Anda di halaman 1dari 16

Gangguan dalam Perkembangan

Jiwa Keagamaan
Disusun Oleh:
1. Mefrian Anwar (1601010154)
2. Novita Kurniasih (1701010156)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Daftar Isi
01 Faktor Internal

02 Faktor Eksternal

03 Fanatisme dan Ketaatan


Hereditas (Keturunan)
H

K TU

KJ
Faktor Internal

N
O
Di dalam diri mahluk hidup terdapat unsur kimiawi yang
membentuk mahluk hidup. Manusia sebagai mahluk

I
T
hidup juga memiliki DNA. Genotip yang merupakan sifat

A
dasar yang meskipun dipengaruhi lingkungan, namun
1. Hereditas

T
tidak akan jauh menyimpang. Fenotip merupakan

N
karakteristik terlihat yang dimiliki setiap orang misalnya

E
warna kulit, warna mata, dan lainnya. adapun fakta dari

S
temuan-temuan yang dikemukakan para ahli adalah

E
manusia memiliki sifat turunan yang baka.

R
P
Faktor Internal

N
O
Jiwa keagamaan bukanlah sesuatu yang secara

I
langsung diturunkan sebagai faktor bawaan. Ia terbentuk

T
dari kolaborasi berbagai unsur yang mencakup kognitif,

A
1. Hereditas afektif, dan konatif. Di dalam Islam telah dikenalkan

T
mengenai makanan yang dikonsumsi seseorang dapat

N
E
berpengaruh kepada sikapnya. Selain itu, Rasul juga

S
menganjurkan untuk memilih pasangan yang baik

E
sehingga dapat memberikan keturunan yang baik pula.

R
P
Faktor Internal
3. Kepribadian
Pendekatan tipologis dan karakterisiologis memberikan
arahan mengenai unsur-unsur yang bersifat tetap dan unsur-
unsur yang dapat berubah yang kemudian dapat membentuk
kepribadian manusia. Unsur bawaan merupakan unsur yang
bersifat tetap, karakter merupakan sesuatu yang dpaat
diubah.
Unsur bawaan akan memberikan ciri khas pada tiap diri
seseorang. Dalam hal ini kepribadian merupakan identitas
diri seseorang yang merupakan ciri-ciri yang
membedakannya dengan orang lain. Normalnya, tiap
individu memiliki perbedaan dalam hal kepribadian dan hal
ini akan berdampak pada perkembangan jiwa
keagamaannya.
Sigmund Freudd di dalam model
psikodinamiknya mengemukakan gangguan
kejiwaan ditimbukan oleh adanya konflik yang
tertekan di dalam alam ketidaksadaran manusia.
Konflik akan menjadi sumber dari kejiwaan yang
abnormal.Selain itu, fungsi tubuh, faktor genetik,
penyakit, sistem syaraf juga mempengaruhi Kondisi Kejiwaan
terhadap perkembangan kejiwaan manusia. Melalui
pendkeatan eksistensial juga menambahkan bahwa
dominasi pengalaman kekinian manusia turut
mempengaruhinya. Dapat disimpulkan bahwa sikap
manusia ditentukan oleh rangsangan lingkungan
yang dihadapinya.
Faktor Internal
Tingkat Usia
Penelitian menujukkan bahwa tingkat usia memperngaruhi
perkembangan agama pada anak-anak. Perkembangan
tersebut dipengaruhi juga oleh perkembngan dari segi
kejiwaan seperti perkembangan berpikir.
Pada usia remaja, ia akan mengalami konflik kejiwaan yang
akan mempengaruhi terjadinya konversi agama yang
dianutnya.
Faktor Eksternal

Lingkungan Keluarga Lingkungan Institusional

Lingkungan Masyarakat
Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi


seorang manusia. Keluarga menjadi tempat pertama
bagi individu bersosialisasi. Menurt Sigmund Freud,
perkembangan jiwa keagamaan anak akan dipengaruhi
oleh bagaimana ia mencitrakan sosok ayahnya. Apabila
ayah bersikap baik maka anak akan belaku demikian
pula, serta hal ini berlaku sebaliknya.
Lingkungan Keluarga

Islam sudah menyadari mengenai pengaruh kedua orang tua


dalam perkembangan jiwa keagamaan anak. Orang tua
memiliki beban dan tanggung jawab untuk dapat memberikan
hal-hal berbau agama. Misalnya saja, pada awal kelahirannya
sang anak diazankan, memberi nama yang baik, melakukan
aqiqah, dan lain sebagainya. Keluarga dipandang sebagai
faktor terbesar yang mempengaruhi perkembangan jiwa
keagamaan seorang anak.
Lingkungan Institusional

Lingkungan institusional dapat berupa sekolah maupun organisasi.


Sekolah memberikan pengaruh dalam hal membantu anak
mengembangkan kepribadian yang dimilikinya. Singgih D. Gunarsa
mengemukakan bahwa pengaruh dari sekolah dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu “kurikulum dan anak, hubungan guru-muris, dan
hubungan antar anak”. Ketiga kelompok tersebut berpengaruh terhadap
perkembangan jiwa keagamaan anak. Ketiga kelompok tersebut sudah
menyiratkan unsur-unsur yang menopang dalam pembentukakn
kepribadian anak, seperti disiplin, tekun, sabar, simpati, sosiabiliti,
toleransi, keadilan, keteladanan, dan kejujuran. perlakuan dan
pembiasaan pembentukan sikap-sikap tersebut merupakan dalah satu
tugas dari didakannya pendidikan sekolah.
Lingkungan Masyarakat

Masyarakat memiliki aturan dan norma sendiri-sendiri yang


membentuk suatu kehidupan beradab. Setiap bagian dalam
masyarakat harus menaati dan ebrusaha menyesuaikan tingkah laku
mereka dengan aturan serta norma yang ada. Apabila hal ini dilakukan
oleh semua warganya maka diharapkan kehidupan bermasyarakat
tersebut akan damai. Lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi
sendiri-sendiri akan memberikan pengaruh kepada jiwa keagamaan
individu. Misalnya saja seorang anak di dalam suatu masyarakat yang
memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh baik kepada
kondisi keagamaan anak tersebut.
Fanatisme berasal dari bahasa Latin
“fanaticus” (ekstasi, antusiasme,
menggebugebu), “fanum” (tempat suci,
kuil, tempat pemujaan), dan “fano”
(pengabdian).Berdasarkan terminologi,
Fanatisme fanatisme dapatdiartikan sebagai
pengabdian pada tempat suci atau kuil
dan secara antusias dan menggebu-gebu.Para
pakar psikologi kemudian merumuskan
Ketaatan kembali definisi fanatisme, yaitu usaha
untuk mengejar atau mempertahankan
sesuatu dengan cara-cara yang ekstrem
dan penuh hasrat, melebihi batas
kewajaran.
Karakter terebentuk oleh adanya pengaruh
dari lingkungan yang membentuk kepribadian,
aspwk emosional dipandang sebagai
pemegang kunci dan unsur yang paling
dominan. Fanatisme dan ketaatan merupakan
Fanatisme produk dari aspek emosional tersebut. Apabila
unsur emosional yang tinggi mempengaruhi
keyakinan beragama yang berujung pada
dan pembenaran spesifik yang dianut oleh kaum
fanatis. Sifat fanatisme ini akan merugikan
Ketaatan dikarenakan ia akan menutup pintu-pintu
rasional serta emosionalnya dengan
keyakinan penuh dan memandang yang
berbeda dengannya adalah orang yang tealah
mengambil jalan yang salah. Adapun ketaatan
akan membuat arahan kepada seseorang
untuk mengamalkan ajaran agamanya.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai