Anda di halaman 1dari 18

MUSEUM GMIM

DI TOMOHON
BEHAVIORISME
SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN
OLEH
EUNIKE FENITA MACARAU
NRI 090212044
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Museum merupakan suatu tempat yang menyimpan
benda - benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata.
Apresiasi masyarakat terhadap museum masih
dirasakan kurang, kemungkinan tingkat pemahaman
masyarakat tentang museum masih sempit. Tidak
jarang mereka memandang bahwa museum adalah
sebuah bangunan yang di dalamnya tersimpan benda
kuno yang tidak bermanfaat.
Museum GMIM di Tomohon, dengan tema
Behaviorisme sebagai pendekatan desain
diangkat sebagai judul perancangan Tugas akhir
untuk menjawab permasalahan bagi kebutuhan
dari setiap perilaku manusia terhadap lingkungan
guna mendapatkan titik nyaman yang mampu
mewadahi kebutuhan setiap pemakai dalam
Museum GMIM, sehingga dapat membentuk
perilaku masyarakat untuk tetap meningkatkan
iman kepercayaan khususnya bagi umat Kristen.
2. Identifikasi Masalah & Rumusan Masalah
Identifikasi Masalah:
Belum adanya tempat yang representative;
Masyarakat belum memahami tentang museum;
Lokasi peninggalan sejarah GMIM tersebar di
berbagai tempat. Banyak masyarakat yang belum
mengetahui peninggalan-peninggalan sejarah
GMIM; Masyarakat belum merespons untuk
pengadaan Museum.
Rumusan masalah:
Bagaimana behaviorisme masyarakat lebih
khusus warga GMIM terhadap museum GMIM
3. Maksud & Tujuan
Memberikan usulan/masukan kepada GMIM
agar bisa membangun sebuah Museum GMIM
di Tomohon yang representatif dengan
mengacu pada behaviorisme. Bertujuan untuk
menyediakan Gedung yang representative
sebagai wadah memfasilitasi peninggalan
sejarah GMIM.
4. Lingkup Arsitektural, Skala Pelayanan, & Batasan Perancangan

Lingkup Arsitektural. Perancangan Museum GMIM direncanakan berdasarkan


terapan-terapan dan disiplin yang ada dalam ilmu arsitektur, pendekatan
tema behaviorisme menekankan tentang desain kebutuhan manusia,
perkiraan aktivitas, dan bagaimana manusia bergerak dalam lingkungannya
secara fungsional, rasional, ekonomis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Skala Pelayanan. Wadah ini dapat melayani masyarakat pada umumnya, juga
masyarakat Kristen Protestan dari berbagai kelompok organisasi gereja,
khususnya anggota jemaat GMIM.
Batasan Perancangan. Pembahasan mengacu pada pemahaman konsep
“behaviorisme sebagai pendekatan desain”, objek ditekankan pada
pengorganisasian ruang dalam, ruang luar. Lokasi objek rencangan berada
di Kota Tomohon. Kepemilikan serta manajemen objek rancangan ditangani
oleh Organisasi GMIM.

5. Pendekatan Perancangan
 Pendekatan melalui kajian tipologi objek, Pendekatan melalui
kajian tapak dan lingkungannya, Pendekatan tematik
(behaviorisme sebagai pendekatan desain).
BAB 2
DESKRIPSI OBJEK PERANCANGAN
Pengertian & Pemahaman Objek Perancangan
Museum. Menurut Definisi International Council of Museums/
Organisasi Permuseuman Internasional, Museum adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang
memperoleh, merawat, mengkomunikasikan dan memamerkan untuk
tujuan pendidikan, studi dan kesenangan, benda-benda pembuktian
kemanusiaan dan lingkungannya (Ali Sutaarga, Pedoman
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, 1983)
GMIM.
Singkatan dari Gereja Injili di Minahasa, yang merupakan Salah satu
kelompok agama Kristen protestan di Sulawesi Utara.
Tomohon.
Nama Kota di Propinsi Sulawesi Utara
Prospek dan Fisibilitas Objek

Prospek
Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk merawat dan
melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah khususnya sejarah
GMIM. Menciptakan ruang fungsional yang nantinya akan lebih
memaksimalkan ekstensi objek sebagai Museum GMIM yang ada
di Tomohon. Menarik perhatian umat Kristen yang ada di Luar
daerah maupun di Mancanegara untuk datang ke Tomohon
melihat dan belajar akan peninggalan-peninggalan bersejarah dari
GMIM.

Fisibilitas Objek
Objek ini dinilai berfungsi secara eksis dalam artian akan
selalu terpakai karena didukung GMIM sebagai salah satu
organisasi Kristen yang terstruktur di Sulawesi Utara.
Lokasi dan Tapak
Lokasi berada di Kelurahan Talete II, kecamatan
Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Propinsi
Sulawesi Utara. Tapak dipilih berdasarkan
kebutuhan perancangan, baik dari segi tema,
objek dan juga pertimbangan lain.
Studi Komparasi Objek
- Museum Katedral di Jakarta
- Museum San Juan De Parish Filipina
BAB 3
TEMA PERANCANGAN
1. Asosiasi Logis Tema dan Objek Perancangan
Pendekatan Behaviorisme sebagai desain dalam Arsitektur sebagai
konsep utama dalam perancangan ini adalah diterapkan atau
ditransformasikan nilai-nilai behaviorisme yang dikonfigurasikan
dengan Museum GMIM sehingga menghasilkan perancangan yang
dapat mengarahkan perilaku manusia pada nilai-nilai positif dari
Museum GMIM.
2. Kajian Tema Secara Teoritis
Menurut John Locke (1632-1704), pada waktu lahir manusia tidak
mempunyai ‘warna mental’. Warna ini didapat dari pengalaman.
Pengalaman adalah salah satunya jalan kepemilikan pengetahuan. Ide
dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis,
seluruh, perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan
oleh pengalaman indrawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan
disebabkan oleh perilaku masa lalu.
3. Studi Pendalaman Tematik
Terdiri dari: Ukuran, Perabot Dan Penataan,
Suara Temperatur dan Pencahayaan, dan warna.
4. Strategi Perancangan Tematik
Pendalaman rancangan yang diambil dalam
perancangan ini merupakan konfigurasi antara museum
dan behavior.
BAB 4
ANALISIS PERANCANGAN
Analisis Perencanaan, Analisis Lokasi, Analisis Gubahan Bentuk &
Ruang Arsitektur, Struktur & Utilitas
Pada Analisis perencanaan ini terdapat pengidentifikasian
kegiatan dan para pelaku yang terdapat di Museum GMIM
tersebut. Analisis Lokasi antara lain pemilihan lokasi, sirkulasi,
view, kebisingan, aksesbilitas, curah hujan & zoning. Analisis
gubahan bentuk yg cocok adalah segi empat & lingkaran dgn
pengkondisian ruang a.l. pencahayaan & penghawaan. Dan
analisis perancangan struktur & utilitas.
BAB 5
KONSEP UMUM PERANCANGAN

Kriteria Kualitas Perancangan


 Dasar perencanaan dan perancangan objek Museum
GMIM diharapkan dapat memperoleh suatu bentukan
yang ditunjang oleh konteks Arsitektur yang memiliki
ciri spesifik sesuai dengan makna Museum, sehingga
mencerminkan keindahan, kekokohan, dan memiliki
fungsi.
KONSEP DASAR TERAPAN

 - Konsep View
 - Konsep Vegetasi

 - Konsep Kebisingan

 - Konsep Zoning
PROSES PERANCANGAN

Melalui acuan proses desain John Zeisel yang melihat proses perancangan
sebagai sebuah tahapan yang tidak membatasi permasalahan. Cara yang paling
efektif dan dianggap tepat dalam proses perancangan Museum GMIM di
Tomohon ini dengan bertemakan behaviorisme. Fase pertama dengan mengkaji 3
aspek yaitu studi komparasi, mengkaji tema yang berkaitan denga studi
komparasi, dan juga lokasi tepat yang didukung dari berbagai analisa. Fase
kedua dikenal dengan sebutan (siklus Image-Present-Test) sebagai proses kreatif
untuk menghasilkan ide-ide rancangan dari Museum GMIM
GAGASAN AWAL PERANCANGAN
HARAPAN : SEMOGA MENDAPATKAN MASUKAN –MASUKAN
YANG KREATIF DAN EFEKTIF
TUHAN YESUS
MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai