Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PRODUKTIF


KOMPETENSI KERJA BANGKU MELALUI
METODE DRILL PADA SISWA KELAS X
SEMESTER 2, PROGRAM KEAHLIAN KRIA KAYU
SMK NEGERI 1 NAWANGAN
TAHUNPELAJARAN 2013/2014

Disusun Oleh :

SUYANTO, S.Pd, MM.Pd


NIP. 19790828 200801 1 011

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 NAWANGAN
TAHUN 2014
LEMBAR PENGESAHAN DAN PUBLIKASI

Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi


perpustakaan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Nawangan dan dapat
diajukan sebagai salah satu Publikasi Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit
Jabatan Fungsional Guru pada Golongan III b ke III c.

Mengetahui Nawangan, Juni 2014


Kepala Perpustakaan Peneliti,

SITI ROCHANA, S. Pd. SUYANTO S.Pd, MM.Pd


NIP. 19710820 200701 2 013 NIP. 19790828 200801 1 011

Mengetahui
Kepala UPT SMK Negeri 1 Nawangan

BAMBANG HADISUCIPTO, S. Pd, MM.Pd.


NIP. 19640510 198903 1 017

ii
ABSTRAK

Suyanto. PTK, 2014, Meningkatkan Prestasi Belajar Produktif Kompetensi


Kerja Bangku Melalui Metode Drill Pada Siswa Kelas X Semester 2,
Program Keahlian Kria Kayu SMK Negeri 1 Nawangan Tahun
Pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci : Prestasi, Kerja Bangku, Drill

Kompetensi kerja bangku adalah salah satu materi pada program keahlian
Kria Kayu yang membekali para siswa dengan keterampilan dan pengetahuan
keahlian yang diharapkan dapat dijadikan sebagai profesi di masa depan dan dapat
bersaing di era yang semakin kompetetif.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi
belajar produktif kompetensi Kerja Bangku Melalui Metode Drill pada siswa
kelas X semester 2 Program Keahlian Kria Kayu SMK Negeri 1 Nawangan tahun
pelajaran 2013/2014.
Berdasarkan Observasi awal pada pembelajaran praktek kerja bangku di
SMK Negeri 1 Nawangan.menunjukkan bahwa hasil belajar Kompetensi Kerja
Bangku kelas X masih ada yang belum mencapai KKM. Hal ini terbukti dari rata-
rata nilai praktek kelas X adalah 61,14 dengan ketuntasan klasikal sebesar
30,23%. Melihat hasil belajar siswa yang rendah maka perlu adanya penggunaan
metode yang tepat untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas X program
keahlian kria kayu SMK Negeri 1 Nawangan.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Kria Kayu
SMK Negeri 1 Nawangan.yang berjumlah 26 orang. Prosedur dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, kegiatan setiap siklus
dalam penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi.
Hasil penelitian yang melibatkan aktivitas siswa dan dilaksanakan pada
siklus 1 dengan menggunakan metode drill adalah sebesar 71,43% (cukup baik)
dan siklus 2 meningkat menjadi 92,86% (baik).
Rata-rata hasil belajar secara klasikal yang dicapai pada siklus 1 sebelum
menggunakan metode drill sebesar 79,49 dengan ketercapaian ketuntasan klasikal
yaitu sebesar 72,09% dan pada siklus II setelah digunakan metode Drill rata-rata
kelas meningkat menjadi 82,12 dan ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu sebesar
90,70%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode Drill dapat
meningkatkan prestasi belajar produktif kompetensi kerja bangku pada siswa
kelas X Program Keahlian Kria Kayu 1 SMK Negeri 1 Nawangan. Oleh karena
itu untuk pembelajaran yang maksimal maka diharapkan guru SMK Negeri 1
Nawangan dapat menerapkan metode Drill pada Kompetensi produktif yang lain,
karena terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar para siswa.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,

atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan penelitian tindakan kelas dengan judul

Meningkatkan Prestasi Belajar Produktif Kompetensi Kerja Bangku Melalui

Metode Drill Pada Siswa Kelas X Semester 2, Program Keahlian Kria Kayu

SMK Negeri 1 Nawangan Tahun Pelajaran 2013/2014.

Adapun penyusunan PTK ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian

persyaratan kenaikan pangkat bagi guru karena sudah memenuhi kriteria yang

telah ditentukan.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan

dan dukungan baik moril maupun materiil sehingga penyusunan karya tulis ini

dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Namun demikian Penulis menyadari

bahwa penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu besar

harapan penulis, mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun

sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan pada penulisan karya tulis

selanjutnya.

Demikian semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pacitan, Juni 2014


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN DAN PUBLIKASI............................................. ii

ABSTRAK............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iv

DAFTAR ISI........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 3

C. Rumusan Masalah................................................................................. 4

D. Pembatasan Masalah............................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA............................................................................ 6

A. Pengertian Prestasi Belajar.................................................................. 6

B. Pengertian Pembelajaran Produktif.................................................... 9

C. Pengertian Kerja Bangku..................................................................... 11

D. Penggunaan Alat Kerja Bangku.......................................................... 17

E. Pengertian Metode Belajar Drill.......................................................... 20

v
F. Kerangka Berpikir................................................................................ 24

G. Hipotesis Penelitian............................................................................... 25

BAB III : METODE PENELITIAN.................................................................. 26

A. Seting Penelitian.................................................................................. 26

B. Subyek Penelitian................................................................................ 26

C. Variabel Penelitian.............................................................................. 26

D. Instrumen Penelitian......................................................................... 27

E. Prosedur Penelitian............................................................................. 28

F. Sumber Data........................................................................................ 28

G. Pengumpulan Data.............................................................................. 29

H. Validasi Data....................................................................................... 30

I. Analisis Data........................................................................................ 30

J. Indikator Keberhasilan Penelitian.................................................... 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 32

A. Pembelajaran Kompetensi Kerja Bangku........................................ 32

B. Hasil Pembelajaran Per Siklus ......................................................... 33

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 46

A. Kesimpulan.......................................................................................... 46

B. Saran.................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Nilai Siswa pada pembelajaran siklus 1........................................ 34

Tabel 2 : Kualifikasi Hasil Belajar Siswa.............................................................. 36

Tabel 3 : Skor pengamatan Observer Siklus 1...................................................... 36

Tabel 4 : Skor Angket pembelajaran Siklus 1....................................................... 38

Tabel 5 : Nilai siswa pada pembelajaran siklus 2.................................................. 41

Tabel 6 : Skor pengamatan Observer Siklus 2...................................................... 42

Tabel 7 : Skor angket pembelajaran siklus 2......................................................... 44

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Gergaji belah...................................................................................... 13

Gambar 2 : Gergaji potong.................................................................................... 14

Gambar 3 : Gergaji punggung............................................................................... 14

Gambar 4 : Seperangkat alat pahat kerja bangku.................................................. 16

Gambar 5 : Alat ketam.......................................................................................... 17

Gambar 6 : Posisi yang benar dalam memotong kayu.......................................... 18

Gambar 7 : Posisi yang baik dalam mengetam..................................................... 19

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat ijin penelitian

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Keaslian

Lampiran 3 : Silabis

Lampiran 4 :Rencana Pelaksanaan

Lampiran 5 : Daftar Hadir Siswa

Lampiran 6 : Jadwal Pelaksanaan PTK

Lampiran 7 : Dokumentasi pembelajaran

Lampiran 8 : Angket Pembelajaran Siklus 1

Lampiran 9 : Angket Pembelajaran Siklus 2

Lampiran 10 : Daftar Hadir Seminar

Lampiran 11 : Notulen Seminar

Lampiran 12 : Berita Acara Seminar

Lampiran 13 : Foto Kegiatan Seminar

Lampiran 14 : Biodata Penulis

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, aklak mulia, serta ketrampilan hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar

nantinya dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan

keahlian serta ketrampilannya, lulusan harus, menguasai bidang keahliannya

dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang

tinggi, mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaanya, memiliki

stamina yang prima, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri.

Memasuki era global, maka dituntut adanya sumberdaya manusia yang

mampu bersaing arena global tersebut. Lulusan SMK Program keahlian kriya

harus mampu bersaing dengan lulusan lain karena mempunyai peluang yang

sangat lebar untuk memasuki pasar bebas tersebut dengan bermodalkan

cirikhas seni dan budaya Indonesia dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

dikuasai Disamping itu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan

sekolah yang berorientasi pada dunia kerja, memberikan bekal siap kerja pada

siswa sebagai tenaga kerja yang terampil tingkat menengah sesuai dengan

persyaratan yang dituntut oleh dunia kerja. Kegiatan belajar mengajar pada

tingkat sekolah menengah kejuruan diarahkan untuk membentuk kemampuan

1
siswa dalam mengembangkan perolehan belajarnya baik pada aspek

pengetahuan,

2
2

keterampilan, dan tata nilai aspek sikap guna menunjang pengembangan

potensinya.

Sekolah Menengah Kejuruan seperti yang sudah digariskan oleh

Pemerintah adalah bertujuan untuk :

1. Mewujudkan lembaga pendidikan kejuruan yang akuntabel sebagai pusat

pemberdayaan kompetensi berastandard internasional.

2. Mendidik SDM yang punya etos kerja dan berkompetensi dengan standar

internasional.

3. Memberikan berbagai layanan pendidikan kejuruan yang variable dan

fleksibel dan terintegrasi antar jalur dan jenjang pendidikan.

4. Menjamin kelangsungan penyelenggaraan pendidikan sesuai kebutuhan

masyarakat.

5. Mengoptimalkan sumber daya pendidikan untuk meningkatkan layanan

dan mutu pendidikan kejuruan.

Program Keahlian Kria Kayu sebagai salah satu program keahlian di

SMK Negeri 1 Nawangan, berupaya meningkatkan kualitas dan hasil

pembelajaran dengan mencari metode pendekatan yang tepat untuk

diimplementasikan pada siswa agar dapat menghasilkan lulusan yang dapat

diandalkan dan menjadi siswa mandiri, berjiwa wirausaha dan kreatif sesuai

dengan bidang ilmu yang dimiliki.

Terkait dengan hal di atas maka salah satu Program Keahlian kria kayu

pada kompetensi teknik kerja bangku, masih terdapat kelemahan dari segi

kualitas dan hasil pembelajaran. Dalam hal ini siswa belum menunjukkan hasil
3

pembelajaran yang signifikan sehingga perlu diupayakan pendekatan yang

efektif agar hasil belajar yang dimaksud dapat lebih meningkat dan dapat

digunakan sebagai bekal setelah tamat dari sekolah.

Oleh karena itu untuk merealisasikan peningkatan kualitas dan hasil

pembelajaran siswa tersebut maka Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil

judul Meningkatkan Prestasi Belajar Produktif Kompetensi Kerja

Bangku Melalui Metode Drill Pada Siswa Kelas X Semester 2, Program

Keahlian Kria Kayu SMK Negeri 1 Nawangan Tahun Pelajaran

2014/2015..

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kualitas

pembelajaran kompetensi kerja bangku masih terdapat kelemahan yaitu belum

menunjukkan hasil belajar yang maksimal dan perlu adanya peningkatan agar

hasil pembelajaran dapat dijadikan keterampilan sebagai bekal setelah tamat

dari SMK. Disamping itu untuk merealisasikan peningkatan kualitas dan hasil

pembelajaran tersebut Guru mata diklat perlu menerapkan metode

pembelajaran yang efektif yaitu dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran melalui metode Drill pada siswa kelas X program keahlian kria

kayu SMK Negeri 1 Nawangan Tahun pelajaran 2013/2014 semester genap.

Diharapkan melalui pendekatan di atas akan berdampak terhadap

peningkatan kualitas proses pendidikan dan mampu menghasilkan lulusan yang

profesioanl dan menguasai bidang ilmu yang dimiliki.


4

C. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, rumusan masalah yang menjadi acuan pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas yaitu apakah metode Drill dapat meningkatkan

prestasi belajar produktif kompetensi kerja bangku pada siswa kelas X

semester 2 Program Keahlian kria kayu Tahun Pelajaran 2013/2014?

D. Pembatasan Masalah

Batasan masalah yang menjadi pembahasan pada Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran kompetensi kerja bangku pada siswa kelas X Program

Keahlian kria kayu semester genap tahun pelajaran 2013/2014

2. Proses pembelajaran kompetensi kerja bangku pada siswa kelas X Program

Keahlian kria kayu sesudah menggunakan metode Drill sebagai pendekatan

pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian di atas, maka tujuan

dalam penelitian ini adalah :

1..Untuk mendekripsikan proses pembelajaran kompetensi kerja bangku pada

siswa kelas X Program Keahlian kria kayu SMK Negeri 1 Nawangan

tahun pelajaran 2013/2014 semester genap.


5

2..Untuk mengetahui kualitas dan hasil pembelajaran kompetensi kerja

bangku pada siswa kelas X Program Keahlian kria kayu SMK Negeri 1

Nawangan tahun pelajaran 2013/2014 semester genap setelah diterapkan

metode Drill

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga

a. Sebagai bahan informasi, baik bagi Kepala Sekolah, Guru dan Siswa

terkait peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran kompetensi kerja

bangku.

b. Sebagai bahan evaluasi dalam menilai berhasil tidaknya pelaksanaan

kegiatan pembelajaran pada Program Keahlian kria kayu di SMK

Negeri 1 Nawangan.

c. Untuk menambah referensi dan wawasan mengenai pembelajaran

kompetensi kerja bangku..

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

a. Sebagai sumbangan pustaka SMK Negeri 1 Nawangan.

b. Sebagai bahan referensi dalam penulisan ilmiah untuk bidang Karya

tulis ilmiah Penelitian Tindakan Kelas.

3. Bagi Peneliti
6

Untuk menambah pengetahuan teoritis, memperluas wawasan berfikir

dan pengalaman serta studi empiris untuk bisa diimplementasikan dalam

proses pembelajaran sebagai tenaga pendidik.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah

hasil yang telah dicapai(dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya)

(1991: 787). Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam

bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa

yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati

yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun

harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan

pelajaran yang disajikan kepada siswa.

Menurut WS Winkel prestasi belajar adalah keberhasilan usaha yang

dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari

sesuatu yang meliputi penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau

angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Djalal "prestasi belajar siswa

adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses

belajar siswa dalam mencapai tujuan  pengajaran"

Sedangkan Hamalik berpendapat bahwa prestasi belajar adalah

perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah

mempelajari sesuatu.

6
7

Benyamin S. Bloom, prestasi belajar merupakan hasil perubahan perilaku

yang meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas: pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

 Saifudin Azwar mengatakan prestasi belajar merupakan dapat

dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks

prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah

hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan,

diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil

usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai

dalam  bentuk nilai.

Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai

sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang,

prestasi  belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik

menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang

dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini

prestasi belajar merupakan hasil  pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang

yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan

pikiran
8

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan

menjadi dua yaitu :

1. Faktor intern

Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu

sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap,

perasaan dan faktor pribadi lainnya.

2. Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri

individu berupa sarapa dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru,

metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagaianya.

Prestasi belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor

utuma yakni faktor dari lingkungan dan faktor dari diri peserta didik seperti

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan,

sosial, ekonomi dan faktor fisik dan psikis serta faktor utama yaitu kemampuan

yang dimiliki peserta didik untuk cepat memahami segala sesuatu.

Tiga unsur yang sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah

kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik sekolah. Komptensi guru

mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah satu proses yang terjadinya

interaksi antara pendidik dan siswa, salah satu yang mempengaruhi kualitas

pembelajaran adalah guru (dalam hal ini adalah kompetensi yang

dimilikinya). Dengan asumsi, bahwa guru adalah sutradara dan sekaligus aktor

dalam proses pembelajaran. Ini tidaklah berarti mengesampingkan variabel

lain, yaitu seperti media pembelajaran.


9

Selain karena faktor guru, kualitas pengajaran juga dipengaruhi oleh

karakteristik kelas. Variabel karakteristik kelas antara lain;

1. Besarnya (class size). Artinya, banyak sedikitnya jumlah peserta didik yang

mengikuti proses pengajaran.

2. Suasana belajar. Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang

mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingan dengan suasana yang

kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas penuh pada guru.

3. Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Sering kita temukan dalam

proses belajar di kelas bahwa guru sebagai sumber belajar satu-satunya.

Padahal seharusnya peserta didik diberi kesempatan untuk berperan sebagai

sumber belajar dalam proses belajar

B. Pengertian Pembelajaran Produktif

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

membelajarkan peserta didik dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh

dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyati Mudjiono,

2006:157). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20/2003, Bab I

Pasal Ayat 20). Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar

dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta

didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta

didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia.com).


10

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, pembelajaran merupakan

usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan

didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama

dan karena adanya usaha. Pembelajaran yang berlangsung dalam lingkup

pendidikan kejuruan harus memungkinkan peserta didik menangani tugas-

tugas yang khas untuk bidang kejuruannya, begitu pula menanggulangi

persoalan-persoalan dalam kenyataan bidang profesinya, karena itu

pembelajaran di kejuruan sebagian besar berupa pembelajaran praktek.

Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan peserta didik untuk

melakukan hal tersebut dengan lancar dan termotivasi. Untuk itu seorang guru

harus bisa menentukan strategi, pendekatan, model, dan teknik pembelajaran

sebelum melakukan proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan

pembelajaran.

Sedangkan pembelajara Produktif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Bila dalam SKKNI

belum tercantum, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh

forum yang dianggap mewakili Dunia Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi.

Mata Pelajaran Produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja karena itu

banyak ditentukan oleh dunia usaha/ dunia industri atau asosiasi profesi.

Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai kebutuhan tiap program

keahlian.
11

C. Pengertian Kerja Bangku

Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh siswa

sekolah kejuruan Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi Kria Kayu dalam

mengerjakan benda kerja. Standar Kompetensi Kerja Bangku menekankan

pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku

kerja. Praktik kerja bangku melatih siswa agar mampu menggunakan alat kerja

manual yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang

memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini

dapat tercapai jika siswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan

peraturan dan prosedur praktik kerja bangku.

Kompetensi kerja bangku meliputi menggambar, mengikir, mengebor,

memotong, membelah, mengetam. Oleh karena itu siswa dituntut selalu

mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya guna membentuk

keterampilan yang berkualitas, professional, dan berwawasan luas serta

berjiwa

wirausaha.

Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan pada pencapaian hasil

kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana proses tersebut lebih menitik

beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, ketelitian, disiplin,

ketahanan, serta prosedur pemakaian alat sebagai dasar sebelum melanjutkan

pada tahapan kompetensi kerja masinal.


12

Dalam pelaksanaan praktik kerja bangku terlebih dahulu para siswa

harus mengenal peralatan yang dibutuhkan karena terkait erat dengan standar

prosedur kerja yaitu penggunaan peralatan kerja bangku harus sesuai dengan

karakteristik dan fungsi dari peralatan tersebut. Bila prosedur dalam

penggunaan alat terjadi kesalahan maka akan menyebabkan kecelakaan kerja

dan hasil kerja yang tidak diharapkan.

Adapun jenis peralatan standar praktik kerja bangku beserta fungsinya

dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Alat Pokok

Alat-alat pokok adalah perkakas yang harus disediakan dalam sebuah

bengkel kayu, karena alat ini sangat penting dan berfungsi vital dalam

pekerjaan kria dan mebel. Alat-alat pokok biasanya berupa alat potong.

Alat potong adalah suatu perangkat yang berfungsi memotong, membelah

dan meratakan suatu benda. Jenis alat potong tergantung pada bahan yang

akan dikerjakan. Contoh: bahan kertas dipotong dengan gunting kertas

atau dengan cutter, bahan logam dipotong dengan gunting logam atau

gergaji logam, dan bahan kayu dipotong menggunakan gergaji kayu, pahat,

atau ketam.

Berikut diuraikan alat potong yang digunakan dalam kerja kayu.

a. Gergaji Tangan

Daun gergaji dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat keras, sehingga

ketajaman gerigi tidak selalu diruncingkan kembali. Untuk mengetahui


13

spesifikasi gergaji, dapat dilihat pada daun gergaji didekat tangkai

pegangan, yang menyebutkan jumlah gigi perkepanjangan 25 mm.

1). Gergaji Pembelah

Gergaji pembelah adalah gergaji dengan gerigi dirancang untuk

membelah kayu. Gergaji pembelah digunakan untuk menggergaji

kayu searah jaringan serat kayu dan mempunyai 31/2 hingga 4 pucuk

gigi pada setiap panjang 25 mm. Panjang daun antara 500 mm hingga

70 mm.

Gambar 1 : Gergaji Belah

2). Gergaji Pemotong

Gergaji pemotong adalah gergaji dengan gerigi yang dirancang untuk

memotong kayu. Jenis gergaji ini digunakan untuk

menyayat/memotong melintang jaringan serat kayu dan tepi

potongnya mempunyai 5 hingga 7 pucuk gigi pada setiap kepanjangan

25 mm. Panjang daun antara 550 mm hingga 700 mm.


14

Gambar 2 : Gergaji Potong

3). Gergaji Punggung

Dinamakan gergaji punggung karena adanya punggung dari bahan

baja yang dipasang pada daun gergaji. Jumlah pucuk gigi pada setiap

kepanjangan 25 mm adalah 12 hingga 14. Gergaji punggung

digunakan untuk pekerjaan kecil dan halus.

Gambar 3 : Gergaji Punggung

b. Pahat

Pahat, adalah peralatan yang sangat penting dalam kerja bangku.

Peralatan tersebut merupakan peralatan pokok untuk membuat celah


15

sambungan, melubangi dan membentuk benda kerja. Pahat dan alat

pencukil untuk memotong kayu, membuat celah dan melubangi harus

dipukul dengan palu atau malet. Bentuk ujung pahat disesuaikan dengan

jenis pekerjaan dan

cara penggunaannya.

1). Jenis-jenis pahat

a). Pahat kuku kekar (fimer chisel)

Pahat ini cocok untuk berbagai macam pekerjaan. Mata/ujung pahat

sangat kokoh untuk menusuk dan mencukil kayu. Panjang daun

pahat antara 3 s.d. 38 mm, tetapi ada juga yang panjangnya

mencapai 50 mm. Penajaman mata pahat menggunakan batu asah.

b). Pahat kuku miring (bevel-edge chisel)

Pahat ini sama dengan pahat kuku kekar, hanya kedua sisi daun

pahat dibuat miring. Pahat ini tidak perlu dipukul dengan palu, tetapi

cukup didorong dengan tangan secara langsung. Fungsi pahat ini

adalah untuk membersihkan atau merapikan bagian-bagian yang

akan disambung. Ukuran antara 3 s.d. 38 mm.

c). Pahat pengupas (paring chisel)

Pahat pengupas mempunyai daun pahat yang panjang. Tujuan daun

pahat dibuat panjang adalah untuk membersihkan/merapikan bekas

pemahatan pada bagian dalam atau bagian-bagian yang lebar,

sehingga posisi pahat tetap rata dengan permukaan kayu. Bentuk

pahat
16

pengupas ada dua, yaitu: pahat pengupas lurus dan pahat pengupas

bertangkai bengkok.

d). Pahat miring (skew chisel)

Pahat miring bersudut 60°. Pahat ini digunakan untuk pemotongan

halus pada serat kayu yang sulit. Ujung pahat digunakan untuk

membersihkan sudut-sudut aneh dan janggal. Panjang daun pahat

antara 12 s.d. 25 mm.

Gambar 4 : Seperangkat Alat Pahat Kerja Bangku

c. Ketam

Ketam adalah sebuah alat perkakas yang digunakan untuk

menghaluskan, meratakan dan membentuk potongan-potongan kayu.

Ditinjau dari bahan badan ketam, ketam dibedakan menjadi dua, yaitu:

ketam badan kayu dan ketam badan logam. Ketam badan kayu adalah

ketam tradisional yang sudah sejak dahulu dipakai oleh tukang kayu di

pedesaan. Badan ketam berbentuk segiempat dan terbuat dari kayu

pilihan. Alas ketam dibuat rata dan halus karena berfungsi sebagai

penuntun mata ketam agar penyayatan merata dan konstan. Di tengah

badan kayu dibuat berlubang segiempat untuk menempatkan mata


17

ketam. Ukuran tidak terstandar secara pasti namun antara 10 s.d. 50 cm.

Dalam jangka waktu tertentu badan ketam harus diganti karena

mengalami keausan.

Gambar 5 : Alat Ketam

2. Alat bantu

Alat Bantu adalah perkakas yang digunakan untuk membantu

menyelesaikan suatu pekerjaan kriya dan mebel. Peralatan tersebut dapat

berupa alat ukuar, alat penanda,atau alat pembantu lainnya.

Adapun alat bantu yang dibutuhkan dalam praktek kerja bangku

yaitu : Mistar, meteran, siku-siku, alat penanda, palu, kakatua, obeng dan

klem.

D. Penggunaan Alat Kerja Bangku


18

Pengetahuan yang memadai perihal standar penggunaan alat kerja

bangku harus dikuasai oleh siswa agar dalam proses pembelajaran praktek

dapat berjalan secara maksimal dan aman.

Penggunaan secara prosedural mengenai alat tersebut yaitu :

1. Memotong kayu

Dalam memberi tanda dengan pensil untuk tujuan penggergajian

sepotong kayu, tambahan untuk pengetaman dan untuk penyikuan bagian-

bagian ujung hendaknya tidak dilupakan. Besarnya tambahan ini tergantung

pada keahlian seseorang dalam melakukan penggergjian. Seseorang pemula

hendaknya ingat pada kekurangan pengalaman yang di miliki. Tambahan

sekitar 4 mm untuk ukuran lebar dan 112 mm untuk ukuran panjang ini

sebagai cadangan untuk penyikuan dan pengetaman.

Gambar 6 : Posisi yang benar dalam memotong kayu

2. Mengetam kayu

a. Pilihlah sisi muka dan tepi muka kayu. Ini merupakan dua permukaan

yang saling berbatasan


19

b. Ketamlah sisi muka dan setelah semua bekas penggergajian hilang

periksalah dengan mistar untuk melihat kedataran dari hasil pengetaman

dengan cara pandangan mata diarahkan melintasi mistar tersebut. Berikan

tanda paring pada muka pertama .

c. Lakukan pengetaman kesemua bidang permukaan sampai dengan muka

ke empat dan jangan lupa memberi tanda paring.

Gambar 7

: Posisi yang baik dalam mengetam

3. Memahat

Dalam menggunakan pahat untuk penusukan atau untuk pemapasan

seandainya menggunakan palu kayu harus selalu dijaga agar tangan kiri

tidak berada pada tepi potong. Hal ini akan membahayakan si pekerja.

Untuk penusukan mendatar hendaknya benda kerja dijepit dalam sebuah

ragum .

Ada dua cara dalam teknik memahat yaitu : Dengan cara memakai

palu dan menusukan pahat dengan kedua belah tangan. Doronglah pahat
20

tusuk dengan kedua belah tangan. Tangan kanan memegang pegangan pahat

dan tangan kiri menuntun arah ujung pahat. Dorong pahat menjauhi tubuh

kita. Bekerjalah dalam arah miring ke atas.

4. Keselamatan Kerja Alat Tangan

a. Pengertian keselamatan kerja

Keselamatan kerja adalah upaya agar pekerja (guru, siswa, teknisi)

selamat di tempat kerjanya, sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk

juga untuk menyelamatkan peralatan, hasil produksi dan orang lain.

b. Tujuan keselamatan kerja

1) Melindungi tenaga kerja (guru, siswa, teknisi) dari kecelakaan dan

memberi hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan.

2) Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaan secara

aman, efisien dan efektif.

3) Menjaga keamanan hasil produksi.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja

1) Pakaian kerja : Lengan baju pakaian kerja atau kemeja kerja harus

pendek atau tertutup pada pergelangan tangan.

2) Jangan memasukkan alat dalam saku karena dapat melukai dan alat

tersebut bisa hilang.

3) Penggunaan alat : Jangan menggunakan kikir tanpa tangkai karena

sangat berbahaya dan tidak efisien.

E. Pengertian Metode Belajar Drill


21

Dalam perencanaan pengajaran guru dapat memilih dan menentukan

metode yang akan digunakan. Pada perencanaan ini perlu diperhatikan faktor-

faktor kemampuan guru, tujuan pembelajaran, kekhasan bahan pelajaran,

keadaan sarana dan prasarana, serta keadaan siswa dan asas-asas

pengembangan kurikulum.

Adapun beberapa metode pembelajaran yang digunakan antara lain:

1. Metode Tanya jawab

Metode ini dapat dilaksanakan secara klasikal maupun secara kelompok,

antara guru dengan siswa antara siswa dengan siswa.pertanyaan dapat

berasaldari siswa, guru ataupun buku-buku sumber.

2. Metode Diskusi

Salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang

dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan

argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.

3. Metode pengamatan dan percobaan

Metode pengamatan berkaitan erat dengan metode percobaan, keduanya

berisi kegiatan pengamatan atau observasi. Perbedaannya terletak pada

objek yang diamati. Dalam pengamatan, yang diamati adalah suatu objek

(benda, kegiatan dan lain-lain) yang bersifat alamiah, sebagaimana adanya,

sedang pada percobaan yang diamati adalah suatu objek yang dibuat oleh

pengamat.

4. Metode mengajar kelompok


22

Adalah suatu cara mengajar yang menekankan aktivitas belajar siswa dalam

bentuk kelompok.

5. Meyode latihan / Drill

Adalah suatu metode yang berisi rangkaian kegiatan mengulangi suatu

perbuatan, sampai perbuatan tersebut dikuasai.

Metode latihan atau drill adalah suatu cara mengajar di mana siswa

melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau

keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang

praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina anak dalam

meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan mungkin siswa dapat

memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Sedangkan dalam

blog.wordpress.com metode latihan adalah suatu metode mengajar, dimana

siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaiman cara

membuat sesuatu, bagaiman cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa

manfaatnya dan sebagainya. Penerapan metode Drill .....................Guru harus memilih

latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian

pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Di

dalam latihan pendahuluan guru harus lebih menekankan pada diagnose,

karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat

menghasilkan keterampilan yang sempurna.

Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan

yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan

mana ynag perlu diperbaiki kemudian guru menunjukkan kepada siswa


23

respon/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respon-respon yang salah.

Guru juga perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara

tepat, kemudian diperhatikan kecepatan, agar siswa dapat melakukan kecepatan

atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan, juga perlu

diperhatikan pula apakah respon siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

.......................................................Guru memperhitungkan waktu atau masa latihan yang

agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada

kesempatan lain. Masa latihan itu harus menyenagkan dan menarik, bila perlu

dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada

siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang

baik. ......................................................Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan pro

esensial/yang pokok atau inti, sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang

rendah atau tidak perlu kurang diperlukan. ................................Guru perlu memperhatikan

perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa

masing-masing tersalurkan....................................../ dikembangkan. Maka dalam pelakasanaan lat

guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan.

Dengan adanya langkah-langkah tersebut diatas diharapkan bahwa

latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan

itu.

Adapun keuntungan dari metode driil ini antara lain :

1. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step

akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.
24

2. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh

guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap

kesalahan-kesalahannya.

3. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu

dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan

studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.

4. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran mereka karena

difokuskan kepada satu komponen yang spesifik sehingga siswa dapat

konsentrasi pada suatu kemampuan dalam waktu singkat.

b. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon

yang cepat dan membangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat

menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik serta memungkinkan

tiap individu untukmengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan

beberapa situasi atau problema yang ada.

Dengan adanya berbagai keuntungan dari penggunaan metode drill ini

maka diharapkan bahwa latihan akan benar-benar bermanfaat bagi siswa

untuk menguasai materi tersebut. Serta dapat menumbuhkan pemahaman

untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan

praktek disekolah.

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran kompetensi kerja bangku pada program Keahlian kria kayu

yang mencakup keterampilan dalam penguasaan teknik kerja bangku masih


25

perlu adanya peningkatan agar hasil pembelajaran sesuai dengan kriteria KKM

atau Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu siswa diharuskan mencapai nilai paling

rendah 76.

Untuk merealisasikan peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran

tersebut Guru mata diklat perlu menerapkan metode pembelajaran yang efektif

yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran melalui metode Drill

yang merupakan salah satu metode pembelajaran yang direkomendasikan oleh

para ahli pendidikan untuk mengatasi beragam permasalahan pembelajaran.

Dengan metode Drill nilai materi kompetensi kerja bangku dapat

meningkat secara signifikan dan secara keseluruhan siswa Program Keahlian

kria kayu kelas X dapat mencapai nilai KKM dan bahkan melebihi diatas rata-

rata.. Disamping itu melalui pendekatan di atas akan berdampak terhadap

peningkatan kualitas proses pendidikan sehingga meningkatkan kualitas dan

hasil pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan profesioanl dan

menguasai bidang ilmu yang dididukung dengan sarana yang memadai. Secara

diagram alur kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema kerangka pemikiran

SIKLUS MATERI PRESTASI


I KERJA BANGKU RENDAH

MENGGUNAKAN PRESTASI
SIKLUS METODE DRILL BELAJAR
II MENINGKAT
26

Dari kerangka berpikir yang sudah dijabarkan maka dipandang perlu

dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan prestasi belajar

produktif kompetensi kerja bangku yaitu melalui pembalajaran dengan

menggunakan metode Drill.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diambil dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan

metde Drill maka akan dapat meningkatkan prestasi belajar produktif

kompetensi kerja bangku pada siswa kelas X semester 2 Program Keahlian kria

kayu, Tahun Pelajaran 2013/2014.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini adalah di lembaga pendidikan SMK Negeri 1

Nawangan, pada Pogram Studi Keahlian kria kayu. Setting yang mengambil

lokasi di SMK Negeri 1 Nawangan dipilih karena merupakan tempat dimana

peneliti bertugas yaitu sebagai Guru pada Program Keahlian kria kayu di kelas

X di semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari

sampai dengan bulan Juni 2014 pada semester genap dan disesuaikan dengan

jadwal pelajaran materi kerja bangku yang merupakan salah satu kompetensi

dasar pembelajaran siswa yang harus dikuasai sebelum melanjutkan pada

materi berikutnya.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas X Program Keahlian kria kayuSMK

Negeri 1 Nawangan yang berjumlah 26 orang.

Observer atau pengamat selama proses Penelitian Tindakan Kelas ini

terdiri dari 2 orang Guru Program Keahlian kria kayu.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yaitu materi kerja bangku sebagai variabel bebas dan

Variabel metode Drill sebagai variabel Terikat. Penggunaan variabel terikat

26
27

diharapkan akan meningkatkan hasil dari variabel bebas. Sehingga antar

variabel tersebut perlu dianalisis untuk membuktikan hipotesis dalam PTK ini.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Silabus

Yaitu pedoman pembelajaran yang mencakup Kompetensi Dasar, Indikator,

Nilai Karakter, Materi Pokok Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,

Penilaian, Alokasi, Waktu dan Sumber Belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP)

Yaitu administrasi atau seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

acuan guru dalam mengajar. Dalam penelitian ini Rencana Pelaksanaan

Pemelajaran disusun sebanyak 2 siklus. Masing-masing RPP berisi

kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran

khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa ini dipergunakan untuk pengumpulan data siswa

dalam proses pembelajaran materi kerja bangku

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

Lembar observasi pembelajaran untuk mengamati kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran.

5. Lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas siswa selama

proses pembelajaran.
28

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

model Kemmis dan Taggart. Dimana dalam satu siklus atau putaran terdiri

dari empat komponen, meliputi: Perencanaan (planning), action (tindakan),

observation (pengamatan), dan refleksi..

Penelitian ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Siklus I

dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu 9 jam pelajaran, dan siklus 2 juga 4 kali

pertemuan yaitu 9 jam pelajaran.

Skema prosedur penelitian

F. Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh dari :

1. Evaluasi yang berupa peniliana secara kuantitatif terhadap hasil karya siswa

pada siklus 1.

2. Penilaian karya dilaksanakan pada siklus 2 dengan menggunakan metode

Drill.
29

3. Lembar kegiatan guru yang merupakan hasil pengamatan Observer selama

pembelajaran.

4. Hasil angket siswa mengenai minat dan motivasi terhadap pembelajaran

materi kerja bangku.

5. Foto dokumenter karya hasil pembelajaran dilaksanakan selama 2 siklus.

G. Pengumpulan Data

Adapun metode dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

2. Metode Angket

Data yang diperoleh adalah dalam bentuk tulisan yakni jawaban dari

responden. Metode angket adalah daftar pertanyaan yang diisi oleh sejumlah

subyek dan atas jawaban tersebut kemudian diambil kesimpulan berkenaan

dengan subyek yang diteliti (Suryabrata, 1984:15).

Pengisian angket dalam penelitian ini adalah responden kelas X

Program Keahlian kria kayu semester 2 yang berjumlah 26 siswa. Sebelum

mengisi angket terlebih dahulu peneliti menjelaskan mengenai maksud dan

tujuan pengisian angket.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

langsung terbuka, artinya angket diberikan dan dijawab langsung oleh

responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket telah disediakan pilihan

jawaban.

2. Metode Interview
30

Dari sumber data Person yang bisa memberi jawaban lesan melalui

wawancara atau jawaban tertulis melalui angket (questionaire). Dalam hal

ini peneliti mendapatkan data dengan menyusun beberapa pertanyaan.

3. Metode Dokumentasi

Yaitu peneliti melakukan pengambilan foto penelitian dengan obyek

siswa kelas X program keahlian kria kayu saat proses pembelajaran

berlangsung.

H. Validasi Data

Validitas data dalam Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan teknik

Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data itu yaitu observasi langsung. Dalam memberikan tugas peneliti

mengacu pada silabus yang disusun berdasarkan Silabus Program Keahlian

kria katu hal ini dikarenakan kompetensi yang harus di sampaikan telah

ditetapkan dalam kurikulum.

Validasi data juga dilakukan oleh 2 Observer guru kria kayu SMK Negeri

1 Nawangan yang bertindak untuk mengamati secara langsung dan independen

selama pelaksanaan pembelajaran sehingga data-data yang diperoleh valid dan

dapat dipertanggungjawabkan.

I. Analisis Data

Analisis data untuk mengetahui kualitas dan hasil pembelajaran

digunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil


31

pembelajaran nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II. Sedangkan analisis

data angket pembelajaran Kerja bangku diolah dengan kriteria sabagai

berikut: siswa yang menjawab setuju sekali (SS) diberi skor 4, setuju (S)

diberi skor 3, kurang setuju (KS) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi

skor 1.

Data observasi proses pembelajaran guru dan siswa oleh observer

diolah dengan kriteria sebagai berikut: aktivitas sangat tinggi diberi skor 4,

aktivitas tinggi diberi skor 3, aktivitas sedang diberi skor 2, dan aktivitas

kurang diberi skor 1. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dimasukkan

dalam tabel dan dianalisis dengan penghitungan menggunakan program Exel

sehingga data kuantitatif yang dihasilkan valid dan tepat.

J. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan penelitain pada PTK ini dilihat dari beberapa

komponen antara lain guru dan siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini

dikatakan berhasil apabila hasil evaluasi yang berupa karya kerja bangku

sekurang kurangnya 95 % siswa mengalami ketuntasan belajar. Dengan kata

lain, 95 % seluruh siswa siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 76.

Indikator untuk hasil skor angket yang meliputi minat dan motivasi siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran harus dalam katagori baik. Selain

pencapaian indikator tersebut diatas diharapkan adanya pengembangan


32

kreatifitas yang dapat diimplementaasikan pada benda produk kerja bangku

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh seluruh siswa.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kompetensi Kerja Bangku

Pelaksanaan pembelajaran kompetensi kerja bangku kelas X Program

Keahlian kria kayu SMK Negeri 1 Nawangan pada semester genap Tahun

pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut :

1. Guru membuka pelajaran materi kerja bangku dan mengkondisikan

siswa untuk pembelajaran yang akan dilaksanakan

2. Guru mempersiapkan alat-alat pembelajaran kerja bangku sebagai

alat peraga pembelajaran.

3. Guru memberikan pengantar secara rinci mengenai pembelajaran

materi kerja bangku kepada siswa.

4. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

pembelajaran materi kerja bangku.

5. Guru menjelaskan dan memberi contoh karya kerja bangku dengan

menunjukkan hasil karya melalui layar LCD (Liquid Crystal Display)

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang kurang jelas mengenai materi kerja bangku.

7. Guru membagikan alat dan bahan kepada siswa

8. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat sebuah

karya kerja bangku.

32
33

9. Guru mengawasi kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas

melakukan bimbingan terprogram secara individual kepada setiap siswa.

10. Guru mengevaluasi dan mendiskusikan karya kerja bangku yang

sudah dikumpulkan oleh siswa.

11. Guru memberikan penilaian secara kuantitatif kepada setiap karya

siswa dan mengumumkan pada pertemuan berikutnya.

Selama proses pembelajaran Guru selalu memberikan peringatan-

peringatan tentang keselamatan kerja, ketertiban, kedisiplinan dan kecermatan

agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan lancar serta memperoleh

hasil pembelajaran yang optimal.

B. Hasil Pembelajaran Per Siklus

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran yang

terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP), Silabus, Format

Kegiatan Pembelajaran Guru dan Siswa, dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

b. Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran materi kerja bangku untuk siklus I

dilaksanakan pada bulan Januari s.d Maret semester genap Tahun

Pelajaran 2013/2014 Kelas X Program Keahlian kria kayu dengan jumlah

sampel 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
34

proses belajar mengajar mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar. Setiap siswa diberi tugas untuk membuat karya kerja

bangku dengan bahan yang sudah disediakan oleh sekolah Selama proses

pembelajaran peneliti mengamati dan memberi arahan kepada setiap

siswa. Observer mengamati dan mencatat proses pengajaran yang

dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 9

jam dengan alokasi 1 jam ádalah 45 menit, istirahat 2 kali @ 20 menit.

Pada akhir proses belajar mengajar seluruh karya siswa dikumpulkan dan

diberi penilaian.

Adapun hasil data penelitian siklus I, Tatap muka Ke : 1 dinyatakan

dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1 : Data Nilai Siswa pada pembelajaran siklus 1

NILAI T TT
NO NAMA SISWA
Ketepatan Kons
Ukuran truksi
Finishing Total Rata2
1 Ade Pramono 74 73 73 220 73,3 √
2 Ahmad Zaini
75 80 78 233 77,7 √
Anundita
3 Aji Prasetyo 76 77 77 230 76,7 √
4 Aldi
72 73 75 220 73,3 √
Firmansyah
5 Andri Karista 74 75 73 222 74 √
6 Andrian
75 75 77 227 75,7 √
Prayoga
7 Angga Fajar
77 75 77 229 76,3 √
Mahartoto
8 Anton
75 75 76 226 75,3 √
Wicahyo
9 Arip Widodo 78 77 76 231 77 √
10 Cahyo Setiadi 76 75 78 229 76,3 √
11 Dandi
76 75 79 230 76,7 √
Purniawan
35

12 Dani Irawan 74 75 73 222 74 √


13 Dedi Milala 74 74 76 224 74,7 √
14 Deni Damara 80 78 78 236 78,7 √
15 Deni Wiyanto 81 78 79 238 79,3 √
16 Erwin
80 80 80 240 80 √
Nurdianto
17 Frendi Antoni 74 75 73 222 74 √
18 Ibnu Muhlisin 75 73 75 223 74,3 √
19 Lukman
75 75 75 225 75 √
Ashari
20 Muhammad
76 76 76 228 76 √
Khafid
21 Nur Kholis 73 75 75 223 74,3 √
22 Robbi Priojati 76 76 76 228 76 √
23 Rudiyanto 72 73 75 220 73,3 √
24 Tri Mulyono 75 76 81 232 77,3 √
25 Wahyu Ari
76 76 77 229 76,3 √
Wibowo
26 Wahyu
75 75 76 226 75,3 √
Budianto
Jumlah 1971 17 9

Dari tabel di atas untuk dapat mengetahui nilai rata-rata dan jumlah

prosentase ketuntasan belajar siswa maka dapat dianalisis dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Nilai rata-rata prestasi siswa yaitu :

X=
∑X
∑N
Dimana : X = Nilai rata-rata
ΣX = Jumlah semua nilai siswa
ΣN = Jumlah semua siswa

Maka nilai rata-ratanya adalah : 1971 = 75,8


26

Setelah diperoleh rata-ratanya kemudian dilakukan pengelompokan

hasil belajar siswa berdasarkan skor dengan menggunakan kualifikasi

seperti pada tabel berikut.


36

Tabel 2 : Kualifikasi Hasil Belajar Siswa

Skor Nilai Kualifikasi


86 – 100 A Baik sekali
71 – 85 B Baik
56 – 70 C Cukup
41 – 55 D Kurang
< 40 E Kurang sekali

2) Ketuntasan Belajar yaitu :

P=
∑ Siswa. yang . tuntas . belajar x100 %
∑ Siswa
Maka hasil ketuntasan belajar adalah :
P = 17 x 100 = 65,38 %
26

Nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75,8 dan ketuntasan belajar
mencapai 65,38 % atau ada 17 dari 26 siswa yang sudah tuntas belajar.
Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal nilai rata-
rata kelas sudah mencapai KKM yang sudah ditetapkan oleh Program
Keahlian kria kayu sebesar 76. Namun untuk ketuntasan belajar secara
klasikal belum memenuhi kriteria sebesar 95 % sehingga perlu
dilanjutkan pada siklus ke 2 dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas dan hasil
pembelajaran kompetensi kerja bangku.
3) Pengamatan Observer
Pada siklus 1 untuk evaluasi observer kepada Guru peneliti dapat
disebutkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3 : Skor Pengamatan Observer Siklus 1

Skor
No Aspek Pengamatan Rata
Penilaian Jumlah
rata
1 Proses KBM P1 P2
A. Pendahuluan :
37

1. Membuka pelajaran, salam 3 4 7 3,5


2. Absen, Memotivasi siswa 4 3 7 3,5
3. Mempersiapkan alat bahan 3 4 7 3,5
4. Menyampaikan tujuan KBM 4 3 7 3,5
B. Kegiatan inti :
1. Mendiskusikan dengan siswa 3 4 7 3,5
langkah-langkah yang akan
dilaksanakan selama PBM
2. Menyampaikan materi 3 4 7 3,5
Kompetensi kerja bangku dan
memberi tugas kepada siswa
3. Mengamati dan memberi 3 3 6 3
bimbingan siswa
4. Menjawab pertanyaan siswa
Selama proses pembelajaran 4 3 7 3,5
5. Menerima hasil karya siswa,
Memberi evaluasi, nilai dan 3 3 6 3
masukan pada setiap karya
siswa.

C. Penutup
1. Mengevaluasi kelas selama 3 4 7 3,5
PBM, memberi motivasi dan
menyampaikan materi untuk
tatap muka berikutnya.
2. Menugaskan siswa untuk 3 3 6 3
Mengemas peralatan yang
telah digunakan serta piket
kebersihan kelas sebelum
siswa pulang.
3. Menutup KBM dengan doa 3 4 7 3,5
dan salam
2 Rencana Pelaksanaan Pelajaran 4 3 7 3,5
3 Media Pembelajaran 4 3 7 3,5
4 Pengelolaan Waktu 4 4 8 4
5 Penampilan 4 4 8 4
6 Respon siswa 3 3 6 3
Total Skor 58,5
Total rata-rata 3,44
Rata-rata Skor Kriteria
1 s.d 1,9 : Tidak Baik
2 s.d 2,9 : Cukup Baik
3 s.d 3,5 : Baik
3,6 s.d 4 : Sangat Baik
38

Dari data di atas diperoleh skor yang diberikan oleh Observer yaitu

3,44 yang berarti masuk dalam katagori Baik.

4) Minat dan motivasi Siswa

Tabel 4: Skor angket pembelajaran Siklus I

Jawab
No Butir Pertanyaan 1 2 3 4
TS KS S SS
Minat siswa terhadap pembelajaran
1 7 19
materi Kerja bangku sangat tinggi.
Peralatan pembelajaran materi Kerja
2 5 21
bangku tersedia memadai.
3 Tenaga pendidik sesuai dengan keahlian 3 23
4 Sarana pembelajaran layak dan memadai 2 3 21
Aloksi waktu yang tersedia untuk
5 5 21
pembelajaran materi kerja bangku cukup
Siswa antusias mengerjakan tugas
6 7 19
membuat karya kerja bangku
Kurangnya buku referensi sehingga
7 siswa kurang memiliki pengetahuan 7 6 7 6
pembelajaran materi kerja bangku
Ketrampilan pembelajaran materi kerja
8 bangku bisa dikembangkan menjadi 4 6 5 11
profesi siswa setelah lulus dari sekolah.
Penampilan Guru dalam mengajar
menarik dan memotivasi siswa untuk
9 5 6 15
mengikuti materi pembelajaran kerja
bangku
Media pembelajaran materi kerja
10 bangku sangat relevan dan mendukung 7 9 2 8
pembelajaran

Dari data tabel angket pembelajaran kerja bangku yang sudah didisi
oleh

26 responden pada siklus 1 maka dapat diambil analisis bahwa pada butir

nomor 1, 6, 7, 8, 9 dan 10 untuk kriteria sangat setuju memperoleh skor

dibawah 20 sehingga perlu adanya evaluasi dan perbaikan agar kualitas

pembelajaran pada siklus berikutnya dapat meningkat.


39

3) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh data hasil

pengamatan sebagai berikut:

a) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

c) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung

d) Sarana penunjang pembelajaran materi kerja bangku perlu ditambah

4) Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya. Rekomendasi pada refleksi pada siklus berikutnya yaitu :

a) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk

terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

b) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

c) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

d) Guru perlu menambah sarana penunjang demi keberhasilan kualitas

dan hasil belajar siswa. Oleh karenanya Guru perlu menerapkan

pendekatan pembelajaran yang tepat melalui metode tertentu.

2. Siklus II
40

a. Perencanaan

Berdasarkan kelemahan dalam pembelajaran pada siklus 1 maka dalam

tahap siklus II ini peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran yang

terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP), Silabus, Format

Kegiatan Pembelajaran Guru dan Siswa, dan alat-alat pengajaran yang

mendukung yaitu Lap Top, Kabel VGA, Sound, LCD, Disamping itu

sarana penunjang pembelajaran yaitu Buku-buku referensi dan

peralatan lain yang terkait juga ditambah.

b. Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran materi kerja bangku untuk siklus 2

dilaksanakan bulan April s.d Juni pada semester gasal Tahun Pelajaran

2013/2014 Kelas X Program Keahlian kria kayu dengan jumlah sampel

26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPP siklus 2 yang telah

dipersiapkan. Guru menjelaskan pembelajaran kerja bangku pada siklus

2 dengan menerapkan metode Drill.

Karya kerja bangku siswa yang sudah dibuat pada siklus 1 baik bagi

siswa yang sudah tuntas belajar atau belum dilanjutkan dengan metode

pembelajaran melalui metode Drill.

Selama proses pembelajaran Observer mengamati dan mencatat proses

pengajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran

berlangsung selama 9 jam dengan alokasi 1 jam ádalah 45 menit,

istirahat 2 kali @ 20 menit.


41

Adapun hasil data penelitian siklus 2, Tatap muka Ke 2 dinyatakan

dalam bentuk tabel sebagai berikut

Tabel 5: Nilai Siswa pada pembelajaran siklus 2

NILAI T TT
NO NAMA SISWA
Ketepatan Kons
Ukuran
Finishing Total Rata2
truksi
1 Ade Pramono 79 81 83 243 81 √
2 Ahmad Zaini 85 86 87 258 86 √
3 Aji Prasetyo 87 87 87 261 87 √
4 Aldi F. 80 80 80 240 80 √
5 Andri Karista 80 82 84 246 82 √
6 Andrian P. 85 85 85 255 85 √
7 Angga Fajar 86 86 86 258 86 √
8 Anton W. 84 86 88 258 86 √
9 Arip Widodo 84 84 84 252 84 √
10 Cahyo Setiadi 82 84 86 252 84 √
11 Dandi P. 87 87 87 261 87 √
12 Dani Irawan 80 82 84 246 82 √
13 Dedi Milala 85 85 85 255 85 √
14 Deni Damara 84 84 84 252 84 √
15 Deni Wiyanto 88 88 88 264 88 √
16 Erwin N. 90 90 90 270 90 √
17 Frendi Antoni 80 82 84 246 82 √
18 Ibnu Muhlisin 82 82 82 246 82 √
19 Lukman A. 85 85 85 255 85 √
20 Muhammad K. 82 83 84 249 83 √
21 Nur Kholis 80 81 82 243 81 √
22 Robbi Priojati 83 83 83 249 83 √
23 Rudiyanto 78 80 82 240 80 √
24 Tri Mulyono 85 85 85 255 85 √
25 Wahyu Ari W. 82 84 86 252 84 √
26 Wahyu B. 82 82 82 246 82 √
Jumlah 2184 26

Dari tabel di atas maka nilai rata-rata dan jumlah prosentase ketuntasan

belajar siswa dapat diketahui sebagai berikut :

a) Nilai rata-rata prestasi siswa yaitu :

X=
∑X
∑N
42

Dimana : X = Nilai rata-rata

ΣX = Jumlah semua nilai siswa


ΣN = Jumlah semua siswa

Maka nilai rata-ratanya adalah : 2184 = 84


26

b) Ketuntasan Belajar yaitu :

P=
∑ Siswa. yang . tuntas . belajar x100 %
∑ Siswa
Maka hasil ketuntasan belajar adalah :
P = 26 x 100 = 100 %
26

Nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 84,84 dan ketuntasan belajar
mencapai 100 % atau 26 siswa seluruhnya sudah tuntas belajar. Hasil
ini menunjukkan bahwa pada siklus 2, secara klasikal nilai rata-rata
kelas sudah mencapai KKM yang sudah ditetapkan oleh Program
Keahlian kria kayu sebesar 76. Ketuntasan belajar secara klasikal sudah
memenuhi kriteria sebesar 95 % sehingga tidak perlu dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
c) Pengamatan Observer
Pada siklus 2 untuk evaluasi Observer kepada Guru peneliti dapat
disebutkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6 : Skor Pengamatan Observer Siklus 2

Skor
Aspek Pengamatan
No Penilaian Rata
Jumlah
rata
1 Proses KBM P1 P2
A. Pendahuluan :
1. Membuka pelajaran, salam 4 4 8 4
2. Absen, Memotivasi siswa 4 3 8 4
3. Mempersiapkan alat bahan 4 4 8 4
4. Menyampaikan tujuan KBM 4 3 7 3,5
43

B. Kegiatan inti :
1. Mendiskusikan dengan siswa 4 4 8 4
langkah-langkah yang akan
dilaksanakan selama PBM
2. Menyampaikan materi 4 4 8 4
Kerja bangku dan
memberi tugas kepada siswa
3. Mengamati dan memberi 4 3 7 3,5
bimbingan siswa
4. Menjawab pertanyaan siswa
Selama proses pembelajaran 4 4 8 4
5. Menerima hasil karya siswa
dan memberi evaluasi 4 4 8 4

C. Penutup
1. Mengevaluasi kelas selama 4 4 7 3,5
PBM, memberi motivasi dan
menyampaikan materi untuk
tatap muka berikutnya.
2. Menugaskan siswa untuk 4 4 8 4
Mengemas peralatan yang
telah digunakan serta piket
kebersihan kelas sebelum
siswa pulang.
3. Menutup KBM dengan doa 4 4 8 4
dan salam
2 Rencana Pelaksanaan Pelajaran 4 4 8 4
3 Media Pembelajaran 4 4 7 3,5
4 Pengelolaan Waktu 4 4 8 4
5 Penampilan 4 4 8 4
6 Respon siswa 4 4 8 4
Total Skor 66

Total rata-rata 3,88

Rata-rata skor Kriteria


1 s.d 1,9 : Tidak Baik
2 s.d 2,9 : Cukup Baik
3 s.d 3,5 : Baik
4 s.d 40 : Sangat Baik
44

Dari data di atas diperoleh skor yang diberikan oleh Observer yaitu 3,44

yang berarti masuk dalam katagori Sangat Baik.

d) Skor hasil angket pembelajaran

Tabel 7 : Skor angket pembelajaran siklus II

Jawab
No Butir Pertanyaan 1 2 3 4
TS KS S SS
Minat siswa terhadap pembelajaran
1 materi Kerja bangku dengan metode 26
Drill sangat tinggi.
Peralatan pembelajaran materi Kerja
2 2 24
bangku tersedia memadai.
3 Tenaga pendidik sesuai dengan keahlian 1 25
4 Sarana pembelajaran layak dan memadai 2 24
Aloksi waktu yang tersedia untuk
5 3 23
pembelajaran materi kerja bangku cukup
Siswa antusias mengerjakan tugas
6 membuat karya kerja bangku dengan 2 24
metode Drill
Kurangnya buku referensi sehingga
7 siswa kurang memiliki pengetahuan 1 25
pembelajaran materi kerja bangku
Ketrampilan pembelajaran materi kerja
8 bangku bisa dikembangkan menjadi 1 25
profesi siswa setelah lulus dari sekolah.
Penampilan Guru dalam mengajar
dengan metode Drill menarik dan
9 2 24
memotivasi siswa untuk mengikuti
materi pembelajaran kerja bangku
Media pembelajaran materi kerja
10 bangku metode Drill sangat relevan dan 2 24
mendukung pembelajaran

Dari data tabel angket pembelajaran kerja bangku yang sudah didisi
oleh

26 responden pada siklus 2 maka dapat diambil analisis bahwa seluruh

butir pertanyaan untuk kriteria sangat setuju memperoleh skor diatas 20


45

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pembelajaran pada

materi kerja bangku meningkat secara signifikan.

3. Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran materi kerja bangku pada siklus 2 menunjukkan

peningkatan yang memuaskan. Hasil karya kerja bangku melalui metode

Drill ternyata memunculkan hasil karya kerja bangku yang inovatif dan

estetis.

Hasil pengamatan Observer pada siklus 2 sebagai berikut :

a) Guru sudah terampil dalam memotivasi siswa dan sudah ebih jelas

dalam menyampaikan deskripsi mengenai pembelajaran kerja bangku.

b) Guru dalam memberikan arahan dan bimbingan sudah meliputi seluruh

siswa.

c) Guru sudah lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif yaitu melalui

metode Drill sehingga siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih

antusias.

4. Refisi

Oleh karena pada pembelajaran siklus 2 sudah mencapai hasil yang optimal

maka tidak direfisi dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dalam rangka meningkatkan

kualitas dan hasil pembelajaran kompetensi kerja bangku pada siswa Program

Keahlian kria kayu di SMK Negeri 1 Nawangan maka dapat diambil

simpulan yaitu : Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembelajaran

kompetensi kerja bangku pada siklus I, secara klasikal yang sudah tuntas

belajar sebesar 65,38 % dengan nilai rata-rata kelas 75,8 sehingga untuk

ketuntasan belajar perlu dilanjutkan pada siklus II. (2) Pengelolaan

pembelajaran oleh guru berada pada kategori BAIK (3) Kualitas dan hasil

pembelajaran melalui penerapan metode Drill pada pembelajaran siklus II

menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Pada siklus II tersebut seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar

sebesar 100 %, bahkan nilai rata-rata kelas diatas KKM 75 yaitu 84.

Disamping itu pengelolaan dalam pembelajaran oleh guru sekaligus sebagai

peneliti memperoleh skor SANGAT BAIK. Dengan demikian hipotesis yang

sudah dirumuskan terbukti benar dan valid yaitu pembelajaran dengan metode

Drill dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran kompetensi kerja

bangku pada siswa kelas X Program Keahlian kria kayu SMK Negeri 1

Nawangan Tahun Pelajaran 2013/2014.

46
47

B. Saran-saran

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan hasil belajar kompetensi kerja

bangku program keahlian kria kayu SMK Negeri 1 Nawangan seluruh Guru

diharapkan untuk senantiasa mengembangkan beragam metode pembalajaran

dan meningkatkan wawasan pengetahuan sesuai dengan bidang ilmu dan mata

pelajaran yang diampunya. Sarana pendukung pembelajaran perlu diupayakan

ada peningkatan baik dalam hal jumlah maupun kualitasnya sehingga siswa

akan lebih mudah dalam mencari referensi guna menunjang hasil belajarnya.

Sekolah sebagai pihak penentu kebijakan diharapkan lebih peduli

terhadap pembelajaran di semua Program Keahlian agar segala kegiatan

akademik dapat terlaksana secara optimal sehinggga tujuan lembaga

pendidikan yang tersurat dalam Misi dan Visi dapat terealisasi dengan baik.

.
48

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru
Algensindo.

Enget. DKK, 2008, Kriya Kayu Untuk SMK Jilid 1, Jakarta : Direktorat
Pembinaan SMK.

Enget. DKK, 2008, Kriya Kayu Untuk SMK Jilid 2, Jakarta : Direktorat
Pembinaan SMK.
Fitriana Elitawati .2002. Manfaat Tujuan Dalam Proses Belajar Mengajar.
online :http://www.infodiknas.com/manfaat-tujuan-pembelajaran-khusus-
dalam-proses-belajar-mengajar/.
Hamzah B. Uno.2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamalik Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Martono, Budi, 2008, Teknik Perkayuan Jilid 1, Jakarta : Direktorat Pembinaan


SMK.

Martono, Budi, 2008, Teknik Perkayuan Jilid 2, Jakarta : Direktorat Pembinaan


SMK.

Suharsimi Arikunto, 1987. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:


PT Bima Karya

Saifudin Azwar. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi. Jogyakarta: Pustaka


Pelajar.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai