulis mengikuti sebuah peristiwa, bahkan apabila perlu memotret
orang-orang yang terlibat di sana, merekam ucapan-ucapan atau kata-kata
mereka, dan memberikan catatan tentang cara pengucapan kata-kata
tersebut.
CONTOH MONOLOG
Contoh Teks Monolog dalam Naskah Drama
Demokrasi
Saya begitu mencintai demokrasi. Tapi saya cuman wong cilik, tak ada
tampang seperti pejuang, apalagi pahlawan gagah berani.

Saya tak mungkin masuk koran, wajah saya juga tak banyak dikenal
orang. Perjuangan saya hanya sebatas RT 01 tempat saya tinggal.

Demokrasi di tempat kecil ini begitu indah. Semua warga memaknai dan
mengamalkan demokrasi tanpa ada paksaan darimanapun.
Saat ada yang anti demokrasi di wilayah kecil nan indah ini, dengan
gejolak semangat perdamaian para warga akan meminta saya
menyelesaikannya. Ya, mereka menghormati saya sebagai pimpinan
hasil demokrasi mereka.

Jika saya mampu, saya bisa mengerahkan mereka bila ada yang
megusik demokrasi. Tapi toh buat apa? Di sini, di RT 01, demokrasi
sudah berjalan begitu indah. Semua membela demokrasi dengan
kompak dan dengan kesadaran sendiri.

Seandainya, semua wilayah negaraku seperti ini. Oh, sungguh indahnya.

Anda mungkin juga menyukai