Anda di halaman 1dari 15

DISUSUN OLEH

NAMA :ASRINA SAWAL


NIM :105010084
KELAS :III C
TINJAUAN TEORI
HIPERTENSI ESSENSIAL
A. Definisi.

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan


sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120
mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah
peningkatan Tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 MmHG (Luckman
Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih.
(Barbara Hearrison 1997) Dari ketiga definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg
dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi Esensial adalah suatu kondisi dimana
terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari
gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang
pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan
kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan
pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi.
Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau
kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit
tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang
olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
B. Diagnosis
Secara umum seseorang dikatakan menderita
hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi
140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah
tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam
pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah
tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot
darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).
Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah,
sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal, dan lain-lain.
C. Penyebab.
Penyebabnya tidak diketahui namun banyak factor
yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
Penggunaan obat-obatan seperti golongan
kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon,
termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)
secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan
darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi
dikarenakan tembakau yang berisi nikotin.
D. Gejala
Sampai ia telah mencapai tingkat yang
sangat tinggi - biasanya 180/110 mmHg,
adatidak ada gejala bahwa tekanan darah
dibesarkan - tetapi ketika itu telah meningkat
gejala mungkin termasuk sakit kepala yang
berlangsung selama beberapa hari,
mual,pusing, ngantuk, penglihatan kabur, atau
penglihatan ganda, nosebleeds, irregular
heartbeat(berdebar-debar), atau sesak napas.
Siapa pun yang mengalami salah satu gejala-
gejala ini harus melihat dokter mereka
sesegera mungkin.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan
atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis
kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus
Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di
dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan
Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga
banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot
(satu telur), apabila salah satunya menderita
Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya
Hipertensi.
F. Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola
makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.
Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan
mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam
meningkatkan resiko Hipertensi walaupun mekanisme
timbulnya belum diketahui pasti.
G. Penatalaksanaan Hipertensi
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan
pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik
(spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur
dapat memperlancar peredaran darah sehingga
dapat menurunkan tekanan darah.
Pengobatan hipertensi secara garis besar
dibagi menjadi 2 jenis yaitu: Pengobatan non obat
(non farmakologis) Dan Pengobatan dengan obat-
obatan (farmakologis).
 Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat
mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan
farmakologis menjadi tidak diperlukan atau
sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada
keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan,
pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai
pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan
yang lebih baik.
1) Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
• Kandungan garam (Sodium/Natrium)
• Kandungan Potasium/Kalium
• Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
JENIS TEKANAN NADI UDEMA PROTEIN GEJALA
HIPERTENSI DARAH URINE LAIN

HIPERTENSI ≥ 140/90 Takikardi Negatif Negatif


ESSENSIAL mmHg

HIPERTENSI ≥ 140/90 Normal Negatif Negatif


GESTASIONAL mmHg
PREEKLAMPSIA Sistolik 140- Takikardi Positif Positif
160 mmHg
Diastolik 90-
110 mmHg
EKLAMPSIA >160/140 Takikardi Positif Positif Kejang,
mmHg Sesak,
Demam
PENDOKUMENTASIAN

S: Riwayat penyakit tekanan darah tinggi.


•Berdebar- debar
•Pusing
•Penglihatan kabur
•Mual
•HPHT :
O:
Keadaan umum : keadaan emosional: tidak stabil
Kesadaran : Composmentis
TTV: TD : sistol ≥140 diastol ≥ 90 mmHg, N: Takikardia, S: normal,
R:Normal
Berat badan sebelum hamil:
Berat badan sekarang :
HPHT :
TP :
UK : < 20 minggu
Protein urine : (-) oedema (-)
Pasien tampak gelisah
Leopold I : TFU sesuai usia kehamilan
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
A: Ny..... Dengan Hipertensi essensial
P:
•Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya ,
keadaan emosional: tidak stabil, TD: tinggi mmhg N: cepat , S: normal
R: normal , keadaan fisik:... , keadaan janin:.... , DJJ:.... .ibu dan
keluarga
•Menganjurkan Ibu untuk tidak banyak fikiran agar keadaan ibu stabil
dan mengajurkan keluarga untuk memberikan dukungan sosial/moral
pada ibu. ibu dan keluarga mengerti dan mau melakukan anjuran.
•Menganjurkan ibu untuk banyak istrahat, jangan terlalu banyak
beraktifitas agar kerja jantung tidak berat. Ibu mau melakukan
anjuran.
•Menganjurkan ibu untuk mengurangi asupan natrium seperti makanan-
makan asin, yang banyak mengandung garam, misalnya : ikan asin,
daging dan keju, camilan asin, masakan yang asin lainnya, karena
makanan yg banyak mengandung natrium dapat meningkatkan tekanan
darah. Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran.
•Menganjurkan ibu untuk memperbanyak asupan kalium seperti buah-
buahan (semangka,alpukat,melon) dan sayuran (buar pare,labu
siam,mentimun, lidah buaya,seledri,dan bawang putih) karena dapat
membantu penurunan tekanan darah, ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran.
•Menganjurkan ibu untuk melakukan relaksasi seperti meditasi, dan
yoga karena dapat mengontrol sistem saraf dan akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah, ibu mengerti dan mau melakukan anjuran
bidan.
•Memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada
kehamilan seperti pandangan kabur, bengkak pada wajah dan jari-jari
,pusing yang hebat, ibu mengerti dan lebih waspada dengan tanda-
tanda bahaya yang di jelaskan.
•Menganjurkan ibu untuk memeriksakan dirinya ke dokter
kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian
terapi. Ibu mengerti anjuran bidan dan mau memeriksakan
dirinya ke dokter.
•Menganjurkan kepada ibu untuk menghindari stress, karena
dapat memicu peningkatan tekanan darah. Ibu mengerti dan
mau melakuan anjuran
•Menganjurkan ibu untuk datang kembali 1 minggu
kemudian,untuk mengetahui perkembangan, ibu mengerti
dan mau melakukan anjuran
•Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
asuhan pada SOAP. Pendokumentasian telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah A, Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV
(Patologi Kebidanan).Purwakarta :Trans Info Media, Jakarta.
Purwaningsih Wahyu, dkk. 2010. ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS. Nuha Medika: Jakarta
http://www.g-excess.com/4618/hipertensi-esensial-
komplikasi-dan-penyulit-dalam-kehamilan/

Anda mungkin juga menyukai